Share

Bab 10: Mengusir Jasmine

last update Last Updated: 2025-06-21 09:00:27

Jasmine mengerti. Pasti lelaki itu harus kembali ke kantor untuk melanjutkan meeting yang tertunda. Jasmine jadi berpikir bahwa Reiner menunda rapatnya hanya untuk menjemputnya ke rumah ini.

Namun, pikiran itu segera ditimpali dengan alasan lain. Reiner menjemputnya karena orangtuanya pasti bertanya-tanya kenapa Jasmine tidak ada di rumah ini.

Saat dalam perjalanan pun, ibu Reiner menelepon dan ingin berbicara dengan Jasmine. Mungkin Reiner merasa beruntung saat itu Jasmine ada di sampingnya, sehingga ibunya tidak bertanya-tanya lebih jauh lagi.

"Em... maafkan aku," ucap Jasmine pada akhirnya, suaranya terdengar lirih, hampir tenggelam dalam deru angin malam.

Membuat Reiner yang akan membuka pintu mobil seketika menoleh padanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Untuk?" tanyanya dengan nada datar, namun sorot matanya tajam menelisik.

"Untuk tidak menuruti perintahmu agar aku datang sendiri ke rumah ini,” aku Jasmine, "aku juga sempat m

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Panas

    Belum sempat Nadira menjawab, Reiner lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya dan membawanya ke sebuah tempat yang agak sepi. Cahaya bulan purnama memancar lembut di langit malam, menyoroti mereka di taman belakang rumah yang jauh dari keramaian acara keluarga.Tanpa disadari Reiner, Jasmine memperhatikan mereka sejak Nadira mendekat. Ketertarikan Jasmine terhadap kedekatan Reiner dan Nadira tiba-tiba memuncak."Kak Reiner, mau ke mana?!" seru Kanaya, yang juga melihat kakaknya membawa Nadira pergi. Namun, serunya terabaikan. "Kak Jasmine baik-baik saja?" tanya Kanaya kemudian. Sebagai seorang wanita, Kanaya merasakan kekesalan Jasmine saat suaminya memegang tangan wanita lain."Aku tidak apa-apa, Nay," jawab Jasmine dengan senyum terpaksa. "Ngomong-ngomong, bisa tidak kamu jangan memanggilku kakak? Cukup Jasmine saja. Aku rasa itu akan lebih nyaman untuk kita.""Sebenarnya aku ingin menghormatimu sebagai kakak ipar," ujar Kanaya sambil terkekeh. "Tap

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bab 22: Bertemu Dia

    Keduanya melangkah masuk ke dalam rumah, menyapa orang-orang yang mereka lewati dengan ramah. Reiner menggenggam pinggang Jasmine untuk membantu gadis itu bergerak dengan nyaman.Reiner membawa Jasmine ke sofa di mana orang tua dan adik-adiknya sudah duduk. Leica dengan senang hati menyambut mereka dengan senyuman lebar. Alih-alih memperhatikan Reiner, ibu itu lebih dulu memeluk Jasmine dengan hangat, lalu membimbingnya untuk duduk di sampingnya."Bagaimana kabarmu dan kehamilanmu, Sayang?" tanya Leica dengan penuh perhatian.Setelah menyapa ayah mertuanya, Jasmine menatap Leica dengan senyum lembut. "Kami baik-baik saja, Ma. Tidak ada masalah serius yang terjadi.""Syukurlah. Mama dengar, kamu sering merasa mual, ya?"Jasmine memandang Reiner sejenak, yang juga memperhatikan mereka. Apakah Reiner yang sudah memberitahu ibu mertuanya tentang kondisinya?"Iya, Ma. Tapi tadi siang dokter sudah memberikan obat anti mual," jawab Jasmine.

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bab 21: Tidak akan Melupakannya

    Dokter Meli menatap ke arah monitor. "Bapak bisa lihat, di sini ada dua janin yang terlihat sangat jelas. Jadi, kalian akan punya bayi kembar identik.""Kembar, Dok?" Jasmine memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Dia berusaha menahan diri untuk tidak memekik senang saat Dokter Meli menganggukkan kepala.Sementara Reiner, ia tidak tahu perasaan asing apa yang kembali menyelinap ke dalam hatinya. Ia hanya terdiam, menatap monitor dengan perasaan berkecamuk. Namun, satu hal yang tidak bisa ia pungkiri, jantungnya berdebar-debar saat menatap dua janin tersebut. Matanya seakan tersihir dan enggan terlepas dari monitor."Kembar identik itu terjadi saat satu sel sperma membuahi satu sel telur. Lalu, satu sel telur tersebut membelah diri menjadi dua. Sehingga gen dan DNA yang dihasilkan akan sama. Dan bayinya nanti akan memiliki jenis kelamin yang sama juga," jelas Dokter Meli.Jasmine merasa terharu seraya mengusap sudut matanya yang tiba-tiba menggenang. Dia

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bab 20: Janinnya Kembar

    "Ya. Kenapa? Kamu keberatan?""Tentu saja tidak. Aku memang berencana memeriksakan kandunganku ke dokter. Tapi, kalau kamu sibuk dan keberatan mengantarku, aku akan pergi sendiri."Mata Reiner kini beralih pada Jasmine. "Apa kamu tidak dengar ucapan saya barusan? Bukan kamu yang akan pergi. Tapi kita," tegas Reiner sekali lagi."Baiklah, besok aku akan izin tidak masuk kerja," ucap Jasmine pada akhirnya."Bagus."Reiner segera bangkit dari duduknya, lalu tanpa permisi dia berlalu dari hadapan Jasmine. Tapi ucapan Jasmine selanjutnya membuat langkah Reiner terhenti seketika."Terima kasih. Kamu... sudah mau peduli dengan anakku," kata Jasmine ragu.Anakku? Reiner terdiam sesaat. Dia tidak suka saat Jasmine mengklaim anak itu sebagai anakku, seolah-olah janin itu hanyalah miliknya seorang.Namun beberapa detik setelahnya Reiner tersenyum miring, lalu berbalik menghadap Jasmine. "Tidak perlu berterima kasih. Saya melakukannya bukan untuk kalian. Tapi untuk ibu saya. Dia yang menyuruh say

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bab 19: Pergi ke Dokter Kandungan

    Perkataan ibunya siang tadi kembali terngiang di telinga Reiner. Gadis ini hampir setiap hari mengalami muntah-muntah.Dan Jasmine tidak pernah mengeluh atau protes pada sikap Reiner yang tidak peduli padanya.Sebenarnya, apa yang dirasakan Jasmine saat ini?Untuk pertama kalinya Reiner ingin tahu perasaan Jasmine. Apa gadis ini kecewa atas sikap Reiner padanya?Suara isakan pelan dari Jasmine membuat lamunan Reiner buyar seketika. Ia sedikit terkejut saat melihat kedua ujung alis Jasmine saling bertautan dan peluh yang entah kapan keluar di pelipisnya."Kak... tolong aku...." igau Jasmine, "Aku takut, di sini sangat gelap...."Reiner meletakkan goodybag di tangannya ke atas lantai. Kemudian duduk di sisi sofa yang masih muat untuk diduduki. Tangannya menepuk-nepuk pipi Jasmine yang masih terus mengigau."Hei, bangun. Kamu tidak apa-apa?" tanya Reiner pelan. "Jasmine...."Perlahan-lahan Jasmine akhirnya terbangun saat tubuhnya

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bab 18: Perhatian dari Ibu Mertua

    Jasmine menghela napas panjang, kemudian dia memutuskan masuk ke dalam mobil Evano. Karena berjalan kaki untuk olahraga sebetulnya hanya alasan Jasmine saja.Evano terkekeh kecil melihat Jasmine duduk di sampingnya, kemudian melajukan kendaraannya keluar dari kediaman Reiner. “Nah, begitu lebih baik. Tidak perlu menyiksa diri dengan alasan yang tidak perlu,” gumam Evano sambil tersenyum.Selama dalam perjalanan, mereka tidak berhenti mengobrol. Dari obrolan itu, Jasmine kini tahu bahwa Evano adalah seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit terbesar di kota ini.Dan yang lebih mencengangkan lagi, ternyata rumah Evano ada di samping rumah Reiner, hanya terhalang oleh taman dan pepohonan yang cukup luas.Reiner baru selesai meeting siang itu saat interkom di sampingnya berbunyi. Disusul dengan suara Ella, sang sekretaris, yang memberitahukan bahwa ada Leica ingin bertemu. Tanpa banyak berpikir lagi, Reiner segera mempersilahkan sang mama mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status