Share

16. Anting-Anting

Author: Taurus Di
last update Last Updated: 2025-09-03 21:00:43

Tatapan Mona tertuju ke arah Benny, tetapi pikirannya fokus ke arah bawah kolong meja kerja suaminya. Apalagi posisi duduk pria itu tak merapat pada meja, sehingga kecurigaannya semakin besar.

Benny pulang lebih awal dari seharusnya dan tepat di saat dia sedang pergi, itu sebabnya Mona menjadi penasaran. Istri lelaki itu sengaja datang di saat tak terduga hanya untuk memergoki suaminya dan memegang kelemahan lelaki itu.

“Kamu sudah pulang, ayo temani aku makan malam.” Benny berdiri di saat Mona nyaris mencapai balik meja. 

“Kamu belum makan?” Mona terpaksa menghentikan langkahnya.

Benny berdiri tepat di depan Mona dengan posisi seolah menghalangi perempuan itu untuk mencapai tempat duduknya. Sang istri tentu saja penasaran, tetapi dia tidak bisa terang-terangan mencurigai suaminya.

“Aku pulang langsung kerja. Ada beberapa hal yang tertinggal di sini.” Benny memegang bahu mon

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pesona Pembantu Cantik   18. Tak Ingin Disembunyikan

    Benny semakin berani. Pria itu membubuhkan sedikit obat tidur dalam minuman istrinya, agar Mona segera mengantuk dan terlelap lebih cepat. Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menghabiskan waktu berduaan dengan Mawar. Mungkin hal ini aneh bagi orang lain, tetapi jiwa muda Benny berkobar saat ada di sisi pelayan cantiknya itu.“Tuan?” Mona terbelalak melihat Benny sudah di beranda lantai atas, tempatnya merenung dan memandangi bintang di malam hari.“Aku punya sesuatu untukmu.” Benny tersenyum dan menyodorkan sebuah kotak kecil pada Mawar.“Apa ini, Tuan?” Mawar menatap ragu ke arah kotak beludru berwarna merah tersebut.Tentu saja dia tahu di dalam kotak itu pasti sebuah perhiasan. Dilihat dari bentuknya yang bujur sangkar, Mawar bisa menebak antara cincin atau anting.“Kamu buka saja,” bisik Benny dengan tatapan lembut terarah padanya.“Hmm ….” Mawar ragu mengambil benda tersebut dari tangan Benny. Dia menoleh ke arah jendela dan sekelilingnya, seolah khawatir ada orang lain yang m

  • Pesona Pembantu Cantik   17. Rencana Mawar

    Di dalam kamarnya, Mawar tersenyum tipis dengan sorot mata dingin menatap ke arah dirinya melalui cermin. Di dalam benaknya berkelebat raut wajah Mona yang tengang dan penuh kecurigaan.“Hahahaha … Nyonya Mona yang terhormat, kamu bilang kalau aku tak akan bisa menggoda suamimu.” Mawar tertawa kecil sambil memegang anting di tangannya.“Kamu bilang status kita berbeda, aku orang miskin tak akan bisa menyaingi kamu yang kaya, status sosial berbeda … apa kamu lupa bagaimana kamu bisa menjadi sekaya ini?” Mawar kembali tertawa sinis.Dia memainkan anting- anting miliknya, membiarkan permatanya bergoyang ke sana dan kemari. Gadis itu menopang dagunya dengan satu tangan sambil terus memperhatikan kilau dari hiasan telinga tersebut.Mawar sengaja melepaskan satu antingnya. Dia sudah merencanakan drama ini sejak awal. Gadis itu menutupi satu telinga dengan rambut panjangnya, agar Benny tidak menyadari kalau satu anting itu tidak melekat di telinganya.Saat pria itu lengah ketika Mona tiba-ti

  • Pesona Pembantu Cantik   16. Anting-Anting

    Tatapan Mona tertuju ke arah Benny, tetapi pikirannya fokus ke arah bawah kolong meja kerja suaminya. Apalagi posisi duduk pria itu tak merapat pada meja, sehingga kecurigaannya semakin besar.Benny pulang lebih awal dari seharusnya dan tepat di saat dia sedang pergi, itu sebabnya Mona menjadi penasaran. Istri lelaki itu sengaja datang di saat tak terduga hanya untuk memergoki suaminya dan memegang kelemahan lelaki itu.“Kamu sudah pulang, ayo temani aku makan malam.” Benny berdiri di saat Mona nyaris mencapai balik meja.“Kamu belum makan?” Mona terpaksa menghentikan langkahnya.Benny berdiri tepat di depan Mona dengan posisi seolah menghalangi perempuan itu untuk mencapai tempat duduknya. Sang istri tentu saja penasaran, tetapi dia tidak bisa terang-terangan mencurigai suaminya.“Aku pulang langsung kerja. Ada beberapa hal yang tertinggal di sini.” Benny memegang bahu mon

  • Pesona Pembantu Cantik   15. Curiga

    Mona merasa curiga saat Shanti tiba-tiba bilang kalau dia kasihan padanya. Teman segengnya itu mendengar suaminya mengatakan jika istri Benny itu sudah seminggu di rumah saja.Mona langsung saja menghubungi asisten Benny untuk memastikan kalau suaminya masih kerja di studio. Namun, hal yang dia khawatirkan terbukti.( Bu, Pak Benny sudah pulang sejak pukul tujuh tiga puluh malam. Dia bilang kalau hari ini lelah sekali.)“Sialan … apa dia berani main dengan pembantu itu di belakangku,” gumamnya halus.“Kenapa Mon?” Shinta menatap perempuan yang duduk di depannya.Mona yang masih menunduk membaca pesan di ponselnya itu tak menyadari kalau saat ini, Shinta dan tua teman yang lainnya saling melirik dengan senyum penuh arti. Mereka tak mendengar jelas ucapan istri Benny tersebut, tetapi melihat raut wajahnya tampak sekali ada hal yang tidak menyenangkan.“Ap

  • Pesona Pembantu Cantik   14. Menginginkan Lebih

    “Ya?” Mawar mengerjap manja.Gadis pelayan itu tidak terlihat takut sama sekali. Dia justru tersenyum tipis dengan tatapan polos ke arah tuannya. Sikapnya membuat Pria itu segera berjalan mendekat dengan gusar setelah menutup pintu di belakangnya dengan keras.Benny menundukkan kepalanya. Dia mencium aroma harum di rambut hitam lembut Mawar. Wangi yang sangat dia rindukan beberapa hari ini. Bau yang membuatnya terlena dengan getaran di dada untuk beberapa saat.“Kamu harus dihukum!” geramnya.Benny mendorong kursi tersebut hingga menabrak dinding di belakangnya. Namun, sikap kasar sang majikan laki- laki itu tak membuat Mawar terlihat gentar sedikit pun. Lenguhan lembut yang keluar dari bibir pelayan tersebut justru menggoda pendengarannya.Pria itu lalu menundukkan kepalanya hendak mencium bibir Mawar, tetapi tanpa disangka gadis itu memalingkan wajah, hingga dia hanya mendapatkan ruang kosong.Dia tak terima di tolak seperti ini. Sudah sekian lama gadis itu menggoda dirinya. Mawar m

  • Pesona Pembantu Cantik   13. Dihukum

    “Di mana Mawar?” Pertanyaan Benny saat baru saja pulang kerja adalah Mawar.“Maaf, Tuan, saya tidak tahu,” sahut Bik Warsih sambil mengambil tas kerja Benny. “Tidak tahu … kamu ini gimana sih, kalian berdua kan sama-sama kerja di rumah ini. Kenapa bisa tidak tahu!” Benny kesal sekali.Bik Warsih tidak langsung menjawab. Perempuan itu masuk ke ruang kerja Benny dan meletakkan tas itu di atas meja, lalu keluar lagi.“Kalau Nyonya Mona sedang keluar dari jam tujuh malam, pesannya dia akan segera pulang dan Tuan bisa makan lebih dulu.” Bik Warsih mengambil segelas air dan meletakkannya di atas meja. Benny melirik kesal ke arah pembantu tua tersebut. Pria itu tidak peduli di mana sekarang ini Mona berada, karena dia sendiri yang membuat istrinya sibuk malam ini.Hanya dengan berkata pada rekan kerjanya kalau sang istri terlihat kesepian di rumah, rekan kerjanya langsung menghubungi sang istri agar mengajak Mona makan malam. Dan hasilnya, saat ini Benny bisa leluasa bersama dengan Mawar.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status