Share

4. Jebakan Mematikan

Semua mengenakan pakaian terbaik mereka hari ini.

Dari mulai rakyat biasa yang bersuka cita di setiap jalan kerajaan Arnawarman.

Sampai para tamu kehormatan yang menghadiri undangan di aula kerajaan.

"Nalini dan Arkana Danadyaksa tiba..." Pelayan mengumumkan satu persatu undangan saat memasuki aula istana.

Mereka akan mengucapkan dan memberikan hadiah kepada putra mahkota secara berurutan sesuai jabatan, kekayaan dan juga hak istimewa lainnya.

Untuk selanjutnya hadiah-hadiah itu akan diterima dan dibawa oleh pelayan ke ruangan penyimpanan.

Sementara pertujukan para putri akan di mulai saat para tetua selesai beramah tamah.

Ada yang membawakan puisi, memainkan alat musik dan bernyanyi.

Tidak ada yang menampilkan tarian. Selain pertunjukan khusus untuk Nalini.

Penampilan Nalini juga sengaja disimpan paling akhir, sebagai penutup pertunjukan.

Kehadiran Nalini saja di tahun ini mengejutkan beberapa pihak.

Mereka jadi beranggapan kalau pihak kerjaan mulai memamerkan Nalini sebagai calon putri mahkota.

Setelah beberapa tahun kebelakang, Nalini tidak begitu mencolok untuk hadir dalam setiap pertemuan penting.

Kini giliran Nalini yang menunjukkan tariannya sebagai hadiah untuk putra mahkota.

Semua orang terpukau dengan gerakan dan juga ilmu pedang yang lihai dibawakan oleh Nalini.

Berjalan sempurna, sampai di akhir gerakan.

Aksi penutup, Nalini akan melemparkan pedang kayu itu pada kain yang diikat pada plafon kayu.

Ketika pedang itu menyentuhnya, maka kain yang tersimpul terbuka dan kelopak bunga akan berjatuhan.

Memberikan kesan indah yang tidak terlupakan untuk penutupan. Begitu yang direncanakan oleh para penari.

Nalini hanya menurut saja tidak terlalu banyak bertanya saat latihan.

Kenyataanya, saat kelopak bunga mawar itu berjatuhan.

Dua belah pedang juga ikut turun bersamanya.

Satu pedang kayu yang Nalini gunakan sebagai alat tari.

Sedangkan yang satunya lagi adalah pedang sungguhan.

Nalini terkejut bukan main, entah siapa yang berani menyelipkan senjata kedalam aula istana.

Pedang tersebut juga adalah pedang legendaris milik sang kakek.

Bagaimana bisa, sementara Nalini sudah menyembunyikan pedang legendaris tanpa ada orang yang tahu.

Nalini yang cekatan langsung mengambil kedua pedang tersebut sebelum jatuh keatas tanah.

"Kakak tertua." Pandangan Nalini langsung mengarah pada Arkana.

Bukan hanya Arkana semua orang disana terkejut dengan kemunculan pedang legendaris.

Nalini jadi tambah bingung, sementara para pengawal mulai berdatangan mengepung semua orang yang berada di dalam aula.

"Ini pemeberontakan!" Putri dari negera selatan berteriak histeris.

Membuat semua orang panik dan seketika kericuhan terjadi.

Sudut mata Nalini tidak sengaja menangkap seorang dayang istana yang mengendap-ngedap dibelakang putra mahkota.

Tidak hanya itu, ditangan dayang terdapat sebilah belati yang diarahkan pada putra mahkota.

Tanpa pikir panjang, Nalini berlari dengan pedang legendaris menuju kearah putra mahkota.

Para pengawal mulai menghadang gerakan Nalini.

Perlawanan demi perlawanan Nalini hadapi sambil mengejar kecepatan dayang istana menuju putra mahkota.

Sayang, langkahnya tidak sampai saat pedang milik pengawal pribadi putra mahkota menancap di dada kiri Nalini.

"Tidak!" Nalini tidak kehabisan ide, melemparkan pedang legendaris ke arah dayang istana itu.

Langkahnya memang tidak terlalu jauh dengan gerakan Nalini yang mantap, seketika menghentikan dayang istana.

Pedang legendaris itu menusuk dengan dalam pada tubuh dayang istana, sehingga dia mati ditempat.

Semua mata yang berada di aula istana menyaksikan kejadian itu dengan sangat dramatis.

Tidak ada berani yang bergerak setelah dayang itu mati.

"Nalini!"

Teriakan putra mahkota, membuat pengawal pribadinya melepaskan tancapan pedang dan langsung menahan tubuh Nalini.

Semua orang baru menyadari tindakan Nalini yang agresif tidak lain untuk menghentikan dayang istana yang ingin membunuh putra mahkota.

Pedang ditubuh Nalini memang tidak menacap dengan dalam.

Tapi putra mahkota tahu bahwa pengawal pribadinya menggunakan jenis pedang beracun.

Dia langsung berlari kearah Nalini untuk mengambil alih tubuh Nailini dari pengawal pribadinya.

"Apa yang kalian lakukan! Cepat panggilkan tabib istana." Titah Raja Arnawarman.

"Aku akan membawanya ke kediamanku."

Dengan sekali angkat putra mahkota menggendong Nalini dikedua tanganya.

Berlari dengan cepat menuju kediamannya. Kemudia dia memebaringkan Nalini di tempat tidurnya.

Tabin datang sambil terponggoh-ponggoh.

"Tolong campurkan penawar ini dalam obat racikan mu."

Pengawal pribadi putra mahkota pun memberikan botol kecil pada tabib istana.

Itu sebagai penawar racun dari pedang miliknya.

"Apa yang kamu pikirkan?!" Amarah putra mahkota langsung meledak saat itu juga.

Dia berdiri sambil menarik pedang milik pengawal pribadinya.

Hidup dan matinya memang sudah diabdikan kepada putra mahkota.

Maka dia terima saja jika lehernya harus di tebas, menggunakan pedangnya sendiri oleh putra mahkota.

Suara nyaring pedang yang dijatuhkan ke lantai membahana.

"Sudahlah, kamu juga tidak menyangka hal ini. Tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaan dayang itu kecuali Nalini."

Bagaimana tidak, fokus mereka pada pergerakan Nalini yang agresif. Setelah ada teriakan pemeberontakan.

"Putra mahkota. bagaimana kondisi adik seperguruan saya?"

Arkana datang sambil membawa pedang yang sudah berlumuran darah.

Raja dan permasuri pun datang dengan pengawal berzirah emas.

Pengawal berjirah emas adalah pengawal dengan tingkat tertinggi dan melindungi keluarga kerjaan.

Para pengawal berzirah emas juga terdapat di tiga kerajaan lainnya dan mereka hasil didikan sang guru besar.

"Aku ingin kasus ini di usut sampai tuntas! Tidak ada yang boleh lolos begitu saja."

Para pengawal dengan zirah emas pun memberi hormat pada perintaah putra mahkota dan langsung meninggalkan kediamannya.

"Untuk barang bukti, berikan pedang itu padaku." Titah putra mahkota pada Arkana.

"Tapi ini--"

Wajah tegas putra mahkota meciutkan nyali Arkana.

Pedang itu pun akhirnya diberika kepada putra makhota.

Pedang yang diinginkan dan diperebutkan oleh semua orang di dunia persilatan kini berada ditangan purta mahkota Arnawarman.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status