Ilana Danadyaksa-gadis berusia 20 tahun yang lebih memilih untuk mengejar cinta Danish Arrarya-daripada melanjutkan kuliah S2. *** Rasa kagum Ilana berubah menjadi cinta ketika ia beranjak dewasa. Danish adalah satu-satunya pria yang ingin dinikahi oleh Ilana. Danish-pria berusia 30 tahun yang sibuk bekerja. Tiba-tiba mendapatkan pengakuan cinta dari Ilana.
View MoreâIlana enggak mau melanjutkan kuliah, karena Ilana mau menikah,â ujar gadis yang baru menginjak usia 20 tahun itu. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyum simpul. Siapa pun yang melihat senyum itu dapat melihat ketulusan dan kesungguhan tersirat di sana.
Ilana Danadyaksa membuat kedua orang tuanya tercengang dengan pernyataannya barusan. Bahkan, kakaknyaâArion Danadyaksa yang tengah sibuk dengan membaca surel di ponselnyaâmerosot dari sofa. Arion mencoba menenangkan dirinya. Mungkin saja ia salah dengar. Ya, pasti salah dengar. Adiknya yang baru berusia 20 tahun beberapa Minggu lalu mengumumkan ingin menikah? Sementara itu, kedua orang tuanya hanya saling menatap dalam bingung.
Pelan-pelan Arion menatap kedua orang tuanya, lalu tersenyum canggung. âMa, Pa, tadi Arion salah dengar, âkan? Ilana enggak mungkin âŚ.â Arion tidak dapat menyelesaikan ucapannya ketika melihat Ilana yang tersenyum cerah.
Gadis itu bangkit dari duduknya lalu menghampiri Arion. Tangannya yang mungil menepuk bahu Arion seperti menegaskan kembali perkataannya barusan. âKakak enggak salah dengar kok. Ilana sudah memutuskan mau menikah.â
âIlana, kamu jangan bercanda, Nak. Kamu mau nikah sama siapa?â Raihan Danadyaksa berusaha menyadarkan dirinya dengan cepat. Mereka tidak salah dengar karena pernyataan Ilana adalah kebenaran.
Sejak kecil Ilana tidak suka mengada-ada apa lagi mengenai hal penting seperti pernikahan. Raihan sangat mempercayai Ilana yang pasti memiliki alasan mengatakan hal mengejutkan itu. Ilana sendiri tersenyum pada ayahnya. Ia belum menjelaskan ucapannya barusan secara lengkap. Tentu saja mereka akan bingung dan merasa tidak percaya dengan ucapannya tersebut. Namun, Ilana sangat tenang seolah-olah ucapannya barusan bukanlah masalah besar baginya.
âIlana tahu kalian pasti enggak akan percaya dengan ucapan Ilanaââ
âYang pasti enggak percaya!â Arion berseru memotong ucapan Ilana, sehingga ketegangan di dalam ruang tamu tersebut sedikit mencair.
Atmosfer di dalam ruangan menjadikan punggung mereka seolah-olah beku. Ketegangan yang disebabkan satu kalimat yang tak pernah terpikirkan oleh mereka sebelumnya, telah membuat keluarga Danadyaksa tidak berani menelan Saliva. Putri bungsu satu-satunya yang mereka ketahui tidak pernah berpacaran sebelumnya, bahkan tidak pernah bercerita memiliki pria yang disukai. Sekarang ini tiba-tiba Ilana berujar dengan santainya bahwa, ia ingin menikah. Ikeâibu Ilana belum mengucapkan sepatah kata pun sejak tadi. Bukannya ia tidak percaya dengan ucapan Ilana, tetapi wanita itu sangat percaya pada ucapan putrinya, yang membuatnya membeku dan larut dalam pikiran adalahâsiapa pria yang ingin dinikahi Ilana?
âKenapa enggak percaya? Apa karena Ilana enggak punya pacar? Ilana memang enggak punya pacar, tapi Ilana punya lelaki yang Ilana cintai,â katanya sambil tersenyum, bahkan lebih cerah lagi ketika ia menyebutkan pria yang ia cintai; penuh penekanan dan terdengar sedikit manis.
âKamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan sekarang? Kamu boleh suka dan boleh pacaran, tapi apa harus menikah? Umur kamu baru 20 tahun, sayang. Ini ⌠Mama tidak bisa mengerti ⌠kamu âŚ.â Suara Ike Danadyaksa tercekat; tidak bisa melanjutkan perkataannya. Raihan meraih bahu istrinya sambil menganggukkan kepala lembut, menyuruh Ike agar tenang.
âIlana tahu apa yang Ilana bicarakan. Ilana enggak mau lanjut kuliah S2. Lagi pula Ilana akan jadi Ibu rumah tangga seperti Mama. Jadi, enggak ada salahnya kalau Ilana belajar jadi Ibu rumah tangga sebelum waktunya, âkan? Bisnis Papa juga sudah ada yang urus, Ilana enggak diperlukan.â
Mata Ilana berbinar ketika menoleh pada kakaknya. Ia sudah memikirkan semuanya dengan matang. Mulai dari memberitahu keluarganya adalah hal yang tidak sulit untuk dilakukan. Kemudian, mempelajari menjadi ibu rumah tangga yang baik. Suatu saat nanti Ilana pasti akan menjadi ibu rumah tangga, dan belajar lebih awal tidak ada salahnya. Ketiga orang itu menganggukkan kepala karena apa yang dikatakan Ilana adalah benar adanya. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan sekarang, siapa pria yang ingin dinikahi Ilana?
Ketiga pasang sorot mata itu mengarah secara bersamaan kepada Ilana. Rasa penasaran begitu jelas tidak bisa mereka sembunyikan.
đđđ
Sosok pria tinggi dalam balutan setelan hitam, tampak gagah ketika berjalan mendekati lift. Setiap pasang mata yang melihat langsung tidak berkedip. Merupakan hal biasa bagi Danish ditatap sedemikian kagumnya oleh para karyawannya. Danish Arrarya tidak fokus menatap ke depan, sesekali melirik pada jam tangannya. Pria itu tiba-tiba menghela napasnya sampai ia berhenti melangkah, menyebabkan perempuan di belakangnya tidak sengaja ikut berhenti dan menabrak punggung kokoh pria itu.
âMaaf, Pak Danish. Bapak berhenti mendadak.â
âSaya tahu. Kamu tidak usah minta maaf.â
Perempuan itu melirik sekilas melirik Danish yang seperti dilanda masalah. Dengan penasaran ia pun bertanya, âBapak ada masalah?â
Meskipun, kening Danish berkerut menandakan ia tengah kebingungan, tetapi paras tampannya tidak dapat ditutupi oleh ekspresi bingungnya. Mata dalam dan jernih, hidung bangir, rahang kokoh dengan dagu sedikit runcing, dan tidak lupa menyebutkan lesung pipi yang membuat wajahnya terlihat manis.
âPerasaan saya tidak enak. Seperti akan dilanda masalah.â
Serenaâsekretaris Danishâterkejut mendengar ucapan atasannya. Serena mengingat setiap kali Danish mengatakan perasaannya tidak enak, maka gadis itu pasti datang membuat masalah. Seperti dua hari lalu ketika Danish pulang dari luar kotaâpria itu juga mengatakan hal yang sama seperti sekarang ini. Gadis itu menjemputnya di bandara dengan membawa begitu banyak hadiah sebagai penyambutan kembalinya Danish. Serena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya menatap Danish.
âSepertinya kamu tahu apa yang akan terjadi, Serena.â Tebak Danish begitu yakin. Danish sepenuhnya berbalik, meletakkan tangannya di depan dada sambil menunggu Serena berucap.
âMungkin dia akan datang ke sini dan cari masalah, Pak.â
âDia? Maksud kamu,â Danish berhenti berucap dan mengingat nama orang yang akan ia sebut. âIlana?â
Serena mengangguk sangat pelan.
Seketika itu, Danish berbalik dan mempercepat langkahnya menuju lift, diikuti oleh Serena yang juga mempercepat langkahnya. Tangan Danish menekan tombol lift cepat-cepat seolah-olah sedang dikejar oleh mafia yang menginginkan nyawanya. Namun, bagi Danish Arrarya di kejar di oleh Ilana lebih mengerikan daripada dikejar oleh mafia.
âSaya tidak mampir ke mana pun. Saya mau cepat-cepat pulang, Serena.â
âIya, Pak.â
đđđ
Embusan napas lega terdengar dari kursi belakang. Danish mengusap dadanya, setelah itu turun dari mobil ketika Serena membukakan pintu.
âKamu pulang saja.â
Kemudian, Danish yang sudah merasa tenangâmasuk ke dalam rumah dengan santai lantaran ia berpikir masalah yang mengganggu hatinya tidak akan mengganggu. Sebenarnya tidak begitu masalah bagi Danish jika bertemu dengan Ilana, tetapi setiap kali Ilana datang menemuinya, maka ia tidak akan dibiarkan tenang oleh gadis itu. Misalnya hal-hal kecil yang Ilana lakukan bisa menjadi malapetaka bagi Danish. Tidak hanya hadiah penyambutan di bandara, tetapi kue yang Ilana belikan hampir membuat Danish masuk rumah sakit. Danish alergi pada kacang, tetapi Ilana malah membelikan kue kacang untuk Danish. Meskipun, demikian, Danish tetap memakan kue dari Ilana. Bahkan, Danish sendiri merasa bingung pada saat itu, padahal ia tahu kondisinya, tapi memilih untuk tetap memakan kue yang seperti racun untuknya.
Melangkah masuk ke dalam rumahnya, Danish mendengar suara berisik dari arah dapur. Seketika Danish meluncurkan tatapannya ke arah dapur dan mempertajam pendengarannya.
âSiapa yang masuk ke rumah sembarangan?â gumamnya.
Langkah Danish amat pelan menuju ke dapur. Wajahnya kaku ketika mendapati seorang gadis bertubuh mungil tengah sibuk dengan spatula di tangannya dan penggorengan di atas kompor. Jelas sekali kalau gadis itu sedang memasak. Namun, di mata Danish, gadis itu bukannya memasak, melainkan menghancurkan dapurnya.
âBagaimana cara kamu masuk?â
Esok paginya Ilana dijemput oleh Danish. Saking semangatnya, Ilana bahkan tidak sarapan. Dia berpamitan pada orang tuanya lalu langsung masuk ke mobil Danish. Meski kantor Ilana dan kantor Danish berlawanan arah, tetapi tak masalah bagi Danish.Hubungan mereka baru saja berjalan, Danish ingin berpacaran seperti pasangan kekasih pada umumnya. Salah satunya mengantar kekasihnya ke kantor."Kamu buru-buru keluar rumah, jangan bilang kamu belum sarapan," tebak Danish.Ilana tersipu dan menjawab, "Karena kamu bilang bakal jemput aku, jadinya aku terlalu bersemangat. Kamu beliin aku sarapan, oke?""Udah saya duga. Lihat ke bekalang. Saya udah beli sarapan untuk kita," ujar Danish.Ilana pun menengok ke belakang, melihat ada dua kotak yang berisi sarapan. Danish sebetulnya sangat perhatian, hanya sajabaru sekarang dapat ia lakukan."Makasih, Kak Danish."Danish sekilas memalingkan muka begitu mendengar sebutan yang akrab di telinganya. Simpul senyumnya tak bisa dia tutupi."Udah lama banget
"Adik kamu belum pulang juga?" Raihan bertanya pada Arion ketika sudah tiba di rumah. Kania dan Arion saling menatap karena seharian ini mereka tak melihat Ilana.Arion menggeleng, balik bertanya, "Emangnya Ilana pergi ke mana? Dia enggak telepon?""Papa sudah hubungi berkali-kali, tapi ponselnya enggak aktif." Sejak tadi Raihan sudah menghubungi nomor ponsel Ilana, tapi panggilan tersebut tidak tersambung. Sekarang sudah pukul 10 malam dan Ilana pergi sejak pagi, tentu saja Raihan dan Oke khawatir."Papa enggak coba hubungi Danish? Siapa tahu sekarang mereka lagi bersama," dengan santai Arion berkata. "Pa, aku ke kamar dulu. Biar aku yang hubungi Danish kalau Papa enggak mau." Arion segera menuju ke kamarnya. Sedangkan Kania sudah pergi lebih dulu.Di luar kamarnya, Arion menghubungi Danish melalui telepon. Dia berharap agar tak terjadi apa pun pada Ilana. Pasalnya Ilana tak memberi kabar ke rumah."Halo, Pak Danish," Arion segera berucap dan bertanya, "saya mau tahu apa Ilana sedang
Alih-alih mengantar Ilana pulang, Danish mengajak Ilana ke rumahnya sore itu. Jika dulu Ilana akan sangat senang, sekarang ekspresinya mengatakan sebuah penolakan."Kamu enggak suka saya ajak ke rumah?" tanya Danish."Ya, lagian ngapain, sih, ngajak aku ke rumah kamu?" Ilana membalas dengan pertanyaan. Meski begitu Ilana melangkah ke depan pintu, menekan tombol sandi yang ternyataâsandi tersebut masih sama seperti dulu. Danish tak sekalipun menggantinya.Ilana menoleh pada Danish di belakangnya memberikan tatapan yang tak dimengerti oleh Danish."Saya cuma malas aja ganti password," kata Danish. Dia mempersilakan Ilana masuk lebih dulu."Aku lapar," ujar Ilana menoleh pada Danish dan tiba-tiba tersenyum, "kamu harus masak makanan yang enak buat aku."Danish membalas dengan senyum. Dihampirinya Ilana lalu mendekatkan wajahnya dan seketika wajah Ilana merona. Danish sedang menggodanya saat ini?Ternyata pria itu sudah menahan keinginannya terlalu lama dan kini tak sungkan lagi mengecup
Menikmati keindahan pantai menjadi suatu hal yang menarik perhatian Ilana belakangan ini. Selain dapat menghilangkan penat akan kesehariannya yang sibuk.Meski sudah mengetahui kesalahpahaman tersebut, dia tak menghubungi Danish. Bukan karena tak ada rasa, melainkan Ilana menunggu Danish mengambil inisiatif.Pagi itu di Pantai Nyang Nyang Uluwatu, Ilana merentangkan kedua tangannya ketika angin pantai menyambut lembut. Suara ombak kecil terdengar menenangkan di telinganya. Saat ini pantai masih sepi, Ilana menikmati keindahan itu, berlari kecil ke tepi pantai dan kakinya menyentuh air.Seorang pria mengenakan busana santai melangkah mendekat ke tepi pantai. Kedatangan pria itu tertangkap oleh netra Ilana."Gimana dia bisa tahu aku ada di sini?"Ilana merasa kebingungan karena hanya ada dirinya dan pria itu di pantai. Suasana akan menjadi canggung begitu mereka berpapasan nanti.Tak lama kemudian pria itu sudah berdiri di depan Ilana. Seulas senyum terpasang di wajah tampannya. Jujur s
"Kenapa buru-buru Ilana?" Raihan yang duduk di kursi kerja bertanya penasaran.Arion dan Kania menyusul di belakang Ilana, sontak Raihan menjadi sangat terkejut."Ada apa ini?" Laki-laki itu segera berdiri."Gini, Pa, aku sama Kania enggak sengajaââ"Cukup!" potong Ilana, tanpa menoleh pada kakaknya, dia berucap lagi, "aku mau ngomong sama Papa. Kakak sebaiknya ngasih aku ruang."Arion dan Kania mengangguk. Mereka merasa bersalah karena tak hati-hati saat berbicara. Arion menutup pintu ruang kerja ayahnya. Kini ruang kerja itu sunyi karena Ilana belum mengutarakan maksudnya."Duduk, Na."Setelah keduanya duduk, Ilana menatap dalam pada ayahnya. Raihan belum pernah menerima tatapan ini dari Ilana. Raut mukanya sedikit khawatir."Pa, tolong jelasin sama aku," kata Ilana."Apa yang ingin kamu dengar?""Papa punya masalah apa sama Danish 5 tahun lalu? Aku pengen Papa jawab jujur!"Suasana di ruangan itu menjadi sedikit tegang. Keingintahuan Ilana adalah rahasia yang disimpan oleh Raihan.
"Ilana!" Tiba-tiba Erna berseru dan segera memeluk Ilana. Tentu saja setelah acara pernikahannya selesai.Ilana menjadi sedikit canggung. "Bu Erna, tolong jangan meluk erat-erat, aku enggak bisa napas," kata Ilana. Oleh karena itu, Erna dengan segera melepaskan Ilana."Aduh, maaf. Habisnya aku senang sekali bisa bertemu Ilana lagi," timpal Erna."Selamat atas pernikahan Ibu," ujar Ilana. Kemudian pandangannya teralih pada Farrel, "Kak Farrel membuat aku tercengang, tapi aku sangat bahagia karena akhirnya kalian bersama."Farrel berdiri di samping Ilana, tetapi matanya mengarah pada Danish. "Ehem. Terus gimana sama kamu?"Kening Ilana mengkerut serta kedua alisnya bertautan. Sepertinya tak suka akan pertanyaan Farrel. Kalau saja hari ini bukan hari bahagia Farrel, maka Ilana akan benar-benar memukul lelaki itu."Ya, udah deh. Aku enggak akan bertanya. Makasih banget kamu udah mau datang di hari bahagiaku," ucap Farrel lagi.Kemudian Farrel dan Erna menyalami para tamu yang tengah berpa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments