Share

Bab 4.

Sepulang sekolah Rasya dan kedua sahabatnya tidak langsung pulang, melainkan mereka akan mengikuti latihan cheers di lapangan indoor. Bersyukur hari ini karena anak basket tersebut latihan dilapangan outdoor yang membuat Rasya merasa senang karena tidak harus melihat Marvel.

"Yah gak bisa cuci mata deh gue,"ucap Jessy membuat Rasya menatapnya.

"Mau cuci mata sama siapa lo, anak basketnya gak ada yang menarik sama sekali dimata gue,"ucap Rasya yang disetujui oleh Bella.

"Ya nggak ada sih, cuman kan ngerasa gak lengkap aja karena cuman kita yang latihan disini," Rasya memutarkan bola matanya malas.

Tak lama Viona datang, membuat mereka yang tengah asik bersantai di pinggir lapangan sembari memainkan ponselnya pun harus berdiri dan mulai berlatih. Sementara Alex, Zidan dan Marvel berjalan menuju lapangan indoor karena mereka akan mengambil beberapa bola basket disana, mereka melihat anak cheers yang tengah serius berlatih, membuat pandangan Alex dan Zidan berhenti pada Rasya.

"Rasya makin cantik gila, liat tuh bodynya wuih mantap Dan, apalagi dia cocok banget pake baju ketat gitu," Zidan mengangguk setuju.

"Jessy juga Lex, menggoda iman gue banget,"ucap Zidan.

Rasya tersadar bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya pun langsung melihat ke arah orang itu, rupanya Alex dan Zidan sahabat dari Marvel, Rasya menatapnya malas.

"Ngapain lo liat-liat, mata lo berdua mau gue colok?"ucapnya dengan tatapan sadisnya membuat Zidan dan Alex tersadar dengan ucapan Rasya pun bergidik ngeri dan langsung berlari menyusul Marvel yang sudah berjalan jauh di depannya, sementara Rasya kembali fokus dengan latihannya.

Rasya meminum minuman yang telah diberikan oleh kedua sahabatnya, hanya dengan sekali tegukan botol minuman yang tadinya penuh sekarang menjadi kosong, karena jujur Rasya sangat lelah sekarang, banyak tenaganya yang terkuras dari ia yang mengerjai semua orang dengan membunyikan alarm kebakaran, lalu menjahili Marvel dengan permen karet, dan sekarang ia harus berlatih cheers.

Rasya menghembuskan nafasnya dan beranjak dari duduknya.

"Gue duluan ya Jes, Bell" mereka menoleh lalu mengangguk.

"Hati-hati Sya" Rasya hanya mengangguk kemudian melangkahkan kakinya menuju luar sekolah, Rasya tahu bahwa supirnya tidak bisa menjemputnya hari ini membuat Rasya mau tak mau harus jalan menuju rumahnya, Rasya sudah biasa akan hal ini ia tidak mau dicap sebagai anak manja, walaupun keluarganya kaya tetapi ia tidak ingin terlarut dalam kekayaan itu, ia tetap harus belajar menjadi orang yang sederhana agar ketika kita mendapat ujian dirinya siap untuk menghadapi ujian tersebut.

Saat sedang asik berjalan, tiba-tiba ada mobil yang menerobos genangan air yang berada di sebelah Rasya, membuat seragam sekolahnya yang tadinya bersih pun menjadi kotor, Rasya berdecak ia ingin sekali marah tetapi tidak bisa karena mobil itu semakin menjauh, dan Rasya tak mungkin bisa mengejar mobil itu.

Rasya menggerutu kesal, bisa-bisanya ia mendapat musibah lagi, lagi dan lagi.

"Ck.. ngeselin banget sih ih, duh seragam gue jadi kotor," Rasya menyesal karena sebelum ia pulang Rasya malah mengganti bajunya menjadi baju seragam sekolahnya, karena ia berfikir tidak etis jika ia harus menggunakan pakaiannya yang sangat ketat itu apalagi ia pulang dengan berjalan kaki, bisa-bisa semua orang menatapnya dan berfikiran aneh tentangnya. Tadi Rasya sempat melihat plat mobil tersebut yang Rasya tahu itu adalah mobil milik Marvel, Marvel lagi Marvel lagi wkwk..

Selama di perjalanan Rasya tak habis-habisnya menggerutu kesal, ia benar-benar sangat kesal saat ini, saat tiba dirumah nya Rasya dengan cepat mengganti pakaiannya menjadi pakaian rumahnya, setelah itu ia membawa seragam kotornya itu menuju rumah Marvel.

Rasya mengetuk pintu rumahnya dengan perasaan kesalnya, tak lama pintu itu terbuka dan menampilkan wajah Marvel yang semakin membuat Rasya kesal, Marvel menaikkan satu alisnya.

"Lo gak liat dirumah gue ada bel?"ucap Marvel sembari melihat ke sebelah pintunya yang berisi bel rumahnya, Rasya mencoba menahan emosinya agar tidak memuncak.

"Bodo amat, intinya sekarang gue ma-"

"Lo ngapain ke rumah gue?"potong Marvel membuat Rasya mencoba untuk menghembuskan nafasnya.

"Gara-gara lo, seragam gue jadi kotor, udah tau ada genangan air masih aja main nerobos, lo pasti sengaja kan?!"ucap Rasya dengan suara meninggi, ia tak tahan sekarang ia benar-benar sangat emosi pada Marvel, sementara Marvel menatapnya dengan tanpa ekspresi.

"Gue gak sengaja, gue gak tau kalau ada genangan air, dan gue juga gak tau kalau ada elo," Rasya berdecak.

"Ck.. Lo gak usah bohong, lo emang sengaja kan mau bales dendam sama gue karena gue udah-"Rasya memberhentikan perkataannya karena Rasya merasa hampir keceplosan membuat Marvel menunggu perkataan Rasya pun membuka suaranya.

"Udah apa?"tanya Marvel sembari menaikkan satu alisnya, Rasya mengendus kesal untung saja ia bisa menahan agar ia tidak keceplosan tadi.

"Udah ah lupain, pokoknya sekarang lo harus tanggung jawab, lo harus cuciin seragam gue,"ucap Rasya namun Marvel tetap menatapnya tanpa ekspresi.

"Gue udah bilang kalau gue gak sengaja,"ucapnya dengan tatapan dinginnya.

lagi-lagi Rasya berdecak.

"Gue gak mau tau pokoknya lo harus tanggung jawab,"

"Nggak,"

"Iyaaa,"

"Gakk,"

"Iyaa,"

"Gakkkkkk!"

"Iyaaaaaa!"

Karena mendengar kebisingan, Via mama Marvel pun keluar menghampiri mereka.

"Eh ini ada apa kok ribut-ribut?"tanya Via kemudian tatapannya terarah pada Rasya.

"Rasya yuk masuk dulu," Rasya menggeleng.

"Maaf ya tante engga dulu soalnya Rasya masih ada urusan sama Marvel," ucap Rasya sembari menatap tajam ke arah Marvel.

"Ada apa Sya?"tanya Via lagi membuat Rasya menghela nafasnya mencoba meredamkan emosinya.

"Jadi gini tante, tadi Rasya pulangnya kan jalan kaki tuh, terus tiba-tiba mobil Marvel lewat dan nerobos genangan air itu nah karena genangan itu pas di sebelah Rasya otomatis Rasya kena cipratan itu, dan seragam Rasya kotor gini tan, Rasya tau banget kalau Marvel sengaja nerobos genangan air itu,"ucap Rasya sembari menatap tajam ke arah Marvel sementara Via masih mencoba untuk mencerna ucapan Rasya.

"Bentar, tadi Rasya pulangnya jalan kaki?" Rasya mengangguk.

"Iya tan soalnya supir Rasya gak bisa jemput,"

"Kenapa gak pulang bareng Marvel aja?"ucapan Via membuat Rasya mendelik lalu menggeleng.

"Ih Rasya males banget tan, mending Rasya jalan aja,"ucapan Rasya membuat Via menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Rasya kembali menatap Marvel.

"Tanggung jawab lo cuciin seragam gue, mana besok gue harus pake lagi,"

"Ogah banget, dirumah lo kan ada mesin cuci ngapain mesti gue," Rasya mendelik.

"Biar lo bisa jadi orang yang bertanggung jawab atas kesalahan lo," Marvel menaikkan satu alisnya.

"Emang gue ada salah sama lo?" Rasya menggeram kesal.

"Gue gak mau tau lo harus cuciin seragam gue, tante Via Marvel itu sengaja tan," Via menatap ke arah Marvel.

"Marvel kamu gak boleh gitu, kamu harus tanggung jawab karena udah buat seragam Rasya kotor,"ucapan Via membuat Marvel berdecak kesal, sementara Rasya menjulurkan lidahnya mengejek.

"Ma tapi Marvel bener-bener gak tau ada genangan itu," Rasya menatapnya malas.

"Bohong tuh tan," Marvel mendelik menatap Rasya.

"Pokoknya gue gak mau tau lo harus cuciin seragam gue,"ucap Rasya sembari menyerahkan seragamanya pada Marvel, sementara Marvel masih terdiam ia berdecak ketika Via menatapnya.

"Ambil Vel, kamu harus tanggung jawab," Marvel menghembuskan nafasya kemudian mengambil seragam Rasya dengan kasar. Rasya yang melihat itu pun tersenyum senang karena lagi-lagi ia harus menang melawan Marvel.

"Lo pulang sana!"

"Ini juga mau pulang kok, tante Via Rasya pulang dulu ya,"ucap Rasya sembari menyalimi tangan Via, Via tersenyum lalu mengangguk.

"Iya Sya, kapan-kapan makan disini yaa tante pengen banget kamu makan masakan tante disini," Rasya hanya mengangguk kemudian melenggang pergi menuju rumahnya, sementara Marvel dengan malas masuk ke dalam rumahnya dan menghampiri bi Odah.

"Bi ini tolong di cuciin ya, yang bersih bi jangan sampai ada kotoran sedikit pun kalau nggak mak lampir bakalan ngamuk,"ucapan Marvel membuat Via yang mendengarnya pun menggelengkan kepalanya.

"Marvel kamu gak boleh gitu ngomongnya," Marvel tak menggubris ucapan Via ia memilih untuk berjalan menuju kamarnya.

Sementara Rasya yang baru saja berada kamarnya pun tersenyum senang kemudian menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk miliknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status