Bab Bonus Gems : 1/2. Kembali ke kisah Helena Caraxis. Bab terakhir kisah Helena di Bab 264 ya...
Langit menghitam tiba-tiba.Bukan karena malam. Tapi karena awan hitam pekat menggulung turun dari pegunungan jauh di utara, berputar-putar di atas Sungai Naga yang membentang seperti ular kuno, menguarkan uap ungu dan percikan listrik keperakan.Kevin dan Valkyrie berdiri di tepi sungai yang bergemuruh. Arusnya tak hanya deras, tapi seperti hidup—berputar liar seperti pusaran takdir.Namun sesuatu menarik perhatian mereka.Di tengah sungai, sebuah pulau kecil muncul perlahan dari balik kabut, dikelilingi petir yang menjalar seperti urat nadi cahaya. Di atas batuan hitam pulau itu... tertancap sebuah pedang.Bukan pedang biasa.Pedang itu berkilauan seperti kristal langit, bilahnya berlapis ukiran naga dan simbol kuno. Petir Ilahi menyambar dari langit, terus-menerus menghantam ujung pedang—namun bukannya hancur, pedang itu justru menyerap kilat itu seolah sedang mengisi kekuatan.Valkyrie menahan napas. “Itu... Pedang Naga Petir?”Kevin bergumam pelan, mata menajam. “Pedang legenda y
Kabut suci yang semula menyelimuti Bukit Kultivasi kini telah lenyap. Hanya tersisa hamparan bebatuan berlumut dan tanah yang retak, seolah-olah bukit itu baru saja menjalani operasi besar dan meninggalkan luka terbuka di tubuh dunia. Setiap langkah kaki Kevin dan Valkyrie menggema lemah, disambut bisu oleh angin yang tak lagi membawa wangi dupa spiritual, melainkan aroma tanah lembap dan akar tua.Di kejauhan, di antara dua dinding pegunungan yang menjulang seperti gigi naga kuno yang hendak mengatup, tampak seberkas cahaya hijau kebiruan memancar samar, membias di udara seperti tarikan napas dari dunia lain.“Lihat itu...” gumam Kevin dengan nada rendah, seolah tak ingin mengganggu kesunyian yang menyelimuti tempat itu.Cahaya itu bukan sembarang cahaya. Itu adalah tanda keberadaan Sungai Naga, aliran spiritual kuno yang tak pernah mengering, bahkan saat zaman berganti dan peradaban runtuh. Sungai itu dipercaya mengalir lurus ke jantung kekuasaan para faksi leluhur, ke inti dari sega
THUMP!Kevin berlutut. Lututnya menghantam tanah dengan suara berat. Bahunya berdarah, napasnya tersengal. Api suci yang menyelubunginya perlahan memudar, menyisakan jejak bara yang menari pelan di udara.Valkyrie.langsung menghampiri Kevin.Wajahnya pucat tapi tak terguncang. Ia langsung berlutut, mengulurkan tangannya untuk menopang Kevin.“Tuan Muda…” gumamnya pelan, terengah, “…luar biasa. Itu serangan… luar nalar. Sejak kapan Tuan Muda menguasai… ilmu api?”Kevin menoleh perlahan. Setitik senyum muncul di bibirnya yang retak.“Baru saja,” sahutnya, terbatuk, “…tapi berhasil, kan?”Valkyrie tersenyum tipis, meski matanya masih mencari ke sekeliling, waspada.Namun sebelum keduanya sempat bernapas lega...Angin kembali berhembus—angin yang tidak bersahabat. Langit memekat. Aroma logam kembali menguar dari arah formasi pusaran.“Masih ada dua lagi... Avatar Air dan Tanah.”Valkyrie berbisik. Nadanya rendah, tapi cukup untuk membuat bulu kuduk meremang.Kevin mengangkat kepalanya perl
Di pinggir tebing, Valkyrie menahan napas.Jubah peraknya berkibar hebat, dan matanya—yang biasanya setajam pisau—kini melebar. Ia menoleh ke arah Kevin yang berdiri di tengah pusaran api dan es, tubuhnya bersinar, rambutnya melambai seolah menjadi bagian dari badai itu.Namun Valkyrie tahu... ini belum akhir.“Kita belum selesai,” gumamnya lirih, suaranya hampir tenggelam oleh gemuruh tanah yang mulai retak di bawah kaki mereka. Ujung tombaknya bergetar ringan di genggamannya. Bukan karena takut, tapi karena insting. Sebuah firasat yang terlalu sulit untuk dijelaskan, namun terlalu benar untuk diabaikan.“Kurasa…” lanjutnya, tatapannya menatap pusaran empa kelima avatar leluhur ini berlumpul sebelumnya, “…yang terburuk baru akan muncul.”Dari tengah lingkaran formasi pusaran, tanah retak—lambat tapi pasti. Dari dalam retakan itu, cahaya merah-oranye mulai menetes… seperti darah cair, panas dan menyala.Lalu muncul...Avatar Api.Tinggi lebih dari tiga meter, tubuhnya tersusun dari lau
Langit yang semula dipenuhi pusaran angin mendadak senyap. Bukan hening yang menenangkan, tetapi keheningan yang menggigit—seolah seluruh dunia menahan napas sebelum dilahap oleh sesuatu yang lebih tua dari waktu.Udara tiba-tiba membeku.Kabut tipis berubah menjadi kristal salju yang menggantung di udara, beku dalam diam. Bahkan napas Valkyrie mulai terlihat putih, mengepul dari bibirnya saat ia memandang sekitar dengan sorot mata waspada.Kevin menancapkan Eternal Flame Sword ke tanah, dan meski api birunya masih menyala, nyalanya bergetar—tercekik oleh hawa beku yang tak kasat mata.Lalu, dari balik pusaran, muncul ...Avatar Es.Sosoknya menyerupai wanita, namun tubuhnya terbuat dari es biru transparan yang berpendar. Rambutnya menjuntai seperti serpihan salju yang tak pernah menyentuh tanah. Mata putih pucatnya menatap tanpa emosi, seperti memandang dunia yang sudah mati.Ia melayang tanpa suara. Setiap langkah udaranya mengubah tanah menjadi lapisan es yang retak perlahan, mengir
Langit menghitam, bukan karena awan… melainkan karena bayangan energi yang muncul dari tubuh Han Zai, melingkar di udara seperti pusaran tak kasatmata. Rantai-rantai spiritual yang mengikat ruang tiba-tiba pecah satu per satu, melepaskan roh-roh penjaga kuno yang selama ini tersegel di tubuhnya.DUUAARRR!!!Satu ledakan energi mengguncang bukit. Dari tubuh Han Zai, muncullah lima sosok besar yang membentuk lingkaran mengelilingi Kevin dan Valkyrie. Mereka tidak memiliki wajah, tapi aura mereka begitu menyesakkan hingga jantung seperti ditarik paksa ke dalam dada.Lima Avatar Leluhur. Setiap satu mewakili satu unsur agung... Tanah, Api, Air, Angin, dan Es.Avatar Tanah berdiri seperti raksasa runcing dari batu-batu pegunungan. Setiap langkahnya menyebabkan bukit bergetar. Dari punggungnya tumbuh formasi batu segi delapan yang berputar perlahan.Avatar Api menyala seperti lilin neraka, tubuhnya membara merah tua, dan rambutnya seperti aliran magma. Udara di sekitarnya retak karena suhu