Share

16. Telpon Penuh Haru

Aku melonjak girang melihat nama terpampang dilayar full dengan gambar.

"MasyaAllah, Papa, Mama. Kangen kalian, apa kabarnya?" ucap Fitri terharu, dia merindukan kedua orangtuanya. Mereka lama tidak berkumpul bersama keluarga dari Fitri, tepatnya sudah tiga bulan tak pernah menginap.

"Papa kangen kalian juga, ... cucu-cucuku apa kabarnya? Besan, apa kabarnya? Ternyata anak manjanya Papa lagi berbahagia, Alhamdulillah firasat yang Mama maksud tidak benar, Mah. Lihat betapa bahagianya anak kita," seloroh Papa.

"Iya dong, Pa. Hidup hanya sekali jadi harus dinikmati, harus bahagia ya kan, Pak?"

"Selalu ya kamu minta pembelaan sama Bapakmu, Papamu sudah dilupakan, ini Mama pengin ikutan katanya, Mamamu murung sejak hari Sabtu sampai malam ini, nggak nafsu makan. Sudah lihat sendiri kan, Mah. Anak kita baik-baik saja, mereka terlihat sangat bahagia. Habis ini mama harus makan yang banyak," ucap Papa panjang lebar. Deg ... anakmu tidak dalam keadaan baik-baik saja Papa, tidak seperti yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status