Andre dan Yusril sudah duduk diantara para penikmat ranum gadis muda original. Ada tiga puluh peminat. "Banyak juga Bro, " bisik Andre. "Tenang ajah cek cashmu sebagai tanda jadi sudah di tangan Tante Sonya " bisik Yusril yang baru tahu jika para penjual perawan pun perlu jasa sutradara video juga. 'Kalau harga sudah cocok untuk apa acara lelang ini?" Andre gusar cek cash yang diserahkan bernilai seharga dua ratus juta untuk dua puluh empat jam bersama Niken. Itu pun masih harus nambah setengahnya lagi untuk membawa Niken besok. Belum lagi jaminan seratus juta. Untuk apa? "Jaminan untuk jaga jaga pengembalian tak tepat waktu. Macet di jalan itu bukan urusanku. Terlambat satu jam dari jadwal sewa dua puluh juta tambahannya, " ujar Madem Sonya begitu profesional cara menghitung bisnisnya. "Wow hebat juga tuh madam menegemennya, " Andre tertawa kecil. Bagi madam Sonya tawaran yang diberikan pada Andre adalah keuntungan baginya. Karena untuk booking dua puluh empat jam Niken telah di
"Non ..." Sumi terkejut saat ke kamar untuk menengok Niken, mungkin saja gadis yang harus diurus keperluannya itu membutuhkan dirinya. Sumi langsung keluar kamar. Kebetulan Irvan melintas. "Kelihatannya panik ada apa, Sum?" Irvan yang berkarakter lembut walau fisiknya laki laki itu mendekat. "Non di dalam Bang Irvan pinsan saat sholat, " "Ayo kita lihat ..," Irvan yang sudah tahu kasus Niken sangat ibah melihat gadis itu meringkuk. Berdua Sumi dibopongnya gadis itu ke kasur. "Apakah saya harus lapor Pada Ndoro Tuan?" Sumi cemas. "Tak usah, kamu buatkan saja dia teh manis hangat, lalu diminumkan kalau sudah siuman, " "Ya Bang Irvan saya ke dapur dulu, " segera Sumi keluar kamar. Irvan memandang Niken yang masih mengenakan mukena itu bagai orang terlelap. Sumi masuk ke kamar membawa secangkir teh yang dipesan Irvan. Saat itu Niken membuka mata. Terkejut saat menyadari dirinya terbaring. Cepat ia duduk dan kikuk saat menyadari ada laki laki di kamarnya. Niken menatap Irvan gug
Gogon melapor pada Jodi dengan muka cemas."Kurir kita Yadi ketangkap,""Polisi?""Ya, pemakai sakaw dan ditangkap, dia nyanyi beli sama siapa, makanya ketangkap, ""Aku sudah bilang jangan main ketengan, bahaya, " sebenarnya Jodi tak sampai hati jika ada kurir tertangkap, "Hem antarkan uang pada keluarganya, jangan menyolok,"Mamang begitu permainannya. Kurir tertangkap, keluarganya dijamin secara diam diam. Si kurir tutup mulut. Begitu seterusnya. Atau keluarganya mati jika buka mulut.Itu peraturan Anggodo. Maka Jodi segera melapor pada Anggodo."Itu hanya kurir kecil dia nggak tahu kita. Manamungkin dia bisa menjangkau kita?" Anggodo terkesan tak perduli. Apa yang dikatakan Anggodo memang benar kurir kecil macam Yadi tak akan bisa tahu siapa yang ada di belakangnya. Kurir kecil tak akan bisa buka mulut. Kalau pun dia buka mulut paling yang kena adalah kurir lain yang telah memberinya order. Itu pun sudah dari tangan ke tangan. Memerlukan sekian tangga bagi mereka untuk mengetahui
Lelaki itu memang jodi yang menggelontorkan uang lima ratus juta untuk mengambil Niken dari madem Sonya. Mematakan hasrat dan keinginan Andre. Madem Sonya yang mata duitan itu tanpa curiga mengembalikan cek milik Andre. Ia tak menyadari jika tambang mas yang berebut peminat itu tak akan kembali lagi ke Flower. Tak akan pernah mendatangkanuang. Baik untuk madem Sonya mau pun Anggodo. Keributan baru pasti akan diantara mereka. Jodi menyalakan lampu. Dan kini Niken menatapnya dengan mata melebar. Namun gadis itu tak bersuara. Karena siapa pun pelanggannya sudah tak lagi penting baginya. Dan lebih terkejut llagi saat lelaki misterius yang sejak awal menerima dirinya,membuka jaket hoodienya, serta menanggalkan masker dan kacamata hitamnya. Niken masih terbelalak dengan tubuh bergidik memandang lelaki misterius tadi yang tak lain adalah Irvan.
Andre rupanya kecewa dengan keputusan sepihak madem Sonya yang mengirim Niken ke pembali lainnya. "Aku ingin gadis itu ...!" Andre kesal Yusril menjauhkan botol minuman dari jangkauan tangan Andre. Separuh hatinya senang Andre tak jadi menyewa Niken walau gadis itu akan dinikahinya terlebih dulu sebelum melewatkan bulan madu. Toh itu sama saja dengan mempermaikan pernikahan secara agama. Karena setelah itu madem Sonya tak mungkin membiarkan gadis dagangannya tinggal bersama Andre. Jadi pernikahan sesaat memang tak patut dilakukan, jika hanya bertujuan untuk meniduri perempuan yang telah dibayarnya. Walau Andre mengatakan akan tetap bersama Niken. Itu hal yang mustahii. Andre lelaki muda mapan. Tapi selalu taat pada larangan Tuhannya. Tapi kali ini ia sudah lupa diri minum dan mabuk. Hal yang pertama kali dilakukannya. Saat sahabatnya itu tersadar pagi hari Yusril langsung mendekat. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" "Pusing, " jawaban pendek Andre. "Mandilah kamu semalam min
Norma kesal tak bisa untuk ziarah ke makam suaminya dengan keadaannya yang diawasi begini. "Memangnya apa salahku hingga aku tak boleh keluar rumah?!' "Ibu tak bersalah, tapi demi keselamatan jiwa Ibu!" Tiba tiba Jodi muncul di pintu. "Siapa Anda?!' Norma terkejut menatap Jodi. "Saya Jodi ..." Norma terkejut mundur ke belakang beberapa langkah. Ia kenal nama itu adalah nama yang memerintah membawa Ferdi almarhum suaminya. Nanar ditatapnya Jodi yang berdiri tenang di tempatnya. "Berarti Niken ada pada Anda, sekarang mau apa lagi masih kurang makanya menyanderaku tak perduli suamiku dibunuh lawan kelompok kalian ...?!!' Norma dengan emosi menunjuk Jodi. Jodi masih diam dan menunjukkan sikap yang tenang dan santun. Norma terkejut akan sikap yang ditunjukkan Jodi. Ia menatap Jodi tak berkedip. Pada akhirnya ia mengira Jodi hanya pura pura sopan. "Aku harus waspada dengan laki laki kejam ini ...!" Sergah batinnya. "Ibu saya bukan orang yang harus Ibu takuti. Penjemputan Pak Fer
Jodi menyodorkan segumpal ratusan ribu, "Oke, " setelah itu Jodi meminta kedua lelaki itu meninggalkannya. Segera setelah mereka pergi Jodi memacu kembali mobilnya ke apartemen dimana ia meninggalkan Niken. "Bang Irvan kau ternyata muka dua ..." geramnya pada Irvan. Jodi bergegas menuju pintu dimana Niken di dalam sendirian pikirnya.. "Cahaya ..." panggilnya. Tak ada jawaban. Kembali mengetuk. Tok Tok "Cahaya ..." Tak ada sahutan . Jodi mulai cemas. Satu satunya jalan adalah mendobrak pintu . Pintu terbuka. "Niken ...!" Tak ada jawaban. Jodi mencari ke kamar, tapi Niken tak ditemukan di semua ruangan. Baju seksi yang dikenakan Niken saat datang sudah tak ada lagi. Begitu puni baju baju sopan kosong tak ada di lemari. Berarti gadis itu pergi dengan persiapan. Bukan kabur terburu buru. Tapi kemana? Apa Niken pergi dengan kemauan sendiri karena tak percaya pada dirinya? Jodi menggeleng. Jelas tak mungkin karena gadis itu masih khawatir orang tuanya diringkus sebagai ga
Niken batuk batuk di dalam bagasi mobil. Dadanya serasa sesak. Udara yang pengap yang telah menjebaknya beberapa jam, membuatnya tak sadarkan diri. Mobil itu sudah berhenti di halaman rumah mewah. Andre sudah melangkah ke teras rumahnya, saat Dullah sang sopir terkejut ketika membuka bagasi mobil untuk mengambil sepatu majikannya. "Ada orang ...?!" Dullah lebih memperhatikan secara saksama. Seorang perempuan muda yang tampak seperti tertidur pulas. 'Non bangun kok tidur di sini ...?" Dullah hati hati menyentuh kaki Niken. Tapi Niken yang pingsan tak bergerak. Dullah membangunkannya lagi. Tapi gadis itu bagai orang mati. Dullah ketakutan. "Jangan jangan nih orang sudah mati ..." cemasnya. Segera Dullah meninggalkan Niken untuk memberitahukan pada Andre. "Tuan ..." Andre yang sudah melangkahkan sebelah kakinya ke dalam rumahnya, menoleh. "Ada orang mati di bagasi mobil Tuan ..." 'Hah!!' Andre terkejut. Tanpa bersuara langsung berlari ke.mobilnya. Dan terbelalak saat melihat