Share

Bab 19

Benar saja, selesai aku bicara terdengar suara adzan dari masjid yang tak jauh dari rumah. Seperti biasa aku membantu Ummi untuk shalat sambil duduk. Meski sudah sepuh tapi beliau sangat disiplin salat tepat waktu. Begitu juga putrinya. Setiap selesai alat Subuh dan Maghrib mereka tilawah bersama meski hanya beberapa halaman. Lututnya sudah lemah sehingga selalu memerlukan bantuan kursi roda. Sebelum berwudlu kubantu Ummi mengganti diapers dan membersihkan diri.

Untunglah aku sudah terbiasa merawat Mama mertua, sehingga tak kaku lagi saat merawat majikanku. Sebagai manusia normal tentu saja masih ada rasa jijik saat harus membersihkan kotoran. Tapi karena saking terbiasanya aku merasa tak ada bedanya mengurus kotoran orang dewasa dengan bayi. Asal jangan lupa tahan napas aja saat prosesnya hehe.

Suatu hari mertuaku itu bertanya, “Lala tidak jijik membersihkan kotoran Mama?”

Aku tersenyum sebelum menjawab. “Aku juga manusia biasa, Ma. Jangankan kotora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status