Share

Bab 46

Penulis: Lionel Lussy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-17 15:50:42

Bab. 47

Sion melangkah menuju lift dengan ekspresi tenang. Begitu pintu lift terbuka di lantai paling atas, langkahnya yang tegap dan penuh percaya diri menarik perhatian banyak orang di sana.

Para staf yang melihatnya membelalakkan mata, beberapa bahkan menutup mulut mereka karena terkejut. Bisik-bisik mulai terdengar di sepanjang koridor.

"Itu… itu Tuan Sion, bukan?"

"Tapi… bukankah dia sudah mati?"

"Kau benar, rapat dewan direksi kemarin menyetujui bahwa dia sudah mati... Tapi..."

"Tidak mungkin! Apa kita sedang bermimpi?"

Suasana di lantai eksekutif tiba-tiba menjadi tegang dan dipenuhi bisik-bisik.

Namun Sion tetap tenang dan melanjutkan langkah menuju ruangan CEO.

Di ujung koridor, seorang pria dengan setelan rapi berdiri membeku. Marco. Dia menyipitkan mata, memastikan bahwa sosok yang berjalan mendekat itu bukan sekadar ilusi.

Detik berikutnya, kedua matanya melebar dalam keterkejuta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pesona Hantu CEO   Bab 47

    Bab 47Kini Sion berdiri di depan sebuah pintu baja berwarna hitam dengan panel digital bercahaya biru di sampingnya. Ini adalah ruang arsip digital Robin Group, salah satu tempat paling aman di gedung ini, dirancang untuk menyimpan semua data penting perusahaan dengan keamanan tingkat tinggi.Di samping pintu, sebuah layar pemindai sidik jari dan retina menyala, hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu—termasuk dirinya, sang CEO utama Robin Group. Selain itu, sistem ini juga memiliki penguncian biometrik ganda yang memastikan bahwa hanya individu yang berwenang yang bisa masuk.Beep!Sion menempelkan jarinya pada pemindai, dan layar segera memindai identitasnya."Identitas terverifikasi. Selamat datang kembali, Tuan Sion," suara otomatis terdengar, diiringi bunyi klik yang menandakan kunci terbuka.Pintu geser otomatis terbuka perlahan. Cahaya redup dari dalam ruangan langsung terlihat keluar, mengungkapkan interior futuristik dengan desain modern.Begitu melangkah masuk, Sion d

  • Pesona Hantu CEO   Bab 46

    Bab. 47Sion melangkah menuju lift dengan ekspresi tenang. Begitu pintu lift terbuka di lantai paling atas, langkahnya yang tegap dan penuh percaya diri menarik perhatian banyak orang di sana. Para staf yang melihatnya membelalakkan mata, beberapa bahkan menutup mulut mereka karena terkejut. Bisik-bisik mulai terdengar di sepanjang koridor."Itu… itu Tuan Sion, bukan?""Tapi… bukankah dia sudah mati?""Kau benar, rapat dewan direksi kemarin menyetujui bahwa dia sudah mati... Tapi...""Tidak mungkin! Apa kita sedang bermimpi?" Suasana di lantai eksekutif tiba-tiba menjadi tegang dan dipenuhi bisik-bisik.Namun Sion tetap tenang dan melanjutkan langkah menuju ruangan CEO.Di ujung koridor, seorang pria dengan setelan rapi berdiri membeku. Marco. Dia menyipitkan mata, memastikan bahwa sosok yang berjalan mendekat itu bukan sekadar ilusi. Detik berikutnya, kedua matanya melebar dalam keterkejuta

  • Pesona Hantu CEO   Bab 45

    Bab 45Dalam Perjalanan Menuju Kantor Cabang Robin GroupSion mengendarai mobilnya dengan tenang, namun pikirannya terus melayang. Seharusnya dia langsung menuju kantor cabang Robin Group, tetapi entah kenapa, nalurinya membawanya untuk melewati kota Mayro terlebih dahulu. Ada sesuatu di sana—sesuatu yang membuatnya ingin singgah sejenak.Sesampainya di kota Mayro, ia membelokkan mobilnya ke sebuah kedai kopi kecil di pinggir kota. Kedai itu tampak sederhana, dengan papan kayu tua yang bertuliskan “Mayro Brew” di atas pintunya. Sion turun dari mobil, membuka pintu kaca kedai, dan masuk ke dalam.Begitu melangkah masuk, aroma kopi yang khas langsung menyergap hidungnya. Matanya segera mencari-cari seseorang di balik meja kasir. Namun, yang ia temukan hanyalah seorang pria tua dengan seragam kedai yang lusuh.“Selamat siang, Tuan. Apa Anda ingin memesan segelas kopi?” suara pria itu ramah. Ia menyapa pelanggan dengan baik.

  • Pesona Hantu CEO   Bab 44

    Bab. 44Di sisi lain...Andrew sedang mengadakan rapat penting dengan beberapa pengacara untuk membahas kelangsungan Robin Group. Ruangan itu dipenuhi atmosfer yang tegang. Beberapa dokumen tersusun rapi di meja panjang, dan semua orang yang hadir tampak serius mendengarkan setiap kata dari Andrew.Tiba-tiba, di luar ruangan, suara langkah cepat terdengar mendekat. Marco, dengan ekspresi penuh curiga, melangkah mendekati sekretaris pribadi Andrew."Ron, aku dengar dari petugas keamanan di depan. Apakah benar Ayah sedang mengadakan rapat dengan beberapa pengacara Robin Group?" tanyanya langsung, tanpa basa-basi.Ron mengangguk pelan, "Benar, Tuan Marco."Marco terdiam, pikirannya mulai dipenuhi pertanyaan. Kenapa tiba-tiba ada pertemuan ini? Yang lebih aneh, kenapa dia—putra Andrew sendiri—tidak diberitahu apa pun tentang rapat ini?"Tapi kenapa? Kenapa aku tidak dilibatkan dalam rapat ini?" tanya Marco.Ron menunduk sedikit, seolah mencari kata-kata yang tepat. Namun, keheningannya ju

  • Pesona Hantu CEO   Bab 43

    Bab 43Sion menatap mata Elisa, dan Elisa melihat ada ketulusan di sana. Akhirnya, bibir wanita ini terangkat, senyum manis terlihat di wajahnya."Jadi, kau sudah percaya kalau aku adalah ibumu?" tanya Elisa lembut.Mendengar pertanyaan itu, Sion terdiam. Ia mundur selangkah, mengepalkan tangannya erat, menatap dalam-dalam wajah Elisa. Ada kebimbangan dalam hati Sion, dan Elisa bisa melihat dengan jelas.Elisa tersenyum getir. "Jika kau masih meragukan sedikit saja, kau tidak akan bisa kembali ke tubuhmu sampai kapan pun. Kau harus benar-benar yakin bahwa aku adalah ibumu."Sion terdiam, pikirannya berkecamuk. Kenangan masa kecilnya yang buram berusaha menyusup ke dalam benaknya, tetapi semuanya terasa jauh, seperti bayangan yang samar. "Aku... Aku ingin percaya, tapi... Kau terlihat masih sangat muda, bahkan kau terlihat lebih muda dariku," jawab Sion.Elisa tertawa melihat ekspresi Sion yang bingung. Ia melangkah lebi

  • Pesona Hantu CEO   Bab 42

    Bab 42Sion menatap Elisa dengan ekspresi tidak percaya. “Apa maksudmu kau ada di hadapanku? Kau tidak mungkin ibuku!”Elisa tersenyum sendu, tapi matanya dipenuhi kesedihan. “Aku memang tidak bisa membuktikannya dengan kata-kata, Sion. Tapi kau bisa merasakannya. Karena kita punya ikatan batin yang kuat.”Tiba-tiba, angin berembus lembut, membawa serpihan cahaya yang berputar di sekitar mereka. Dalam sekejap, bunga-bunga bercahaya di sekitar berubah menjadi gambaran kenangan—pecahan masa lalu yang berputar seperti film di udara.Sion menyipitkan mata. Di dalam gambaran itu, terlihat seorang wanita muda dengan rambut panjang yang berkilau, menggendong seorang anak laki-laki sambil tersenyum penuh kasih sayang.Melihat kenangan itu, hati Sion langsung menghangat. Ada kerinduan dan rasa bahagia yang bercampur menjadi satu.“Ibu…?” gumam Sion. Kata itu lolos begitu saja dari bibirnya.Kenangan itu terus berjalan. Sion meli

  • Pesona Hantu CEO   Bab 41

    Bab 41"Aku?"Suara itu terdengar lembut, namun memiliki gema yang menyelinap ke dalam dada Sion. Saat wanita itu akan menjawab, angin berembus perlahan, membawa semilir harum bunga-bunga bercahaya yang mengelilingi mereka. Cahaya bulan yang lembut memantulkan sinarnya pada helaian rambut panjang wanita itu, membuatnya tampak seperti sosok yang tidak nyata—seperti bayangan dari dunia lain yang muncul di hadapan Sion.Perlahan, wanita itu mengangkat wajahnya, bibirnya melengkung dalam senyum samar. Mata berkilauan seperti permata menatap Sion penuh makna, seolah mengandung rahasia yang telah lama tersembunyi."Aku adalah seseorang yang kau cari, Sion," ucapnya akhirnya, suara wanita itu mengalun seperti nyanyian malam yang tenang.Sion langsung tercekat. Kata-kata itu menggema dalam benaknya, membuat jantungnya berdegup lebih cepat."Apa maksudmu?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik, penuh kebingungan. "Apakah kau… wanita itu?"Angin kembali berembus, membuat kelopak-kelopak bunga be

  • Pesona Hantu CEO   Bab 40

    Bab. 40 Tangan Roura gemetar saat ia akhirnya menarik tutup kendi itu. Begitu segel kendi terbuka, hawa dingin langsung menyelimuti tempat itu. Cahaya keunguan menyala dari dalam kendi, membentuk pusaran energi yang berputar cepat di udara. Angin mendesing liar, menerbangkan benda-benda kecil di sekitar mereka. Sion mendadak merasa tubuhnya semakin ringan. Ada sesuatu yang menariknya dengan kekuatan luar biasa. Ia tersentak, mencoba menjejakkan kakinya lebih kuat, tapi sia-sia. Tubuhnya mulai melayang tanpa ia inginkan, tersedot oleh arus energi tak kasat mata. "Apa yang kau lakukan, Roura?!" teriak Sion, matanya membelalak dalam keterkejutan dan kepanikan. Namun Roura hanya diam. Air mata menggenang di sudut matanya. Napasnya memburu, jantungnya terasa seperti akan meledak. “Bagus sekali, Roura!” suara Andrew terdengar penuh kepuasan di tengah kekacauan yang terjadi. "Teruskan, biarkan dia le

  • Pesona Hantu CEO   Bab 39

    Bab. 39 "Baiklah, aku setuju," kata Roura akhirnya. Andrew tersenyum puas. "Keputusan yang bijak, Nona Roura." Maxwell yang sedari tadi diam kini angkat bicara. "Kalau kau sudah setuju, kita akan pergi ke suatu tempat." Roura mengerutkan kening. "Ke suatu tempat? Tapi… ke mana?" Maxwell hanya tersenyum tipis. "Kau tinggal ikut saja." Roura melirik Andrew, mencari kepastian, tapi pria itu hanya mengangguk santai. Tidak ada pilihan lain. Dengan langkah ragu, Roura mengikuti Maxwell dan Andrew menuju lantai paling atas rumah itu. Begitu tiba di atas, Roura terkejut. Itu adalah sebuah balkon terbuka. Angin malam bertiup kencang, membuat bulu kuduknya meremang. Dari sini, ia bisa melihat hamparan pepohonan yang membentang luas, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah lingkaran aneh yang tergambar di lantai kayu balkon tersebut, lengkap dengan lilin-lilin yang sudah menyala. "Apa ini?" Roura berbisik, mulai merasa gelis

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status