Rika tampak sangat bahagia ketika dia tertawa. Karena ada satu hal yang dia yakini tentang perasaan Ricky kepadanya. Sekarang, Ricky benar-benar menyukai Rika dan bukan lagi semata-mata hanya mengikuti keinginan neneknya yang menjodohkannya dengan Rika. Rika tiba-tiba saja berdiri lalu berjalan menuju ruang istirahat setelah dia berpikir selama beberapa saat. Ricky yang berada di dalam ruang istirahat sudah selesai mengganti pakaiannya tanpa mengenakan alas kaki. Dia melirik ke arah sepatu hak tinggi yang tadi dikenakannya lalu mengambilnya dan hendak membuangnya. “Buat apa kamu buang sepatu itu? Taruh saja di sini. Bagaimanapun juga itu kan sepatu yang sudah pernah dipakai seorang Ricky Adhitama,” ujar Rika dengan nada bercanda. Ricky langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat sosok Rika yang sedang berdiri sambil bersandar di pintu dengan tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Perempuan itu juga tampak sedang menyeringai sambil terus menatapnya. “Rok itu jangan d
“Ricky!” panggil Rika yang berhasil membuat Ricky tersadar lalu melangkah mendekati Rika.“Diam di tempatmu dan ambil ponselmu. Kamu cuma boleh memotretku dua kali. Cepat, potret aku! Aku mau segera ganti pakaianku ini. Mungkin kamu nggak akan pernah melihatku pakai pakaian perempuan lagi seumur hidupmu,” ujar Rika lagi. Ricky buru-buru mengeluarkan ponselnya seraya berkata, “Oke! Oke! Aku akan segera memotretmu. Jangan ganti baju dulu.”Ricky dengan cepat memotret Rika yang mengenakan pakaian perempuan. Walaupun Rika tidak mengenakan riasan sama sekali, wajahnya masih terlihat sangat cantik. Kecantikannya sama seperti yang pernah dibayangkan Ricky sebelumnya. Tidak lama kemudian, Rika berbalik dan berjalan menuju kamar mandi. Ricky dengan cepat memotret bagian belakang tubuh Rika yang sedang berjalan dengan pakaian perempuan. Pemandangan ini adalah hal yang sangat indah. Ricky berulang kali mengamati foto-foto Rika yang diambilnya. Kemudian dia memilih foto Rika yang tercantik lal
Rika menghela napasnya. Dia sadar kalau kedatangan saudara laki-lakinya ini hanya akan membuat suasana di dalam ruangannya semakin ramai. Dia pun kembali berdiri lalu berjalan menuju pintu dan membukakan pintu untuk Ronald. “Kak, di mana Ricky? Aku dengar Ricky datang ke sini dengan menyamar sebagai perempuan, ya?” tanya Ronald setelah pintu terbuka.Ronald langsung datang ke ruangan kantor kakaknya setelah mendengar berita kedatangan Ricky yang berpura-pura menjadi perempuan. Dia ingin melihat dengan jelas penampilan Ricky. Laki-laki itu ternyata bisa juga berpura-pura menjadi perempuan. Bahkan dia juga mengatakan kalau dirinya adalah saudara kembar Ricky Adhitama. Hal ini tentu saja terdengar sangat aneh. Karena keluarga Adhitama selama ini tidak memiliki keturunan perempuan. Kalaupun memang ada, pastinya para tetua keluarga Adhitama akan sangat memanjakan anak perempuan itu dan semua orang di seluruh negeri ini juga pastinya akan mengetahuinya. Jadi, bagaimana mungkin Ricky bisa m
Ronald tertawa lalu berkata, “Kak, lihat kan kalau kamu sekarang sudah menjadi sosok terpenting dalam hidup Ricky.” “Diam kamu!” seru Rika kesal. Ronald hanya bisa menggosok hidungnya sambil tertawa tanpa bisa tertawa lepas seperti biasanya setelah mendengar seruan kakaknya. Kemudian Rika juga tampak memelototi Ricky yang ada di dekatnya. Ricky hanya bisa tersenyum tanpa bisa marah, sekalipun Rika memelototinya. “Ricky, orang-orang bilang padaku kalau kamu tadi datang dengan menyamar menjadi perempuan. Aku nggak percaya kalau kamu berani melakukannya hanya untuk kakakku. Kalau begitu, apa kamu bisa membuktikannya dengan cara nyata di hadapanku sekarang?”Ricky menatap Rika lalu berkata, “Aku nggak perlu membuktikan apa pun sama kamu selama kakakmu ini percaya padaku.”Ronald tiba-tiba melingkarkan tangannya di leher Ricky lalu berjalan menuju sofa sambil berkata, “Aku ini calon adik iparmu. Tunjukkan padaku apa yang kamu pakai tadi. Kamu jangan pelit begitu dong sama aku. Orang-oran
Pak Bima membalas sapaan itu dengan sopan. Kemudian dia menatap Ricky lalu menatap Rika yang dia pikir bernama Riko kembali dengan tatapan penuh rasa prihatin. Riko adalah sosok laki-laki yang sangat cakap bagi Bima. Mungkin dia akan menjodohkan putrinya kalau saja dia memiliki putri yang sudah berusia dewasa sama seperti Riko. Namun, sayangnya nasib Riko kurang beruntung karena dia harus terjerat oleh Ricky Adhitama. Ricky adalah sosok laki-laki tidak tahu malu yang masih saja terus menguntit Riko. Padahal Riko sudah mengatakan kalau dirinya tidak menyukai sesama jenis. Bahkan ada yang mengatakan kalau Ricky berhasil mengalahkan satu demi satu saingan cintanya untuk mendapatkan Riko Arahan. Oleh karena itu, para perempuan pengagum Riko sangat membenci Ricky. Namun, mereka tidak bisa melakukan apa pun untuk melawan Ricky.“Oke, saya akan menunggu Pak Riko selesai bekerja agar kita bisa makan malam bersama,” ujar Ricky yang mengerti maksud dari tatapan Bima. Ricky sama sekali tidak pe
Langit sudah berubah gelap ketika Rika selesai berdiskusi masalah bisnis dengan Bima Gandar. Mereka benar-benar larut dalam obrolan tentang bisnis dan kerja sama di antara kedua perusahaan. “Pak Bima, senang bisa berbisnis dengan Bapak,” ujar Rika sambil berjabat tangan dengan Bima. “Pak Bima, bagaimana kalau kita makan bersama malam ini? Saya yang akan membayar tagihannya nanti,” ajak Rika setelah melihat jam terlebih dahulu. Namun, Bima berkata dengan nada penyesalan, “Maaf, Pak Riko. Mungkin kita bisa makan bersama lain kali saja. Saya harus pulang cepat malam ini untuk makan malam di rumah. Karena hari ini adalah hari perayaan ulang tahun pernikahan saya dan istri saya yang ke-15.”“Kalau begitu, Bapak harus segera pulang agar bisa menemani istri Bapak di rumah. Kita bisa makan malam di lain waktu,” balas Rika penuh pengertian tanpa memaksanya sama sekali lalu mengantar Bima keluar ruangan kantor sampai ke lantai dasar. “Pak Riko tidak perlu mengantar saya sampai keluar. Sampai
“Pak Riko, Pak Ricky masih ada di dalam ruangan,” ujar sekretarisnya yang belum pulang berusaha mengingatkan Riko tentang keberadaan Ricky. “Saya tahu. Tolong, sekalian batalkan jadwal pertemuan malam ini. Setelah itu, kamu boleh pulang,” balas Riko cepat. “Baik, Pak,” ujar si sekretaris hormat. Si sekretaris tidak bisa menahan kebahagiaannya ketika mendengar kalimat pertemuan malam ini dibatalkan. Ini artinya, si sekretaris bisa pulang lebih awal dan menghabiskan malam dengan kekasihnya karena Riko tidak ada pertemuan apa pun. Dia memiliki jadwal yang padat dan sangat sibuk sebagai sekretaris Riko. Dia harus datang lebih awal dan pulang larut malam setiap harinya. Hal ini membuat dia sulit untuk berkencan dengan kekasihnya dan kekasihnya juga sering komplain dengan kesibukannya ini. Rika berjalan ke ruang tunggu VIP lalu membuka pintu dengan lembut setelah dia selesai memberi perintah kepada sekretarisnya untuk membatalkan semua pertemuan malam ini. Dia melihat Ricky sedang memega
Ricky merasa kasihan kepada Rika ketika mendengar perkataan perempuan itu. Karena Ricky tidak ingin Rika kelelahan karena pekerjaannya. Oleh karena itu, Ricky pun berkata, “Sudahlah, kamu langsung datang saja di hari pernikahannya dan nggak perlu menginap terlalu lama di sana. Aku sebenarnya mau mengajakmu jalan-jalan di Mambera kalau memang kamu bisa menginap beberapa hari.”“Tapi, kalau kamu nggak bisa ya nggak apa-apa. Lagi pula, aku akan tetap menemanimu di mana pun kamu berada. Aku juga nggak masalah kalau memang kamu mau langsung kembali ke Cianter.”Namun, raut wajah Rika justru tampak kesal lalu dia pun berkata, “Kamu setiap hari nggak mengerjakan apa-apa seperti pengangguran. Padahal kakakmu memberikan bisnis bidang makanan Adhitama Group di tanganmu. Suatu saat nanti bisnis makanan Adhitama Group bisa bangkrut karenamu. Kamu seharusnya bertanggung jawab sama pekerjaanmu. Bukannya malah bermalas-malasan kayak gini.”Ricky pastinya bisa menjadi sosok taipan bisnis yang mumpuni
“Terima kasih banyak atas perhatiannya, Non Yohanna. Nenekku sudah berumur 80 tahun lebih, tapi badannya masih segar bugar dan nggak masalah bepergian naik pesawat. Tapi masalahnya anggota keluargaku terlalu banyak, rasanya nggak enak kalau kami semua datang,” kata Ronny. “Atau begini saja, aku coba bilang ke mereka kalau tahun ini aku nggak pulang. Kurasa mereka pasti bisa mengerti.” Sebelum menginjakkan kaki di Aldimo, Ronny sudah memikirkan soal ini. Begitu pun dengan para senior di keluarga Adhitama yang juga sudah mempersiapkan diri andaikan Ronny tidak bisa pulang untuk melewati tahun baru bersama. Di tahun depan, Ronny berniat untuk membawa Yohanna ke pulang ke Mambera untuk mengurus pernikahan mereka. Nenek Sarah memberi waktu satu tahun kepada Rony dan saudara-saudaranya. selama mereka memperlakukan calon istri mereka dengan baik, satu tahun sudah cukup untuk meluluhkan hati seorang wanita. “Soal gaji kerja di libur tahun baru, Non Yohanna sesuaikan saja dengan hari kerjaku
Christian tidak bersuara saat dia ditendang oleh Tommy, tetapi raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa sakitnya. Christian mengira Tommy memang ingin belajar,bukan karena paksaan dari kakaknya. Yohanna sangat tegas dalam mendidik mereka, bahkan lebih tegas dari guru-guru mereka di sekolah. Para senior di keluarga saja sampai tidak berani ikut campur ataupun berkomentar di hadapan Yohanna. Tommy melampiaskan kekecewaannya ke nafsu makan. Dia makan banyak sekali, sampai-sampai Yohanna harus menghentikannya karena khawatir akan sakit perut. Tommy sengaja ingin membuat diri sendiri kekenyangan sampai sakit perut, karena dengan begitu dia punya alasan untuk kabur dari tugasnya. Setelah makan, Yohanna berkata kepada Ronny, “Ronny, habis istirahat siang, kamu bikinin dessert untuk bocah-bocah, ya. Oh ya, sisain sedikit untuk Dira juga. Dia paling suka sama dessert buatan kamu. Nanti malam aku nggak makan di rumah, kamu bebas mau pulang atau tetap di sini. Oh ya, aku mau diskusi tentang jadw
Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk
“Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu
Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan
“Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja
Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj
Yohanna spontan tersenyum mendengar ucapan manis adik-adiknya. “Berhubung kalian berdua sudah berbaik hati, kalau begitu aku panggil kakak-kakak yang lain untuk pergi belanja bareng. Siapkan dompet kalian, ya. Aku sudah lama nggak pergi belanja, lho. Kalau sudah pergi belanja nanti, apa pun yang aku suka langsung kubeli.” Kedua kakak beradik itu mengangguk, dan Tommy menyahut, “Biasanya Kak Yohanna sibuk kerja, jadi nggak ada salahnya sesekali belanja. Anggap saja waktu untuk bersantai.” Di antara semua anggota keluarga Pangestu, Yohanna memiliki pekerjaan yang paling sibuk dan paling melelahkan. Sejauh yang bisa Tommy ingat, dia tidak pernah satu kali pun melihat kakaknya pergi berbelanja atau pergi berlibur. Setiap hari dia harus bekerja di kantor, menemui klien, dan pergi dinas ke luar kota. Bahkan di akhir pekan pun Yohanna belum bisa bersantai. Terkadang dia masih harus menemani partner bisnis bermain golf, memancing atau berenang. Namun, hanya partner bisnis penting yang bisa
“Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu