Share

Rahasia Ayah Anakku
Rahasia Ayah Anakku
Penulis: Ema Ryosa

Bab 1. CRASHH!!

"Aku yang bertanggungjawab!"

BLAARRRR..

Kania terpana...bagai ada yang menyambarnya saat mendengar suara seorang pria mengalun di tengah keributan yang terjadi di rumahnya.

Baru saja, adik tirinya mengaku hamil oleh Bram, kekasih Kania!

Tadinya, Kania tidak lantas percaya begitu saja, tetapi ketika pria itu dengan lantang mengakuinya, kala dirinya dan sang adik tiri tengah beradu argumentasi, dia kehilangan kata-kata.

"BRAM?" Kania terpana.

"Kenapa harus kamu yang bertanggung jawab Bram?" desak Kania masih belum percaya jika tunangannya berkhianat!

Kedua orang tuanya, juga adik tiri yang mengaku hamil oleh Bram kini tengah menatap Kania dan Bram bergantian.

"Jangan khawatir, aku tetap akan melangsungkan pernikahanku dengan Kania, aku—"

"Cukup Bram! Jawab saja pertanyaanku!"

Kania melihat Bram memandangnya kesal.

"Sudah jelas aku bilang aku yang bertanggungjawab, apa lagi yang kau ingin aku jelaskan? Kau ingin tahu prosesnya?" tanya Bram dengan sebelah kening terangkat. Ekspresi merendahkan!

Kania murka.

Nampaknya Bram pun bisa merasakan hal itu karena Bram segera berkata dengan lebih datar.

"Kania, dengarkan_"

“Kamu kira aku mau dimadu?!” Kania memotong ucapan Bram.

Kania muak mendengar alasan Bram, ternyata selama ini dia telah bertunangan dengan ular!

Jangan dia pikir Kania tidak tahu kenapa pria itu tetap ingin mempertahankan pernikahan mereka, kendati telah menghamili adik tirinya.

Jabatan!

Warisan!

Kekuasaan!

Semua itu akan Bram dapatkan melalui Kania.

Bram tahu, kalau Kania lah yang menjadi pewaris dari perusahaan ayahnya, PT Nikelindo.

“Aku tau kamu kecewa, Kania. Tapi aku melakukan ini juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan urusanmu.”

Bram melemparkan kesalahan pada Kania.

Kania dan juga ayahnya mengerutkan dahi. “Bagaimana pun, aku pria normal. Sonya datang di saat aku membutuhkan apa yang tidak bisa kamu berikan.”

Kania ingin muntah mendengar ucapan Bram.

"Kamu menjijikkan!" Desis Kania.

Nampak Bram memandang ayah Kania lama.

Sepertinya Bram tahu betul, bahwa calon mertuanya juga pernah merasakan ada di posisinya sekarang, posisi terjepit karena tak bisa menolak godaan hawa nafsu dunia.

Sementara itu, Kania menahan diri, dia benar-benar merasa ingin muntah sungguhan mendengar alibi perselingkuhan yang Bram lakukan.

Dia jadi ingat bagaimana menderita ibunya dulu, saat ayahnya meminta izin untuk menikah lagi. Sejak saat itu Kania berjanji tidak akan pernah mau berada di posisi ibunya!

Dia tidak bisa menerima segala bentuk pengkhianatan.

Sejak awal sebenarnya Kania tidak mau menerima cinta Bram tapi karena desakan ayahnya yang membuat Kania akhirnya menerima Bram, toh saat itu dia memang tidak memiliki kekasih, ternyata nalurinya sebagai wanita memang benar, Bram pria dangkal yang sangat tidak bisa diandalkan!

"Pa, Papa pasti tahu bagaimana posisi Bram, tolong mengerti, Pa."

Kania tak lagi bisa tahan berada di antara mereka semua, orang-orang tamak yang menghalalkan segala cara.

Kania melepas cincin pertunangannya dan meletakkan di meja terdekat.

“Kita sudah selesai, tidak ada lagi hubungan di antara kita."

Kania bisa melihat wajah mantan tunangannya yang langsung pucat pasti.

Setelah itu dia menatap tajam pada ibu dan adik tirinya.

Dia bersumpah, tidak akan menganggap mereka berdua saudara dan ibunya lagi.

"Aku pergi, Pa.”

"Kania...kau mau pergi ke mana?"

Kania tidak bisa menjawab, kemarahan bercampur kesedihan membuat lehernya tercekat.

**

Kania berharap mendapat sedikit kedamaian dengan menjauh dari orang-orang tamak di sekelilingnya, untuk itu dia memutuskan mampir ke kafe tak jauh dari rumahnya.

Sayang, di kafe tersebut ternyata sedang diadakan sebuah acara, yang menyebabkan kafe tersebut ramai oleh pengunjung.

Kania baru saja ingin memutar langkahnya, tetapi tiba-tiba terdengar suara berat seorang pria menyapanya dengan mesra.

Nada lembut yang bertentangan dengan cekalan erat di lengannya.

"Honey, kau sudah membuat aku cemas, lebih baik aku menjemputmu tadi.”

“A-apa maksud—"

Kalimat Kania terpotong oleh keharuman maskulin yang menyergapnya lalu diikuti bayangan seorang pria yang mencium sudut bibir Kania sambil bergumam, "IKUTI PERMAINANKU KALAU TIDAK KAU AKAN MENYESAL!"

'Ancaman?'

Kania berusaha melepaskan lengannya tapi gagal.

Setelah sesi kecupan yang disertai ancaman, si pria menggandeng tangan Kania dan menghampiri sebuah meja dengan lima pasang mata yang mengamati mereka, dalam diam.

Kania balas menatap mereka, walaupun otaknya masih belum bekerja normal, dia tahu mereka orang-orang yang sangat kaya.

Dia baru saja keluar dari rumah yang penuh dengan orang-orang keji, kini dia diperhadapkan dengan orang-orang asing.

Beberapa dari mereka bahkan memandangnya sama persis seperti raut sinis ibu dan adik tirinya.

HARI APA INI??

Kenapa dia harus menghadapi masalah bertubi-tubi?

Kania capek! Dia LELAH...dia ingin bumi menelan tubuhnya.

"Mom, Dad, Henny, Tante, Om, ini gadis yang tadi Nick ceritakan. Honey kenalan dulu," dalam kebingungannya Kania berjabat tangan dengan mereka semua tanpa menyebutkan namanya.

"Apa? Ini KEKASIHMU?" bentak seorang gadis.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ema Ryosa
thank you Kak......
goodnovel comment avatar
Joeis Yuliani
akhirnya ketemu lagi sama outhor favoritku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status