MasukBagaimana jadi nya jika Zahira diajak kembali menikah oleh mantan suami nya Zayyan yang sudah menalak tiga Zahira , tentu dalam hukum agama Zahira harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain. Namun siapa sangka Zahira yang menikah dengan Adnan yang awalnya Zahira niatkan agar bisa kembali pada mantan suami nya itu justru malah bisa meluluhkan hati Zahira. Zahira malah jatuh cinta pada Adnan dan mengurungkan niat nya rujuk dengan mantan suami nya Zayyan , namun Zayyan tak terima ia bertekad untuk menghancurkan rumah tangga Zahira dan Adnan , akan Zayyan rebut kembali Zahira dari Adnan .
Lihat lebih banyakDi balkon kecil yang diterangi cahaya temaram, Adnan mengisyaratkan Zahira untuk bergabung dengannya. Tak lama, ia muncul dengan segelas jus di tangan, langkahnya tenang saat menyerahkan minuman itu pada Adnan. Dengan gerakan sederhana namun penuh perhatian, ia menghirup jus segar yang dingin, tidak ada jejak asap rokok atau aroma kopi yang biasanya mengisi udara malam. Hanya kesegaran buah yang menyatu dengan kesejukan malam.Keheningan menyelimuti mereka, sesekali angin malam menyapu lembut wajah Zahira, membuat rambutnya sedikit bergetar. Di antara desah angin yang lembut, tak ada suara lain. Tapi keheningan itu tak terasa canggung, melainkan penuh arti, seakan mereka berdua terhubung dengan cara yang lebih dalam tanpa perlu kata-kata.Akhirnya, Adnan meletakkan gelasnya di meja kecil di sampingnya. Dengan tatapan penuh kasih, ia menoleh pada Zahira, suaranya memecah keheningan, membawa percakapan yang sudah lama ingin ia mulai.“Gimana betah gak di Ban
Zahira masih bersandar di tempat tidur, matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan adegan film yang sejak tadi ia tonton. Sesekali ia membenarkan posisi duduknya, mencoba mencari kenyamanan di antara tumpukan bantal. Angin sore yang sejuk menyelinap masuk melalui celah jendela, membuat suasana kamar semakin tenang.Namun, ketenangan itu tiba-tiba buyar ketika terdengar suara mesin mobil berhenti di halaman. Telinga Zahira menangkap bunyi yang familiar—mobil yang ia tahu benar adalah milik Adnan. Matanya langsung teralih dari layar, alisnya mengerut. "Jam tiga?" gumamnya, kebingungan. Pagi tadi, Adnan bilang akan pulang sekitar jam enam, tapi kini sudah ada di rumah lebih awal.Kaget bercampur dengan rasa gugup menyerbu dadanya. Sekilas, Zahira melirik ke arah dapur yang kosong, belum ada tanda-tanda kegiatan masak-memasak di sana. Ia teringat bahwa sejak tadi ia hanya sibuk menonton, membiarkan waktu berlalu tanpa memikirkan apa yang harus disiapkan untuk Adnan. Buru-buru ia m
Cahaya pagi baru saja merayap masuk melalui celah tirai ketika Zahira, dengan gerakan pelan, merebahkan tubuhnya kembali di atas ranjang. Udara segar selepas Subuh terasa nyaman, namun kepalanya masih dipenuhi oleh perasaan yang bergejolak. Selimut ditariknya hingga menutupi setengah wajah, mencoba meredam kegelisahan yang sempat membuatnya terjaga semalaman.Bagi Zahira, jarak antara mereka terasa begitu dekat, meskipun tak ada sentuhan. Hal itu justru membuat dadanya terasa sesak. Meskipun sudah beberapa hari berlalu sejak pernikahan mereka, Zahira masih merasakan ketidaknyamanan yang sulit diabaikan.Ia memejamkan mata, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, bayangan semalam—saat Adnan berbaring hanya beberapa inci darinya—terus menghantui. Setiap gerakan kecil dari Adnan, bahkan hanya desah napasnya, membuat tubuh Zahira kaku. Ia belum terbiasa dengan kehadiran Adnan di sampingnya, rasa risih itu masih kuat, meski ia tak ingin mengakuinya.Zahira menghela napas panjang di bawah sel
Setelah delapan jam perjalanan yang melelahkan, Adnan dan Zahira akhirnya tiba di Bandung. Adnan memilih untuk tidak banyak beristirahat selama perjalanan, mengarahkan mobil mereka menuju sebuah kompleks perumahan yang tampak aesthetic dan modern. Ketika mobil membelok ke dalam, Zahira mengamati sekeliling dengan rasa kagum.Mobil mereka perlahan masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah yang desainnya elegan namun minimalis. Pagar besi yang tinggi dengan garis-garis bersih dan taman kecil di depan rumah menambah kesan rapi dan tertata. Adnan mematikan mesin mobil dan keduanya turun, meregangkan badan yang kaku.Zahira melangkah mendekati pintu depan, menatap pada rumah yang dipenuhi dengan panel kaca besar dan batu alam. Cahaya sore yang hangat menyorot lembut, menciptakan bayangan yang menari di permukaan halus tersebut. Adnan mengikuti dari belakang, membawa tas-tas mereka dengan perasaan campur aduk antara kelelahan dan lega karena telah tiba.Dengan langkah yang masih sedikit goyah












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.