Floryn Danika dibuang keluarganya dan dipenjara lima tahun karena sebuah fitnah kejam. Kehidupan Floryn semakin memburuk setelah keluar dari penjara, sampai pada akhirnya dia bertemu Alfred Morgan, seorang pilot tampan, datang dan menawarkannya sebuah bantuan untuk mengungkap kebenarannya. Lantas, bagaimana kisah Floryn? Dan mengapa Alfred ingin membantunya...?
Lihat lebih banyak"Floryn Danika ini psikopat!"
"Benar! Bagaimana bisa anak berumur 15 tahun sepertinya, tak merasa bersalah setelah membunuh adik tirinya?""Meski tak ada hubungan darah, harusnya Floryn tak sekeji itu untuk meracuninya! Semoga, dia dapat hukuman seberat-beratnya!"
"Benar! Jangan lembek karena embel-embel masih di bawah umur. Kita harus kawal persidangan."
Bisikan di ruang persidangan terdengar terus-menerus. Tampak sekali, semua orang sangat menantikan keputusan akhir dari hakim hari ini.
Bahkan, kumpulan media dari berbagai stasiun TV juga berharap mendapat berita besar dari kasus Floryn yang merupakan calon atlet ice skating terbaik di negara ini dan juga anak dari salah satu petinggi kepolisian!
"Sidang akan dimulai kembali!"Bersamaan dengan ucapan Hakim Ketua, suasana pun kembali tenang, terutama saat Floryn Danika kembali hadir.
Penampilan gadis bermata hijau safir itu seketika mengalihkan perhatian.
Meski kesal, mereka mengakui bahwa Floryn begitu cantik. Sayangnya, dia jahat dan mampu memakan jiwa orang!
Maka dari itu, mereka menyebut Floryn sebagai Siren!Hanya saja amarah dan emosi membuat para hadirin tak sadar bahwa wajah Floryn kini sangat menderita, baik fisik maupun mental.
Wajah cantiknya kini memiliki cekungan tajam. Tubuhnya juga kurus kering sampai pembuluh darah dipunggung tangannya terlihat kontras karena kehilangan banyak berat badan.
Dalam waktu dua bulan ini, Floryn bahkan kedapatan pingsan beberapa kali karena tidak berhenti mendapatkan waktu istirahat dari tim interogasi.
Entah mengapa, gadis itu dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tak pernah dilakukannya?
Tak hanya itu, jaksa penuntut umum dan pengacara pribadi ibu tirinya juga terus memframing dirinya seakan dialah yang meracuni adik tirinya dengan intensi membunuh.
Padahal, Floryn sudah mengatakan yang sejujurnya.
Mengapa dia harus berada di posisi ini semua?
Floryn merasa hidup di antara kematian. Setiap hari yang dia jalani seperti siksaan yang membuat dirinya nyaris bunuh diri.
“Nona Floryn, sebelum keputusan dibacakan, kami ingin bertanya sekali lagi. Apakah dalam perkara ini Anda merasa menyesal?” tanya hakim yang meminpin persidangan.Floryn bungkam, tidak menjawab.
Pertanyaan hakim jelas sudah memutuskan Floryn memang pelaku pembunuhan adiknya. Padahal, masa depan Florynlah yang hancur sejak fitnah keji itu dilayangkan padanya.“Nona Floryn, sekali lagi saya bertanya. Apakah Anda merasa menyesal?” ulang hakim dengan suara yang lebih keras penuh penegasan.
Kini wajah Floryn terangkat. Dalam satu tarikan napas panjangnya Floryn berkata, “Saya tidak pernah menyesal karena saya tidak pernah melakukannya.”Persidangan seketika riuh!
Orang-orang menahan umpatan mereka. “Silahkan berdiri nona Floryn,” perintah hakim.Dengan lemah, gadis cantik itu beranjak dari duduknya.
Ditatapnya sang hakim dengan tatapan kosong, menantikan hukuman apa yang akan dia dapatkan hari ini.
“Mengadili, menyatakan terdakwa atas nama Floryn Danika telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana, dengan ini pengadilan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan penjara lima tahun.”Tok tok tok!Suara ketukan palu mengakhiri persidangan, disambut oleh riuh suara orang-orang yang bereaksi atas keputusan hakim.
Di sisi lain, kaki Floryn gemetar tidak bertenaga. Hatinya terkoyak hancur menghadapi kenyataan bahwa lima tahun ke depan, dirinya harus hidup di balik jeruji besi atas hal yang tak pernah dilakukannya.
Matanya berkabut, nyaris menangis. Namun, itu ditahannya. Bahkan, Floryn sampai menggigit bibirnya dengan keras agar isakannya tak terdengar.
Dia tak boleh lemah!
“Dia psikopat! Dia sangat menakutkan dan berbahaya! Lihatlah tidak ada penyesalan apapun didalam dirinya setelah membunuh adiknya sendiri. Mengapa harus lima tahun?”
Issabel, ibu tirinya berteriak histeris sembari menangis. Dia masih tidak terima dengan keputusan hakim.“Lima tahun tidak sebanding dengan kematian putraku! Seharusnya, dia dihukum seumur hidup atau mati, sama seperti putraku!”
Teriakan penuh amarah Issabel membuat orang-orang merapatkan barisan. Mereka menghalanginya agar tidak berlari ke arah Floryn.Sementara Rachel, putri pertama Issabel segera memeluk ibunya--tampak berusaha menenangkannya agar berhenti membuat keributan.
Suasana yang dramatis membuat Floryn mulai sulit menahan diri.
Bukankah harusnya dia adalah orang paling patut dikasihani hari ini?
Namun tanpa sengaja, pandangan mata Floryn langsung bertemu dengan Emier, ayah kandungnya, yang menatap tajam dirinya.
Deg!Pria itu jugalah yang telah melaporkan Floryn dan menjebloskannya ke dalam penjara tanpa mau mendengarkan sedikit pun permohonan Floryn.
Bahkan, Emier sampai mengeluarkan banyak uang untuk menyewa pengacara terbaik di negeri ini demi bisa membuat Floryn mendapatkan hukuman seberat mungkin.‘Aku sangat menyesal pernah memiliki seorang anak sepertimu! Kehadiranmu didunia ini adalah sebuah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan. Mulai detik ini, kau bukan putriku lagi,aku tidak sudi memiliki anak pembunuh! Silahkan hidup semaumu jika kau berhasil keluar dari penjara dan mendapatkan hukuman dari tindakan biadabmu itu’
Ucapnya saat itu kala mencoret Flory dari daftar keluarga. Hanya Kjanet, seorang pengacara publik yang berbaik hati ingin mendampinginyalah yang menguatkan Floryn. Meski akhirnya mereka kalah juga....Kjanet akhirnya beranjak dari duduknya. "Berdirilah, Flo!" ucapnya sembari tersenyum sedih.Wanita itu menyadari tak ada yang bersedia mendekatinya sekadar untuk memberinya semangat.
Padahal, di balik ketenangan Floryn saat ini, jiwanya sudah hancur sejak dibuang keluarganya.
Entah mengapa Kjanet yakin Floryn memang bukanlah pelakunya dan dia hanya jadi korban sebuah tuduhan.
Sayangnya, tak ada barang bukti yang bisa membebaskan Floryn. Terlebih, media dan netizen seakan sudah final dalam asumsi mereka.Di sisi lain, Floryn pun berdiri sembari berpegangan pada sisi kursi agar tidak terjatuh.Kjanet langsung memeluk Floryn dengan erat dan menepuk-nepuk bahunya. “Maaf aku tidak bisa menolongmu lebih banyak lagi. Meski ini sangat berat, kuharap kau tidak berputus asa dengan apa yang terjadi. Tetaplah semangat Flo, ini bukan akhir dari segalanya,” hiburnya.
Mata Floryn berkaca-kaca menahan kuat air matanya agar tidak terjatuh.
Perih di dada kian terasa menusuk, menyadari bahwa harapan Floryn akan kembali datang lima tahun lagi setelah dirinya bebas.
Dengan tangan gemetar Floryn membalas pelukan Kjanet, “Justru saya yang harus berterima kasih, Anda sudah berdiri sampai sejauh untuk menolong saya. Saya tidak akan pernah melupakan semua jasa Anda, Kjanet.”
“Jangan pernah menyerah Flo, di manapun posisimu saat ini. Ingatlah satu hal, setiap mahluk hidup yang masih bernapas dimuka bumi ini, mereka memiliki hak yang sama yaitu kesempatan memperbaiki diri dan keadaan.”“Terima kasih,” jawab Floryn dengan senyuman getirnya.Tiba-tiba, beberapa anggota kepolisian mendatangi Floryn.Mereka kembali memborgol kedua tangan dan kakinya lagi karena Floryn harus segera dibawa pergi keluar dari ruang persidangan.
Hanya saja, kala pintu besar di depan terbuka lebar, cahaya kamera yang berusaha mendapatkan potret wajahnya.
Gerombolan pertanyaan dari wartawan terdengar.Tubuh Floryn terhimpit dari segala sisi. Namun, dia masih mendengar caci mereka, bahkan sampai ke dalam sebuah mobil khusus yang sejak tadi menantinya.Untuk terakhir kalinya, dia memandangi Emier yang berada dalam ketegangan tengah memeluk Issabel yang masih menangis di depan ruangan persidangan.
Dan juga, Rachel.....
Sudut bibir anak pertama Isabel itu terangkat membentuk senyuman sinis. 'Rasakan itu!' ucapnya tanpa suara.
Rahang Floryn mengetat.
Air mata yang ditahannya sedari tadi akhirnya menetes. “Aku tahu, kau yang telah membunuhnya. Kaulah pelaku sebenarnya, Rachel.”
“Meski hari ini, aku tak bisa. Tapi, Tuhan akan membalas setiap detik penderitaan yang aku jalani mulai hari ini,” ucapnya sembari menatap langit yang tak akan dilihatnya 5 tahun ke depan.
Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl
Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu
Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik
Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan
Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah
Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen