Share

Kesal

50 menit yang lalu

Di jalan xx tempat Diana dan Rama bertemu seorang perempuan sedang menghentikan mobilnya karena melihat perkelahian di depannya, dia tidak bisa terus melaju jadi dia hanya memainkan ponselnya dengan malas

Saat dia asik bermain game sebuah telpon muncul di layar ponselnya, nomor kontaknya bos nathan yang meneleponnya 

Dia langsung mengangkatnya

"Iya ada apa bos? Ada masalah?"

"Iya saya lupa tadi ada berkas yang masih di atas meja belum saya simpan nanti kamu simpan di laci meja kerja saya"

"Iya baik bos setelah ini saya akan ke kantor untuk menyimpannya"

Terdengar suara ribut dari luar dan suara perempuan menghentikan pertengkaran

Nathan mendengar suara seperti suara Diana dia langsung bertanya kepada Novita

"Novita kamu dimana? Saya mendengar suara ribut dan ada perempuan juga?"

"Oh itu bos iya, ada keributan di sini di jalan xx, 3 orang laki-laki berkelahi, 1 perempuan memeluk satu laki-laki ituu untukmenghentikannya"

"Bagaiamana ciri-ciri perempuan itu?"

"Berambut panjang sebahu, memakai syal dan jaket seperti yang bos pakai kemarin"

"Coba bisa di video call biar saya bisa melihat perempuan itu lebih jelas"

Novita melakukan panggilan video call dengan Nathan mengarahkan kameranya ke luar kaca mobil ke hadapan Rama dan Diana

Nathan melihat itu kesal dan marah

Teryata dia terlambat gara gara laki-laki itu

Sampai di peluk dan di obati lukannya

Aku akan memberikan pelajaran untukmu Diana saat dia datang nanti lihat saja

Tapi kenapa aku marah?

Aku hanya menganggap dia mainan

Tidak mendengar suara Nathan, Novita bingung dia bertanya kepada Nathan

"Bos? Ada masalah?"

Mendengar suara Novita membuat Nathan kembali ke kenyataan

"Oh tidak ada, saya masih ada urusan saya tutup dulu telponnya"

"Baik pak"

Novita menaruh ponselnya di kursi mobil sebelahnya dengan tenang

******************

Kembali ke tempat Diana dan Nathan sesudah Rama berkelahi

"Aku hanya ingin mengatakan berikan nomor ponselmu!!"

Diana mendengar itu masih bertanya dalam hatinya

Untuk apa?

Tapi jika aku katakan seperti itu kami akan makin ribut yasudah aku mengalah saja nanti dia mengancam aku lagi

"Iya sebentar aku tulis dulu di kertas"

Diana mengambil kertas dan pulpen, menaruh di atas meja dengan lembut menulis nomor telponnya langsung memberikan kepada Nathan

"Ini, yasudah aku bisa pergi kan? Aku pergi dulu"

Diana langsung pergi dari hadapan Nathan tidak menunggu jawaban Nathan

Nathan hanya melihat punggung Diana dengan kesal, dia langsung berjalan menuju mobilnya dan kembali ke kantornya

Diana yang sudah berjalan duluan tadi berhenti di sebuah tempat pemberhentian taksi dia menunggu taksi sambil bermain dengan ponselnya dia memainkan game, ataupun membuka pesan yang ada di hpnya

Diana sedang asik bermain game, tiba-tiba ada notifikasi chat yang membuat Diana penasaran dia langsung mengeluarkan gamenya

Menekan notifikasi pesan tadi teryata itu adalah pesan dari Rama

Rama: Diana

Diana: iya Rama ada apa?

Rama: itu... Besok kita bisa bertemu?

Diana ingin mengetik jawaban "bisa" tapi mengingat ancaman dan hukuman yang di lakukan Nathan tadi kepadanya dia menghela napas lelah

Diana: maaf Rama aku tidak bisa bertemu kamu besok aku masih ada urusan... Maaf

Diana mengigit bibirnya dia kesal dengan Nathan dan kasihan dengan Rama karena mereka baru saja berbaikan tadi siang, tapi Nathan malahan mengancam dan menghukum dia dengan hukuman tidak jelas seperti itu Diana malas memikirkannya.

Dia hanya mengeluarkan aplikasi pesan menuju layar utama dan mematikannya, menyimpan hpnya di dalam sakunya

Diana menunggu taksi sambil melihat keadaan sekitar saja, di sebelah kirinya ada sebuah sekolah SMA Tata karya, di sebelah kananmya masih terlihat kafe white cat yang lumayan jauh, Diana mengunggu dengan bosen menguap dia terlalu bosan jadi dia mengantuk.

Mencari tempat yang nyaman Diana menggeser tubuhnya, menemukan sebuah tiang dia bersender dengan nyaman dan tertidur dengan tenang

Diana bermimpi sebuah mimpi yang indah keluarga yang terlihat harmonis, Diana tersenyum melihat mereka dia sangat bahagia

Tapi Diana tidak bisa melihat wajah kedua pasangan itu, apakah mereka cantik dan tampan dia tidak tau, wajah mereka seperti tertutup sebuah cahaya yang membuat siapa punt tidak biss melihat ekspresinya

Sebuah suara terdengar di telinga Diana seseorang seperti sedang memanggilnya

"Mba mba bangun..."

"Mbakk..."

Diana membuka matanya linglung melihat sosok laki-laki tua ada kerutan di wajahnya seperti berumur 60 tahun, menggunakan pakaian bisa kaos dan celana panjang, sedang menggoyangkan tubuh Diana

Saat dia meihat Diana bangun dia langsung melepas tangannya dari bahu Diana berkata dengan lembut

"Mba kenapa mba tidur di sini?"

"Aku hanya mengantuk, jadi tidak sengaja tertidur, apakah bapak supir taksi?"

"Iya saya supir taksi, ada apa ya mbak?"

"Saya ingin bapak mengantar saya ke rumah saya bisa?"

"Bisa saja mbak ayo naik"

Bapak supir taksi membukakan pintu mobilnya untuk Diana, Diana langsung masuk, mobil langsung berjalan

Diana sedang berjalan menuju rumahnya tapi terdengar suara dering hpnya

Sebuah nomor baru meneleponnya, Diana selalu malas mengangkat telpon dari nomor baru jadi dia mengabaikannya

Sampai 2 kali panggilan tidak Diana angkat

Pesan teks muncul di ponselnya

Nomor tidak di kenal: jika tidak kamu angkat awas besok akan terjadi sesuatu dengan keluarga kamu Diana

Diana kira penipuan dia abaikan saja

Sampai 5 kali masih di telpon, Diana kesal dan mengangkatnya, Diana berkata dengan acuh tak acuh

"Siapa kamu? Kenapa meneleponku?"

"Aku Nathan bagus ya Diana tidak mengangkat telponku"

Diana terkejut teryata itu dari Nathan dia langsung mengembalikan ekspersinya berkata dengan lembut

"Maaf... Aku tidak sengaja tidak mengangkatnya aku kira orang lain"

Nathan menjawab dengan mengejek

"Orang lain, oh iya nomorku kan baru, untuk Diana nomorku tidak penting jadi tidak di angkat seperti itu?"

"Itu... Tidak aku bisa jelaskan..."

Nathan kesal langsung menutup telponnya, tapi dia masih memberikan Diana pesan teks

Nomor tak di kenal: simpan nomorku jika tidak lihat saja besok, saat kita bertemu lagi di cafe aku tidak ada mengampunimu, besok bertemu di cafe jam 12:00 jika kamu tidak ada akan aku buat bisnis keluargamu hancur!!

Diana: iya...

Diana menutup ponselnya mengela napas panjang menggertakan giginya

Apa mau dia?

Laki-laki itu terlalu ngeselin aku tidak kuat menghadapinya, tapi demi ayah dan ibu tidak apa aku kuat

Di jam yang sama di kantor Nathan

Dia kesal dengan Diana karena tidak menjawab telponnya dia sudah berkali-kali menelepon tapi tidak di angkat dia hanya ingin menyuruh Diana menyimpan nomornya, tapi Diana Malah membuatnya marah

Bagus Diana aku tau kita belum memiliki hubungan yang sah, kita hanya masih di jodohkan, tapi lihat saja 2 hari lagi kamu akan menjadi mainanku yang sebenarnya

Aku akan menghukum mu lebih berat dari sebelumnya lagi saja besok

Nathan tersenyum licik, dia sebenarnya hanya ingin membuat Diana menjadi mainannya tapi dia merasa tidak tega melakukannya, tapi dia tidak peduli dengan perasaanya Diana bukan siapa-siapanya dia hanya perempuan yang di jodohkan kepadanya jika mereka menikah Nathan akan bebas memperlakukannya dengan seenak hatinya, dia tidak peduli dengan perasaan Diana, dia tidak suka lembut kecuali dengan perempuan yang dia sayang, tapi itu bukan Diana.

Nathan kembali menyelesaikan berkas di atas meja dengan suana hati yang menyenangkan, karena dia berpikir dia akan mendapat mainan baru sebentar lagi.

Novita mengetuk pintu, mendengar suara Nathan menyuruh masuk dia langsung masuk

Memberikan setumpuk berkas kepada Nathan, menaruhnya di depan meja

Nathan mengangkat alisnya, bertanya dengan bingung 

"Apa ini berkas lagi? Bukannya sudah mau selesai?"

"Ini berkas untuk jam 12:00 besok pak, bapak berkata dengan saya tadi, jam12:00 besok sampai jam 14:00 ingin bertemu dengan seseorang, jadi saya buat rangkuman tugas besok dan memberikannya kepada bapak"

"Yasudah kamu keluar"

"Baik pak"

Novita keluar dari ruangan itu dengan cepat, dia takut Nathan akan marah padanya, suasana hati bosnya suka ber ubah-ubah

Nathan melihat banyak berkas di atas meja membuat kepalanya pusing, dia sudah menyelesaikan banyak berkas tadi sesudah pergi dari cafe, sekarang berkas lagi, Nathan mengerjakannya dengan menghela napas

Tidak terasa jam 19:00 sudah tiba, Nathan melihat jam dinding di kantornya, dia berdiri meregangkan tubuhnya, mengambil jaketnya dan berjalan keluar menuju mobilnya, karena jam 19:00 adalah jam pulang kerjanya

Novita dan semua orang di kantor sudah pergi, kecuali dia dan ada satpam di depan yang selalu menjaga keamanan, satpam melihat Nathan menyambutnya dengan senyum, Nathan hanya mengangguk dengan dingin

Nathan memasuki mobilnya, dia berkendara menuju rumahnya dengan santai

40 menit kemudian dia sampai di rumahnya, membuka pintu melihat ibunya di dalam rumah sedang menunggunya

Saat melihat Nathan masuk wajah ibunya langsung berseri-seri, langsung menghampiri Nathan

"Nak apakah Diana anak yang baik? Jadi bagaimana kalian?"

Mendengar itu Nathan hanya menjawab dengan biasa saja

"Lumayan bu, aku memutuskan untuk menikahinya 2 hari lagi"

"Begitu cepat? Kenapa nak cepat sekali sampai 2 hari, tapi itu bagus karena kamu sudah bisa melepas Kirana"

"Kalau itu aku hanya ingin mengenal dia lebih dekat dengan menikah"

Nathan memalingkan wajahnya dari ibunya, dia menggunakan ekspresi licik, di matanya yang dingin menujukan tatapan "hanya mainan"

Nathan berbalik lagi menunjukan ekspresi biasa

"Yasudah jika kamu inginnya seperti itu, lebih baik kamu istirahat saja dulu, ibu ingin kembali ke kamar"

"Iya Bu..."

Ibu Nathan pergi ke kamarnya di lantai 1

Nathan menatap ke pergian ibunya dengan malas, dia berjalan ke kamarnya dengan langkah kaki santai

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status