Beranda / Romansa / Rahasia Hati Mafia Dingin / RHMD 8 Mulai Bekerja

Share

RHMD 8 Mulai Bekerja

Penulis: Ziya_Khan21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 20:00:22

Sementara Itu, di Gudang Logistik,

Udara siang di area gudang terasa lebih panas daripada biasanya. Debu mengambang halus di antara tumpukan kardus, palet baja, dan rak logistik yang terlihat seperti labirin kusut. Beberapa staf terlihat kebingungan, beberapa hanya bekerja setengah hati, dan sisanya mondar-mandir membawa dokumen yang tidak sinkron satu sama lain.

Di tengah kekacauan itu, Nio berdiri tegak dengan tablet di tangan kirinya dan berkas laporan cetak di tangan kanan. Kemeja hitamnya sudah tergulung hingga siku, dan dasinya dia lepaskan sejak tadi pagi. Wajahnya serius, matanya tajam membaca setiap angka dalam laporan inventaris.

“Ini kacau,” gumamnya pelan, sebelum menoleh ke salah satu staf senior gudang. “Kenapa barang di laporan masuknya tiga ratus, tapi yang saya temukan di rak hanya dua ratus lima puluh tujuh?”

Staf itu menelan ludah gugup. “Mungkin karena sistem lama belum update, Pak ... Kami—”

Nio memotong cepat, dengan suara tegas dia berkata, “Jangan ‘mungkin’. Dalam logistik, ketidakjelasan itu artinya kerugian. Saya minta data yang sinkron, bukan asumsi.”

Nio berbalik, lalu melangkah cepat ke arah rak bagian belakang. Setiap langkahnya penuh arah, seolah-olah dia sudah mengenal gudang itu bertahun-tahun. Padahal ini hari pertamanya.

Tanpa ragu, Nio membuka satu per satu kotak besar, menghitung ulang isinya. Beberapa staf ikut menghampiri, mencatat saat dia menyebutkan jumlah dan jenis barang dengan lantang.

"Yang ini harus ditandai ulang," ujarnya sambil menunjuk rak yang salah label.

"Dan mulai hari ini, tidak ada lagi barang tanpa barcode. Aku tidak mau lihat ada satu pun kardus polos di sini."

Beberapa pegawai saling pandang, sebagian heran, sebagian kagum. Bos baru mereka turun langsung ke lapangan, sesuatu yang sangat jarang dilakukan oleh atasan kantor pusat.

Setelah dua jam mengecek dan mencocokkan, Nio akhirnya berdiri di tengah gudang dan mengangkat suara, cukup lantang, tetapi tidak membentak.

“Dengarkan semua!”

Para staf otomatis berhenti dari pekerjaan mereka, menoleh.

“Hari ini kita akan rapikan gudang ini dari ujung ke ujung. Barang akan dikelompokkan ulang sesuai kategori dan urutan pengiriman. Semua rak akan diberi kode yang jelas. Tidak ada lagi ruang mati, tidak ada lagi laporan fiktif.”

Semua pegawai tampak terkejut dan hal itu segera disadari oleh Nio. Bibirnya menyunggingkan senyum, lalu Nio menatap satu per satu wajah di hadapannya. “Saya tahu ini berat, tapi saya tidak minta yang sempurna. Saya hanya minta kalian serius.”

Beberapa orang mengangguk setuju. Ada yang mulai menggulung lengan baju mereka, siap bekerja., sedangkan yang lain masih mencerna perintah Nio yang terkesan mendadak. 

“Siapkan checklist baru dan data real-time. Saya akan bantu kalian, satu per satu. Dan besok ... semuanya harus sudah jalan dengan sistem yang baru.”

Senyap sesaat.

Lalu satu per satu pegawai mulai bergerak. Ada yang mulai mengatur ulang barang, ada yang memanggil petugas barcode, dan beberapa langsung bekerja dengan Nio membenahi sistem di tablet mereka.

Nio menghela napas dalam, lalu tersenyum tipis saat melihat ritme gudang mulai terbentuk. Meski peluh menetes di pelipisnya, dia tidak merasa berat. Justru di sinilah dia merasa paling hidup saat segala kekacauan bisa diubah menjadi keteraturan.

Dari balik kaca ruangan kontrol lantai dua, Ruby berdiri diam, memperhatikan gerak-gerik Nio di gudang. Matanya mengikuti pria itu yang tidak segan turun tangan langsung, memberikan instruksi dengan tenang, tetapi tegas. Di sampingnya, Andre, manajer senior logistik, masih tercengang.

“Dia benar-benar tahu apa yang dia lakukan,” gumamnya pelan.

Ruby mengangguk pelan, senyum kecil menghiasi wajahnya. “Aku tidak menyangka ... menaruhnya di sini ternyata keputusan yang tepat.” Karena setahu Ruby, Nio hanya pekerja kasar yang seharusnya tidak perlu memeras otak dalam bekerja. 

Andre ikut mengangguk lalu menoleh pada Ruby yang berdiri sambil melipat tangannya di dada. Menunggu instruksi lebih lanjut.

“Awasi terus pergerakannya. Laporkan langsung padaku kalau ada perubahan, sekecil apa pun,” ujar Ruby dengan nada datar, tetapi tegas.

“Siap, Presdir Ruby,” jawab Andre cepat.

Saat akhirnya Andre pergi, Ruby kembali memandang ke bawah. Ada kilatan aneh di matanya, antara lega, penasaran, dan harapan. Entah sejak kapan, tetapi dia mulai bertanya-tanya siapa sebenarnya pria yang kini jadi suaminya itu.

“Apa benar dia hanya seorang kuli bangunan? Nio ... siapa kau sebenarnya?” tanyanya penuh rasa ingin tahu yang begitu besar. Sepertinya Ruby benar-benar terkesan dengan cara kerja Nio kali ini. 

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
pasti pada kaget ya.. gk nyangka Nio yg hanya kuli bangunan bisa bekerja sedetail & seteliti itu.. ayo Nio tunjukkan pesonamu..
goodnovel comment avatar
Ratihtyas
skill nya dalam berbisnis masih kuat walau masih hilang ingatan
goodnovel comment avatar
ida Sari
waw Nio bekerja dengan baik bahkan dia turun langsung ke lapangan untuk membenahi semua yg ga teratur.. semua ga nyangka ya dengan kinerja Nio termasuk Ruby sendiri sangat kagum,,asal km tau ya ,Nio itu bukan seorang kuli bangunan tp seseorang yg sangat berpengaruh,mngkn klu Ruby tau bakal ga nyngka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 48

    Malam turun dengan perlahan, membawa serta kilau lampu-lampu kota yang mulai menyala di balik jendela kaca gedung utama Ashaki Group. Di ballroom besar yang kini telah disulap menjadi ruangan pesta elegan, musik lembut terdengar dari sudut ruangan, dimainkan oleh orkestra kecil yang berada di sisi kiri panggung. Meja-meja bundar dengan taplak satin putih berbaris rapi, dihiasi rangkaian bunga anggrek ungu dan putih yang dipadu dengan cahaya lilin-lilin kristal.Di tengah ruangan, lampu gantung mewah menggantung dari langit-langit tinggi, memantulkan cahaya ke seluruh penjuru ruangan seperti bintang-bintang yang menyinari malam.Nio berdiri di dekat panggung utama, mengenakan setelan hitam elegan dengan dasi abu gelap. Wajahnya tampak tenang, tapi tatapan matanya menyapu ruangan dengan kewaspadaan alami. Malam ini bukan sekadar pesta, tapi simbol keberhasilan, pembuktian, dan babak baru yang telah ia raih dengan darah dan luka.Di sampingnya, Ruby tampak memesona dalam balutan gaun sat

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 47

    Setelah prosesi selesai, para tamu undangan diarahkan menuju area makan siang dan networking. Namun Nio dan Ruby sempat berdiri berdua di tepi panggung, menikmati momen kebanggaan itu hanya untuk mereka berdua.“Kau hebat,” bisik Ruby sambil menyentuh lengan Nio. “Aku tahu kau akan sampai di titik ini.”Nio tersenyum, wajahnya sedikit teduh terkena sinar matahari. “Kalau bukan karena kamu, aku mungkin masih keras kepala di sudut gudang yang gelap.”Ruby terkekeh pelan. “Kamu masih keras kepala sampai sekarang.”Nio menoleh menatap istrinya. “Tapi kamu tetap memilih untuk ada di sampingku.”“Aku selalu percaya padamu, bahkan ketika kamu tidak percaya pada dirimu sendiri.”Mereka saling diam sejenak, hanya saling menatap dalam keheningan yang hangat. Di tengah kesibukan dunia, di antara keramaian dan suara tertawa para undangan, ada ruang kecil di antara mereka yang hanya milik berdua tenang dan utuh.

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 46

    Ruby mengangkat bahu kecil, tersenyum samar. "Mungkin aku juga tidak tahu semua tentang kamu. Tapi aku yakin kamu akan berjuang. Kamu punya hati. Kamu melindungi orang-orang yang kamu pedulikan. Dan itu cukup bagiku."Nio tertunduk sebentar. Kali ini bukan karena sakit kepala, tapi karena rasa hangat yang perlahan tumbuh di dada rasa yang belum lama ini mulai ia kenali kembali dipahami. Dipercaya. Dicintai... mungkin."Aku takut, Ruby," bisiknya lirih. "Aku takut kalau suatu hari... aku tahu semuanya, dan kamu menyesal telah mempercayai aku."Ruby menjawab tanpa ragu, suaranya tenang tapi penuh kekuatan, "Kalau suatu hari itu datang, kita hadapi sama-sama. Bukan sendiri-sendiri."Hening kembali menyelimuti mereka, tapi kali ini tidak berat. Tidak menggantung. Ada sesuatu yang jauh lebih ringan di antara keduanya, seolah dinding yang perlahan runtuh satu demi satu.Ruby menggeser duduknya sedikit lebih dekat. Ia tidak menyentuh Nio, tidak mencoba memeluknya. Ia hanya duduk di sana, cuk

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 45

    Namun begitu ia membuka pintu lantai dasar dan menerobos keluar ke lobi belakang kantor, tiga polisi sudah menunggu. Dharma membelalakkan mata, hendak berbalik kembali, tapi sudah terlambat.“BERHENTI!”Polisi yang mengejarnya berteriak dari belakang. Dharma tetap berlari ke arah gerbang belakang, napasnya berat, gerakannya mulai kacau.“Jangan bergerak!”Tapi Dharma tetap melesat. Tangannya hendak meraih pagar besi ketika suara keras terdengar suara tembakan.Satu tembakan peringatan dilepaskan ke udara.Orang-orang di sekitar gedung menjerit, beberapa berlindung di balik mobil. Dharma berhenti mendadak, tubuhnya gemetar. Tangannya terangkat setengah, bingung harus melawan atau menyerah.“Turunkan tangan Anda perlahan,” kata salah satu petugas, senjata diarahkan langsung ke dada Dharma.“Kalau kau tembak aku, kalian tidak akan dapat pengakuan apa-apa!” teriak Dharma, beru

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 44 Terbongkar

    Robert memandang tajam pada Darma yang tiba-tiba masuk ke ruangannya. Tampak tidak terkejut sama sekali. "Tidak. Mereka akan menjatuhkanmu. Semua alurnya atas perintahmu. Kau yang menyuruh staf mengganti dokumen. Kau yang buat vendor palsu itu.""Tapi kau tahu dan diam saja!" sanggah Darma tidak terima.Robert berdiri, mendekati Darma dengan tatapan menusuk. "Diam itu bukan bukti. Aku bisa bilang aku tak tahu, dan itu cukup."Darma mulai kehilangan kendali. "Kau pengkhianat."Robert hanya tersenyum sinis. "Kau hanya pion yang tak tahu cara bermain catur."Sementara itu, Ruby memanggil Nio ke ruangannya."Kau masih ingat dokumen yang kau tunjukkan soal penyimpangan pengeluaran gudang?" tanya Ruby.Nio mengangguk. "Ya. Kenapa?""Kau membuka awal dari semua ini. Tim pusat sedang membongkar semuanya. Ini akan jadi badai besar."Nio terdiam sejenak. "Aku tak menya

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 43 Kedatangan Tim Audit

    Ruby menoleh. Dia tidak menyahut karena masih menunggu Nio melanjutkan kata-katanya. “Selama ini aku takut,” lanjut Nio. “takut kalau semuanya akan berakhir buruk, takut kehilanganmu. Tapi di sini, di saat seperti ini, aku sadar kalau aku tidak mau kehilanganmu. Aku ingin kita … lebih dari sekadar pasangan di kantor atau orang yang saling mendukung dalam kesulitan.” Ruby menatap mata Nio lekat, yang kini penuh dengan kerentanan dan harapan. Hatinya berdebar kencang, segala rasa canggung seolah-olah sirna oleh kejujuran yang mengalir di antara mereka. “Aku juga, Nio,” jawab Ruby dengan suara serak. “Aku sudah lama menyimpan perasaan ini, tapi aku takut kalau kau tidak merasakannya juga. Aku takut kalau semua ini hanya akan membuat kita terjebak dalam masalah baru.” Tangan kanan Nio gunakan untuk mengangkat wajah Ruby dengan lembut, tangan kirinya masih menggenggam erat tangan Ruby. “Tidak ada masalah yang lebih besar dari apa yang kita bisa hadapi bersama. Aku percaya pada kita, Ru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status