/ Zaman Kuno / Perjalanan Sang Batara / 110. Benteng Sigaluh

공유

110. Benteng Sigaluh

작가: Gibran
last update 최신 업데이트: 2025-07-25 06:00:34

Serangan Bayan Taka sangat cepat saat tepat dihadapan Jaka Geni. Tebasan pedangnya penuh dengan tenaga dalam. Itu menunjukan betapa murkanya Bayan Taka terhadap Jaka Geni.

Namun Jaka Geni dengan mudah mampu menangkis semua serangan. Bahkan sesekali kakinya mengait kaki orang tersebut hingga beberapa kali Bayan Taka terjatuh. Semakin dia marah dan lepas kendali, semakin mudah Jaka mempermainkan orang tua itu.

Gerakan Bayan Taka semakin liar dan tidak beraturan. Dia benar-benar kehilangan kendali karena amarah. Jaka tak ingin membuang waktu terlalu lama. Setelah di rasa puas mempermainkan orang tua tersebut, dengan satu tebasan kuat, pedang Guntur Saketi telah membelah leher Bayan Taka dengan sangat cepat. Bahkan Bayan Taka tak sempat menangkis.

Orang tua yang dulunya adalah orang kepercayaan Raja itu terkapar bersimbah darah. Menambah genangan darah yang sudah berceceran dimana-mana. Bayan Taka pun tewas di tangan Jaka Geni.

Para prajurit
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Perjalanan Sang Batara   113. Pendekar Sinting Dari Sikidang

    Rombongan berkuda itu berhenti tak jauh dari Gerbang Timur yang telah di kuasai oleh Panglima Karna. Mereka melihat perkemahan yang di didirikan oleh prajurit pemberontak. Ke enam orang itu turun dari atas kudanya. "Gerbang utama telah di kuasai. Kita harus lewat mana Laras?" tanya Nyai Sari dengan suara berbisik. "Kita pantau lebih dulu. Hei prajurit, sini." panggil Nyai Laras kepada dua prajurit yang bersama mereka sejak turun gunung Sumbing. Kedua prajurit itu mendekat. "Ada apa nyai?" tanya salah satunya. "Apakah kalian berani berjalan ke gerbang yang lain? Jika ada gerbang yang masih dikuasai Kerajaan, kalian datang kesini dan kabari kami. Kami akan menunggu disini. Kalau bergerak ramai-ramai bisa terlihat." ucap Nyai Laras kepada dua prajurit itu. Sesaat dua lelaki itu saling tetap. "Baiklah, aku akan ke sebelah selatan dan temanku ke sebelah utara. Secepatnya kami akan lapor kesini jika masih ada gerba

  • Perjalanan Sang Batara   112. Amarah Panglima Karna

    Pertarungan masih terjadi antara Iblis Cantik dan Raden Mandala. Beberapa kali serangan Iblis Cantik mendarat di tubuh pemuda berkumis tipis mengenakan blangkon itu. Sedangkan Gondo Sula malah sudah mendapat korban untuk pedang Barong Ireng miliknya. Dua orang meregang nyawa dalam keadaan terputus kepalanya. Tak bisa mendesak lawan sedikitpun membuat Raden Mandala sangat marah. Dia menyerang membabi buta dengan liar. Justru kali ini dia membuat kesalahan dengan kurangnya perhitungan. Saat tubuhnya melesat dan menebas ke arah Iblis Cantik, dengan tenang wanita itu putar tubuhnya menghindari serangan Kuku Pancanaka itu. Dan dengan mudah menyarangkan pukulan dengan tenaga dalam tinggi ke punggung sang Raden. Terkena pukulan kuat membuat tubuh Raden Mandala terdorong ke arah Gondo Sula. Dengan sekali tebas, kepala Raden Mandala terlepas dari tubuhnya. Pedang Barong Ireng berlumuran darah. Melihat tuannya tewas, membuat Arya Loka berang. Denga

  • Perjalanan Sang Batara   111. Rahasia Kepala Dalam Kantong

    Kita kembali ke waktu Raden Mandala si tugaskan untuk meminta keris Batu Raden milik Pangeran Slamet yang di bawa Sekar Wangi atau Iblis Cantik. Setelah meninggalkan istana Sigaluh, Raden Mandala bersama sepuluh pendekar pilihan bergerak cepat menggunakan kuda menuju kawasan hutan Larangan. Menurut kabar mata-mata, Iblis Cantik terakhir kali terlihat berada di sekitar hutan dimana Begal Edan menghadang Jaka Geni, Ratu Ambarwati dan Putri Maharani. Di hutan itu pula Ratu Ambarwati di sekap dalam goa oleh Topeng Mas. Setelah perjalanan satu hari penuh Raden Mandala berhenti di sebuah kedai kecil di pinggiran kampung untuk beristirahat. Dia turun dari kudanya lalu berjalan masuk ke dalam kedai di ikuti para pendekar. Dua pendekar berjaga di pintu kedai, sedangkan dua lagi berkeliling sekitar kedai untuk memastikan keamanan daerah tersebut. Enam Pendekar lainnya masuk ke dalam kedai kecil. Melihat orang berpakaian mewah, pemilik kedai da

  • Perjalanan Sang Batara   110. Benteng Sigaluh

    Serangan Bayan Taka sangat cepat saat tepat dihadapan Jaka Geni. Tebasan pedangnya penuh dengan tenaga dalam. Itu menunjukan betapa murkanya Bayan Taka terhadap Jaka Geni. Namun Jaka Geni dengan mudah mampu menangkis semua serangan. Bahkan sesekali kakinya mengait kaki orang tersebut hingga beberapa kali Bayan Taka terjatuh. Semakin dia marah dan lepas kendali, semakin mudah Jaka mempermainkan orang tua itu. Gerakan Bayan Taka semakin liar dan tidak beraturan. Dia benar-benar kehilangan kendali karena amarah. Jaka tak ingin membuang waktu terlalu lama. Setelah di rasa puas mempermainkan orang tua tersebut, dengan satu tebasan kuat, pedang Guntur Saketi telah membelah leher Bayan Taka dengan sangat cepat. Bahkan Bayan Taka tak sempat menangkis. Orang tua yang dulunya adalah orang kepercayaan Raja itu terkapar bersimbah darah. Menambah genangan darah yang sudah berceceran dimana-mana. Bayan Taka pun tewas di tangan Jaka Geni. Para prajurit

  • Perjalanan Sang Batara   109. Kemunculan Pedang Guntur

    Jaka Geni berkelit dengan berguling kesamping kiri saat tendangan Bayan Taka menerjang kearahnya. Melihat tendangan nya mengenai tempat kosong, tubuh Bayan Taka berputar di udara satu kali, dan tangannya melepas pukulan tangan kosong ke arah Jaka Geni. Gelombang kekuatan melabrak tubuh Sang Pendekar dengan keras. Jaka Geni terpental cukup jauh hingga tubuhnya berguling beberapa kali di lantai batu. Dengan sedikit mengalirkan tenaga dalam Agni Maya, Jaka Geni bangkit berdiri. Namun tubuhnya oleng dan sempoyongan. Bayan Taka yang melihat Jaka lengah, segera berteriak menyuruh pasukan pemanah untuk memanahnya! Kali ini para prajurit kerajaan tidak sempat melindungi Jaka Geni karena mereka juga tengah disibukkan peperangan. Hanya para pemanah yang mencoba memanah para pemanah lawan hingga beberapa terbunuh. Namun, tetap saja masih adab ratusan pemanah yang telah siap memanah Jaka Geni yang masih sedikit sempoyongan. Ratusan pan

  • Perjalanan Sang Batara   108. Pertarungan Di Gerbang Barat

    Sentana bersama Bayan Taka Penghianat Sigaluh memimpin serangan ke Gerbang Barat dimana yang berjaga di sana adalah Jaka Geni bersama dua ratus pasukan saja. Pasukan yang dibawa Sentana dan Bayan Taka hampir mencapai tiga ribu pasukan. Lini bagian sini lebih banyak dari pada yang lain. Karena seperti yang di duga Patih Sela Amarta, musuh akan menyerang dengan pasukan terbanyak di gerbang Barat karena sedikit penjaga di sana. Itu sebabnya di gerbang Utara pasukan berkuda kerajaan Sigaluh mencapai ribuan agar cepat mengalahkan musuh dan bergabung ke barat bersama Jaka Geni. Melihat lawan langsung menyerbu dengan tangga lalu menaikinya, Jaka Geni tak mau berlama-lama basa basi. Langsung saja dia kerahkan Ajian Gledek Membelah Langit bersama dua ajian Gledek lainnya. Yakni Gledek Sambar Nyawa dan Gledek Mengguncang Bumi. Para prajurit musuh yang tengah merangkak naik ke tembok seketika berhenti sesaat setelah melihat langit yang

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status