Share

Aku bukan Wanita Seperti itu

last update Last Updated: 2025-07-05 09:05:47

Dia kira gadis ini akan menceburkan diri ke danau karena tiba-tiba berlari setelah menampakkan raut wajah sendunya. Tidak tahunya malah menghampiri jajanan tidak sehat seperti ini.

"Perutku lapar, saat melihat penjual bubur ini aku langsung ingin memakannya. Rasanya sudah lama sekali aku tidak makan bubur ayam. Tanpa memedulikan wajah keberatan Reiner, Jasmine mendekati salah satu gerobak. Tapi Reiner segera menahan tangannya, membuat Jasmine menatapnya penuh tanya.

"Kenapa?"

"Kamu mau makan di tempat kotor seperti ini? Hei... makanan ini tidak-"

"Ssst!" Reiner mengatupkan mulut saat jari telunjuk Jasmine mendarat di bibirnya. "Kecilkan suara kamu atau penjualnya akan tersinggung mendengar ucapanmu barusan."

Reiner menurunkan pandangan pada jari Jasmine. Melihat hal itu, Jasmine segera menarik kembali tangannya dan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Kamu Istriku!

    "Nadira... kumohon maafkan aku... sepertinya aku sudah melanggar janjiku.”Igauan Reiner semalam kembali terngiang di telinga Jasmine. Dia masih penasaran janji apa yang dibuat Reiner pada Nadira."Melamun saja kamu, Jasmine. Hati-hati kesambet setan."Jasmine tersentak dari lamunannya saat Dea menyenggol lengannya "Setannya juga takut kali, De, sama aku," imbuh Jasmine terkekeh. "Eh, apa Pak Gun marah-marah saat aku cuti kemarin?""Yeah, kamu sudah bisa menebak. Dia tidak berhenti mengomel, tapi akhirnya dia kasih kamu cuti sehari lagi, "kan?""Iya sih. Tapi aku jadi tidak enak hati karena sering bolos." Jasmine menghela napas pelan.Gunawan-manajer di cafe ini, memang terkesan bawel. Tetapi dia sebenarnya baik dan perhatian. Alasan itulah yang membuat Jasmine betah bekerja di sini"Kesehatanmu jauh lebih penting, Jasmine. Pak Gun menger-Waahh. apa aku sedang bermimpi? Jasmine tolong cubit pipiku.”Jasmine mengerutkan kening melihat Dea yang tiba-tiba temganga. "Kamu kenapa sih, De?

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Melunasi utang Wisnu

    Wajah Jasmine memerah, menahan malu dan marah yang melebur menjadi satu. Reiner benar-benar berengsek."Lihat tubuhmu di cermin itu baik-baik, Jasmine," tegas Reiner sekali lagi.Berdiri di belakang Jasmine, sebelah tangannya mendarat di perut gadis itu "Lihat perutmu ini. Kamu hamil. Di sini sedang tumbuh calon dua anak kembar.”"Tanpa kamu beritahu pun aku sudah tahu," ketus Jasmine."Lalu kenapa tadi kamu berkata, seolah-olah aku tidak akan mengakui kamu sebagai ibu mereka?" Selain berat dan serak, suara Reiner terdengar penuh penekanan.Jasmine terdiam sesaat. Ditatapnya replika dirinya di dalam cermin dengan tatapan nanar. Jasmine terharu menatap perutnya. Ya, dia ibu mereka. Jasmine tidak mau namanya hilang dari ingatan mereka kelak."Kukira karena kamu membenciku dan terlihat murahan di matamu, makanya kamu akan malu mengakuiku sebagai ibu mereka nanti.""Kamu ibu mereka, Jasmine,” sela Reiner tegas. "Tidak ada yang

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Reiner Mabuk lagi

    Reiner bangkit hendak meninggalkan Jasmine. Tetapi gadis itu menghentikan Reiner dengan menarik ujung kaosnyaJasmine ikut berdiri di belakang Reiner. Dia berusaha menekan hatinya agar tidak sakit hati dengan ucapan Reiner barusan."Beri aku kesempatan untuk bicara. Kamu suka seenaknya pergi setelah membuatku terluka karena ucapan atau sikapmu."Reiner terhenyak. Ucapan Jasmine bagai tamparan keras baginya. Entah kenapa. Rasanya, sebagian sudut hati Reiner terasa nyeri saat tahu sikap dan ucapannya selalu melukai hati Jasmine."Kamu selalu bilang anak ini adalah milikmu. Apakah itu berarti kamu sudah mempercayaiku dan menerima mereka?" tanya Jasmine memastikan"Kamu tidak perlu bertanya," jawab Reiner datar."Aku bertanya karena aku tidak mengerti."Keduanya diam beberapa saat seakan disibukkan

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak ada Alasan Apa-apa

    Kedua alis Jasmine terangkat. Rasanya dia merasa masih berada di alam mimpi mendengar Reiner meminta maaf padanya."Maksudmu ... kamu yang memberi tahu Evano?" tanya Jasmine tanpa dosa.Terang saja Reiner tidak terima. Dia mendecakkan lidahnya pelan. "Aku tidak memberi tahu dia, tapi ... ah sudahlah, aku tidak ingin membahasnya."Reiner bisa kehilangan muka di hadapan Jasmine kalau dia jujur telah teledor meletakkan surat perjanjian mereka secara sembarang.Sedangkan Jasmine tidak menjawab. Dia memang masih kesal pada Reiner yang seenaknya menuduhnya.Tapi mendengar permintaan maaf Reiner yang hanya diucapkan sekali dalam seabad, Jasmine kembali berpikir untuk memaafkan sikap Reiner semalam."Sekarang keluarlah, aku membawa sesuatu untuk mereka.""Hm? Untuk mereka? Maksudmu susu untuk ibu hamil

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Maaf

    "Ada apa memanggilku?"Reiner berbalik, ia mendapati Evano berjalan menghampirinya. Tangan Reiner lantas melemparkan satu kaleng minuman yang segera ditangkap dengan tangkas oleh Evano."Berbagi minuman?" jawab Reiner asal sembari berjalan ke kursi di pinggir jalan halaman rumahnya.Evano menahan tawa atau lebih tepatnya mendengus mendengar jawaban Reiner, la duduk di samping Reiner lalu membuka penutup minuman tersebut dan meneguknya."Kalau ada orang yang melihat kita, kurasa mereka akan berpikir kalau kita sedang berkencan. Malam-malam berdua di tempat seperti ini bisa menimbulkan fitnah."Reiner berdecak lidah menanggapi candaan Evano yang menurutnya sangat tidak bermutu. Ini bukan pertama kali mereka mengobrol di sini, Reiner tahu ucapan Evano barusan hanya untuk mencairkan suasana mereka setelah ketegangan yang terjadi di rumah Evano."Tidak akan ada yang percaya pria sepertiku penyuka sesama jenis,” jawab Reiner datar."K

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Aku tidak Memberitahunya

    Memasuki rumah Reiner, Jasmine cukup bingung apa yang harus ia lakukan saat berhadapan dengan pria itu.Reiner pasti marah padanya karena tidak menurutinya untuk pulang Jasmine kemudian menggeleng. Berusaha menepis perasaan bersalah yang tiba-tiba menyapa hatinya."Pak Reiner sedang keluar, Non," ujar Mbak Ninik saat mendapati Jasmine tengah mengedarkan pandangan, seolah-olah sedang mencari Reiner."Oh... keluar ke mana, Mbak?""Saya kurang tahu, Non. Tapi sepertinya Pak Reiner sedang ada masalah. Saya takut buat nanya kalau wajahnya sudah keras begitu." Mbak Ninik meringis sambil garuk-garuk tengkuknya.Jasmine jadi tersenyum tipis mendengarnya. Benar, kemarahan Reiner pasti akibat dirinya tadi.Sebuah mobil sport berwarna putih melaju kencang di jalanan. Reiner marah. Dan dia melampiaskan kemarahannya dengan kebut-kebutan.Dibanding marah pada Evano dan Jasmine, dia lebih kesal pada dirinya sendiri yang mulai memedulikan perempuan i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status