Share

Bab 20

Bab 20

Aku tinggalkan mereka, tapi Mas Taka berusaha meneriakiku.

"Diana! Tunggu!" teriaknya. Aku pun berhenti. Sedari tadi aku menunggu Mas Taka bicara, tapi ia justru cuek. Sekarang setelah aku hendak meninggalkannya, ia baru menyapaku.

"Apa, Mas? Bukankah Amira sudah cukup membuatmu nyaman? Bukankah kamu tidak membutuhkanku lagi?" tuturku.

"Aku cuma mau bilang, besok tidak dapat hadir dalam persidanganmu, karena harus menghadiri persidangan cerai kita," terangnya sangat menyakitkan. 

Aku menghela napas panjang, lalu menyodorkan tangan ini padanya. "Selamat, Mas. Kamu menang, selamat menempuh hidup baru dengan Amira," ucapku kemudian meninggalkan mereka berdua.

Rasa gengsi ini masih menjadi-jadi, gengsi untuk meminta maaf pada mereka berdua membuatku terkurung di balik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status