Home / Romansa / Pesona Panas Tuan Idol / Poin dalam Kontrak

Share

Poin dalam Kontrak

last update Last Updated: 2025-10-30 12:47:06

“Apa ini, lowongan pekerjaan?” Asuki melihat sebuah iklan yang tidak sengaja muncul di layar ponselnya.

Setelah memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang kasir di sebuah gerai market hari ini, bak mendapatkan durian runtuh Asuki tersenyum gembira mendapati sebuah lowongan pekerjaan sebagai asisten dari Agensi Starlight, Co.

“Tunggu, Agensi Starlight, Co? Jadi ini lowongan untuk menjadi asisten artis?” Senyum Asuki makin lebar.

Agensi Starlight, Co dikenal sebagai salah satu agensi terbaik yang ada di Kota Tokyo. Bahkan semua aktor dan artis dibawah naungannya adalah artis-artis papan atas dan terkenal. Bayangan banyaknya angka pada gaji menjadi asisten artis di agensi Starlight, Co memenuhi kepala Asuki.

“Lowongan hanya dibuka jam satu siang dan langsung wawancara….” Asuki berbinar membaca iklan diponselnya, dia melirik jam yang tertera di atas layar kemudian melihat lokasi tempat lowongan dibuka.

Aku masih punya waktu, aku bisa ganti menaiki rute kereta lain menuju Ebisuminami, Shibuya gumamnya.

Asuki pun segera turun di stasiun kereta terdekat dan mencari jalur kereta lain menuju lokasi lowongan pekerjaan berada. Wanita berambut hitam pendek dengan pita menempel di kepalanya sudah bertekad akan mengikuti wawancara lowongan yang dibuka hanya hari ini.

Beruntung berkas-berkas lamaran Asuki sebelumnya di gerai market ikut dibawa pulang olehnya, Asuki bisa lebih menghemat waktu tidak perlu kembali ke Apaato lagi. Meski hanya menggunakan celana jeans dan kaos putih oversize, Asuki nekat pergi melamar untuk posisi asisten artis.

Lima menit sebelum jam satu siang Asuki tiba di gedung Agensi Starlight, Co Ebisuminami, Shibuya. Ada sekitar sepuluh orang yang mengantri di depannya menunggu pegawai memeriksa identitas dan kelengkapan berkas mereka.

Asuki diberikan nomor tanda pengenal sebelum diminta masuk ke dalam gedung mengikuti petunjuk yang sudah diletakkan di sekitar sana. Gedung bertingkat delapan dengan hiasan lampu-lampu kristal dan lantai marmer yang mengkilap terlihat menghiasi lobby gedung Agensi Starlight, Co.

Seorang resepsionis yang menurut Asuki lebih cocok menjadi artis tersenyum dan membungkuk sopan menyapa seorang pria berumur hampir enam puluh tahun dengan jas dan kacamata yang membingkai wajahnya.

Asuki sempat mendengar resepsionis wanita menyapa pria itu dengan sebutan Shachou (direktur utama) sebelum Asuki berlalu bersama sepuluh orang peserta pelamar yang lain, masuk ke dalam sebuah aula.

Asuki terkejut mendapati ada hampir seratus orang duduk tertib di aula. Nyalinya mendadak ciut tidak yakin apa dia bisa mendapatkan pekerjaan ini atau tidak. Semua peserta yang hadir di sana tampak rapi menggunakan kemeja dan jas, rok maupun celana berbahan kain lengkap dengan sepatu pantofel pada pria dan sepatu berhak pada wanita.

Asuki menatap kedua kakinya yang hanya berbungkus sepatu kets dengan pakaian santai. Astaga … dari penampilan luar saja aku sudah kalah, gumamnya tertunduk.

Asuki menempati kursi di barisan paling belakang karena tiba hampir terlambat. Masing-masing peserta pelamar memegang dokumen mereka ditangan.

“Eh, aku dengar posisi asisten yang dibuka untuk mantan idol Kento Yamaguchi itu, apa benar?” Suara bisik-bisik di kursi depan Asuki terdengar. Asuki menajamkan telinga, ikut penasaran dengan perbincangan dua wanita peserta pelamar di depannya.

“Sepertinya begitu. Kalau tidak salah Kento akan menyelesaikan syuting drama terakhirnya besok. Ada banyak rumor yang mengatakan kalau Kento selalu berganti asisten setiap syuting drama terbarunya selesai, kan?” sahut wanita peserta pelamar yang lain.

“Tapi mereka tidak menjelaskan kalau posisi asisten ini benar untuk Kento atau tidak. Kalau memang benar posisi ini untuk dia, aku pasti akan melakukan yang terbaik. Saat wawancara nanti mereka pasti akan bertanya tentang apa kebiasaan dan apa yang disukai Kento, untung saja aku adalah salah satu penggemarnya jadi semua hal tentang Kento aku pasti bisa menjawabnya dengan benar!”

Dua peserta wanita di kursi depan Asuki saling beradu mulut siapa yang akan lolos di antara mereka berdua. Terlihat jelas kalau mereka adalah penggemar berat Kento Yamaguchi.

Asuki geleng-geleng kepala mendengar perdebatan mereka. Kalau memang benar posisi asisten ini untuk Kento, aku juga harus mempersiapkan diri dengan baik! Batin Asuki bersemangat.

Sedikit banyak Asuki tahu siapa Kento Yamaguchi. Pria berumur 29 tahun itu sering wara wiri di iklan televisi, papan reklame LED bahkan foto-fotonya menghiasi hampir semua toko-toko brand ternama di Tokyo.

Kento dulunya adalah idol yang kini fokus menjadi model dan aktor, setelah berpindah agensi Kento semakin dikenal. Drama yang dia perankan juga sudah cukup banyak. Asuki merasa tidak ada satupun warga Jepang yang tidak kenal dengan sosok pria berwajah lembut namun memiliki rahang yang tegas itu.

Seorang pegawai terdengar mulai memanggil nomor tanda pengenal peserta pelamar satu per satu. Asuki menggunakan kesempatan itu untuk mencari tahu lebih banyak tentang Kento di ponselnya.

Satu jam menunggu kini giliran Asuki dipanggil. Dia bersama lima peserta pelamar yang lain masuk ke dalam ruangan yang terlihat seperti ruangan rapat dengan karpet bulu memenuhi lantai ruangan.

Asuki duduk di bagian tengah diapit dua orang di samping kanan dan kiri. Tepat di depannya duduk pria yang disapa Shachou oleh resepsionis di lantai lobby tadi. Di atas meja papan nama pria itu bertuliskan Omega shachou. Ada dua orang lain lagi yang duduk berhadapan dengan Asuki dan peserta pelamar yang lain.

Mata tajam direktur Omega tertumbuk pada penampilan Asuki yang jelas terlihat sangat berbeda dengan empat orang yang duduk bersamanya. Asuki merasakan atmosfer tidak enak, dia mendadak kikuk dan menunduk malu karena tidak mempersiapkan diri dengan baik.

“Kamu…,” tunjuk direktur Omega tiba-tiba.

Asuki mendongak perlahan mencari tahu siapa yang dimaksud direktur Omega. Mata monolid Asuki melebar saat dilihatnya jari direktur Omega mengarah padanya.

“Sa–saya?”

“Iya kamu,” seru direktur Omega masih menunjuk Asuki.

Asuki berdiri dan membungkukkan badan. “I–iya Direktur Omega?” ucapnya terbata.

“Siapa namamu?”

“Sa–saya Asuki Miyazaki,” jawabnya gugup. Tangan Asuki mulai dingin, direktur Omega menatapnya penuh selidik.

Semua yang ada di sana ikut memandang Asuki dalam diam. Hampir lima menit ruangan itu sunyi senyap, Asuki bahkan bisa mendengar bunyi jarum jam di dinding. Direktur Omega lalu berbisik pada seorang wanita berpakaian formal disampingnya.

“Maaf, selain Asuki Miyazaki mohon peserta pelamar yang lain meninggalkan ruangan ini.” Wanita berpakaian formal yang dipanggil Hisho (sekretaris) oleh direktur Omega pun mempersilahkan keempat wanita peserta pelamar keluar. Wajah mereka terlihat penuh tanda tanya.

“Silahkan duduk Nona Asuki,” ucap Hikari sekretaris direktur Omega.

Asuki menelan salivanya kasar, ada apa ini? Apa aku akan akan dimarahi karena berpakaian tidak rapi seperti peserta pelamar yang lain? batin Asuki makin gugup.

“Saya membaca CV-mu. Kamu baru saja berumur 21 tahun rupanya.” Direktur Omega membuka suara setelah empat wanita peserta pelamar keluar.

“I–iya Direktur Omega,” sahut Asuka terbata.

“Tidak perlu gugup Asuki. Saya lihat kamu adalah kandidat yang paling cocok untuk posisi ini, jadi … kamu diterima!”

“A–apa!?” Asuki refleks berdiri menutup mulutnya. “Di–diterima? Apa benar?” Direktur Omega mengangguk menahan tawa melihat ekspresi Asuki yang tidak percaya menatap dia dan Hikari bergantian.

“A–apa saya tidak perlu menjawab pertanyaan apapun? Atau apa saya tidak perlu melakukan sesuatu Direktur Omega?”

“Kenapa, kamu ingin saya memberikanmu pertanyaan juga layaknya wawancara pada umumnya?” tukas direktur Omega masih menahan tawa. Disampingnya Hikari sudah cekikikan.

“Bu–bukan begitu Direktur Omega. Saya hanya … hanya … bingung kenapa harus saya yang diterima.” Suara Asuki makin mengecil, gelak tawa seketika memenuhi ruang rapat.

Direktur Omega dan Hikari tidak bisa lagi menahan tawa melihat tingkah Asuki. Asuki terduduk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia masih tidak percaya dirinya yang diterima dan bukan orang lain yang terlihat bersungguh-sungguh mempersiapkan diri melamar pekerjaan ini.

“Kamu akan tahu alasannya nanti kenapa kamu yang saya terima dan bukan orang lain.” Direktur Omega masih tertawa saat mengambil sebuah dokumen di meja.

“Ini kontrakmu sebagai asisten. Ada beberapa poin yang wajib kamu isi, tapi satu poin yang paling penting yang saya beri tanda disitu adalah, kamu dilarang menjalin hubungan terlarang dengan artismu!” Asuki maju mendekati meja dan mengambil dokumen dari tangan direktur Omega.

Di dalam sana tertulis Asuki akan menjadi asisten dari Kento Yamaguchi tepat seperti apa yang digosipkan dua orang wanita peserta pelamar tadi. Di bawahnya juga tertera tulisan ber-capslock sesuai dengan apa yang baru saja dikatakan oleh direktur Omega. Dia dilarang menjalin hubungan terlarang dengan Kento.

“Ingat, tidak boleh menjalin hubungan terlarang dengan artismu Asuki ashisutanto (asisten)! Kamu akan langsung dipecat dan membayar uang ganti rugi jika kamu sampai melanggarnya!” Suara berat dan sorot mata tajam direktur Omega menunjukkan ketegasannya dalam satu poin penting dikontrak Asuki.

Asuki tahu ini adalah kesempatan emas dan dia tidak boleh ragu-ragu. Lagipula siapa juga yang mau memiliki kisah cinta dengan seorang idola semua orang. Membayangkannya saja Asuki sama sekali tidak tertarik.

Asuki datang ke Tokyo murni ingin mendapatkan pekerjaan yang baik dan bisa membantu ibunya di desa.

“Baik. Saya tidak akan mengecewakan anda Direktur Omega!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Panas Tuan Idol   Kento & Asuki

    Asuki menelan kasar salivanya. Sudah sepuluh menit berlalu Kento masih membungkuk di depannya. Asuki tidak memberikan jawaban apa-apa atas permintaan maaf Kento. Sejujurnya dia memang tidak bisa memaafkan Kento. Tubuhnya bahkan masih bergetar mengingat kejadian itu, namun memikirkan pada saat kejadian Kento sedang dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri, Asuki tahu dia tidak bisa menyalahkan pria bertubuh tegap itu sepenuhnya. Seorang mantan idol Kento Yamaguchi sama sekali tidak terlihat seperti pria hidung belang yang suka mengambil keuntungan. Jika dia mau, Asuki rasa Kento bisa mencari wanita lain yang jauh lebih menarik darinya. Hati Asuki mulai tergelitik memandang Kento. Kento terus membungkuk, pria itu memang terlihat ingin meminta maaf dengan tulus padanya. Asuki pun membuang napas panjang menjernihkan pikirannya. “Sudahlah … aku memaafkanmu Tuan Kento.” Asuki akan menganggap dia sedang apes saja hari itu. Setidaknya keperawanannya yang dia jaga selama 21 tahun tidak

  • Pesona Panas Tuan Idol   Meminta Maaf

    “Aaahh….” Kento meringis memegang kepalanya yang terasa berat, tubuhnya ngilu. Kento memijat pelan belakang kepalanya yang ikut berdenyut. Sepertinya aku minum terlalu banyak bir semalam, batinnya.Kento berusaha bangun dari tempat tidur, dia memaksa kaki panjangnya berjalan keluar dari kamar. Kento butuh air, lehernya terasa kering dan pekat. Dengan pandangan mata yang masih mengabur Kento menuju dapur, menuang air ke gelas kristal yang ada di meja dan meminumnya dalam beberapa kali tegukan besar. “Kamu sudah sadar?” Suara familiar menggema di telinga Kento yang masih pusing. Kento menggerutu dalam hati karena direktur agensinya datang tanpa pemberitahuan. Kento pun meletakkan gelas kasar, terhuyung ingin kembali ke kamar. “Kamu mau kemana, hah!?” Suara direktur Omega semakin keras menggema di telinga Kento. Langkahnya tertahan. “Ck, ada apa?!” kesal Kento.“Duduk di sini!” perintah direktur Omega yang sedang duduk di kursi sofa ruang tamu apartemen Kento. Kento mendengus makin

  • Pesona Panas Tuan Idol   Poin dalam Kontrak

    “Apa ini, lowongan pekerjaan?” Asuki melihat sebuah iklan yang tidak sengaja muncul di layar ponselnya. Setelah memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang kasir di sebuah gerai market hari ini, bak mendapatkan durian runtuh Asuki tersenyum gembira mendapati sebuah lowongan pekerjaan sebagai asisten dari Agensi Starlight, Co. “Tunggu, Agensi Starlight, Co? Jadi ini lowongan untuk menjadi asisten artis?” Senyum Asuki makin lebar.Agensi Starlight, Co dikenal sebagai salah satu agensi terbaik yang ada di Kota Tokyo. Bahkan semua aktor dan artis dibawah naungannya adalah artis-artis papan atas dan terkenal. Bayangan banyaknya angka pada gaji menjadi asisten artis di agensi Starlight, Co memenuhi kepala Asuki.“Lowongan hanya dibuka jam satu siang dan langsung wawancara….” Asuki berbinar membaca iklan diponselnya, dia melirik jam yang tertera di atas layar kemudian melihat lokasi tempat lowongan dibuka. Aku masih punya waktu, aku bisa ganti menaiki rute kereta lain menuju Ebi

  • Pesona Panas Tuan Idol   Rumor

    Dua minggu sebelumya… Bunyi kecupan bibir terdengar memenuhi ruangan kamar berwarna abu dengan lampu kristal menggantung diatas. Yoshimura merangkul erat leher wanita berpakaian kimono berwarna putih dengan corak bunga sakura di depannya dan memperdalam tautan bibir mereka. Saling memainkan lidah, mereka berlomba menarik satu sama lain. Wangi aroma vanilla menyeruak dari leher sang Geisha. Tangan kekar Yoshimura yang lain menarik pinggang ramping Geisha berbalut obi berwarna merah yang dipakainya. Yoshimura membawa wanita itu ke atas ranjang tanpa melepaskan permainan bibir mereka yang makin panas.“Tunggu Tuan….” Geisha melepas paksa bibir mereka. Jari mungilnya menahan dada bidang Yoshimura. Di bawah tubuh tegap Yoshimura dan cahaya lampu yang remang bibir merah Geisha terlihat bengkak karena pagutan mereka. “Ada apa?” Manik mata gelap Yoshimura menajam.“Apa kamu akan membawaku pergi? Aku sungguh tidak bisa—” Yoshimura menyambar cepat bibir merah Geisha, tidak peduli apa yang

  • Pesona Panas Tuan Idol   Awal Kejadian

    Hari baru, semangat baru, pekerjaan baru dan disinilah Asuki berada, di dalam kantor direktur Omega pemilik Agensi Starlight, Co. Asuki duduk manis menunggu direktur Omega yang kemarin memintanya datang ke kantor untuk sama-sama pergi ke apartemen Kento Yamaguchi.Memakai sepatu kets yang menurut Asuki lebih nyaman, kali ini Asuki berpakaian sedikit lebih rapi dari waktu Asuki datang melamar. Kemeja putihnya dipadupadankan dengan rok dibawah lutut bermotif garis-garis. Asuki juga menyemprotkan parfum wangi sakura ke leher dan lipatan sikunya agar hari ini dia bisa lebih percaya diri menemui sang mantan idola, yang kini berprofesi sebagai model dan aktor. “Kamu sudah lama menunggu Asisten Asuki?” Direktur Omega muncul dari balik pintu. Asuki membungkuk dan menyapa direktur Omega. “Selamat pagi Direktur Omega, saya belum terlalu lama menunggu.” Dipanggil asisten oleh direktur utama sekaligus pemilik agensi, Asuki tersenyum sumringah.Pria beruban itu duduk di kursi sofa berhadapan de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status