Share

9. Ultah Pernikahan

Hari berganti, Yusuf dan Kamila berlomba-lomba mencari tahu siapa sebenarnya Bunga dan Fatih. Beberapa kali bahkan perempuan paruh baya itu sengaja mendatangi sekolah Irsan, hanya untuk bertemu dengan Fatih secara diam-diam. Beberapa kali bahkan senngaja membelikan aneka makanan ringan untuk bocah menggemaskan itu. Tiap kali selesai bertemu dengan Fatih, Kamila akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkShan.

Seperti siang ini, Kamila mendatangi kantor sang suami setelah melihat Fatih dan membelikan mainan bocah lucu nan menggemaskan berkulit kuning langsat dengan lesung pipi. Istri Purnama itu bahkan sempat merekam dan mengambil potret ketika Fatih bermain bersama teman-temannya. Ketika tak mendapati sang suami berada di ruangannya, Kamila memutar video rekaman yang didapatnya tadi.

Tawa menguar ketika Fatih membagikan makanan yang diberi oleh Kamila pada beberapa sahabatnya. Si kecil bahkan dengan riangnya membuka mainan yang dibawakan dan memainkannya dengan semua sahabat. Kamila tak peduli asal-usul Fatih yang sudah dia ketahui dari orang suruhan suaminya jika si kecil terlahir tanpa seorang ayah bahkan kehamilan si ibu membawanya terusir dari kampung halaman.

Bunga dianggap aib bagi para tetangga di desanya sehingga dia harus diusir dari tanah kelahiran bersama kedua orang tuanya. Sampai saat ini pun, Kamila belum mendapatkan kepastian tentang siapa lelaki yang telah menghamili Bunga. Perempuan paruh baya itu begitu penasaran dengan masa lalu salah satu desainer butik Shaqina. Naluri sebagai seorang perempuan menolak jika wanita seperti Bunga terlibat pergaulan bebas atau sampai melakukan cinta satu malam.

"Mama lihat apa? tersenyum sampai selebar ini? Papa cemburu, lho." Suara Purnama membuyarkan senyuman dan lamunan Kamila. Membalas senyum sang suami, perempuan itu menunjukkan rekaman Fatih yang tengah bermain dan tertawa dengan sangat bahagianya. "Dia anak yang Mama ceritakan itu, kan?"

Kamila menganggukkan kepala. "Papa lihat sini, deh. Dia itu lucu banget tahu. Anaknya juga pinter, ramah  dan periang. Setiap kali Mama bawain jajan, pasti dibagi ke teman-temannya." Perempuan paruh baya itu begitu antusias saat berceritaq tentang Fatih.

"Kasihan dia, Ma. Terlahir dari kesalahan orang tuanya. Jika Teman-temannya tahu, pasti dia akan di-bully."

menatap sang suami, Kamila menggelengkan kepala. "Mama tidak yakin jika Bunga penganut pergaulan bebas. Dia sosok perempuan agamis dan penyabar bahkan untuk menghadapi menantu kita yang cerewet dan selalu menghina penampilannya. Bunga cuma memberikan senyum tanpa mau membalas hinaan sama sekali."

"Mama jangan terlalu memujinya begitu. Perempuan itu manusia biasa, ada saatnya dia khilaf." Duduk di sebalah sang istri. Purnama tertarik melihat hasil rekaman istrinya. Mengulang dari awal hasil rekaman tersebut, si lelaki paruh baya malah ikut-ikutahn tersenyum.

"Dih, ikutan ketawa jadinya," sindir Kamila. Bibirnya mencebik mengolok sang suami.

"Emang lucu anak ini, Ma. Kapan-kapan kalau Mama mau ketemu anak ini, ajak Papa, ya."

"Hmm," jawab Kamila. Dia, lalu melirik jam yang ada di dinding. "Yusuf sama Adhisti kok belum ke sini,sih, Pa?"

"Tidak tahu." Purnama makin asyik melihat semua foto dan video yang merekam kegiatan Fatih.

"Mereka tidak lupa, kan, Pa? Kita harus bertemu dengan orang tuanya Adhisti."

"Coba telpon. Tadi, sebelum Yusuf pamit untuk menemui kliennya, Papa sudah ingatkan supaya kita tidak terlambat makan siang dengan mertunya."

Kamila mengambil ponsel suaminya dan menghubungi Yusuf. Tidak pernah ada yang tahu bahwa putra semata wayangnya itu, kini tengah menjadi penguntit seluruh kegiqtan Bunga dan Fatih.

*****

Hari yang ditunggu-tunggu tiba, ulang tahun pernikahan keempat Yusuf dan Adhisti digelar. Seluruh keluarga sudah berkumpul di tempat pesta yang digelar di ballroom hotel mewah di kota itu.

Dekorasi ruangan yang digunakan senada dengan pakaian yang akan dikenakan Adhisti dan anggota keluarga perempuan lainnya. Di antara semua kemewahan dan kemegahan yang ada di pesta tersebut, raut wajah Yusuf sama sekali tidak bahagia.

Dia tidak pernah ingin merayakan pesta dengan begitu megah seperti sekarang. Jika bukan karena desakan Eyang dengan segala ancamannya, maka Yusuf akan memilih merayakan ulang tahun pernikahannya bersama keluarga dekat saja.

"Istrimu mana, Suf," bisik lelaki dengan jas warna hitam. Rambut rapi belah pinggir. Sorot mata tajam bahkan terkesan dingin. Dialah Yudhistira, cucu pertama dari keluarga Jafar.

"Masih di atas. Sepertinya belum selesai dandan."

"Kenapa tidak kamu temani. Jika ada lelaki lain yang masuk dan menculiknya bagaimana?"

Yusuf menatap sepupunya, dingin. "Pernikahan itu adalah sebuah komitmen yang akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Jika ada seorang lelaki yang berani mendekati dan menggoda seorang perempuan bersuami, maka legalitasnya sebagai pria sejati harus dipertanyakan. Sejauh ini, aku sudah menjaga istriku dengan sangat baik."

Tawa keras meluncur dari bibir Yudhistira. "Jawabanmu selalu serius, Mas. Aku cuma bercanda." Dia menepuk bahu sepupunya.

"Sebaiknya, cari bahan candaan yang lebih bermutu. Permisi." Yusuf meninggalkan sepupunya dan menyapa beberapa tamu undangan.

Alunan musik klasik terdengar ketika seseorang turun melewati tangga. Mata Yudhistira menatap perempuan itu nyaris tanpa berkedip.

Gaun maroon menempel erat pada lekuk tubuhnya. Payet emas bermotif burung merak menghiasi bagian depan. Adhisti tampil sangat memukau di hadapan para tamu, semua orang bertepuk tangan apalagi ketika Yusuf dengan gentle-nya mengulurkan tangan untuk membantu sang istri turun.

Tanpa para tamu ketahui, Yusuf sedang memendam amarah pada perempuan yang menjadi poros di pesta tersebut.

"Tidakkah tahu bahwa pakaian yang kamu kenakan ini akan menyeretku ke neraka nantinya," bisik Yusuf. Sekalipun, tangannya menggenggam mesra tangan Adhisti, tetapi perkataannya membuat perempuan itu terkejut. "Kenapa kamu membohongi aku?"

"Jangan bahas masalah pakaiannya, Mas. Lihat kebahagiaan para tamu undangan," jawab Adhisti. Senyumnya merekah karena seluruh pasang mata menatap ke arahnya.

"Aku tetap tidak suka." Yusuf melepaskan pegangan tangannya, akan mencopot jas yang dipakai. Namun, sang istri mencegah.

"Jangan lakukan ini, Mas. Kamu akan merusak acara pesta kita."

Panggilan dari Jafar dan Purnama menginterupsi perdebatan pangan itu. Berjalan di belakang istrinya, Yusuf berusaha menutupi punggung Adhisti yang terbuka sampai di bagian pinggang.

Rangkaian acara di mulai dengan wajah cemberut Yusuf. Sama sekali, senyumannya tidak terbit walau hari itu adalah hari yang membahagiakan.

Di tengah-tengah acara berlangsung, Adhisti berdiri dan menghampiri MC.

"Mohon perhatiannya sebentar," kata Adhisti yang membuat semua orang menatap ke arahnya. "Saya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat membahagiakan sekalian ucapan terima kasih atas kehadirannya memenuhi undangan keluarga kami."

Seluruh tamu undangan yang sedang menikmati hidangannya bertepuk tangan.

"Lima tahun lalu, tepat ditanggal yang sama. Saya dinikahi oleh seorang lelaki tampan idaman semua wanita. Siapa yang tidak mengenal Yusuf Prayoga di dunia bisnis. Pemuda yang sukses di usia muda. Hari ini, kebahagian itu hadir kembali menghampiri hidup saya. Setelah menunggu beberapa tahun atas hadirnya momongan. Tuhan mendengar dan mengabulkan doa saya dan suami." Adhisti menatap Yusuf dengan binar kebahagiaan. Demikian juga dengan keluarga yang lain.

"Jadi, katakan pada Eyang. Apakah Yusuf junior akan segera hadir?" Suara Jafar menggelegar dengan segala kebahagiaannya.

"Benar, Eyang. Ini adalah surat keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa Mas Yusuf junior akan hadir di sini." Adhisti menunjukkan selembar kertas pada Jafar.

Secepat mungkin, Kamila merebut kertas itu. Lalu, membaca dengan mata terbuka secara sempurna. "Tidak mungkin!" ucap perempuan itu.

"Kenapa tidak mungkin, Ma. Bukankah mereka sudah mengikuti program kehamilan selama empat tiga tahun ini," tanya Purnama.

"Jangan mengacaukan kebahagiaanku, Mila," bentak Jafar.

Kamila bergeming dengan gelengan kepala begitu cepat. "Tidak mungkin ini terjadi."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
for you
pasti anak nya sespupu yusuf
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status