Share

Bab 22

“Kenapa kamu tertawa sambil tepuk tangan kegirangan begitu?” tanyanya sambil minta sepotong bolu caramel yang sudah matang. Ini majikan ternyata bisa kepo juga sama kehidupan pembantunya.

“Aku seneng karena Latifah udah berubah jadi pemberani, Madam. Ipar-ipar dia jahat banget, Latifah suka disiksa. Tadi iparnya nelpon minta uang lagi tapi Latifah tolak. Aku seneng banget pokoknya hehehe.” Ayu bicara tanpa rasa sungkan pada majikannya. Madam Hindun pun tak terlihat tersinggung.

Madam Hindun menatapku lekat. “Betul yang dikatakan temanmu?”

Aku bingung harus menjawab apa. Aku memang tak pernah disiksa secara pisik tapi hati dan mental.

“Iya, Madam,” jawabku akhirnya.

Madam menatapku iba sekarang. Lalu dia menyatakan dukungannya pada ucapan Ayu agar aku berani sehingga tidak ditindas.

Ini sama sekali di luar bayanganku. Curhat pada majikan. Karena yang kudengar dari berita dan cerita majikan itu galak dan arogan.

***
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status