Share

Episode 11

Aku mencari bilik pakaian yang tertulis namaku.

"Huh, Mister James itu sungguh sangat galak, memang cocok dengan Miss Della." Gerutu Ghina, kesal. Aku tertawa mendengarnya.

Murid-murid di sini kalau sedang kesal dengan Mister James atau Miss Della, biasanya mengumpat dengan menjodoh-jodohkan mereka berdua.

"Sudahlah Ghin, ayo ganti pakaian kita." Dia menghela nafas panjang, dan masuk ke dalam biliknya, aku juga ikut masuk ke dalam bilikku.

"Oke, kita akan belajar di lapangan biasa, karena ruang olahraga kita sedang ada renovasi. Saya tidak akan basa-basi lagi. Baik, sekarang kita akan bermain voli, saya akan membagikan tiga kelompok, saya akan mengumumkan kelompok kalian masing-masing.

Kelompok yang pertama, Zella, Vino, Ghina, Rayn, Angela, Vina, Sean, Lian, Nia, dan Reska. Empat orang akan menjadi pemain cadangan, yaitu Angela, Vina, Sean dan Nia.

Oke, kelompok selanjutnya..."

Aku terdiam. Memang menyenangkan sekelompok dengan Ghina, tapi aku tidak menyangka akan sekelompok dengan mereka.

"Zella, kita sekelompok, Zell." Seru Ghina, senang. Aku hanya tersenyum tipis.

"Kamu kenapa?" Tanya Ghina. Aku menggeleng pelan.

"Kamu tidak suka ya, sekelompok denganku?" Tanya Ghina sedih.

"Eh, tidak kok." Jawabku cepat.

"Terus, kenapa?" Saat aku hendak menjawab, ada yang memanggilku.

"Zella, Ghina!" Kami menoleh.

"Huh, kalian bisa serius tidak sih?!" Ini yang membuatku malas sekelompok dengan mereka, karena ketuanya adalah Vino.

"Iya, sabar dulu kenapa?!" Balas Ghina berseru ketus.

"Hei, santai aja ngomongnya. Jangan nge gas."

"Kamu yang nge gas duluan!" Aku menarik tangan Ghina, untuk pergi menjauh. Aku tidak terlalu peduli dengan kata-kata anak itu.

"Hei, aku sedang bicara. Kalian malah pergi begitu saja? Dasar tidak sopan." Umpatnya. Aku menatap dingin ke arah anak menyebalkan itu.

"Hei, kalian!!" Panggil Mister James.

Kami menoleh.

"Ayo berkumpul, saya akan menjelaskan permainannya. Kelompok pertama akan melawan kelompok kedua, dan saat sudah menemukan pemenang di babak pertama, kelompok yang kalah akan melawan kelompok ketiga. Maka, kelompok yang menang bisa istirahat, dan kelompok tiga atau kelompok yang kalah diantara salah satunya yang menang, akan melawan kelompok yang menang. Faham?" Tanya Mister James tegas.

"Faham!" Jawab kami serentak.

"Baik, kita akan mulai pertandingannya!" Saat kami hendak mengambil posisi, salah satu anggota dari kelompok dua mengangkat tangan.

"Ya, Arga?" Tanya Mister James.

"Apakah kita tidak berdiskusi dulu, Mister?" Tanyanya sedikit ragu.

"Baiklah, saya akan memberikan kalian waktu diskusi selama sepuluh menit dari sekarang!" Kami samua langsung berkumpul sesuai kelompok masing-masing.

"Aku akan membagi siapa saja yang akan di depan, di tengah dan di belakang. Yang di depan itu, aku, dan Ghina, yang di tengah adalah Lian yang paling belakang adalah Zella, Rayn dan Reska."

"Hei, kenapa aku harus dekat kamu?" Tanya Ghina tidak terima.

"Jangan banyak tanya, ikut aja yang aku suruh." Ghina hanya mendengus kesal.

"Oke, aku tidak akan basa-basi lagi, yang akan nge servis pertama kali adalah Rayn. Aku, Ghina, dan Lian akan menjadi setter, kalian juga harus bisa melawan mereka, walaupun tidak menang, itu tidak penting, tapi usahakan kita bisa menang, dan kerjasama tim lah yang akan membuat kita bisa menang." Kami mengangguk.

"Oke, anak-anak, waktu diskusi kalian telah berakhir. Ayo kita mulai pertandingannya!" Kelompokku dan kelompok dua berlari ke lapangan pertandingan.

Sudah setengah jam kami bertanding.

Dan yang memenangkan pertandingan adalah kelompok kami.

"Baik, kita istirahat sejenak." Mister James meniup peluitnya. Kami semua bubar dari lapangan.

Sepuluh menit kemudian, Mister James meniup peluitnya lagi.

"Oke, anak-anak istirahat kalian selesai. Ayo maju kelompok dua dan tiga!" Seru Mister James tegas.

Kelompokku masih boleh istirahat. Walau cuma duduk dan nonton, kami bisa memulihkan kondisi tubuh kami.

Kami terus menonton pertandingannya hingga tidak terasa sudah hampir setengah jam, pertandingan antara kelompok dua dan tiga hampir selesai. Ini penentuan kelompok siapa yang akan menjadi lawan kami.

"Oke, anak-anak pertandingan selesai. Kalian boleh istirahat!" Mister James meniup lagi peluitnya. Dengan skor unggul, kelompok tiga bisa mengalahkan kelompok dua. Aku merasa, mungkin kelompok dua lelah, karena setelah menghadapi kami, mereka harus menghadapi kelompok tiga.

Istirahat kali ini cukup lama, karena ini penentuan siapa pemenangnya.

Lima belas menit kemudian Mister James meniup peluitnya tanda pertandingan penentuan dimulai.

"Ayo, bersiap-siap di tempat kalian. kelompok satu dan tiga!" Kami berlari ke tempat kami masing-masing.

"Heh, akhirnya kita bisa menjadi lawan tanding lagi, Vino." Vino hanya menatap datar ke arah Zidan, selaku ketua kelompok tiga. Yang kudengar dari mulut ke mulut, saat Vino bertanding basket di turnamen basket, Zidan menempati posisi tim lawan. Dan yang kudengar, bahwa tim Vino kalah melawan tim Zidan.

"Seharusnya dari tadi Mister James memberikan lawan setara." Ucap Zidan memanas-manasi kelompok kami.

"Yeah, mungkin waktu itu aku kalah, tapi kupastikan kali ini kelompokku tidak akan kalah." Jawabnya santai, tapi, tetap memakai wajah datar. Zidan mendengus kesal, karena melihat lawan bicaranya tidak sensitif.

"Ayo, kita mulai pertandingannya!"

Kami bertanding dengan sengit, skor kami imbang, dengan skor 1-1.

"Kamu tidak bisa melawanku!" Teriak Zidan marah.

"Kenapa kami tidak bisa melawanmu?" Tanya Vino datar. Kami terus bermain sengit, kelompok dua terus menyemangati kami. Walaupun kami lawan mereka, tapi kami tetap teman mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status