Share

29. Menyesal?

"Astaghfirullah, Indah. Aku tidak mengerti dengan ucapan kamu. Kamu begitu pedulinya dengan ucapan tetangga. Berhentilah bersikap konyol, Indah. Hidupmu tidak akan bahagia jika caramu menjalaninya seperti ini,"

"Mas, aku tidak peduli. Mau motor baru tapi tidak dengan menjual mobil kamu. Aku nggak mau di hina terus menerus oleh tetanggaku. Aku bosan hidup dalam kekurangan, Mas!" Akram semakin mengepalkan tangannya. Ia sangat kesusahan mengontrol emosinya jika berurusan dengan Indah, tapi percuma juga berdebat dengan Indah yang pemikirannya selalu egois, selalu mementingkan apa kata orang lain. Akram keluar dari kamarnya membiarkan istrinya meraung dengan tangis pilunya, berjalan gontai dan tiduran di sofa usang milik mertuanya. Akram sangat malu dengan tetangganya, bersama Fitri tak pernah sekalipun bertengkar konyol seperti ini. Dia meratapi penyesalan poligami dengan cara salah, imbasnya sangat banyak. Syifa gadis cerdas, penurut sudah mendapat bentakan darinya. Netra Akram tak sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tika lia
Bonus gundulmu...ahahaaa gundul itu kepala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status