Share

Bab 23

Author: Lionel Lussy
last update Last Updated: 2025-05-04 07:04:36

Bab. 23

Kakek hantu itu menoleh perlahan, matanya memandang Sion dengan senyum kecil. “Tentu saja, aku bisa menceritakan banyak hal tentang wanita itu.”

Sion memiringkan kepalanya, menajamkan pendengarannya. “Baiklah, tolong ceritakan apa yang kau tahu.”

Kakek itu tertawa kecil, suaranya seperti bisikan angin yang berputar lembut. “Aku ingin menceritakannya, tapi sayangnya, tidak bisa untuk saat ini.”

Dahi Sion berkerut, rasa frustrasi mulai terasa lagi di benaknya. “Kenapa tidak bisa? Apa yang menahanmu?”

“Karena pagi hampir tiba,” jawab kakek itu sambil melirik ke arah timur, tempat warna fajar mulai merayap di balik gedung.

Sion mengikuti pandangannya, lalu menatap kembali kakek itu dengan alis terangkat tinggi. “Benarkah? Apakah kau takut pada matahari? Apa benar hantu akan terbakar jika terkena sinarnya?”

Tawa kakek itu meledak, menggema seolah mengisi ruang kosong di antara mereka. “Tidak, tidak, bukan begitu, nak.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pesona Hantu CEO   Bab 24

    Bab. 24Roura duduk di dekat jendela, memandangi pemandangan yang berlalu di sisi jalan dengan tatapan kosong. Langit siang yang cerah, perlahan berubah menjadi kelabu saat awan menggantung berat di cakrawala."Lihatlah, waktu begitu cepat berlalu. Tapi hidupku belum juga ada perubahan," gumam Roura sambil menghela napasnya dengan berat.Beberapa penumpang turun satu per satu di halte-halte kecil, dan bus perlahan semakin sepi. Ketika akhirnya bus tiba di pinggiran kota Ravendale, matahari sudah mulai condong ke barat. Bus berhenti dengan suara decitan rem yang panjang, dan sopir yang sudah tua itu melirik Roura sekilas."Nona, kita sudah sampai di halte terakhir," ucap sopir itu singkat."Oh, iya, kah?" Roura berdiri dengan tergesa, memegangi tasnya erat-erat saat menuruni tangga. Sopir itu menggeleng kepala. "Dia cantik dan masih muda, tapi sepertinya beban pikirannya terlalu berat," ucap sang sopir, m

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pesona Hantu CEO   Bab 25

    Bab. 25Suara bel itu, membuat Roura langsung beranjak dari tempat duduknya dengan penuh semangat. “Nyonya, biar aku saja yang membuka pintu. Mungkin itu suami Anda,” ujar Roura sambil tersenyum penuh harap.Nyonya Liana, yang duduk tenang di kursinya, tersenyum kecil dan mengangguk. “Baiklah, silakan, Roura.”Roura segera menuju pintu dan membukanya dengan cepat. Namun, ekspresi wajahnya berubah kecewa, ketika melihat siapa yang berdiri di depan. Bukan Pak Jansen, melainkan seorang wanita tua yang tampak seusia dengan Nyonya Liana.Wanita tua itu memicingkan matanya, tampak bingung. “Siapa Anda?” tanyanya dengan nada curiga.Roura sempat kebingungan, namun sebelum ia sempat menjawab, Nyonya Liana yang berada di ruang tamu mengenali suara itu. “Lisa? Apakah itu kamu?” Wanita tua yang ternyata bernama Lisa itu mengangguk. “Iya, ini aku, Liana. Aku melihat lampu depan rumahmu belum menyala. Apa suamimu belum pu

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pesona Hantu CEO   Bab 26

    Bab. 26Mendengar pertanyaan itu, Roura menggenggam kedua tangannya erat, mencoba menenangkan debaran jantungnya. Ia menatap pria tua di depannya yang kini sedang memperbaiki posisi topi kebunnya. "Pak Jansen, perkenalkan saya Roura. Saya datang membawa pesan dari Nyonya Liana. Beliau meminta saya memastikan bahwa Anda baik-baik saja, karena Anda tidak pulang ke rumah seperti biasanya."Pak Jansen menghela napas lega dan tersenyum kecil. "Ah, istri saya memang mudah cemas. Terima kasih sudah menyampaikan pesannya, Nona. Saya masih harus menyelesaikan pekerjaan ini. Jika tidak ada hal lain, mungkin Anda bisa kembali dan memberi tahu dia bahwa saya akan segera pulang."Namun, Roura tetap berdiri tegak. Ia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan jawaban tentang Sion. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara lagi."Sebenarnya, ada hal lain yang ingin saya tanyakan... sesuatu yang sangat penting. Tapi saya kh

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pesona Hantu CEO   Bab 27

    Bab. 27Sementara ituRoura duduk di sofa ruangan itu, pandangannya menjelajahi ruangan yang tertata rapi. Meja kerja dengan berkas-berkas yang tersusun rapi, juga rak buku yang penuh dengan dokumen, serta hiasan dinding yang minimalis tetapi terlihat mahal. Gadis ini menghela napas panjang, merasa sedikit kosong di tengah keheningan itu."Entahlah, kenapa Sion tidak menemaniku sepanjang hari ini? Bukankah dia yang terus mendesakku untuk bertemu dengan Pak Jansen? Tapi sekarang, di saat aku membutuhkannya, dia malah tidak mau muncul. Dasar hantu menyebalkan."Mata Roura menatap jam dinding yang berdetak perlahan. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10.00 malam. Roura memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan hatinya yang mulai gundah. "Aku belum kembali ke Mayro di jam segini. Aku pasti akan pulang telat lagi, dan Martha pasti akan marah padaku. Dia selalu bilang aku bodoh dan tidak bertanggung jawab."Namun,

    Last Updated : 2025-05-08
  • Pesona Hantu CEO   Bab 28

    Bab. 28"Tentu saja, aku akan menjawab semua pertanyaanmu," kata Pak Jansen dengan suara beratnya.Roura langsung tersenyum mendengar jawaban itu. "Terima kasih, Pak Jansen. Lalu apa jawaban Anda? Apa Anda tahu sesuatu tentang Sion?" Tetapi pria tua itu tidak menjawab, ia malah mengedarkan pandangannya ke sekitar. Malam sudah larut, area sekitar Robin Group masih cukup ramai dengan beberapa karyawan lembur yang masih berlalu-lalang.Pak Jansen menatap Roura dan berkata, "Tapi tempat ini bukan lokasi yang tepat untuk berbicara. Bagaimana kalau kau ikut denganku? Aku akan memberimu semua jawaban yang kau cari."Roura sempat terdiam. Ajakan itu tentu saja berisiko. Ini sudah hampir tengah malam, dan ia masih harus pulang ke Kota Mayro. Martha pasti akan marah besar karena ia terlambat. Belum lagi kemungkinan bahaya yang bisa terjadi di jalan. Tapi di sisi lain, ini adalah kesempatan yang tak boleh ia lewatkan.Roura meng

    Last Updated : 2025-05-08
  • Pesona Hantu CEO   Bab 29

    Bab. 29Roura menghentikan langkahnya, lalu menatap dalam ke arah Pak Jansen. Pria tua itu hanya mengangkat bahu dan bertanya, “Apa yang kau pikirkan, Roura?”Gadis itu menggeleng. “Entahlah, Pak Jansen. Aku tidak bisa memikirkan apa pun. Terlalu banyak pertanyaan yang tidak bisa aku jawab sendiri.”Pak Jansen mengangguk pelan, memahami kebingungan gadis itu. “Aku tahu bagaimana rumitnya pertanyaan di dalam kepalamu. Kalau begitu, ikuti aku saja. Aku akan segera menunjukkan sesuatu. Tidak perlu banyak bertanya sekarang, nanti kau akan mengerti pelan-pelan.”Roura akhirnya mengangguk. Ia mengikuti pria tua itu melangkah melewati lorong rumah sakit yang tenang. Langkah kakinya bergema samar, berpadu dengan suara alat-alat medis yang berbunyi lembut dari berbagai ruangan.Hingga akhirnya, mereka berhenti di depan sebuah kamar bernomor 307.Pak Jansen membuka pintunya perlahan.Roura masih terdiam begitu melihat siapa yang t

    Last Updated : 2025-05-08
  • Pesona Hantu CEO   Bab 1

    "Aaah!" seorang pria berteriak, saat sebuah mobil truk melaju kencang ke arahnya. Ia yakin kalau mobil itu pasti akan menabrak tubuhnya.Brak!Benar saja truk itu menabrak tubuhnya, seharusnya tubuhnya terlempar dan hancur.Tapi... Ada yang aneh, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Mobil truk itu tetap melesat menjauh. Tidak ada darah sedikitpun, tidak ada orang yang berteriak. Semua terlihat baik-baik saja."Apa yang terjadi padaku? Kenapa dengan diriku?" pria itu menatap tangannya sendiri, merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi padanya.Sion Alexander Robin, seorang pria dengan reputasi yang tak tertandingi, adalah CEO utama dari Robin Group, sebuah perusahaan raksasa yang berada di kota Mayro.Namun dua hari terakhir, dunia di sekitarnya terasa tidak normal lagi. Orang-orang kini berjalan melewatinya seolah dia tidak ada. Setiap kali Sion mencoba berbicara, suara yang keluar dari mulutnya, seperti tidak terdengar. Tangannya yang dulu menggenggam kendali perusahaan bes

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 2

    Bab. 2 Dua hari laluLangit kota Mayro tiba-tiba merah, asap tebal membumbung tinggi ke langit malam yang gelap, disusul ledakan yang mengguncang tanah. Gedung Robin Group, ikon megah kota sekaligus pusat dari perusahaan raksasa dunia, kini terbakar hebat. Api menjalar liar, melahap setiap jendela kaca dengan bunyi pecahan yang menyakitkan telinga."Tolong! Tolong!"Jeritan dan teriakan menggema di setiap sudut jalan. Orang-orang dalam gedung berlarian tak tentu arah, berusaha mencari perlindungan. Sirine mobil pemadam kebakaran meraung memecah malam, diikuti deru kendaraan ambulans yang bergegas menuju lokasi.“Kami membutuhkan bantuan tambahan! Gedung ini bisa runtuh kapan saja!” Suara-suara panik terdengar di mana-mana, para petugas damkar dan Polisi bekerja sama menyelamatkan orang-orang yang terjebak.Beberapa helikopter berita nasional melayang rendah, mengirimkan siaran langsung ke seluruh pelosok kota dan negeri. "Kami melaporkan langsung dari lokasi kejadian! Gedung Robi

    Last Updated : 2025-03-16

Latest chapter

  • Pesona Hantu CEO   Bab 29

    Bab. 29Roura menghentikan langkahnya, lalu menatap dalam ke arah Pak Jansen. Pria tua itu hanya mengangkat bahu dan bertanya, “Apa yang kau pikirkan, Roura?”Gadis itu menggeleng. “Entahlah, Pak Jansen. Aku tidak bisa memikirkan apa pun. Terlalu banyak pertanyaan yang tidak bisa aku jawab sendiri.”Pak Jansen mengangguk pelan, memahami kebingungan gadis itu. “Aku tahu bagaimana rumitnya pertanyaan di dalam kepalamu. Kalau begitu, ikuti aku saja. Aku akan segera menunjukkan sesuatu. Tidak perlu banyak bertanya sekarang, nanti kau akan mengerti pelan-pelan.”Roura akhirnya mengangguk. Ia mengikuti pria tua itu melangkah melewati lorong rumah sakit yang tenang. Langkah kakinya bergema samar, berpadu dengan suara alat-alat medis yang berbunyi lembut dari berbagai ruangan.Hingga akhirnya, mereka berhenti di depan sebuah kamar bernomor 307.Pak Jansen membuka pintunya perlahan.Roura masih terdiam begitu melihat siapa yang t

  • Pesona Hantu CEO   Bab 28

    Bab. 28"Tentu saja, aku akan menjawab semua pertanyaanmu," kata Pak Jansen dengan suara beratnya.Roura langsung tersenyum mendengar jawaban itu. "Terima kasih, Pak Jansen. Lalu apa jawaban Anda? Apa Anda tahu sesuatu tentang Sion?" Tetapi pria tua itu tidak menjawab, ia malah mengedarkan pandangannya ke sekitar. Malam sudah larut, area sekitar Robin Group masih cukup ramai dengan beberapa karyawan lembur yang masih berlalu-lalang.Pak Jansen menatap Roura dan berkata, "Tapi tempat ini bukan lokasi yang tepat untuk berbicara. Bagaimana kalau kau ikut denganku? Aku akan memberimu semua jawaban yang kau cari."Roura sempat terdiam. Ajakan itu tentu saja berisiko. Ini sudah hampir tengah malam, dan ia masih harus pulang ke Kota Mayro. Martha pasti akan marah besar karena ia terlambat. Belum lagi kemungkinan bahaya yang bisa terjadi di jalan. Tapi di sisi lain, ini adalah kesempatan yang tak boleh ia lewatkan.Roura meng

  • Pesona Hantu CEO   Bab 27

    Bab. 27Sementara ituRoura duduk di sofa ruangan itu, pandangannya menjelajahi ruangan yang tertata rapi. Meja kerja dengan berkas-berkas yang tersusun rapi, juga rak buku yang penuh dengan dokumen, serta hiasan dinding yang minimalis tetapi terlihat mahal. Gadis ini menghela napas panjang, merasa sedikit kosong di tengah keheningan itu."Entahlah, kenapa Sion tidak menemaniku sepanjang hari ini? Bukankah dia yang terus mendesakku untuk bertemu dengan Pak Jansen? Tapi sekarang, di saat aku membutuhkannya, dia malah tidak mau muncul. Dasar hantu menyebalkan."Mata Roura menatap jam dinding yang berdetak perlahan. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10.00 malam. Roura memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan hatinya yang mulai gundah. "Aku belum kembali ke Mayro di jam segini. Aku pasti akan pulang telat lagi, dan Martha pasti akan marah padaku. Dia selalu bilang aku bodoh dan tidak bertanggung jawab."Namun,

  • Pesona Hantu CEO   Bab 26

    Bab. 26Mendengar pertanyaan itu, Roura menggenggam kedua tangannya erat, mencoba menenangkan debaran jantungnya. Ia menatap pria tua di depannya yang kini sedang memperbaiki posisi topi kebunnya. "Pak Jansen, perkenalkan saya Roura. Saya datang membawa pesan dari Nyonya Liana. Beliau meminta saya memastikan bahwa Anda baik-baik saja, karena Anda tidak pulang ke rumah seperti biasanya."Pak Jansen menghela napas lega dan tersenyum kecil. "Ah, istri saya memang mudah cemas. Terima kasih sudah menyampaikan pesannya, Nona. Saya masih harus menyelesaikan pekerjaan ini. Jika tidak ada hal lain, mungkin Anda bisa kembali dan memberi tahu dia bahwa saya akan segera pulang."Namun, Roura tetap berdiri tegak. Ia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan jawaban tentang Sion. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara lagi."Sebenarnya, ada hal lain yang ingin saya tanyakan... sesuatu yang sangat penting. Tapi saya kh

  • Pesona Hantu CEO   Bab 25

    Bab. 25Suara bel itu, membuat Roura langsung beranjak dari tempat duduknya dengan penuh semangat. “Nyonya, biar aku saja yang membuka pintu. Mungkin itu suami Anda,” ujar Roura sambil tersenyum penuh harap.Nyonya Liana, yang duduk tenang di kursinya, tersenyum kecil dan mengangguk. “Baiklah, silakan, Roura.”Roura segera menuju pintu dan membukanya dengan cepat. Namun, ekspresi wajahnya berubah kecewa, ketika melihat siapa yang berdiri di depan. Bukan Pak Jansen, melainkan seorang wanita tua yang tampak seusia dengan Nyonya Liana.Wanita tua itu memicingkan matanya, tampak bingung. “Siapa Anda?” tanyanya dengan nada curiga.Roura sempat kebingungan, namun sebelum ia sempat menjawab, Nyonya Liana yang berada di ruang tamu mengenali suara itu. “Lisa? Apakah itu kamu?” Wanita tua yang ternyata bernama Lisa itu mengangguk. “Iya, ini aku, Liana. Aku melihat lampu depan rumahmu belum menyala. Apa suamimu belum pu

  • Pesona Hantu CEO   Bab 24

    Bab. 24Roura duduk di dekat jendela, memandangi pemandangan yang berlalu di sisi jalan dengan tatapan kosong. Langit siang yang cerah, perlahan berubah menjadi kelabu saat awan menggantung berat di cakrawala."Lihatlah, waktu begitu cepat berlalu. Tapi hidupku belum juga ada perubahan," gumam Roura sambil menghela napasnya dengan berat.Beberapa penumpang turun satu per satu di halte-halte kecil, dan bus perlahan semakin sepi. Ketika akhirnya bus tiba di pinggiran kota Ravendale, matahari sudah mulai condong ke barat. Bus berhenti dengan suara decitan rem yang panjang, dan sopir yang sudah tua itu melirik Roura sekilas."Nona, kita sudah sampai di halte terakhir," ucap sopir itu singkat."Oh, iya, kah?" Roura berdiri dengan tergesa, memegangi tasnya erat-erat saat menuruni tangga. Sopir itu menggeleng kepala. "Dia cantik dan masih muda, tapi sepertinya beban pikirannya terlalu berat," ucap sang sopir, m

  • Pesona Hantu CEO   Bab 23

    Bab. 23Kakek hantu itu menoleh perlahan, matanya memandang Sion dengan senyum kecil. “Tentu saja, aku bisa menceritakan banyak hal tentang wanita itu.”Sion memiringkan kepalanya, menajamkan pendengarannya. “Baiklah, tolong ceritakan apa yang kau tahu.”Kakek itu tertawa kecil, suaranya seperti bisikan angin yang berputar lembut. “Aku ingin menceritakannya, tapi sayangnya, tidak bisa untuk saat ini.”Dahi Sion berkerut, rasa frustrasi mulai terasa lagi di benaknya. “Kenapa tidak bisa? Apa yang menahanmu?”“Karena pagi hampir tiba,” jawab kakek itu sambil melirik ke arah timur, tempat warna fajar mulai merayap di balik gedung.Sion mengikuti pandangannya, lalu menatap kembali kakek itu dengan alis terangkat tinggi. “Benarkah? Apakah kau takut pada matahari? Apa benar hantu akan terbakar jika terkena sinarnya?”Tawa kakek itu meledak, menggema seolah mengisi ruang kosong di antara mereka. “Tidak, tidak, bukan begitu, nak.

  • Pesona Hantu CEO   Bab 22

    Bab. 22Ketika Roura sedang berdiri dalam dilema, tatapannya terpaku pada punggung Pak Jansen yang perlahan menjauh, tiba-tiba suara seorang penumpang di bus memecah lamunannya."Hei, Nona! Apa kau mau berdiri saja di situ atau mau naik? Kami akan segera pergi!"Roura tersentak. Gadis ini refleks, ia melangkah ke dalam bus. Pintu langsung tertutup dengan suara mekanis yang tegas di belakangnya, menandai keputusan yang kini tak bisa diubah lagi. Roura menghela napasnya untuk menenangkan diri akan keputusan yang ia ambil, gadis ini memilih tempat duduk di dekat jendela, agar pandangannya bisa tetap terarah ke trotoar. Di mana Pak Jansen berjalan tertatih di sana, perlahan semakin jauh dari pandangan mata Roura.Roura berusaha memperhatikan pergelangan tangan kanan pria tua itu, mencoba mencari tanda yang sangat penting dalam misi ini— sebuah tato burung hantu juga bekas luka yang mungkin bisa terlihat.Tapi dari jarak ini, Roura t

  • Pesona Hantu CEO   Bab 21

    Bab 21Setelah melihat foto-foto di dinding, Sion menguatkan hati, melangkah lebih jauh ke dalam rumah yang seakan merangkulnya dengan kehampaan. Setiap sudut seperti menyimpan cerita sunyi. Sion memasuki ruang keluarga yang cukup luas dan terlihat perabotan antik berdiri di sana, seperti saksi bisu waktu yang membeku. Sebuah jam dinding besar berdetik pelan di sudut ruangan, menjadi satu-satunya yang mengisi keheningan.Perhatian Sion tertarik pada sebuah meja kayu dengan permukaan yang sudah retak. Di atasnya, terdapat foto keluarga dengan wajah-wajah yang tampak tidak asing. Sion memperhatikan bingkai foto itu dengan tatapan penuh tanya. Karena sosok kecil di foto itu adalah dirinya sendiri, bahkan ketika ia masih menjadi balita. "Foto ini? Aku mengenal foto ini," ucap Sion pada dirinya sendiri.Di sebelah kiri foto balita itu, berdiri pria dewasa yang merupakan ayahnya, tetapi di sisi kanan, ada seorang pria asing yang iku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status