Share

3. Pemaksaan Pihak Kerjaan

Tiga tahun berlalu.

Beberapa hari lagi putra mahkota kerajaan timur akan berulang tahun.

Semua warga menyambut dengan suka cita, bahkan hari itu dijadikan sebagai hari perayaan kerajaan timur oleh Raja Arnawarman.

Karena dunia persilatan mencapai kesepakatan damai, bertepatan dengan hari kelahiran putra mahkota kerjaan Arnawarman.

Setiap tahun memang Permasuri akan mengadakan pertemuan dengan para putri bangsawan dan putri para pendekar.

Tahun ini, dia juga melibatkan Nalini untuk menghadiri pertemuan.

Semasa guru besar hidup, Nalini tidak pernah ikut pertemuan-pertemuan yang dia tidak suka.

Nalini bebas menentukan apa yang dia mau.

Apalagi acara resmi kerjaan, itu membuatnya bosan. Terlalu banyak tatakrama.

Memasang wajah palsu, untuk mendengarkan dan harus bersikap ramah tamah demi menjaga nama baik sang kakek.

Sementara isi pertemuan itu sendiri memuakan Nalini.

Pasti akan banyak adu siapa yang paling unggul diantara mereka.

Dari mulai adu kekayaan, adu kekuatan serta adu nasib.

Berpura-pura menyedihkan tapi dalam setiap kata yang terlontar, seperti tidak ingin tertandingi.

Niatan permasuri mengumpulkan mereka adalah untuk merencanakan acara hari kelahiran putra mahkota.

Seperti yang sudah-sudah, mereka akan berlomba untuk menghadiahkan sesuatu yang istimewa bagi putra mahkota.

Dari sudut pandang para putri bangsawan juga sangat menguntungkan.

Selain unjuk kelebihan masing-masing, mereka juga ingin menarik perhatian pihak kerjaan untuk menjalin hubungan baik dengan mereka ke depannya.

Hanya Nalini yang selama ini tidak pernah mengumbar hadiah apa yang akan diberikan pada putra mahkota.

Cukup pertemuan singkat mereka saja, sebelum perayaan dimulai.

Hadiah yang Nalini berikan juga berupa hasil karyanya sendiri. Sederhana dan putra mahkota lebih menghargai itu.

Nalini menyakini hadian spesial adalah hal yang dibuat dengan cinta, kesungguhan dan ketulusan hati.

Serta doa yang dipanjatkan untuk sang penerima, agar terjauh dari karma buruk dan selalu dilimpahi kebahagiaan.

"Nalini, bagaimana kalau kamu membuat pertunjukan tari untuk putra mahkota." Seru permasuri.

Tiba-tiba ditengah pembicaraan mereka.

Kebingungan karena melamun, Nalini melihat wajah satu per satu putri yang ada di ruangan itu.

"Tapi Yang Mulia Permasuri, sebelumnya Nalini tidak pernah melakukan hal seperti ini."

Yang barusan berbicara itu berasal dari putri negara bagian Selatan dengan ekspresi merendahkan.

Raja Selatan tidak memilki keturunan laki-laki.

Tentu saja dia harus berkoalisi dengan negara lain untuk tetap menjaga otoritasnya dan juga mencari penerus kerajaan yang layak bagi putrinya.

Sejak dahulu, dia menginginkan putri mahkota kerjaan Arnawarman.

Walau sudah jelas pertunangan Nalini dan putra mahkota diketahui khalayak umum.

Tapi dengan tebal muka, dia terus saja menyanjung dan selalu membuat permasuri senang dengan sikap manisnya.

Tujuannya tidak lain untuk mengganti posisi Nalini, apalagi setelah kematian guru besar.

Semua menganggap Nalini bukan orang yang harus diistimewakan lagi.

"Nalini bisa diajarkan oleh para penari istana. Bagiamana Nalini, kamu bersedia?"

Sepertinya tidak ada alasan lain bagi Nalini untuk menolak perintah permasuri.

Walau sangat bertentangan dengan dirinya, Nalini hanya bisa menerima dengan senyuman.

Ke esokan harinya.

Kesepakatan itu membuat Nalini harus datang setiap hari untuk berlatih.

"Kira-kira tarian apa yang cocok dibawakan oleh Nona?"

Sudah berbagai gerakan dicoba oleh Nalini.

Namun para penari istana masih kurang puas melihat hasilnya.

"Jujur saja, aku tidak terlalu bisa mengikuti gerakan kalian." Ucap Nalini sambil merenggangkan punggungnya.

"Saya punya ide, Nona pasti jago ilmu pedang. Bagaimana kalau kita satukan?"

"Senjata apapun dilarang masuk kedalam aula istana, kecuali para penjaga."

Salah satu dari mereka langsung mengingatkan aturan kerajaan.

"Tidak usah yang asli. Kita gunakan saja pedang yang terbuat dari kayu?"

Setelah semuanya sepakat, para penari mulai menyesuaikan gerakan tarian khusus bagi Nalini.

Dia adalah cucu dari guru besar yang pasti sudah terbiasa berlatih pedang setiap harinya.

Maka Nalini akan membawakan tarian pedang.

Perpaduan antara gerakan tari yang diajari oleh para penari istana dengan jurus pedang yang Nalini miliki.

Mereka juga akan turut serta menjadi pendamping penari pada saat hari perayaan.

Semua sudah mereka atur sedemikan rupa agar penampilan dari calon putri mahkota tidak tertutup dengan para putri bangsawan dan putri para pendekar.

Seusai latihan, ada utusan yang memberikan pesan pada Nalini bahwa putra mahkota ingin bertemu.

Taman samping istana, ada bangunan kecil disana.

Sudah pula putra mahkota menunggu dengan sajian teh dan kudapan.

"Putra Mahkota memanggil saya?"

Dengan gaya yang anggun dia memberikan hormat pada putra mahkota.

"Kita hanya berdua, panggil saja namaku seperti biasanya."

Nalini hanya terdiam, dia sudah agak lelah sebenarnya.

Melihat Nalini, putra mahkota juga tidak terlalu mempermasalahkan itu.

Dia hanya merasa kalau hubungan mereka semakin merenggang semenjak kematian sang guru besar.

Dengan isyarat tangan, putra mahkota menyuruh Nalini untuk duduk di kursi kosong.

"Bicaralah kalau kamu kelelahan dengan semua kegiatan yang Ibunda tetapkan."

"Kamu tidak terbiasa melakukan semuanya. Nanti biar aku yang sampaikan pada Ibunda."

Putra mahkota menatap Nalini dengan penuh kehawatiran.

Apalagi terlihat memar disekitar buku jari yang coba Nalini tutupi dari pandangan putra mahkota.

"Semuanya baik-baik saja. Saya masih bisa mengimbangi kemauan Permasuri."

"Nalini, aku berjanji setelah kita menikah. Tidak boleh ada yang menindasmu lagi."

Mereka berdua saling bertatapan, sedangkan jauh di lubuk hati Nalini dia mulai mempertanyakan perasaanya.

Haruskan dirinya menjadi putri mahkota?

Perkataan putra mahkota tidak di percayai oleh Nalini begitu saja.

Bisa jadi penderitaannya akan lebih dari saat ini.

Satu jalan. Sekalinya masuk ke dalam istana tidak ada jalan keluar.

Belum pernah ada orang bisa keluar dari dalam istana kecuali dia mati atau diusir secara tidak hormat.

Dua-duanya bukan pilihan yang baik dan Nalini tidak mau menyesali keputusannya kelak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status