Share

Episode 05

"Hoaaam.." Aku menoleh ke arah Ghina. Tampaknya dia bosan dengan pelajaran matematika.

"Oke, anak-anak pelajaran kali ini kita cukupi sampai di sini!" Ucap Pak Anton sedikit berteriak, mengalahkan suara bel pulang.

Ghina yang tadinya mengantuk, kembali cerah.

"Zell, yuk pulang." Aku menatap ke arah Ghina, dia dengan semangatnya membereskan buku-bukunya. Aku tertawa kecil, melihat tingkah lucunya.

Kami berlari ke arah angkot yang hampir penuh oleh murid-murid seusia kami.

"Bentar, Pak!" Teriak Ghina, saat hampir sampai di depan pintu angkot.

"Ayo nak, masuk." Kami mengangguk, dan masuk ke dalam angkot. "Ahh, akhirnya," aku tertawa kecil melihat Ghina menghapus peluh di wajah.

"Zell, nanti aku ke rumahmu, yah?",

"Hmm, boleh tidak, yah?"

"Boleh lah, boleh lah." Ghina memegang lenganku memohon, manja.

"Iya, iya, sahabat kyuu." Kataku, meledeknya.

"Ih, apaan sih." Balasnya menyenggol lenganku, malu.

"Hahaha." Tawaku meledak.

Saat itu, aku tidak sadar orang-orang yang ada di dalam angkot, pada menatapku. "Eh Zell, kamu di lihatin orang-orang, tuh." Aku yang baru sadar di perhatikan, menunduk. "Makanya, jangan ketawa terlalu keras." Ledek Ghina. Aku tetap menunduk, malu.

"Eh, udah sampai tuh, yuk turun." Ucap Ghina, saat angkot yang kami tumpangi berhenti pas di dekat gang rumahku dan Ghina.

Saat aku mau membayar, tanganku cepat sekali dicegat Ghina.

"Kenapa?" Tanyaku, bingung.

"Biar aku yang bayar." Jawabnya.

"Tapi.."

"Ssst, tenang aja." Ucapnya, membayar kepada Bapak sopir.

"Terimakasih ya, nak." Ucap Bapak sopir itu, saat Ghina mengatakan, 'ambil aja kembaliannya'. Ghina hanya tersenyum, dan mengangguk.

"Oke, jam berapa kamu ke rumahku?" Tanyaku, saat kami berjalan memasuki gang rumah.

"Jam lima." Jawab Ghina. Aku mengangguk, "oke, jam lima. Aku tunggu, ya!" Ghina mengangguk.

"Daaah!" Serunya melambaikan tangan. "Daaah!" Balasku.

"Eh, Non Zella sudah pulang?" Tanya Pak Amir. Pak Amir adalah satpam senior, dia sudah lama bekerja di rumahku. Aku mempunyai dua satpam, satu Bang Ade dan satu lagi Pak Amir.

"Sudah, Pak." Jawabku sopan.

"Gimana sekolahnya, lancar?" Tanya Pak Amir lagi. "Lancar Pak." Jawabku, mengangguk.

"Ayo masuk, Non." Ajak pak Amir, mempersilahkanku masuk. Pak Amir mengantarkanku sampai pintu rumah.

"Aku pulang!!" Salamku, sedikit berteriak. Aku mengetuk pintu rumahku, siapa tahu ada yang membuka kan pintunya.

"Eh, Non Zella sudah pulang." Ucap Bi Inah membukakan pintu lebar-lebar.

Aku hanya mengangguk, langsung menerobos masuk ke dalam rumah.

"Gimana sekolahnya?" Tanya Bi Inah, membantuku meletakkan barang-barangku.

"Lancar, Bi." Jawabku cepat, masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

"Mama ada, Bi?" Tanyaku saat sudah berganti pakaian.

"Ada Non, lagi di ruang kerjanya." Jawab Bi Inah, mengangguk. Aku langsung berlari ke ruang kerja Mama  yang ada di bawah tanah rumahku, aku berjalan menuruni anak tangga.

Aku sedikit terkejut melihat ruang kerja Mama. Walaupun ruang kerja Mama di bawah tanah rumahku, tapi aku tidak pernah mau ikut ke ruang kerja Mama, walau terus-terusan diajak.

"Mama!!" Mama yang sedang berkerja, berhenti, karena terkejut mendengar teriakanku yang sangat kuat.  Barang-barang yang ada di ruang kerjanya jatuh berserakan, membuat ruang kerjanya berantakan.

"Aduh, zella. Kamu kalau mau panggil Mama, jangan ngejutin Mama dong." Omel Mama kesal. Aku hanya nyengir, "maaf, Ma." Cengirku, menggaruk kepala yang tidak gatal, tidak merasa bersalah.

"Hah, kamu ini." Mama memijat dahinya, pusing menghadapiku.

"Oh ya, kamu ngapain ke sini?" Tanya Mama merapikan barang-barang yang berserakan, karena tadiku kejutkan.

"Tidak ada." Jawabku menggeleng.

"Tumben, kamu biasanya nolak kalau di ajak ke sini. Berarti ada sesuatu yang kamu sembunyikan nih." Mama menatap curiga ke arahku.

Aku hanya tertawa dan mengangguk.

"Ma, nanti Ghina mau ke rumah kita." Jawabku jujur. Mama hanya manggut-manggut, mendengarkan.

"Jam berapa?" Tanya Mama, menatapku.

"Jam lima." Jawabku ragu.

"Boleh tidak, Ma?" Tanyaku memohon.

Mama tersenyum dan mengangguk.

"Yes!" Aku mengepalkan tangan.

"Oh ya, ngomong-ngomong Bundanya Ghina gimana?"

"Udah lama Mama tidak ketemu Bundanya, semenjak mereka pindah keluar negeri." Aku mengangguk setuju.

"Bunda Ghina baik, Ma." Jawabku.

***

Ting nong! Ting nong!

Bel rumahku berbunyi.

"Nyonya, ada tamu." Ucap salah satu pelayan di rumahku.

"Siapa?" Tanya Mama.

"Saya tidak kenal orangnya, Nyonya." Jawabnya menunduk.

"Baik, suruh orang itu tunggu di ruang tamu." Pelayan itu mengangguk, dan langsung pergi.

Mama menarik lenganku, untuk ikut pergi.

"Dimana orang itu?" Tanya Mama saat kami sudah berada di ruang tamu.

"Selamat sore, Nyonya Bella." Sapa seseorang.

Refleks aku dan Mama menoleh ke arah sumber suara. Itu bukan Ghina, tapi...

"Miss Della!" Seruku, kaget.

"Selamat sore juga, Zella." Sapa Miss Della mengangguk takzim ke arahku.

"Miss, ngapain ke sini?" Tanyaku ragu.

"Saya mau bertemu dengan Mama kamu." Jawab Miss Della, aku menatap bingung ke arah Miss Della dan Mama bergantian.

"Apakah ada masalah, Nyonya Della?" Tanya Mama serius.

"Saya tidak bisa bicara di sini." Balas Miss Della anggun. Tubuh tingginya dengan rambut panjang hitam lurus, membuat Miss Della semakin  terlihat anggun.

"Baik, mari ikut saya." Miss Della pun mengikuti Mama ke tempat kerja Mama. Aku ditinggalin di ruang tamu sendirian, dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan di dalam kepalaku.

Karena aku tidak tahu, kalau Mama kenal dengan Miss Della.

Masa iya Mama kenal dengan Miss Della? Sejak kapan?

Pertanyaan itu memenuhi pikiranku.

"Terimakasih atas kunjungannya, Nyonya Della." Ucap Mama tersenyum.

"Tidak, saya yang seharusnya berterimakasih. Karena anda melayani saya dengan baik." Ucap Miss Della, balas tersenyum. Mama dan Miss Della pun berjabat tangan. Sebelum berangkat Miss Della memberikan sesuatu kepada Mama. Aku tidak bisa melihat dengan jelas apa yang diberikan oleh Miss Della kepada Mama.

"Sampai jumpa lagi Nyonya Bella, dan Zella." Miss Della membungkuk ke arah Mama dan aku. Kami balas membungkuk, hormat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status