Share

Episode 04

"Yuk ke kantin, aku udah lapar nih." Ajak Ghina, karena katanya perutnya sudah meronta-ronta untuk dikasih makan.

Aku terkekeh geli, mendengar ajakan Ghina. "Ya udah, yuk." Jawabku kasihan. "Yeay, makasih. Yuk cepat!" Katanya, senang

"Oh ya, kamu mau makan apa?" Tanyanya, menatapku

"Makan batagor, yuk." Padahal aku belum sempat menjawab, udah di tariknya aja ke tempat batagor.

Haha, kalau seperti ini, lebih baik tidak usah nanya. Aku tertawa di dalam hati. "Ayo, cepat!" Ghina menarikku, paksa. Aku tertawa melihat tingkah laku sahabat aku satu ini

"Bang, batagornya dua, yah." Pesan Ghina, kepada Abang yang jual batago

"Pakai cabe rawit tidak, Neng?" Tanya Abang jual batagor tadi

"Satu pakai, kamu mau pakai cabe tidak, Zell?" Ghina menatapku, bertanya. Aku mengangguk, "berarti keduanya pakai cabe, bang." Ucap Ghina kepada Abang

jual batagor

"Pakai minum, Neng?" Tanya Abang jual batagor, lagi

"Pakai, es jeruk dua." Jawab Ghina, lagi

"Oke, sebentar ya." Ucap Abang jual batagor, sebelum pergi dari tempat pemesanan

"Eh Zell, itu gadis tadi kan?" Tanya Ghina menatap meja di belakang kami. Aku mengangguk, dan ikut menatap ke belakan

Dia bersama laki-laki ngeselin, yang saat aku bertanya di mana kelasku, dia malah tidak menjawab. Tapi, mereka tidak berdua saja, ada laki-laki berambut berantakan dan satu gadis berambut hitam panjang lurus

"Sepertinya mereka sudah saling kenal deh." Gumam Ghina pelan, yang membuatku menatapnya. "Kenapa?" Tanyanya, balas menatapku

"Tidak ada." Jawabku sekenanya

"Eh, itu Abang jual batagornya sudah datang." Tunjuk Ghina

"Yuk, makan." Ghina sudah menerobos batagornya. Aku terkekeh melihatnya, dan aku juga langsung ikut makan

"Eh, ngomong-ngomong, anak yang berambut berantakan itu kok bisa jadi populer, ya?" Aku menatapnya bingung

"Kenapa kamu tanya seperti itu?" Tanyaku balik

"Yeah, dia itu kan orangnya seperti tidak berpendidikan gitu." Aku terdiam

"Sst, jangan bicara terlalu keras." Aku menyuruhnya diam

"Kenapa? Aku memang sengaja kok." Aku mengacak rambutku, frustasi

"Nanti dia dengar!" Ucapku panik

"Biar aja." Jawab Ghina santai, melambaikan tangan

Aku cepat-cepat menutup mulutnya, dia hanya tertawa

"Habisin aja makanan kamu!" Suruhku ketus. Dia hanya nyengir, tapi tetap kembali makan

Kring!!kring!!kring

"Eh, bel masuk bunyi tuh." Ucap gadis berambut hitam panjang yang ada di belakang kami. Aku yang Sedang mengunyah batagor, hampir tersedak. Ghina pun,  juga seperti itu

"Eh iya, yuk ke kelas.

"Rayn, kamu tidak mau kena hukum lagi kan?" Tanya Vina. Aku dan Ghina saling tatap. Vina dekat dengan laki-laki berambut berantakan itu

"Yeah, biarin aja." Jawab laki-laki itu, tidak peduli

"Dasar, kamu ini." Ucap gadis berambut hitam panjang ketus, menatap tajam ke arah anak laki-laki berambut hitam berantakan itu

"Kamu tetap mau di sini, atau ikut?

Tanya gadis berambut hitam panjang, melotot

"Hei, hei. Santai saja dong, jangan emosi. Oke, aku ikut." Jawabnya pasrah

Aku dan Ghina pun, juga ikut bergegas balik ke kelas

                             ***

Pelajaran-pelajaran selanjutnya adalah biologi bersama Bu Cinta.

Aku dan teman-temanku menunggu dengan saling bercerita.

"Eh, Bu Cinta udah datang tuh!" Salah satu temanku menunjuk pintu.

Kami menoleh, benar. Ada suara tapak kaki yang berjalan masuk.

"Hai anak-anak! Apa kabar?" Sapa Bu Cinta.

"Baik, Bu!" Seru anak perempuan, antusias.

Bu Cinta guru biologi yang sangat baik, dan banyak di kagumi oleh para murid perempuan.

Aku hanya melamun, memikirkan anak berambut hitam panjang tadi, anak itu seperti ada yang di sembunyikannya. Anak itu terlihat seperti Bidadari?

Selintas, aku seperti melihat sayap putih besar di punggungnya. Kalau aku tidak salah, namanya Angel bukan?

Entahlah, mungkin aku hanya salah lihat.

Ghina menyenggolku, membuat lamunanku buyar.

"Kamu kenapa?" Tanyanya, berbisik.

"Tidak kenapa-napa, kok." Jawabku, menggeleng. Dia mengangguk, mengerti.

"Ayo fokus, Zella!" Seru Bu Cinta, aku mengangguk pelan.

Aku kembali mendengarkan penjelasan dari Bu Cinta.

"Oke, anak-anak, kita sudahi pelajaran kita kali ini, dan jangan lupa kerjakan pr kalian! Terutama kamu, Rayn!" Kami mengangguk, hanya anak berambut berantakan itu saja yang mendengus kesal.

"Pekan depan di kumpulkan! Sampai jumpa lagi pekan depan!" Bu Cinta melambaikan tangan, bergegas berjalan menuju pintu keluar. Kami balas melambaikan tangan ke arahnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status