Share

BAB 6 MASA KECIL

Gunayanto termenung di depan rumahnya didaerah elit di komplek T. Rumah yang ia tempati bersama keluarganya yang sekarang.

Gunayanto ternyata memiliki rumah seluas seribu meter persegi di daerah elit yang tinggal dengan ketiga istri istrinya yang cantik semampai, dikaruniakan satu putra dari istri pertama dan satu putri dari istri keduanya, sebenarnya apakah yang di cari oleh Gunayanto dengan mendekati Lisa.

Terbayang masa kecil yang susah, untuk makan saja, ia harus ke pasar meminta sayuran, Atau kadang kadang dia menjadi kuli panggul, beras atau hasil bumi.

Takut makanannya di minta lagi oleh para pamannya, Gunayanto kecil suka membuat api dari kayu bakar membakar kentang atau ubi, apa saja yang diketemukan oleh Gunayanto. 

Apalagi setelah ia tinggal bersama dengan ibu, ayah tiri dan adik adik tirinya, kehidupan yang susah, yang harus ia tanggung dengan menjajakan es mambo pada usia sepuluh tahun. dan kalau ibunya memasak makanan diberikan kepada suami dan adik adik tirinya sedangkan dia yang mencari uang ,sedikitpun tidak di beri sisa makanannya. sedangkan ayah tirinya menganggur, juga seorang penjudi yang meninggal pada saat ia berusia dua belas tahun.

Pernah kelereng sekaleng susu seribu gram yang didapati susah payah oleh Gunayanto dibuang ke sumur semuanya oleh ayah tirinya, karena dia tidak mau memberikan kelereng itu untuk adiknya, padahal kelereng itu dapat dijual untuk mendapatkan uang,

Dengan uang yang didapati, ia belajar ilmu bela diri di berbagai pelosok di kota J. Hanya memakai sepeda, ia mengelilingi pelosok pelosok kota J untuk mencari guru ilmu bela diri yang sakti.

Ilmu tinju mabuk yang harus dipelajari dengan harus minum minuman keras, memindahkan batu batu yang besar dan menimba air sumur dengan sekali sentakan, Hanya bermodal minum, ia belajar ilmu itu dari gurunya sampai tingkat lanjut, Dengan sekali sentak, timba di sumur dapt melayang setinggi dua meter dari pinggir sumur. karena tidak memiliki tempat latihan , mereka berlatih di kolong jembatan.

Ilmu tapak naganya yang ia pelajari dengan susah payah sampai mencapai tingkat lanjut. dengan memukul batang kayu dan mencengkeram bambu untuk melatih tenaga dan cengkeramnya.

Atau latihan dengan memukul bambu dengan tinju dan tangannya, itulah yang menyebabkan tangannya sekuat besi tapi tidak terlihat kasar.

"Ah, teringat semua itu, sakit rasa hati ini." Kenang Gunayanto

Bagaimana ia dihina oleh orang tua gadis gadis yang tertarik dengan dia, di waktu remajanya.

Dikarenakan orang tuanya tukang kawin kata para tetangga dan para orang tua gadis gadis yang mau dengannya, bibit bebet bobot itulah prinsip para orang tua, takut Gunayanto pun tukang kawin.

dan Gunayanto sendiri preman yang suka berkelahi, tentu manusia seperti itu tidak berbobot dan tidak punya masa depan.

Tidak seperti sekarang, ber lomba lomba para orang tua mengijinkan putri putrinya dekat dengannya.

Karena sekarang dia menjadi guru yang harus menjaga etika gurunya dan juga sekarang dia menjadi seorang pemuda yang tampan ,gagah dan berwibawa,

Sepertinya akan ada sesuatu yang terjadi dengan salah seorang murid putriku.

"Bagaimana ya, cara menghindarnya?' Tanya Gunayanto pada dirinya sendiri.

Dapatkah manusia lahir menghindar takdir dan jodohnya yang telah di lalui ber abad abad yang silam?

Bisakah seorang Gunayanto yang multi talenta itu menghindar takdir dari seorang gadis bernama Lisa itu?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status