Share

Episode 06

Setelah kepergian Miss Della, ada yang memencet bel, itu bisa kutebak kalau yang datang itu Ghina. Karena Ghina memang datang jam segini (jam lima).

" Hai, Ghin." Sapaku, saat sudah di depan pagar rumahku.

"Hai, mana Mama kamu?" Tanya Ghina saat di halaman rumahku.

"Ada di dalam." Jawabku, Ghina hanya mengangguk.

"Eh, rumah kamu tidak ada yang berubah, ya."

"Maksud kamu?" Tanyaku bingung, menatapnya tidak mengerti.

"Iya, tetap besar. Seperti istana Putri." Jawabnya, balas menatapku.

"Kamu berlebihan Ghin. Mana ada seperti istana." Ucapku kesal, antara malu dan merasa terlalu berlebihan untuk memuji rumahku.

"Hahaha, maaf-maaf. Aaku hanya bercanda," Ghina hanya tertawa melihat ekspresi wajah kesal ku. Dia mencolek pipiku, yang membuatku semakin kesal.

"Eh, Nona Ghina, apa kabar?" Sapa Bi Inah, saat kami sudah di dalam rumah. Yang di sapa hanya tersenyum, mengangguk.

"Mama mana, Bi?" Tanyaku, membiarkan Ghina sibuk sendiri.

"Di dapur." Jawab Bi Inah. Aku langsung menarik tangan Ghina menuju dapur.

"Ma." Panggilku. Mama menoleh, "eh, Ghina." Mama sedikit kaget saat melihat Ghina yang sudah berada di dapur.

"Halo, Mama." Sapa Ghina sopan.

"Hai, apa kabar kamu, sayang?" Tanya Mama mengelus kepala Ghina, dan mengabaikanku. Eh?! Anaknya diabaikan begitu saja?! Apa aku ini sungguhan anaknya?

"Baik, Ma." Jawab Ghina sopan. Mama mengangguk.

"Zella, bawa Ghina ke kamarmu, Mama akan menyiapkan camilan." Ucap Mama, melanjutkan melakukan pekerjaan di dapur. Aku mengangguk sekilas, dan menarik tangan Ghina menuju kamar.

"Eh Zell, tadi itu Miss Della kan?" Tanya Ghina memulai topik pembicaraan, saat kami sudah berada di dalam kamar.

"Iya, memangnya kenapa?" Tanyaku balik. Ghina menggeleng, "bukan apa-apa. Hanya saja, tadi sebelum Miss Della ke rumahmu, Miss Della lebih dulu ke rumahku." Aku yang mendengarnya, refleks teriak.

"Ssst, jangan teriak dong." Ucap Ghina, menutup mulutku dengan telapak tangannya. Aku hanya nyengir, tanpa merasa bersalah.

"Zella, apa yang terjadi? Kenapa kamu berteriak?" Tanya Mama panik, sambil memegang nampan berisi minuman dan kue. Kami saling tatap, "eh. Tidak ada apa-apa kok, Ma." Jawabku nyengir.

"Haduh, kamu ini." Mama menggeleng-geleng kan kepalanya, frustasi.

"Ini camilannya." Ucap Mama memberikan nampan berisi minuman dan kue kepada Ghina.

"Makasih, Ma." Ghina menerima nampan itu, dan meletakkan minuman dan makanan ke atas mejaku yang ada di samping tempat tidur. Mama hanya mengangguk, dan keluar.

"Eh, kenapa Miss Della ke rumah kamu?" Tanyaku penasaran, melanjutkan cerita yang sempat terjeda beberapa menit yang lalu.

"Mana kutahu." Jawabnya mengangkat bahu.

"Aku aja bingung, kenapa Miss Della ke rumahku." Lanjutnya.

"Memangnya Miss Della datang ke rumahmu, seperti apa?" Tanyaku masih penasaran.

"Yeah, seperti Guru berkunjung ke rumah muridnya lah." Jawab Ghina, santai.

"Iya, aku tahu. Yang aku tanya itu, Miss Della datang ke rumah kamu itu mencari siapa?" Tanyaku lebih baik.

"Hmm, cari Bundaku." Jawabnya.

"Ngapain?" Tanyaku lagi.

"Entahlah, tapi saat kedatangan Miss Della, Bunda sedikit kaget."

"Bunda teriak, 'eh?! Ghina, ajak masuk Guru kamu itu!' gitu kata Bunda." Aku tertawa kecil melihat Ghina menirukan gaya bicara Bundanya.

"Aku takut Zell, kalau misalnya Miss Della melaporkan nilai fisikaku. Kan nilai fisikaku anjlok, jelek banget." Ucap Ghina cemas.

"Eh, walaupun nilai kamu jelek, Bunda kamu tidak akan marah kok." Ledekku, mencolek pipi meronanya. Ghina hanya mendengus kesal.

"Tapi, sepertinya Miss Della tidak mungkin bicara tentang nilai kita."

"Kok gitu?" Tanya Ghina menatapku, heran. Sekarang dia yang menatapku, dengan tatapan penasaran.

"Yeah, karena tadi saat Mamaku melihat Miss Della, Mamaku tidak terkejut, tapi malah bertanya hal lain. Seperti sudah sejak lama mengenalnya." Jawabku santai.

Ghina manggut-manggut.

"Oh ya, Bundaku pernah bercerita, kalau saat di SMA dulu, Bundaku mempunyai geng."

"Oh, ya?" Tanyaku tertarik.

"Iya, nama gengnya, geng misteri." Jelasnya.

"Hahaha, nama gengnya kok lucu?" Tanyaku tertawa, menyeka ujung mataku yang berair.

"Mana kutahu, Bunda bilangnya begitu. Lagipula di geng itu ada Mama dan Papa kamu, kok." Jawab Ghina mengangkat bahu, lalu mengambil sepotong camilan.

Akumanggut-manggut mendengarkannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status