Share

Putri Pemberontak
Putri Pemberontak
Author: Man D

Bab 1

Author: Man D
Sudut pandang Bella.

Aku adalah putri dari Keluarga Mahardika. Ayahku menguasai setengah dunia mafia kota ini.

Peluru dan pertumpahan darah adalah senjata bisnis dan kekuatan yang membuat semua orang takluk padanya.

Dan aku seharusnya hidup dalam kemewahan dan hak istimewa tanpa pernah merasakan rasa khawatir.

Namun, pada ulang tahunku yang kedua belas, semuanya berubah.

Orangtuaku pulang dengan membawa seorang gadis yang tampak sangat mirip denganku, dan mengatakan bahwa dia adalah saudara kembarku yang hilang, Karina.

Dia tidak punya kehidupan yang mudah dan berkelana di luar dunia kami.

Rasa bersalah orang tuaku begitu kuat. Untuk menebusnya, mereka memberikan semua yang mereka punya padanya.

Dan Karina tampak seperti dunia ini memang pantas jadi miliknya, cukup dengan menunjuk dengan jari.

Kamarku, boneka-boneka kesayanganku, gaun favoritku, bahkan cinta dan perhatian orangtuaku, segala yang tadinya milikku kini menjadi miliknya.

Kemudian, perhatiannya tertuju pada Damian, bos mafia termuda dan paling sukses di kota.

Dia menuntut agar aku menyerahkan posisiku sebagai tunangannya.

Tapi kali ini aku tidak mau mengalah.

Aku memberontak dengan amarah yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Setelah bertengkar hebat dengan orang tuaku, aku membakar tirai, menghancurkan lima mobil di garasi, dan merusak stengah tempat tinggal kami.

Dalam ledakan amarahnya, ayahku mengirimku pada Damian.

"Ubah Bella menjadi wanita yang pantas. Jikalau berhasil, dia boleh tetap tinggal di luar dan tak perlu kembali ke rumah. Tapi kalau gagal, jangan harap dia akan pernah pulang lagi."

Duniaku seketika menjadi gelap.

Tapi aku tidak berniat menyerah dan melampiaskan seluruh amarahku pada Damian.

Aku menyiramkan cat ke langit-langit, lantai, dinding, dan semua furnitur mahalnya.

Dan dia menarikku ke kamar mandi, menekan tubuhku erat ke dadanya dan bibirnya yang panas menempel di sisi leherku.

"Bell... jadilah gadis baik."

Bell?

Orangtuaku tidak pernah memanggilku begitu sejak Karina pulang. Mereka hanya pernah membentakku dengan nama lengkapku.

Sebuah rasa nyeri menusukku, dan aku membalas ciumannya, mengubah semua kebencian dan lukaku menjadi hasrat yang liar dan mendesak.

Meskipun terlihat dingin, Damian selalu memperlakukanku dengan cara yang tidak pernah dilakukan siapa pun.

Dia mengingat semua kesukaanku tanpa perlu kujelaskan.

Dia akan melindungiku dari pria menyebalkan di pesta makan malam.

Suatu kali, ketika tanah longsor menimbun mobil kami, dia menggaliku dengan tangan kosongnya dan membawaku cukup jauh hingga akhirnya ada yang menolong.

Perlahan, aku berhenti melawannya dan aku mulai jatuh cinta.

Suatu malam, aku berjalan ke ruang kerjanya dengan hadiah yang sudah kusiapkan dengan hati-hati, berniat menanyakan soal pernikahan kami.

Tapi di ambang pintu, aku mendengar percakapannya dalam panggilan video.

"Damian, tunanganmu sudah jauh lebih baik. Kapan kamu akan menikahi Karina?"

"Karina ada di sisiku saat aku berada di titik terendah. Itu adalah utang yang harus kubayar. Pastikan saja Bella bersikap baik supaya dia tidak menghalangi Karina."

"Kau terlihat begitu dekat dengan Bella... kukira dia yang akan menjadi istrimu."

Ada nada sindiran dalam suara Damian.

"Gadis manja itu? Dia tidak pantas menjadi istriku."

Setiap kata menancap seperti pisau yang menusuk dadaku. Jantungku seakan berhenti.

Sejak awal... hati Damian selalu milik Karina.

Dan aku... aku hanyalah gadis keras kepala yang harus ditaklukkannya.

Aku melempar hadiah itu ke samping, mengurung diri di kamarku dan menggigil dalam gelap.

Dulu aku percaya bahwa kehilangan cinta orang tuaku tidak masalah, karena aku masih punya Damian.

Tapi pria yang kupikir satu-satunya cahaya dalam gelapku... ternyata hanyalah sebuah khayalan.

Segala yang kumiliki dan kupercayai ternyata kosong.

Pintu berderit terbuka, dan lampu menyala.

Damian menunduk, memegang daguku dan menatap mataku yang penuh putus asa dengan senyum tipis di wajahnya.

"Jadi... kau berniat menggoda aku ke tempat tidur lagi?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putri Pemberontak   Bab 9

    Sudut pandang Bella.Aku menatapnya berdiri terpaku dengan tatapan kalah yang belum pernah kulihat darinya.Dia berdiri sangat lama, sebelum akhirnya perlahan berbalik untuk pergi.Tapi dia berhenti, menoleh lagi dan ada secercah harapan di matanya."Kamu... benar-benar bahagia sekarang?" tanyanya dengan suara serak yang menyakitkan.Aku tersenyum, senyum lebar dan tulus, lalu mengangguk. "Lebih bahagia dari sebelumnya."Cahaya di matanya pun meredup dan padam.Suaranya terdengar serak dan hancur."Baiklah. Berbahagialah. Dan kalau suatu hari kamu menghadapi masalah, janji kamu akan memberi tahu aku."Dia pergi.Asistennya, selalu hadir lewat ponselku dan terus mengirim kabar.Kerajaan bisnis ayahku telah diambil habis oleh Damian, dan semua keuntungan kini langsung masuk ke rekeningku.Orang tuaku dipindahkan ke apartemen sederhana, dan hidup dari uang bulanan yang Damian berikan.Karina dibawa ke pedesaan oleh anak buah Damian, dan tidak pernah kembali.Berdasarkan kebiasaan mereka,

  • Putri Pemberontak   Bab 8

    Sudut pandang Damian.Bella tidak luluh dalam pelukanku. Tubuhnya kaku, dan alisnya masih berkerut menahan sakit."Ada apa? Aku nyakitin kamu?" tanyaku dan langsung melepaskan pelukanku.Dia menyeringai dingin, lalu dalam satu gerakan lancar menarik kain tipis dari bahunya.Lekuk tubuhnya yang memukau kembali terpampang jelas dan pemandangan itu membangkitkan hasrat fisik yang sudah kukenal dengan sangat baik.Berapa kali aku pernah terhanyut dalam tubuhnya dengan gairah yang membuatku hilang kendali?Sebuah erangan nyaris terlepas dari tenggorokanku.Aku ingin melangkah maju, mencium setiap inci kulitnya dan memilikinya lagi.Tapi dia perlahan membalikkan tubuhnya.Dia berbalik perlahan, seakan dunia berhenti sejenak.Rasa takut menyergapku saat melihat bekas luka yang menutup punggungnya.Mataku seperti terbakar, aku terpaksa memalingkan wajah dan dada terasa sesak menahan sakitnya.Rasa malu dan takut menyambar keras dari dalam.Jantungku berdebar deras, dada terasa penuh dan menek

  • Putri Pemberontak   Bab 7

    Sudut pandang Bella.Aku bersandar di kursi panjang dan membiarkan angin laut menghembus lembut ke tubuhku sambil melihat ombak yang datang lalu surut lagi.Tidak ada ceramah dari orangtuaku.Tidak ada siasat licik Karina.Tidak ada wajah penuh kontrol dan ancaman dari Damian.Rasa bebas yang lama hilang itu akhirnya memberiku ketenangan penuh.Inilah hidup yang seharusnya kumiliki.Tapi entah kenapa, pikiranku mengkhianatiku, dan dia kembali memasuki ingatanku.Aku menempelkan tangan di dadaku.Setidaknya rasa sakit itu tak lagi seperti dulu.Bekas cambukan di punggungku belum sembuh sepenuhnya.Setiap hari aku mengoleskan krim luka dan berhati-hati agar kulitnya tidak robek lagi.Bahkan di sini ketika memakai pakaian renang, aku tetap menyampirkan kain tipis untuk menutupi bekas luka yang masih tersisa di tubuhku.Sosok tinggi muncul dan bayangannya menutupi tubuhku.Aku menatap ke atas, jantungku serasa berhenti.Sial.Damian.Matanya dipenuhi kelegaan yang tulus dan juga putus asa

  • Putri Pemberontak   Bab 6

    Sudut pandang Damian.Asistenku bicara dengan suara yang sangat pelan."Hari saat Nona Bella dibawa ke rumah sakit... hampir seketika itu juga dia melarikan diri."Aku menatapnya tajam dan dengan suaraku yang penuh amarah."Kenapa kalian tidak menghentikannya?! Kenapa kalian tidak memberitahuku?!"Dia tersentak melihat tatapanku."Kamu sibuk dengan urusan keluarga, dan... kami pikir kamu sudah tidak peduli lagi sama dia."Mataku menyipit. "Apa aku pernah mengatakan itu?"Dia terdiam sejenak. "Tidak, tapi... kelihatannya seperti itu. Kamu lebih lembut dengan Karina. Dengan Bella kamu... lebih keras."Lebih keras.Kata itu menusuk seperti pisau dan itu memang fakta yang menyakitkan.Aku membiarkan anak buah Karina menggantungkan Bella di lantai empat puluh.Aku membiarkan mereka memasukkannya ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah!Aku menerobos keluar dari ruang rapat dan turun ke ruang bawah tanah.Udara di sana pengap dan lembap, aroma logam darah samar menyeruak ke hidungku.Di sud

  • Putri Pemberontak   Bab 5

    Sudut pandang Damian.Aku duduk di ruang rapat. Rasanya seperti ada sesuatu yang sangat penting sedang terlepas dari genggamanku, dan aku tidak bisa menghentikannya.Kepalan tanganku mengeras dengan spontan, tapi tidak ada apa pun yang bisa kugenggam.Aku memaksa diriku menstabilkan napas dan melanjutkan rapat.Setelah tiga hari rapat tanpa henti, aku menyingkirkan semua suara penentang dan akhirnya mendapatkan kendali penuh atas Keluarga Valendra.Ucapan selamat berdatangan dari teman dan sekutu, tetapi nomor yang paling aku tunggu tetap tidak memberi tanda apa pun.Pesan terakhir dari Bella sudah enam minggu yang lalu.Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?Dalam enam hari terakhir, aku hanya sempat melihatnya beberapa menit saja.Tuhan, aku merindukannya.Dia seperti kucing kecil yang liar, kalau sedang senang, dia akan melingkar manja di tubuhku, tapi kalau tidak, dia akan mencakarku tanpa ampun.Waktu ayahnya pertama kali mendatangiku dan meminta agar aku mendisiplinkan pu

  • Putri Pemberontak   Bab 4

    Sudut pandang Bella.Aku terpaku di atas meja dan butuh beberapa saat sampai aku sadar kalau aku sudah aman.Aku pun menghapus air mataku dan berjalan keluar tanpa menoleh padanya sedikit pun.Saat aku sampai di lobi lantai satu, aku melihat Karina.Dia mencibir, "Kamu pikir memancing emosi Damian bakal berakhir baik? Dia cuma bakal makin benci kamu. Dan aku akan pastikan kamu dikeluarkan sepenuhnya dari Keluarga Mahardika."Aku meliriknya dari ujung mataku."Hanya sampah sepertimu yang menganggap tempat busuk itu masih ada harganya."Raut wajah Karina berubah penuh amarah. Dia mencengkeram lenganku."Coba katakan sekali lagi!""Aku akan katakan sejuta kali. Kamu itu sampah! Sekarang lepaskan aku!"Pertengkaran kami terhenti seketika saat ada bunyi hantaman berat dari arah langit-langit.Lampu gantung besar terlepas dan meluncur jatuh tepat ke arah kami.Teriakan Karina menembus telingaku.Dalam sekejap, Damian berlari ke bawah lampu yang jatuh dan menarik Karina ke dalam pelukannya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status