Share

BAB 22

Silia turun dari motor begitu Roby mematikan mesin kendaraannya tersebut. Sejenak ia melihat plang nama di depannya, ‘warung sate Pak Mus’.

Ini adalah tempat ketiga yang mereka datangi. Sebelumnya mereka sudah ke tempat orang yang berjualan rujak dan bubur ayam. Namun tak ada satu pun bisa dijadikan menu yang ingin disantap wanita hamil itu.

“Mau nggak kalau yang ini?” tanya Roby lagi. Ia berharap Silia berliur setelah mencium bau asap daging ayam yang dibakar.

Namun lagi-lagi Silia menggeleng, membuat Roby mendesah kecewa.

“Pergi sekarang yuk. Aku mual cium bau sate.” Silia menutup hidung dan mulutnya.

Mau tak mau Roby kembali menghidupkan mesin motornya.

“Jadi mau makan apa nih? Kamu udah tiga hari nggak makan dengan benar. Takut berbahaya buat kandunganmu.”

Suara Roby nyaris menghilang tertiup angin. Meski ia tak terlalu laju memacu kendaraannya, tetap saja suaranya nyaris tak terdengar.

“Aku makan apa yang ada di rumah aja deh. Dipaksakan juga nggak apa.” Sahut Silia pelan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status