Home / Rumah Tangga / Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal / Bab 23 - Lekukan Indah Diantara Benda Berenda

Share

Bab 23 - Lekukan Indah Diantara Benda Berenda

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-07-09 22:10:03
Maureen mempercepat langkahnya, setengah berlari kecil saat masuk ke kamarnya. Tadi Tuan Diandra menelepon dan mengatakan ingin mampir.

Sebenarnya permintaan itu biasa saja, tapi Maureen berkeinginan kuat untuk menjamu Tuan Diandra dengan masakannya sendiri.

Masalahnya, Maureen baru saja tiba dari panti asuhan saat Tuan Diandra menelepon.

Maureen membuka satu per satu kancing blouse yang dia pakai sambil memikirkan makan malam simple dan cepat saji, tapi cukup enak untuk dinikmati bersama.

Ayam? Sosis? Brokoli? Spaghetty? Saus keju? Atau, lebih baik masak chicken creamy broccoli?

Kancing-kancing blouse sudah terbuka sepenuhnya saat suara pintu dibuka dengan keras bersamaan dengan teriakan, "Maureen!"

Maureen menoleh. Pintu terbuka lebar. Dan di sana, berdiri seorang lelaki tinggi dengan wajah kesal, mata menyala, dan napas memburu. Erland!

Maureen membeku. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat waktu seakan terhenti bagi mereka.

Erland menelan ludah saat pandangannya jat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Effie Widjaya
erland salting
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 37 - Istri Tercinta

    Sesaat Erland berdiri canggung. Jujur hatinya bergetar setiap melihat wanita yang sudah melahirkannya ini. "Kalau Ibuku datang berkunjung, pasti aku akan senang sekali." Suara Maureen terngiang di kepalanya, seakan mengingatkannya untuk memperlakukan Lillian dengan lebih sopan. “Terima kasih sudah datang, Nak," ucap Lillian akhirnya. Suara lembutnya menyusup masuk ke telinga Erland, lalu merasuk hingga ke dalam hatinya. Terasa hangat dan tulus. "Aku kesini karena mengantar Maureen. Kalau bukan demi dia, aku tidak akan pernah mau menginjakkan kaki kesini," ucap Erland dengan nada tajam. Ah, lagi-lagi Erland mengeraskan hati. Dia sedikit berbohong pada Lillian, padahal Maureen tidak pernah mengusulkan untuk datang ke Oddelia House. Ini semua murni idenya karena melihat rancangan Lillian sangat pas di tubuh Maureen. Lillian tersenyum penuh pengertian, tatapannya teduh saat berkata, "Apapun alasanmu datang, aku tetap berterima kasih atas kunjungannya. "Aku ada urusan penting," jawab

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 36 - Ingin Mendekat Dan Memeluk

    "Dia mau datang kesini saja, sudah sangat bagus," ketik Lillian di ponselnya. Satu tetes air mata meluncur saat dia mengirimkan pesan pada Marco, orang yang selama ini selalu memberikan informasi tentang puteranya.Wanita itu duduk dengan anggun di ruangan yang letaknya tepat bersebelahan dengan ruang dimana Erland dan Maureen berada. Matanya tak bisa lepas dari layar CCTV besar yang menampilkan suasana ruang fitting utama. Dari layar itu, setidaknya dia bisa lebih lama melihat puteranya.Dia mengerjapkan mata supaya pandangannya tidak kabur. Tidak hanya rindu tapi juga ada haru menyesakkan dada Lillian."Ini kabar baik, Nyonya. Sepertinya Nona Maureen membawa kebaikan untuk Tuan Muda. Akhir-akhir ini, Tuan Muda juga lebih fokus bekerja dan tidak pernah pergi ke club malam," balas Marco, sekaligus menceritakan kabar baik tentang Erland. "Dia kesini sebagai pelanggan, bukan untuk menemuiku. Meski begitu aku sudah senang sekali," tambah Lillian. Sudah bertahun-tahun Erland menjauh dari

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 35 - Mencium Dengan Perasaan

    "Boleh aku menciummu?" bisik Erland dengan suara serak."Eh?" Maureen mendongak kaget. Erland adalah tipe lelaki yang melakukan apa pun sesuka hatinya, tapi sekarang dia minta ijin untuk menciumnya."Boleh?" tanya Erland lagi, menarik tubuh Maureen lebih merapat hingga tubuh bagian depan mereka saling menempel."Eeerr.. Erland?" lirih Maureen, sedikit menjauhkan badan, tapi tidak bisa karena pelukan Erland terlalu kuat. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah sedikit memalingkan wajah.Kepala Erland menunduk, menghirup aroma shampoo Maureen yang lembut. Tangannya merayap di punggung Maureen yang terbuka."Oh, Erland!" pekik Maureen. Dia menarik napas, berusaha meredakan jantungnya yang berdebar tak terkontrol. Gelenyar-gelenyar aneh merambati tubuhnya tanpa bisa dicegah."Kenapa? Tidak boleh?" bisik Erland didekat telinga Maureen. Tangan satunya mengarahkan wajah Maureen kepadanya dengan tangan yang lain menahan tubuh sang istri supaya tidak menjauh darinya.Selanjutnya, Erland mu

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 34 - Boleh Aku Menciummu?

    "Sayang, yuk shopping..." Erland menoleh sekilas, lalu mengedipkan sebelah mata. Tangannya terjulur seperti seorang pengawal menyambut seorang tuan puteri. Maureen kembali menoleh cepat, matanya tertuju pada tangan Erland yang terulur sementara perasaannya masih campur aduk saat mendengar sebutan sayang untuk kedua kalinya. Sebutan sayang itu tidak hanya canggung di telinga, tapi juga mendebarkan hati. Namun, diantara perasaan itu ada sebuah hati kecil yang terus mengomel, "Ingat, Maureen! Erland punya banyak wanita. Pasti dia terbiasa berbicara manis." "Ayo! Lambat banget sih?" Tidak sabar, Erland menarik tangan Maureen yang terbengong-bengong, lalu menggandeng gadis itu masuk ke dalam rumah mode. Seorang perempuan cantik menyambut mereka. "Selamat siang, Tuan dan Nyonya, silahkan," sapanya dengan keramahan yang luar biasa. Maureen mengangguk canggung, matanya melirik kearah tangannya yang digandeng oleh Erland. Dia memberi kode pada Erland untuk melepaskan tangannya, tapi Erlan

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 33 - Sayang, Ayo...

    "Jahat sekali! Mereka menggunakan Nenek untuk menekan aku," geram Maureen dalam hati. Miris sekali, padahal Nenek Argantha adalah ibu mertua Paulin dan nenek kandung Jillian. "Apa mau kalian sebenarnya?" tanya Maureen pelan, kedua tangannya mengepal di pangkuan. "Tidak ada. Aku cuma ingin mendidikmu supaya tidak suka merebut milik orang," ucap Paulin dengan intonasi yang tenang namun menusuk. "Merebut apa? Kapan?" dengus Maureen. Selama ini Jillian yang selalu merebut semua miliknya, bahkan hadiah ulang tahun dari Kakek dan Nenek Argantha. "Pertama Reinner, sekarang Erland! Kamu masih mau menyangkal? Dasar penggoda!" sergah Jillian penuh kebencian. Maureen menghela napas panjang. Masalah Reinner sudah lama berlalu, tapi dendam Jillian berkepanjangan. "Aku mengenal Reinner lebih dulu darimu. Soal penolakan itu, aku tidak tahu menahu. Lalu, Erland..." Maureen berhenti sejenak dan menarik napas, lalu melontarkan jawaban ambigu, "aku bekerja di Argantha Group. Papa Erland adalah boss

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 32 - Sentuhan Menegangkan

    "Dasar manja! Sekarang kamu tidak bisa tidur karena tidak ada yang menemani." Erland mengomeli dirinya sendiri di dalam hati. Hampir semalaman dia main gitar, tapi matanya tetap terbuka lebar. Turun ke dapur, ingin mencari minuman untuk teman tidur, tapi ternyata Maureen cerdik. Gadis itu mengunci lemari penyimpanan dan menyimpan kuncinya entah kemana. Entah jam berapa Erland baru bisa tidur semalam. Pagi ini dia berusaha sekuat tenaga menahan matanya untuk tidak menatap Maureen yang sedang menikmati sarapan di hadapannya. Istrinya itu sudah siap untuk pergi ke kampus. Dia baru menyadari kalau Maureen hari ini juga berdandan, otomatis pandangannya turun ke pakaian Maureen. Istrinya itu memakai blus dengan potongan mengikuti bentuk tubuh. Memang pakaian Maureen tetap sopan dan rapi, tapi dibanding outfit oversize yang biasa dia pakai, penampilannya hari ini cukup menonjolkan lekukan bagian depannya. Menyadari matanya mulai salah arah, Erland buru-buru mengalihkan pandangan. berdehe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status