Share

Dilarang Masuk Kerja

last update Last Updated: 2025-07-09 09:24:16

"Mama jangan khawatir, aku tidak apa-apa kok, Ma." Jasmine berusaha meyakinkan ibu mertuanya yang terlihat begitu khawatir dengan kondisinya.

Namun detik itu juga Jasmine dikejutkan oleh Reiner yang tiba-tiba menggenggam tangannya, seraya memasang wajah agak ramah.

"Iya. Mama tidak usah terlalu khawatir. Dokter sudah bilang bahwa kondisi Jasmine dan janinnya kuat. Tidak ada masalah yang serius." Reiner menatap Jasmine sembari tersenyum.

Lagi-lagi Jasmine sempat terkejut melihat Reiner tersenyum ke arahnya.

Ah, ya ... kini Jasmine sadar bahwa Reiner melakukan hal ini agar terlihat mesra di depan ibunya. Jasmine pun mulai mengikuti permainan Reiner dengan membalas senyumannya dan mengangguk.

"Dan dokter juga bilang aku kemungkinan dirawat sampai lusa, Ma.”

Pada akhirnya Leica menghela napas lega mende

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Reiner Mabuk lagi

    Reiner bangkit hendak meninggalkan Jasmine. Tetapi gadis itu menghentikan Reiner dengan menarik ujung kaosnyaJasmine ikut berdiri di belakang Reiner. Dia berusaha menekan hatinya agar tidak sakit hati dengan ucapan Reiner barusan."Beri aku kesempatan untuk bicara. Kamu suka seenaknya pergi setelah membuatku terluka karena ucapan atau sikapmu."Reiner terhenyak. Ucapan Jasmine bagai tamparan keras baginya. Entah kenapa. Rasanya, sebagian sudut hati Reiner terasa nyeri saat tahu sikap dan ucapannya selalu melukai hati Jasmine."Kamu selalu bilang anak ini adalah milikmu. Apakah itu berarti kamu sudah mempercayaiku dan menerima mereka?" tanya Jasmine memastikan"Kamu tidak perlu bertanya," jawab Reiner datar."Aku bertanya karena aku tidak mengerti."Keduanya diam beberapa saat seakan disibukkan

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak ada Alasan Apa-apa

    Kedua alis Jasmine terangkat. Rasanya dia merasa masih berada di alam mimpi mendengar Reiner meminta maaf padanya."Maksudmu ... kamu yang memberi tahu Evano?" tanya Jasmine tanpa dosa.Terang saja Reiner tidak terima. Dia mendecakkan lidahnya pelan. "Aku tidak memberi tahu dia, tapi ... ah sudahlah, aku tidak ingin membahasnya."Reiner bisa kehilangan muka di hadapan Jasmine kalau dia jujur telah teledor meletakkan surat perjanjian mereka secara sembarang.Sedangkan Jasmine tidak menjawab. Dia memang masih kesal pada Reiner yang seenaknya menuduhnya.Tapi mendengar permintaan maaf Reiner yang hanya diucapkan sekali dalam seabad, Jasmine kembali berpikir untuk memaafkan sikap Reiner semalam."Sekarang keluarlah, aku membawa sesuatu untuk mereka.""Hm? Untuk mereka? Maksudmu susu untuk ibu hamil

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Maaf

    "Ada apa memanggilku?"Reiner berbalik, ia mendapati Evano berjalan menghampirinya. Tangan Reiner lantas melemparkan satu kaleng minuman yang segera ditangkap dengan tangkas oleh Evano."Berbagi minuman?" jawab Reiner asal sembari berjalan ke kursi di pinggir jalan halaman rumahnya.Evano menahan tawa atau lebih tepatnya mendengus mendengar jawaban Reiner, la duduk di samping Reiner lalu membuka penutup minuman tersebut dan meneguknya."Kalau ada orang yang melihat kita, kurasa mereka akan berpikir kalau kita sedang berkencan. Malam-malam berdua di tempat seperti ini bisa menimbulkan fitnah."Reiner berdecak lidah menanggapi candaan Evano yang menurutnya sangat tidak bermutu. Ini bukan pertama kali mereka mengobrol di sini, Reiner tahu ucapan Evano barusan hanya untuk mencairkan suasana mereka setelah ketegangan yang terjadi di rumah Evano."Tidak akan ada yang percaya pria sepertiku penyuka sesama jenis,” jawab Reiner datar."K

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Aku tidak Memberitahunya

    Memasuki rumah Reiner, Jasmine cukup bingung apa yang harus ia lakukan saat berhadapan dengan pria itu.Reiner pasti marah padanya karena tidak menurutinya untuk pulang Jasmine kemudian menggeleng. Berusaha menepis perasaan bersalah yang tiba-tiba menyapa hatinya."Pak Reiner sedang keluar, Non," ujar Mbak Ninik saat mendapati Jasmine tengah mengedarkan pandangan, seolah-olah sedang mencari Reiner."Oh... keluar ke mana, Mbak?""Saya kurang tahu, Non. Tapi sepertinya Pak Reiner sedang ada masalah. Saya takut buat nanya kalau wajahnya sudah keras begitu." Mbak Ninik meringis sambil garuk-garuk tengkuknya.Jasmine jadi tersenyum tipis mendengarnya. Benar, kemarahan Reiner pasti akibat dirinya tadi.Sebuah mobil sport berwarna putih melaju kencang di jalanan. Reiner marah. Dan dia melampiaskan kemarahannya dengan kebut-kebutan.Dibanding marah pada Evano dan Jasmine, dia lebih kesal pada dirinya sendiri yang mulai memedulikan perempuan i

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Menyebalkan

    Reiner bergegas pergi ke rumah Evano lewat jalan setapak di belakang rumahnya. Langkahnya terburu-buru dan tidak sabaran.Rumah Evano terasa sepi. Dan Reiner bisa mendengar suara sekecil apa pun di sana, termasuk suara orang sedang berbincang di dapur.Jantung Reiner tiba-tiba berpacu begitu cepat. Tubuhnya menegang. Jasmine dan Evano sedang berdua di dapur?Kedua belah telapak tangan Reiner terkepal erat. Dia tidak bisa menyembunyikan lagi kemarahannya dalam ekspresi mengerasnya.Hatinya mendadak bergejolak saat kini dia melihat Jasmine dan Evano persis seperti sepasang suami istri yang tengah bersenda gurau di dapur."Waah ... aku tidak menyangka kamu pandai membuat roti." Evano berdecak kagum melihat roti hasil panggangan Jasmine."Kenapa? Apa sebelumnya kamu meragukan kemampuanku?" Mata Jasmine memici

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Pergi ke Rumah Evano

    Cengkeraman jemari Nadira di ujung kemeja Reiner semakin mengerat seiringan dengan semakin derasnya dia menangis. Sejak dulu, berada di dekat Reiner adalah tempat ternyamannya."Dia yang bersalah, 'kan?" ujar Nadira di tengah isak tangisnya."lya. Dia yang bersalah.""Benar, seharusnya aku tidak perlu merasa ketakutan lagi seperti ini Aku punya kamu. Kamu mempercayaiku dan akan selalu ada untuk aku, kan, Reiner?"Reiner sempat terdiam sesaat seolah merasa ragu. Tetapi detik berikutnya dia mengangguk. "Kamu tidak perlu khawatir, Nad. Aku akan menepati janjiku."Nadira kembali tersenyum meski air matanya masih terus mengalir. Setelah beberapa saat dan merasa sedikit tenang, Nadira segera pergi ke kamar mandi.Dan Reiner mengekori langkah Nadira, sebab dia masih mengkhawatirkan kondisi wanita itu.Dengan tangan yang masih bergetar, Nadira memutar kran wastafel lalu mencuci mukanya.Sedangkan Reiner berdiri dengan bahu bersandar di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status