Share

Bab 27

Rita bertolak ke kamarnya mengambil gawai pipih yang tergeletak manis di atas nakas. Dia meng-klik icon telepon, lalu memencet satu nama yang ada dalam panggilannya itu, Sanjaya.

Mondar-mandir seperti setrikaan di sisi ranjang, entah kenapa tiba-tiba dia bertingkah seperti itu. Sepertinya mencurigakan sekali, apalagi setelah dia bertemu dengan Bobby. Apa rencana Rita sebenarnya.

Panggilan pertama tidak di angkat Sanjaya, dia mencoba memanggil sekali lagi, dan akhirnya tersambung.

"Assalamu'alaikum, San. Kamu dimana? Kok lama ngangkat telepon Mama?"

"Wa'alaikumsalam, Ma. Ini lagi berenti di pinggir jalan gara-gara terasa getaran handphone. Ada apa nelpon, Ma? Laniara nggak apa-apa 'kan?" Nada suara Sanjaya terdengar panik.

"Hmm ... nanti aja pas kamu pulang Mama ceritain, San. Gini, ntar kalau udah selesai nyari kerjaannya cari rumah kontrakan ya, San! Cukup tiga kamar aja, nggak usah terlalu gede," pinta Rita dengan napas yang sedikit tersengal-sengal.

"Hah ... rumah kontrakan, Ma? Si
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status