Home / Rumah Tangga / Pernikahan Kontrak Yang Abadi / Bab 6. Semua orang menyukai Arumi

Share

Bab 6. Semua orang menyukai Arumi

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2022-11-11 07:45:04

Pesta Pernikahan Hanzero telah usai. Para tamu undangan telah menarik tubuhnya satu persatu untuk pulang.

Arumi nampak lelah dengan begitu banyaknya ucapan selamat untuk dirinya. Sementara Hanzero terlihat sumringah. Dia tidak membayangkan jika Hari yang ia khawatir ini bisa berjalan lancar dan semenyenangkan ini. Semua orang terus memuji pengantinnya. Bahkan beberapa teman dekatnya yang menyadari jika wanita yang dinikahi Hanzero itu bukanlah Vanya pun nampak terpukau dan melontarkan banyak banyak pujian padanya.

Apalagi desas desus tentang kaburnya Vanya pun sudah menyebar walaupun baru masih sebagian orang yang mendengarnya.

"Tuan Hanz. Anda adalah Pria beruntung. Membuang sampah dan mendapatkan Berlian!"

Hanzero tersenyum lebar dengan bangga dan semakin berdebar jantungnya. Kembali melirik Arumi yang saat ini tengah sibuk dengan Mamanya.

Kenapa harus kawin kontrak? Coba saja kalau bukan, aku pasti akan sangat bahagia. Tak sadar Hanzero tersenyum senyum sendiri.

"Apa Tuan mulai menyukai Arumi?" Tiba tiba suara Arpha mengejutkan Hanzero.

"Kau ini. Ada ada saja. Mana mungkin."

Arpha terkikik. "Syukurlah. Kalau begitu, aku masih punya kesempatan."

"Maksudmu apa?" Hanzero langsung melotot.

"Jika anda tak mengharapkan Arumi, maka setelah kalian bercerai ku pastikan Aku akan mengejarnya. Sayang sekali jika jika berlian seindah itu hanya akan dibuang saja."

"Sialan kau! Yang sudah menjadi milikku, mana boleh orang lain menyentuhnya?" Sewot Hanzero.

Arpha tergelak. "Anda kalah telak."

Hanzero hanya tersenyum menanggapi dan kembali menoleh pada Arumi.

"Kenapa suaminya begitu bodoh. Sepertinya, Arumi juga wanita yang baik. Apa menurutmu, Tebakan kali ini benar?" Tanya Hanzero pada Arpha.

"Sepertinya kali ini penilaian anda tidak salah. Lihatlah, Nyonya dan Nona Shela saja sepertinya akan segera jatuh cinta pada wanita itu." Jawab Arpha.

Hanzero membenarkan ucapan Arpha, terbukti ketika Mama dan Shela mendekati Arumi.

"Hai Arumi." Shela menyapa. Arumi cepat Mengangguk penuh keanggunan.

"Apa kau sudah mengenal siapa aku?" Tanya Shela.

Arumi menggeleng sambil melirik Mama yang ada di sisi wanita itu.

"Ah, Dia adalah Anak Perempuanku yang artinya kakak Hanzero." Mama yang sekarang berkata.

"Oh. Kak Shela. Salam kenal." Arumi langsung menyambut tangan Shela.

'Eh, jangan kau pikir aku menyukaimu ya. Aku belum memastikan siapa kamu. Apakah kamu pantas menjadi bagian dari keluarga kami. Secarakan Kalian hanya kawin kontrak!' batin Shela, dia hanya tersenyum untuk sekedar basa basi. Misinya tidak lain hanya untuk menyelidiki siapa Arumi. Tapi dia tetap tersenyum senang. Sepertinya, meskipun pikirannya penuh curiga , tapi hati Shela seperti jatuh cinta pada Arumi. Begitu juga dengan Mama.

Senyum yang dibuat sesinis sinisnya itu masih menunjukan keikhlasan.

"Arumi. Setelah ini kau mau kemana? Apa kau akan ke Apartemen Suamimu atau ikut pulang ke Rumah kami? Kamar kalian sudah kami siapkan sedemikian rupa. Kau pasti senang jika kesana." Tiba tiba Mama bertanya. Tentu saja Arumi terkejut, dia belum siap dengan jawaban untuk pertanyaan ini.

Mereka sudah tau belum ya tentang pernikahan ini? Batin Arumi. Alih alih dia menoleh pada Hanzero untuk meminta bantuan agar menjawab pertanyaan Mama.

Untung Hanzero peka. Cepat mendekati mereka.

"Mama. Ini adalah hari pernikahan ku. Biarkan kami menikmati malam ini tanpa gangguan. Jadi aku akan membawa Arumi ke Apartemen ku. Disana aku juga suah menyiapkan kamar begitu indah. Jika sudah beberapa hari aku akan mengajaknya pulang. Mama tidak perlu khawatir." Ucap Hanzero.

"Oh.. Jadi kalian akan berbulan madu disana? Duh.. Mama kok jadi senang mendengarnya." Sahut Mama sumringah. Lalu dia mendekatkan mulutnya ke telinga Hanzero.

"Tapi apa benar begitu?" Bisikan Mama penuh penekanan.

"Mama! Ya benarlah. Masa enggak. Kan kami baru menikah. Bukannya Mama dan Papa juga dulu begitu? Kak Shela juga." Sahut Hanzero.

"Dasar anak pembohong. Kau pikir aku bodoh! Tidak tau apa yang sebenarnya begitu?" Kini Mama berkacak pinggang.

"Kau bisa membohongi semua orang, tapi aku tidak! Kau dan dia. ..!"

Plup! Hanzero langsung membungkam mulut Mama. Jika diteruskan ini bahaya!

"Sudah Mam. Mama apa apaan sih? Itu dibicarakan nanti saja. OKE!"

Hanzero langsung memanggil Arpha.

"Kita pulang ke Apartemen sekarang!"

"Baik Tuan."

Hanzero menoleh pada Arumi. "Ayo Arumi!" Arumi hanya mengangguk lalu meraih tangan Mama untuk berpamitan.

Mama tersenyum, memeluk Arumi dengan hangat.

"Jika dia memperlakukanmu dengan tidak baik, beritahu Aku. Aku akan menghajarnya, dan membawamu pulang kerumah." Bisik Mama.

Arumi sempat heran kenapa Mama berpesan seperti itu. Apa pria itu bukan pria baik? Atau Mama menyukai dirinya. Belum sempat Arumi menjawab, Hanzero sudah menarik tangannya.

Mama sendiri menutup mulutnya, heran kenapa dia berpesan seperti itu kepada Wanita yang bahkan belum dikenalnya dengan baik itu.

"Sepertinya Mama menyukai Arumi." Shela berbisik.

Mama belaga tersenyum sinis. "Itu hanya trik, agar kita bisa menyelidiki jenis apa wanita itu." Jawab Mama. Itu tidak sama dengan hatinya.

"Benar Ma. Kita tidak boleh mudah percaya lagi. Nanti ujung ujungnya sama seperti Vanya si ular itu. Kita harus menyelamatkan Hanz sebelum jatuh cinta pada istri kontraknya itu." Sahut Shela.

Matanya menatap langkah kaki Hanzero yang saat ini sudah menjauh dengan menggendong Arumi. Shela tersenyum bahagia melihat pasangan pengantin baru itu. Aduh, Sepertinya aku duluan jatuh cinta pada Wanita itu. Dia garuk garuk kepala.

"Kau menyukai wanita itu juga kan?" Sekarang giliran Mama yang menyindir Shela.

"Oh , tidak semudah itu." Kilah Shela.

Sekarang, mobil yang ditumpangi Hanzero dan Arumi sudah melaju dengan Arpha berperan sebagai sang sopir seperti saat berangkat tadi.

"Maafkan aku. Kau pasti tertekan sekali hari ini." Ucap Hanzero.

Arumi tersenyum, Hanzero mengamati itu. Kenapa senyumnya bisa mendadak semanis ini? Oh, mungkin karena baru kali ini aku melihat senyumnya dengan sedekat ini. Kemarin kemarin, dia belum pernah tersenyum seperti ini juga.

"Tidak apa apa Tuan Hanz. Aku baik-baik saja."

"Tapi kau harus berpura pura bahagia."

"Tidak apa apa. Bukankah itu sudah menjadi syarat utama darimu. Aku harus berpura pura. Dan aku bisa berpura pura bahagia dengan baik tadi di sana."

Ah, itu sebenarnya bukan jawaban yang diinginkan Hanzero.

Sial, rupanya dia hanya berpura pura bahagia. Ternyata cuma aku yang merasa Bahagia.

Hanzero seketika menepuk pipinya sendiri. 'Astaga! Apa yang kupikirkan? Sadar Hanz. Ini hanya pernikahan kontrak. Kau bahkan tidak mengenal wanita ini sebelumnya.'

"Tuan Hanz. Kau kenapa?" Tanya Arumi saat melihat Hanzero memukul pipinya sendiri.

"Oh, tidak apa apa. Hoam…!" Sekarang pria itu menutup mulutnya yang menguap.

"Haha.. aku hanya mengantuk. Aku hanya ingin mengusir rasa kantukku."

"Oh, baiklah. Anda bisa segera beristirahat setelah sampai nanti."

Yang di depan Arpha terkikik, itu sempat dilirik oleh Hanzero.

"Kau sedang menertawakan aku?" Hanzero memukul kepala Arpha.

"Tidak. Hanya saja, kalian berdua adalah pasangan terlucu yang pernah kutemui. Haha.. Kawin kontrak!"

"Kau mau aku pecat ya? Beraninya kau membuly ku?"

"Ampun Bosku?!" Arpha meminta ampun berkali kali tapi diselingi gelak tawa.

"Kata katamu menyunggingku Bodoh!"

"Sudah Tuan." Arumi melerai.

"Yang dikatakan Tuan Arpha benar. Kita memang cuma pasangan kawin kontrak. Tidak harus tersinggung. Tidak ada yang tau ini, selain kita bertiga."

Yakin? Mama dan kak Shela sudah tau Bodoh! Mereka sudah tau dan curiga! Hanzero berteriak, tapi hanya di pikiran saja.

"Hem.. tapi aku sedih mendengarnya Arumi. Sekretaris sialan ini menyakiti hatiku. Apa kau pikir aku menginginkan posisi Seperti ini? Tentu saja Tidak!"

Arumi tersenyum. "Tidak apa apa. Tuan Arpha hanya ingin menghibur kesedihan anda. Ada baiknya peristiwa ini. Kedepannya, anda harus berhati-hati mencari calon pendamping. Jangan melihat manis mulutnya dan Wajah indahnya. Anda adalah orang terhormat, harus gadis yang benar benar baik dan berbudi pekerti yang baik yang pantas untuk menjadi istri anda." Ceramah Sok ustadzah Arumi. Padahal dalam hati menjerit. Jangan seperti saya! Salah menilai Bryan Sialan itu! Dasar sialan kau Bryan!

Arumi jadi ingat Bryan. Hatinya kembali berdenyut nyeri. Kalau bukan karena perbuatannya, mana mungkin Arumi bisa terjebak disini. Menikah kontrak dengan pria ini dan harus berpura pura bahagia.

Yang di depan membatin. 'Seperti anda contohnya Nona."

"Apa kau juga sudah salah memilih pasangan?" Tanya Hanzero membuat Arumi yang sedang menahan perih dihatinya seketika berkaca kaca.

"Ya. Aku salah satu contohnya. Aku termakan janji manis. Bodohnya, aku sudah tau, tapi aku masih bertahan. Hingga pada akhirnya hanya menyisakan kehancuran."

Kini mereka semua terdiam. Sama sama menikmati perihnya luka akibat sebuah pengkhianat.

______

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 113. Happy Ending.

    Hampir seperapat jam, akhirnya mobil Hanzero tiba di klinik.Hanz memarkirkan mobilnya.Hanz keluar, lalu memanggil suster untuk membantu Arumi.Dua orang suster mengikuti Hanz sampai mobil dengan membawa brankar.Tiba di mobil Hanz langsung menyuruh Mama keluar terlebih dulu, lalu setelahnya Hanzero membantu Arumi untuk keluar."Pelan pelan Hanz." ucap Mama.Perlahan Hanzero mengendong Arumi, lalu memindahkannya membaringkan tubuh Arumi di atas brankar.Kedua suster mendorong brankar masuk ke dalam klinik.Hanz selalu setia menemani, tanggannya menggenggam erat tangan Arumi, berjalan bersebelahan dengan brangkar. Sedangkan Mama mengikuti dari belakang.Tidak berapa lama tiba di ruang bersalin."Maaf. Yang bisa masuk hanya satu orang." ucap suster memberitahu."Kamu saja yang masuk, temani Arumi." ucap Mama pada Hanzero. Hanzero mengangguk lalu ikut masuk bersama suster.Mama tahu setiap istri yang melahirkan pasti ingin di temani suaminya, sama halnya dengan Mama dulu saat melahirkan

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 112. Arumi Kontraksi.

    Arumi kontraksi!Arumi menunggu Hanz di dalam mobil. Arumi sudah tidak sabar untuk menyantap belalang goreng.Liurnya sudah ingin menetes membayangkan betapa renyahnya belalang berpadu gurih l,pedas manisnya bumbu.Uh! Pasti sangat nikmat.Ngidam yang ektrim bukan?Arumi pun baru kali ini sebenarnya, sebesar ini Arumi belum pernah merasakan namanya belalang goreng atau mungkin ini bawaan bayi? Entahlah!Hanz kembali kedalam mobil setelah mendapatkan apa yang di inginkan istrinya. Sebagai suami yang baik Hanz selalu melakukan apa saja yang membuat Arumi bahagia, asal itu tidak melanggar norma norma yang ada."Ini Sayang." Hanz mengulurkan tangan yang memegang satu cup berisi belalang goreng pedas manis.Hanz sendiri sebenarnya agak ngeli jika melihat melihat hewan sejenis belalang. Apa lagi untuk memakannya.Tidak dulu deh!Kres!Kres!Terdengar bunyi belalang saat Arumi mengunyahnya. Hanzero hanya menatapnya dengan tatapan aneh. Tidak berapa lama Hanz kembali tersadar, Ia pun menyala

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 111. Menjenguk Vanya.

    Hoam. Arumi menutup mulutnya.Saat ini Arumi baru saja bagun tidur siang, Arumi tersenyum pertama kali ketika membuka mata pemandangan indah ada di hadapannya.Bagaimana tidak!Wajah Hanzero berada tepat di hadapan wajahnya. Malam tadi mereka tidur saling memeluk satu sama lainya.Arumi membelai wajah tampan Hanzero, hidung mancung, alis tebal ukiran wajah yang indah membuat ketampanan nya semakin bertambah.Semakin hari Arumi semakin memupuk cintanya hingga tumbuh subur di dalam hati.Ketika Arumi sedang fokus membelai wajah Hanzero, tiba tiba Hanzero membuka mata."Sudah puas belum, lihat suamimu yang tampan ini." goda Hanzero.Membuat Arumi reflek melepaskan tangannya.Pipinya pun memerah merona karena malu.Hanz suka melihat Arumi saat tersipu malu seperti saat ini." M_mas udah bangun." Arumi mengalihkan pembicaraan."Mas udah bangun sebelum kamu bangun tadi." jawab Hanzero, yang membuat Arumi membuka mulutnya lebar.' Ya ampun, berarti Mas Hanz tahu dong! Aku menciumnya tadi.' b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 110. Berbelanja Keperluan Bayi.

    Lubis memperhatikan gambar yang di tunjuk Alika, raut wajahnya seketika berubah.Lubis memperhatikan foto USG yang ada di tangannya.Mata berbinar memancarkan kebahagian."Alika! Apa keponakan ku laki laki?" tanya Lubis dengan nada sangat bersemangat.Alika mengangguk."Ia Mas, menurut hasil USG ini bayi Vanya berjenis kelamin laki laki." "Haah!" Lubis memeluk Alika dengan penuh rasa bahagia."Alika, Aku sungguh bahagia mendengar kabar ini." ucap Lubis yang masih memeluk Alika erat.Sedari dulu Lubis memang sangat menginginkan bayi laki laki, namun Tuhan belum menghendakinya.Dan sekarang!Lubis akan memiliki keponakan laki laki. ______Hubungan Lubis dan Hanzero berangsur membaik setelah kejadian tempo lalu. Bukan hanya dari hubungan bisnis saja tapi di kehidupan pribadinya juga.Arumi sering mengajak berkunjung ke kediaman Lubis untuk sekedar menjenguk Vanya.Walau Vanya sendiri tidak pernah berinteraksi langsung dengan Arumi. Karena memang Vanya banyak melupakan orang orang di

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 109. Saling Memaafkan.

    Dokter Lidia tersenyum, lalu pandangannya mengarah ke layar. "Sepertinya Dede bayi masih malu malu, tuh liat di sembunyikan." ucap Dokter Lidia terkikik pelan.Posisi bayi saat ini sedikit memiringkan tubuhnya hingga bagian alat kelaminnya tertutupi.Hanzero dan Arumi menarik sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman.Ini yang pertama bagi Arumi dan Hanzero jadi mereka begitu bahagia saat mendengar detak jantung bayinya untuk yang pertama kali.Di dukung dengan fasilitas kesehatan yang sudah canggih, bisa melakukan USG 3 Dimensi."Sepertinya memang seperti itu Dok." ucap Hanzero.Setelah pemeriksaan selesai, Arumi kembali duduk.Dokter Lidia menjelaskan apa apa saja yang boleh Arumi lakukan.Setelah selesai Arumi dan Hanz keluar ruangan Dokter.Hanz mengandeng Arumi, berjalan hendak keluar."Hanzero tunggu!" panggil seseorang dari belakang.Hanz menghentikan langkahnya, begitu juga Arumi. Kedua nya berbalik.Lubis! batin Hanzero.Arumi menyikut pelan lengan Hanzero."Mau apa dia Mas? bis

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 108. Periksa Kandungan.

    Pemberitaan pagi ini di penuhi pemberitaan tentang klarifikasi Hanzero kemarin malam. Berbagai judul yang muncul membuat Hanz geleng geleng kepala.‘Klarifikasi mantan tunangan vanya terkait skandal viralnya’‘Mantan tunangan Vanya tidak mau ikut campur’Masih banyak lagi judul pemberitaan yang menurut Hanz sangat tidak penting.Semenjak vidionya viral, Vanya bukan hnaya kehilangan pekerjaannya sebagai model. Banyak PH yang memutus hubungan kerja sepihak.Hal itu membuat Vanya frustasi, bahkan Vanya harus menanggung malu atas perbuatannya sendiri. Dan semenjak itu Vanya tidak menunjukan batang hidungnya, karena setiap hari banyak wartawan di depan rumah Lubis, bahkan Lubis sampai menambah penjaga untuk mengaja keamanan rumahnya.Bukan hanya Vanya yang menanggung akibatnya, tapi Lubis ikut menangung imbas dari kelakuan adik perempuannya.Setelah berita Vanya naik ke permukaan banyak insvertornya yang memutus buhungan kerja sama mereka. Walau Lubis sudah berusaha menjelaskan namun mere

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 107. Klarifikasi Hanzero

    Hanzero mulai kesal, para wartawan tidak ada satupun yang pergi, mereka masih menunggu Hanzero."Arp. Kita pulang sekarang, jika menunggu mereka mau sampai kapan?" Hanzero mulai putus asa.Hanzero sudah menunggu dari jam tujuh malam dan sekarang sudah pukul sembilan, selama itu Hanzero menunggu."Baik Tuan, tapi satu satunya jalan. Tuan harus menghadapi mereka." "Tidak ada pilihan!" hanya itu yang keluar dari mulut Hanzero.Hanzero melangkahkan kaki keluar dari ruangannya diikuti Arpha.Keduanya berjalan, melewati lorong. Tibanya di di ujung lorong tepatnya dimana pintu lift berada.Arpha dengan cekatan menekan tombol 1 dimana lantai dasar berada.Tring!Pintu lift terbuka, Hanzero bersama Arpha masuk.Pintu lift tertutup, membawa Hanz dan Arpha menuju lantai dasar gedung.Beberapa menit kemudian Hanz bersama Arpha, tiba di lantai bawah.Setelah pintu terbuka, Hanz bersama Arpha keluar.Para wartawan yang melihat pun langsung heboh."Lihat! Itu Tuan Hanzero keluar!" Teriak salah sat

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 106. Tidak ada urusan dengan ku!

    Pagi ini dihebohkan dengan berita Viral seorang model hamil di luar nikah.Bahkan vidionya sudah tersebar di berbagai aplikasi di medsos.Berita di TV pagi ini hanya semua membahas Vidio Viral yang beredar, dalam waktu semalam Vidio itu sudah tersebar luas dan menjadi trending no 1.Vidio berdurasi beberapa menit itu menampilkan seorang wanita sedang memohon dan meraung pada seorang pria, tapi pria tersebut tidak mempedulikannya bahkan meninggalkan wanita itu.Suara si wanita pun terdengar sangat jelas, bahkan wajahnya terekspos dengan sempurna.Ya! Wanita itu adalah Vanya.Tanpa di sadari semalam ada seorang wartawan yang kebetulan sedang berada di situ.Keberuntungan bagi seorang wartawan mendapat berita sepanas ini.Namun kehancuran bagi Vanya, bukan hanya nama baiknya yang tercoreng tapi karirnya pun akan ikut hancur."Mas!" teriak Alika, begitu sampai di kamar."Kenapa? Pagi pagi sudah ribut!" bentak Lubis yang baru saja keluar kamar mandi.Alika mengambil napas sebelum kembali b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 105. Kehancuran Vanya part 2

    Vanya masih saja mengelak tidak mau mengakui kebenarannya.Lubis mulai jengah.Lalu Alika yang sedari diam, mulai berbicara."Lebih baik sekarang kita cek ke Dokter, untuk memastikan kebenarannya jika Vanya beneran hamil atau tidak. Jika terbukti Vanya hamil maka, kamu Mas." Tunjuknya pada Lubis."Harus segera menikahkan Vanya dengan laki laki yang sudah menghamilinya sebelum publik tahu dan akan mencoreng nama baik mu dan keluarga." Vanya menggeleng.Jika ke rumah sakit pasti akan ketahuan. Batin Vanya.Aku harus mencari alasan untuk ini. Lagi pula aku belum memberitahu David soal kehamilanku."Aku gak mau ke Dokter!" Tolak Vanya."Lagipula aku tidak hamil, aku hanya sedang tidak enak badan." Elak Vanya."Aku hanya butuh istirahat. Itu saja!" Vanya berdiri dan langsung pergi meninggalkan Lubis dan Alika."Vanya! Aku belum selesai berbicara!" Teriak Lubis, namun Vanya tidak menghiraukan dan melanjutkan langkahnya.Sampai di kamar Vanya mendudukan diri di pinggir tempat tidur.Sungguh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status