Beranda / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 260. Mengalahkan Devil Beast

Share

260. Mengalahkan Devil Beast

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 22:27:40
Valkyrie terhempas ke udara, tubuhnya melayang dan menghantam tanah beberapa meter jauhnya. Ia berguling dua kali sebelum menghentikan dirinya dengan satu tangan di tanah. Debu menempel di pipinya, rambutnya berantakan dan berkibar, namun matanya—tetap tajam.

Napasnya memburu. Tubuhnya gemetar oleh benturan, tapi tatapannya tak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

“Makhluk ini …” katanya pelan, namun tegas, “... memang layak disebut penjaga Pegunungan Abadi.”

Ia berdiri, menegakkan punggungnya walau tubuhnya bergetar. Ardentea masih bersinar di genggamannya, seolah menyemangatinya untuk tidak menyerah.

“Baiklah… kalau kau kuat … maka aku akan menjadi lebih kuat.” ucapnya lirih.

Di hadapan kabut yang mulai kembali menebal, dan raungan Devil Beast yang kini seperti guntur tak berujung, Valkyrie sekali lagi bersiap.

Angin di Tanah Terlarang seolah berhenti berhembus.

Langkah kaki Valkyrie yang penuh debu menghentak tanah retak yang bergetar oleh kekuatan dua entitas kuno. Darah menetes di
Zhu Phi

Bab Extra Author : 4/12. Masih kisah Valkyrie yang harus berhadapan dengan Devil Beast ...

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   264. Kembali ke Bar Red Smoke

    Setelah Axel lenyap, menyisakan pusaran gelap yang perlahan pudar, Kael dan Helena melangkah keluar dari lorong yang tengah runtuh, menyibakkan debu dan kerikil yang bergemeretak di bawah langkah mereka. Malam tengah turun, menyelubungi jalanan Risingdale dengan cahaya neon yang bergelung di tengah asap dan kesunyian.Helena masih menyimpan gelisah di dadanya. Di sebelahnya, Kael melangkah tenang, tapi matanya yang perak masih bergelombang, menyimpan sisa pertempuran dan rahasia yang tengah bergelut di dalam jiwanya.Tak butuh waktu lama sebelum langkah keduanya membawa mereka ke depan Bar Red Smoke. Tempat itu hidup sesuai namanya—dipenuhi gulungan asap rokok tebal yang berayun lambat di bawah lampu temaram. Asap-asap itu melayang seperti roh gelisah yang tersesat, menari di langit-langit rendah yang seolah tak pernah mengenal sinar matahari. Aroma tembakau tua bercampur alkohol murahan, menusuk hidung, membuat paru-paru terasa penuh bahkan sebelum sempat menghirup udara segar.Helen

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   263. Kehebatan Kael

    Suara yang tenang namun tegas itu bergema dari balik kabut. Langkah demi langkah, Kael keluar dari kegelapan. Mata kirinya bersinar perak, dan lengan kirinya perlahan berubah menjadi bentuk kristal dewa—kilauan biru dan perak yang terbentuk dari energi murni.Helena melirik ke arahnya, cahaya ungunya masih bergelung, tapi hatinya yang tadi gelisah, mulai menemukan secercah harapan. Dalam kegelapan yang tengah melanda, cahaya perak dan ungu mulai bergabung—perlawanan tengah dimulai."Kau sentuh satu helai rambutnya lagi, Axel…"Suara Kael pecah, bergulung di lorong yang dipenuhi bayangan, menghantam dinding retak seperti badai yang menahan diri untuk meledak. Suaranya bukan sekadar ancaman. Bukan gertakan kosong dari seorang cultivator biasa. Itu sumpah. Itu vonis kematian. Dan lorong itu—gelap, berdebu, sunyi seakan mematung—menjadi saksi sumpah tersebut."…Aku akan hancurkan topengmu. Dan aku akan cabut satu per satu rahasia busuk yang kau sembunyikan di balik wajah palsumu."Di mata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   262. Teror Maut Axel

    Lorong di luar ruang arsip tengah diselimuti kabut hitam pekat, bergumpal dan bergelung bagaikan asap hidup yang tengah mencari mangsa. Dalam gelap yang bergelayut, suara langkah yang seharusnya tak mungkin terdengar bergema—perlahan, teratur, dan lembut—namun di telinga spiritual, langkah itu bergemuruh bak guntur yang tengah bergulir di kejauhan.Dinding-dinding lorong mulai retak, seakan tak mampu menahan energi gelap yang tengah mendekat. Dalam celah-celah retakan itulah sebuah siluet perlahan terwujud. Sosok berjubah hitam, kepalanya terlindung di bawah sebuah tudung gelap, dan wajahnya… sebuah topeng obsidian tak bernyawa, licin dan dingin, tanpa mata, tanpa mulut—hanya sebuah permukaan gelap yang bergelayut di tengah kegelapan.“Axel Gods.”Nama itu jatuh dari bibirnya seperti kutukan. Helena bergidik, seolah sebuah gelombang es menjalari tulang belakangnya. Napasnya terhenti sesaat, dan meskipun wajahnya tetap tegar, gemuruh ngeri perlahan mendesak dari dalam dadanya. Ia tahu

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   261. Kebenaran Tentang Helena

    Kembali ke Helena Caraxis ...Lorong Ruang Arsip Silsilah Hitam perlahan meredup, cahaya lilin di dinding bergoyang gelisah seakan tengah menyaksikan sebuah rahasia besar terkuak. Bayangan yang tercipta bergelayut dan meliuk, menari di atas lantai batu yang retak, seakan hidup, seakan tengah bergumam, “Ini saatnya … kebenaran harus terungkap.”Helena masih mencengkeram erat gulungan perkamen kuno itu. Jari-jarinya gemetar, bukan karena takut, tapi karena gelombang kesadaran yang tengah bergelung di dadanya. Pupil matanya yang hijau gelap perlahan melebar, menyerap cahaya dan kegelapan sekaligus, mencari makna di balik tulisan yang terpapar di depannya. Tinta darah naga yang tercetak di atas perkamen masih tampak basah, seakan tak mengenal waktu, seakan tengah hidup—mengikuti aliran nasib yang tengah bergulir.“Caraxis… Tian-Seiryu.”Suara Helena nyaris tak terdengar, hanya gumaman serak yang bergulung pelan di sela-sela napasnya. Kata-kata itu bergema samar di lorong batu yang basah d

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   260. Mengalahkan Devil Beast

    Valkyrie terhempas ke udara, tubuhnya melayang dan menghantam tanah beberapa meter jauhnya. Ia berguling dua kali sebelum menghentikan dirinya dengan satu tangan di tanah. Debu menempel di pipinya, rambutnya berantakan dan berkibar, namun matanya—tetap tajam.Napasnya memburu. Tubuhnya gemetar oleh benturan, tapi tatapannya tak menunjukkan rasa takut sedikit pun.“Makhluk ini …” katanya pelan, namun tegas, “... memang layak disebut penjaga Pegunungan Abadi.”Ia berdiri, menegakkan punggungnya walau tubuhnya bergetar. Ardentea masih bersinar di genggamannya, seolah menyemangatinya untuk tidak menyerah.“Baiklah… kalau kau kuat … maka aku akan menjadi lebih kuat.” ucapnya lirih.Di hadapan kabut yang mulai kembali menebal, dan raungan Devil Beast yang kini seperti guntur tak berujung, Valkyrie sekali lagi bersiap.Angin di Tanah Terlarang seolah berhenti berhembus.Langkah kaki Valkyrie yang penuh debu menghentak tanah retak yang bergetar oleh kekuatan dua entitas kuno. Darah menetes di

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   259. Jurus Pedang Ardentea

    BRAAAK!Ledakan spiritual memecah udara seperti guntur yang merobek langit. Getarannya menjalar ke tanah, membuat batu-batu di sekitar medan tempur terangkat lalu terlempar akibat tekanan yang muncul. Devil Beast, makhluk raksasa dengan tubuh hitam berotot dan mata membara, melesat maju—kecepatannya mustahil dipercaya, bahkan oleh mereka yang terbiasa melihat makhluk spiritual.“Mustahil ...” desis Valkyrie di antara deru angin. “Tubuh sebesar itu ... bisa secepat ini?”Tiga ekor bercabang melesat ke segala arah seperti cambuk yang dilepaskan dewa perang. Mereka membabat pilar-pilar batu kuno yang menjulang di sekitar tempat itu, menghancurkannya menjadi serpihan seperti ranting kering. Debu, kabut, dan batu beterbangan, menciptakan kekacauan yang memekakkan telinga.Valkyrie, mengenakan armor ringan yang menyala lembut dalam cahaya kabut, melompat tinggi ke udara. Tubuhnya seperti jejak cahaya yang menyayat angkasa, membentuk garis lengkung keperakan di antara reruntuhan dan kegelapan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status