Akan ada saatnya Jordan menyesal. Jelas-jelas Giselle adalah kakak kandung Jordan, seayah dan seibu. Namun, Jordan lebih percaya pada Rosalina yang merupakan kakak tirinya.Odelina sungguh tidak menyangka kalau ibu muda yang baru saja datang ke toko bukunya untuk membeli buku materi adalah Giselle yang memakai topeng kulit.Sebenarnya Olivia tidak begitu mengenal Giselle. Setelah melihat wajah Giselle yang berubah, dia hanya merasa sosok itu tampak familiar. Namun, dia tidak bisa mengingat siapa orang itu sama sekali. Di dalam lingkar pertemanannya tidak pernah ada orang bernama Giselle.Setelah mendengar suara langkah kaki yang familiar, Olivia pun keluar dari toko buku. “Stefan,” panggilnya.Olivia berjalan ke arah suaminya sambil tersenyum. Stefan menatapnya dengan lembut sambil berjalan mendekat dengan cepat. Dia memeluk Olivia terlebih dahulu, lalu berkata, “Sayang, aku kangen kamu.”Kemudian, Stevan mencium kening Olivia. Setelah itu dia baru melepaskan Olivia. Olivia pun berkata
Tangan Stefan menggenggam tangan Olivia lalu berkata, “Kita cukup 30 menit berada di sana lalu pergi.” “Kamu jangan minum dan jangan dekat-dekat sama mereka. Pokoknya jangan menjauh selangkah pun dariku. Lagi pula, orang-orang akan langsung menyingkir dan nggak berani mendekatiku ketika mereka melihatku.” Semua orang juga tahu kalau Olivia adalah istri tercinta dari Stefan Adhitama yang cukup lama menanti kehamilan. Bayi yang ada di perut Olivia adalah bayi yang sangat berharga, jadi siapa pun tidak akan berani terlalu dekat ketika bertemu dengan Olivia. Mereka takut, Olivia tiba-tiba saja terjatuh tanpa sengaja dan mereka akan menjadi pihak yang disalahkan atas hal buruk tersebut.Olivia hanya bisa pasrah. Sebenarnya, Olivia tidak suka orang-orang menjauhinya. Namun, orang-orang sudah terlanjur takut ketika melihatnya. Bahkan orang-orang kelas atas Membera sampai mengatakan kalau mereka akan mulai mendekati Olivia lagi setelah dia melahirkan bayinya. “Orang-orang itu seharusnya tah
“Apa mau kutemani?” tanya Stefan hangat.“Nggak usah, aku mau pergi sendiri. Lagi pula, pekerjaanmu kan penting,” tolak Olivia. Stefan juga tidak memaksa untuk menemani Olivia. Karena Olivia hanya ingin pergi ke rumah keluarga Sanjaya, jadi Stefan juga tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Sesampainya di hotel, Olivia melihat Giselle ketika dia turun dari mobil. Pada awalnya, Giselle berencana kembali ke vila untuk makan, mengganti pakaian dan melepaskan topeng kulitnya. Setelah itu, dia akan kembali ke kamar sewaannya dan kembali ke identitasnya sebagai Giselle Siahaan Namun di tengah perjalanan, Giselle berubah pikiran dan meminta pengawalnya untuk membawanya ke Mambera Hotel. Dia ingin melatih keberaniannya karena dia tahu kalau Stefan dan istrinya sering berkunjung ke sana. Dia bertekad untuk tidak takut ataupun melarikan diri ketika bertemu dengan pasangan itu untuk mengembangkan keberaniannya. Kedua pengawal keluarga Brata tidak menolak permintaan Giselle dan langsung menyetuju
Giselle tidak berani membantah dan langsung naik ke dalam mobil. Dua jam kemudian, Giselle kembali menjadi Giselle Siahaan. Dia menaiki tangga sampai ke depan pintu kamar sewanya. Dia mengeluarkan kunci kamarnya dan melihat pintunya tiba-tiba saja terbuka. Dia langsung mengira kalau ada pencuri yang masuk ke dalam kamar sewanya. Dia hanyalah seorang gadis miskin sekarang. Jadi, bagaimana mungkin ada orang yang masuk ke dalam kamarnya? Namun, tiba-tiba saja dia melihat sosok perempuan yang dikenalnya membuka pintu.Giselle langsung berseru, “Tante, kenapa kamu di sini? Tante kok punya kunci kamarku?” Seingatnya, dia tidak pernah memberikan kunci kamar sewanya kepada kedua tantenya. Jadi, bagaimana mungkin Tante Cahaya bisa masuk begitu saja?Cahaya sempat kaget selama beberapa saat sampai akhirnya dia berkata, “Giselle, kamu mengagetkan Tante saja. Kamu pulang tanpa bersuara sama sekali. Kamu lupa kalau kamu yang memberikan Tante kunci kamarmu untuk membersihkan kamarmu ini. Tapi, Tan
Tante Cahaya menghela napas lalu berkata, “Kamu boleh membuat masalah dengan mereka, tapi jangan berlebihan. Kamu pasti nggak akan mendapat harta apa pun kalau sampai kamu masuk penjara lagi. Mereka akan menjadikan semuanya milik mereka dan kamu nggak bisa lagi memperjuangkan apa pun nantinya.”Cahaya memiliki tiga orang keponakan dari saudara laki-lakinya. Dia tidak menyukai keponakan pertama mereka, yaitu Rosalina. Bahkan hubungan di antara mereka juga sangat buruk.Namun, mereka sangat menyayangi Jordan karena mereka tahu kalau Jordan yang pastinya bisa membantu mereka di masa depan. Bagaimanapun juga, Cahaya dan Intan lahir dari keluarga Siahaan yang kuat. Bahkan keluarga suami mereka juga tidak berani menindas mereka. Namun, Jordan memiliki cara berpikir yang sama seperti Rosalina. Sekarang, keluarga Ciugito dan Gunawan sudah jatuh bangkrut. Mereka hanya bisa mengandalkan Giselle untuk memperjuangkan harta warisannya. Dengan begitu, Giselle bisa membantu keluarga mereka untuk hid
Mata Giselle langsung berbinar setelah mendengar saran tantenya. Selama ini, Giselle terus menggunakan topeng dan menggunakan identitas baru untuk mendekati Olivia. Namun, dia selalu saja merasa khawatir Olivia akan mengenalinya. Sekarang, dia bisa kembali menggunakan identitas aslinya untuk mencari masalah dengan Rosalina dan membuat semua orang tahu kalau dia masih berada di Mambera. “Tante, ide yang bagus. Sekarang, aku akan ke Vila Permai untuk meminta uang kepada mertua Rosalina,” balas Giselle antusias. “Kalau begitu, cepat pergi ke sana. Jangan lupa, minta yang banyak dan berikan sebagiannya untukku serta Tante Intan karena kami benar-benar miskin sekarang. Kamu bisa minta bantuan ibu mertua Rosalina untuk mendapat pekerjaan. Lagi pula, mencarikanmu pekerjaan adalah hal yang sangat mudah untuk orang sepertinya,” ujar Tante Cahaya. Namun, Giselle tidak ingin bekerja. Dia hanya ingin mengenakan pakaian cantik, makan makanan enak dan menjalani hidup dengan uang melimpah yang tia
“Olivia aku sangat iri padamu. Kamu dan Stefan masih saja mesra. Padahal kalian sudah menikah cukup lama,” ujar Rosalina sambil merangkai bunga di depannya. Olivia tersenyum lalu berkata, “Kamu dan Calvin juga mesra, kok. Lagi pula, entah kenapa aku selalu merasa kalau aku baru saja menikah dengan Stefan, seakan pernikahan kami baru berlangsung kemarin.”Rosalina ikut tersenyum seraya berkata, “Sebenarnya, pernikahan kalian juga belum lama. Bahkan belum sampai belasan tahun. Tapi, aku yakin kalau pernikahan kalian akan bertahan sampai berpuluh-puluh tahun lamanya.”Rosalina menyerahkan buket bunga yang sudah selesai kepada Olivia lalu Olivia langsung membayarnya. Namun, Rosalina tidak mau menerima uang Olivia. Padahal Olivia sudah mengatakan kalau dia ingin memberikan bunga ini kepada Stefan. Namun, Rosalina tetap saja menolaknya. Sampai akhirnya, Rosalina menerima uang itu setelah Olivia mengatakan, apabila Rosalina tidak menerimanya, hal itu sama saja seperti Rosalina yang memberika
Fenny juga sudah tahu kalau Rosalina hanya terlihat lembut dari luar. Namun, sebenarnya dia adalah perempuan yang kuat dan tangguh. “Rosalina, kamu sudah pulang kerja? Kamu sedang sibuk, nggak? Apa kamu lelah?” tanya Fenny penuh perhatian.“Aku datang ke toko bunga sore ini dan merapikan bunga-bunga yang bercabang. Aku nggak sibuk ataupun lelah,” jawab Rosalina sopan.Kemudian Rosalina balik bertanya, “Ma, apa Mama baru saja membuat sup kesehatan dan memintaku untuk ke sana dan meminumnya?” Fenny merasa kasihan dengan kehidupan Rosalina yang menyedihkan. Oleh karena itu, Fenny sering memasak sup kesehatan untuk menantunya.Dia juga sering memaki orang tua Rosalina karena sudah bertindak jahat dan keji kepada Rosalina. Bagaimanapun juga, Rosalina adalah anak kandung dari Sinta. Namun, bagaimana mungkin Sinta bisa bersikap sekejam itu kepada Rosalina? Bahkan Sinta tidak segan untuk menyakiti fisik dan perasaan Rosalina tanpa ampun. Fenny sempat berpikir kalau dirinya pasti akan menyay
Ronny tidak ingin mengundang Iwan dan putrinya masuk. dan putrinya ke kamarnya. Dia berkata, "Pak Iwan, tunggu sebentar. Saya akan kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, lalu kita bisa pergi ke kafe di lantai satu hotel, duduk minum kopi, dan berbincang pelan-pelan." Iwan tersenyum dan berkata, “Boleh.”Ronny berbalik dan kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel, lalu keluar. "Ayo, saya traktir kalian berdua minum kopi." Setelah menutup pintu kamar, pemuda itu berjalan di depan dan mengajak kedua orang itu untuk mengikutinya. Iwan mengikuti langkahnya dan berkata,“Mana boleh biarkan kamu yang traktir. Saya yang mengganggu Pak Ronny, seharusnya saya yang traktir.”Ronny tersenyum dan berkata, “Satu gelas kopi nggak mahal. Pak Iwan jangan rebutan dengan saya soal ini.”Lelaki paruh baya itu juga ikut tersenyum. Dia merasa saingannya yang muda ini cukup baik. Hanya saja dia masih belum tahu kemampuan memasak pemuda ini.Iwan sangat ingin bekerja sebagai koki di keluarga Pangestu.
“Pak Ronny, aku orang yang pergi wawancara bersamamu di keluarga Pangestu.”Ronny ingat dirinya pergi sendiri ketika pergi ke kediaman keluarga Pangestu. Saat tiba di sana, dia mendaftarkan identitasnya dan duduk di mobil yang sudah disiapkan oleh pelayan untuk masuk ke kediaman keluarga Pangestu.Kediaman keluarga Ouyang memiliki tanah yang sangat luas. Meskipun tidak sebesar Vila Permai, perjalanan dari gerbang utama hingga ke depan bangunan utama cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, kepala pelayan biasanya mengatur mobil untuk menjemput tamu dan mengantar mereka masuk. Dengan cepat, Ronny menyadari sesuatu. Yang datang bersamanya ke keluarga Pangestu adalah pesaingnya. Orang itu ternyata sudah menyelidiki dirinya. Sepertinya orang tersebut punya kemampuan juga. Tampaknya, dia benar-benar bertekad mendapatkan posisi koki keluarga Pangestu. Ronny bangkit dan berjalan ke pintu. Dia membukanya dan melihat ada seorang lelaki dan seorang perempuan yang berdiri
“Kalau begitu, aku harap kamu berhasil dan bisa membawa Yohana secepatnya untuk menemui kami di sini.”Ronny langsung menyela seraya berkata, “Masih terlalu dini. Aku masih mau melajang saat tahun baru nanti.”“Sebentar lagi tahun baru, aku juga nggak berharap kamu melepas masa lajangmu secepat itu. Mungkin tahun baru di tahun depan kamu sudah bisa melakukannya. Lagi pula, kakakmu yang nomor Samuel dan Hansen juga masih belum bisa melepas masa lajangnya tahun ini.”Samuel benar-benar merahasiakan proses pengejaran istrinya. Bahkan Stefan juga tidak terlalu mengetahui bagaimana kelanjutan kisa Samuel dan calon istrinya. Namun, Stefan juga tidak ingin terlibat dalam urusan pribadi saudara-saudaranya. Stefan pernah berkata kalau dirinya tidak akan mencari tahu ataupun ikut campur dalam urusan pribadi saudara-saudaranya selama mereka tidak berinisiatif sendiri mendatangi Stefan dan meminta bantuannya. Lagi pula, dia juga bukan tukang gosip seperti Reiki. Dia bisa mendatangi Reiki jika ada
Kemudian dia kembali duduk di sofa lalu bersandar. Dia memikirkan, makanan apa yang harus dimasaknya besok agar dia bisa menaklukkan perut Yohanna dan mendapatkan posisi koki di rumah keluarga Pangestu. Apa dia harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya atau memasak makanan yang jarang dimasaknya? Dia menyeruput teh yang ada di tangannya. Akhirnya, dia memutuskan memasak makanan biasa dan nyaman untuk disantap. Dia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk memasak. Ini adalah kesempatan terakhirnya. Dia sudah senang memasak selama belasan tahun. Walaupun dia masih muda, makanan biasa dan nyaman yang akan dia masak ini adalah makanan-makanan yang dianggap sangat lezat bagi orang awam. Contohnya saja, seperti camilan yang dia masak hari ini bukanlah makanan andalannya, tapi Yohanna tetap memakannya. Walaupun dia tidak tahu Yohanna memakan masakannya atau tidak, dia yakin kalau Yohanna pasti memakannya. Jika tidak, pengurus rumah tidak akan mungkin memanggilnya untuk memasak lagi besok
“Apa peduli Kakak kalau dia berasal dari kota yang jauh dari sini? Kakak kan sedang mencari koki bukannya suami.”Dira pun tersenyum lalu berkata, “Semuanya akan berjalan dengan baik selama dia bisa memasak masakan lezat dan Kakak bisa memakannya dengan baik.”Yohanna tidak terlalu peduli kepada Ronny karena dia juga belum pernah melihat laki-laki itu. Namun, dia cukup terkejut setelah mengetahui Ronny yang berasal dari Kota Mambera yang berada di Provinsi Gorda. “Aku juga berharap ada koki yang bisa nggak membuatku bosan untuk makan, jadi aku nggak perlu berganti koki terus-menerus.”Yohanna menepuk bibirnya lalu berkata, “Aku juga nggak tahu, kenapa mulutku sangat aneh begini.”“Kak, apa kamu masih mau camilan ini?” tanya Dira setelah melihat Yohanna berhenti mengunyah. “Aku sudah nggak lapar, jadi nggak mau makan lagi.”Kemudian Yohanna melihat jam dan berkata, “Aku mau rapat dulu. Kamu ikut aku rapat, ya.”“Oke.”Dira mengambil kotak makan camilan itu lalu berkata, “Aku habiskan
Dia belum mengetahu kemampuan memasak laki-laki itu karena baru mencicipi camilan ini saja. Mungkin saja, laki-laki itu memang mahir memasak, tapi kemampuannya mungkin tidak setara dengan koki-koki keluarga Pangestu selama ini. Laki-laki itu tidak akan bisa bekerja di rumah keluarga Pangestu jika kemampuannya tidak sebaik para koki-koki sebelumnya. Yohanna berkata, “Aku akan menyuruh pengurus rumah untuk memanggilnya besok sore agar aku bisa mengujinya. Aku akan makan malam di rumah besok malam agar bisa mencicipi masakannya. Jangan sampai ada yang membantunya agar dia bisa mempersiapkan masakannya sendiri.”Dia harus mempersiapkan nasi dan semua lauk pauknya dengan tangannya sendiri tanpa bantuan siapa pun.Dira tersenyum lalu berkata, “Oke, besok malam kita makan malam di rumah, ya.”Walaupun Yohannalah yang ingin berganti koki, Dira dan adik-adiknya juga sering makan di rumah Yohanna. Jadi, koki itu juga harus menyesuaikan masakannya dengan selera makan mereka. Kemudian Yohanna be
Dira memperhatikan kakaknya dan langsung merasa lega setelah melihat mulut Yohanna bergerak dan tidak memuntahkan makanannya. Dia takut Yohanna memuntahkan makanannya yang artinya koki tampan itu tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk bekerja di rumah keluarga mereka. Yohanna kembali memotong makanan ringan itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. “Kak, enak, ya?”Yohanna langsung mengangguk. “Makanan ini mungil dan cantik. Rasanya juga lezat, sekalipun agak kering.”Dira menuangkan segelas air hangat lalu menyodorkannya kepada sepupunya seraya berkata, “Mungkin, dia bukan ahli dalam membuat makanan ringan, makanya makanan itu agak kering. Tapi, dia koki yang cukup bagus karena sudah bisa membuat Kakak memakan makanan itu.”“Aku sudah sempat mewawancarainya. Dia mengatakan kalau dia sudah masuk dapur sejak dia berusia 6 tahun. Oleh karena itu, pengalaman memasaknya sudah lebih dari 10 tahun, sekalipun usianya belum sampai 30 tahun.”“Apa dia berasal dari keluarga koki?”Yohanna t
“Aku tahu kalau Kakak makan hanya sedikit tadi siang, makanya aku bawakan sekotak makanan yang baru saja dimasak oleh koki yang melamar hari ini. Kami sudah sempat mencicipinya dan setuju kalau koki itu cukup bagus.”Yohanna berbalik lalu berjalan menghampiri Dira seraya berkata, “Aku bosan dengan makanan yang mereka masak akhir-akhir ini. Aku nggak nafsu makan siang ini, tapi aku lapar karena belum cukup makan.”Yohanna kembali ke mejanya lalu duduk di kursi dan mengambil paper bag yang Dira bawa. Kemudian dia mengeluarkan kotak makanan di dalamnya. Makanan di dalamnya adalah makanan ringan kecil yang berbentuk bunga dan buah-buahan. “Cukup rapi dan mungil. Apa ini enak? Jadi, ini dibuat oleh koki yang melamar hari ini?”“Ya, orang itu yang memasaknya. Dia adalah koki yang datang dari luar kota. Tapi, dia tampak masih sangat muda, usianya mungkin belum sampai 30 tahun. Kak, aku akan mempekerjakan orang itu kalau memang kamu nggak mau mempekerjakannya. Dia tuh tampan dan tinggi banget
Ivan sama sekali tidak memiliki kendali dalam setiap keputusan yang dibuat oleh ibunya. Akhirnya, dia pun berkata dengan terpaksa,” Baik, Ma. Kami akan menjaga Papa dengan baik. Hati Mama mungkin akan merasa kesepian karena kalian sudah tinggal terpisah. “Itu urusanku. Aku yang akan menyelesaikannya sendiri. Kalian nggak perlu khawatir. Rawat saja ayah kalian dengan baik dan tunjukkan bakti kalian,” pungkas Patricia lalu memutus sambungan telepon. *** Kota Aldimo yang berada di Provinsi Sarga. Di ruang kantor CEO yang berada di sebuah gedung pencakar langit berlantai 38, seorang perempuan jangkung dengan rambut panjang yang diikat sanggul sedang berdiri di depan jendela sambil menatap langit abu-abu hari ini. Perutnya berbunyi karena dia makan kurang kenyang siang ini. Bukan karena dia tidak suka dengan makanannya, tapi karena dia bosan dengan makanan yang dimasak oleh koki. Namun sayangnya, dia belum menemukan koki baru yang sesuai dengan seleranya. Dia terkenal dengan lidahnya