Share

Pesta Pertemuan

"Ayah ingin bicara serius denganmu," ucap Marvelino setelah duduk di samping putrinya. Lelaki itu akan menjelaskan semuanya kepada Andriana tentang masalah kantor dan perjodohan.

"Apa itu?" Gadis yang biasa di panggil Riana merespon Ayahnya dengan baik. 

"Pertama, ada masalah di kantor. Kedua, Ayah ditipu oleh rekan kerja Ayah sendiri sehingga kehilangan uang tunai sekitar 1 milyar dan ketiga, Ayah meminta bantuan kepada Tuan Mahendra Jonny. Sementara itu, tidak ada yang gratis untuk masalah ini karena beliau ingin menjadikan kamu sebagai menantunya." Marvelino langsung ke poin masalahnya. Dia tidak mau bertele-tele ketika mengatakan hal ini kepada putrinya.

"Pernikahan ini, hanya pernikahan kontrak atau bersifat sementara tergantung kalian juga nantinya." 

"Apa?!" Spontan Andriana menyentak matanya menatap Ayahnya nanar. "Kenapa tiba-tiba ada perjodohan?"

"Nak, ini demi keluarga kita. Perusahaan Ayah sedang malam masalah, banyak karyawan yang harus Ayah gaji, belum lagi biaya kuliah kamu yang tidak sedikit." Sang Ayah memohon pertama kalinya kepada Riana. 

"Ayah, bagaimana jika nanti lelaki itu kasar padaku, jahat padaku? Kuliahku bagaimana Ayah?" Perasaannya bingung. Dia tidak mau menikah dengan orang yang tidak ia kenali, 

"Pernikahan ini berjalan dengan rahasia, teman-temanmu tidak akan mengetahuinya. Ada beberapa syarat yang akan diberikan kepada kamu dan Daniel. Jangan takut, kamu akan tetap kuliah seperti biasanya." Marvelino menjelaskan kepada putrinya. 

"Jika Riana tidak bersedia, dengan terpaksa semua bantuan dari Tuan Mahendra Jonny harus terputus," ucap Marvelino dengan lesu. Ia tidak bisa memaksa Riana untuk menerima persyaratan satu ini. 

Hati Andriana bimbang, tidak tahu harus menerima perjodohan karena ia sama sekali tidak ingin menikah dulu. Apalagi dengan orang yang sama sekali tidak dicintainya atau sebaliknya. Bagaimana mereka akan hidup sebagai suami-istri? Andriana takut kalau akan disiksa, atau malah dijadikan pembantu.

"Sangat mengerikan Ayah! Bagaimana kalau setelah menikah dia memperlakukan ku seperti budak. Jelas aku khawatir!" kata Andriana. 

"Itu tidak akan terjadi. Tenang saja, percayakan semua pada Ayah." 

"Tapi, apa mungkin semua berjalan baik? Kenapa tidak aku saja yang dinikahkan oleh anak perempuan rekan dari bisnismu itu," ujar Mark. Pria muda itu baru saja pulang dari kantor mendengar percakapan Ayah dan adiknya. Ia langsung menghampiri mereka ke ruang keluarga.

"Kak, jangan katakan hal itu!"

"Ayah hanya bisa meminta Riana untuk menerimanya, kalau tidak mau tidak apa-apa kita akan kehilangan perusahaan. Hidup seperti dulu lagi," kata Marvelino menyerah. Putrinya yang keras kepala tidak akan ia harapkan begitu tinggi, tentu saja Andriana akan menolak perjodohan ini. 

"Baiklah. Aku akan menerima perjodohan ini tapi ada syaratnya, aku akan tetap berkuliah dan menyelesaikan pendidikanku. Jangan sampai ada satupun orang tahu mengenai pernikahanku dengan pedofil itu atau Ayah akan menyesalinya!" Andriana benar-benar mengejutkan. Gadis itu bersedia menerima perjodohan ini. 

"Terima kasih, Nak. Ayah akan tetap menjagamu meski kau bersamanya nanti. Kalau begitu besok malam ada acara besar di kantor kita, Tuan Mahendra dan Daniel akan datang. Kalian juga harus hadir jangan lupa dandan yang cantik putriku," kata Marvelino seraya mendekati putrinya dan memeluk Riana dengan erat. "Percayalah, semua akan baik-baik saja, Nak!"

"Baiklah. Kami akan datang,"  

Andriana berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak mencintai orang itu. Pernikahan ini hanya sementara tidak akan berjalan dengan lama. Demi membantu Ayah dan Mark karena mereka telah banyak mendapatkan masalah karena dirinya juga. Kalau bangkrut, Andriana akan sangat malu dan tidak mau hidup menderita seperti dulu tanpa makan dan minum.

***

Mengenakan gaun dress berwarna putih bermotif manik-manik yang berkilau cantik. Serta rambut yang sudah digerai rapi, Andriana tidak bisa merias diri untuk hal semacam acara besar apalagi dandanannya sangat feminim. Siapa sangka ia akan secantik ini. 

"Kenapa aku cantik sekali?!" Sambil berdiri menghadap cermin diiringi gaya elegan memutar tubuhnya.

"Apa aku sudah gila menerima perjodohan ini? Lalu bagaimana dengan kekasihku?" Andriana sudah mengambil keputusan dan disisi lain, Andriana juga tidak bisa melakukan apapun karena ini demi orang tuanya. 

"Andriana ... Ayo turun, Ayah sudah menunggu dibawah!" Panggil Mark seraya membuka pintu dengan masuk kepalanya setengah. Gadis itu menoleh. "Baik kak. Aku akan turun," ujarnya tangannya mengambil tas kecil berisi ponsel serta card. 

"Adikku, kamu cantik sekali! Aku rasa Daniel akan langsung tertarik kepadamu!" Mark memuji kecantikan adiknya. Ia belum pernah melihat Andriana berpenampilan feminim seperti malam ini.

"Aku berharap dia tidak tertarik padaku, aku akan membuatnya membenciku!" Pekiknya dalam hati, jika Pria itu memperlakukannya dengan kasar jangan harap kalau dirinya akan menjadi istri yang baik. 

"Baiklah!" Andriana menggandeng lengan sang kakak turun ke bawah.

Sebenarnya dalam hati Mark yang paling dalam tidak menyetujui perjodohan ini, karena Andriana memiliki sifat dan kelakuan yang buruk. Kurangnya parenting dari sang Ayah, tidak memiliki seorang ibu yang membantu mendidik Andriana kadang Mark sendiri mengajarkan hal baik. Namun, semuanya sudah terlambat. 

__

Berjalan memasuki acara pesta yang cukup mewah, perayaan kesuksesan atas kerja sama dengan Tuan Mahendra. Marvelino membawa putrinya ke acara tersebut menjadi perbincangan kecil, Andriana sangat cantik, berkharisma, putri yang sangat Marvelino sayangi. Dengan penampilannya yang feminim berjalan elegan sembari menggandeng lengan sang Ayah.

"Ayah, kenapa mereka semua menatapku?" Andriana bertanya bisik tanpa menempelkan bibirnya ke telinga sang Ayah.

"Mereka semua terpukau dengan penampilanmu, putriku sangat cantik malam ini," balas Marvelino seraya membalas senyuman ramah ke arah rekan bisnis yang menyapanya.

"Aku cantik setiap hari Ayah! Kenapa baru sekarang memujiku!" Andriana mencetus lirih. Ia pun tersenyum ramah kepada semua orang yang ada di sini.

"Sekarang fokus dengan tujuanmu, tersenyum dan ramah kepada mereka. Sebentar lagi Tuan Mahendra akan datang bersama anak laki-lakinya, bersiaplah, Nak." Marvelino mengarahkan putrinya. 

"Baiklah, Ayah!" Gadis itu berdiri di samping Mark, lalu sang Ayah sedang bercengkrama dengan orang-orang penting yang telah datang, begitu juga Mark sangat ramah berbicara santai kepada rekan kerja Ayahnya. Andriana tidak meragukan Mark lagi karena kakaknya sudah terlalu sering datang ke acara besar seperti ini. 

Kedatangan Tuan Mahendra benar-benar menjadi pusat perhatian, termasuk Andriana memandang ke arah laki-laki tampan yang mengenakan jas hitam. Berjalan dengan begitu gagah, tidak ada senyuman ramah di bibir pria itu. Terlihat arogan dan angkuh. 

"Jadi ... Lelaki seperti ini yang akan dijodohkan denganku?" Andriana mengulas senyum kecut.

"Dari segi penampilan dia tampak gagah, tapi aku sama sekali tidak tertarik kepada orang ini!" Tidak masalah. Pernikahan itu tidak akan bertahan lama, Andriana yakin mereka akan saling membenci.

"Selamat malam, Tuan Marvelino." Sapaan dari Mahendra Jonny kemudian mereka pun saling bersalaman. 

"Selamat malam kembali, Tuan Mahendra. Akhirnya kita bisa bekerja sama kali ini saya sangat berterima kasih kepada anda!" Mereka berdua saling tersenyum lebar dan berwibawa sekali. 

"Sama-sama. Berkat anda, kami juga memiliki klien besar. Dan, aku datang bersama putraku, kenalkan dia Daniel Ariston Mahendra pengusaha muda sekarang dia menjadi CEO di perusahaan kami." Tuan  Mahendra memperkenalkan anaknya kepada rekan bisnisnya, sedangkan Daniel juga sangat antusias dalam pertemuan ini, ketika melihat wajah gadis yang menjadi calon istrinya ternyata mereka pernah bertemu sebelumnya. 

"Daniel, kamu sangat tampan!" Puji Marvelino seraya menepuk pindah Pria muda itu, Daniel mengulas senyum ramah sambil melirik Andriana.

"Riana, lihatlah ada pria tampan yang akan Ayah kenalkan kepadamu!" Marvelino memanggil putrinya yang tengah berbincang dengan Mark. 

"Iya, Ayah!" Andriana sembari tersenyum ramah ke arah rekan bisnis Ayahnya.

"Aku tidak salah pilih, ternyata putrimu benar-benar cantik cocok sekali dengan putraku!" Tuan Mahendra memuji gadis itu, karena Andriana memang pantas untuk dijodohkan oleh Jaevan. 

"Ayah ... Jangan seperti itu. Sepertinya dia kelihatan sangat tidak nyaman," bisik Jaevan.

"Benar. Siapa sangka putriku akan mendapatkan seorang lelaki seperti Daniel, keluarga dari Tuan Mahendra kami sangat menerimanya dengan senang hati." Akhirnya mereka berniat untuk membiarkan Daniel dan Andriana bercengkrama, kenalan terlebih dahulu.

Dalam hati Andriana seperti ingin memberontak, kelihatan sekali aura pria ini haus akan seorang wanita. Tampan tidak menjamin kebahagiaan untuknya, Andriana berjanji akan mengakhiri hubungan sebelum dia terjebak dalam hidupnya Daniel.

"Baiklah kalau gitu ... Lanjutkan kalian berdua untuk berkenalan. Kami akan menyambut tamu undangan yang datang. Bersenang-senanglah. Nak," ucap Marvelino seraya diangguki oleh Tuan Mahendra membiarkan kedua anak mereka berkenalan. 

"Kamu terlihat sangat cantik dan tidak asing? Sepertinya kita sudah bertemu sebelumnya, ya?" Daniel mendekati gadis itu sambil mengawasi bibir sexy Andriana. "Dia benar-benar sangat sexy!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status