Share

Rahasia Suamiku
Rahasia Suamiku
Penulis: triyuliastuti97

1.

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 23:16:18

DEG

Ayra tampak terkejut jantungnya berpacu tidak karuan, tangannya bergetar melihat noda lipstik pada kemeja suaminya. Selain noda lipstik juga tercium bau parfum wanita lain.

"Kenapa bisa ada noda lipstik serta tercium aroma parfum wanita lain di kemeja Mas Arland. Apakah di luar sana Mas Arland selingkuh dengan wanita lain?" Monolog Ayra dalam hati, pikiran buruk tentang suaminya terlintas begitu saja di otaknya.

Setitik air matanya menetes di kedua pipinya membayangkan Arland bercumbu mesra bersama dengan wanita lain, sakit rasanya sangat sakit tidak sanggup lagi dijabarkan dengan kata-kata.

"Nggak nggak mungkin Mas Arland selingkuh dariku." Ayra berusaha menepis pikiran buruk tentang suaminya.

"Bukankah selama ini Mas Arland selalu bersikap baik kepadaku, semua kebutuhanku selalu dipenuhi olehnya tidak sedikitpun kekurangan. Dia juga selalu bersikap lembut penuh kasih sayang tidak pernah berkata kasar apalagi main tangan. Mas Arland merupakan definisi suami yang sempurna, tampan kaya raya dan tentu sangat menyayangi istrinya. Aku yakin Mas Arland tidak mungkin selingkuh dariku." Monolong Ayra meyakinkan dirinya sendiri.

"Namun kenapa di kemeja Mas Arland bisa ada noda lipstik serta tercium bau parfum wanita lain?" Meskipun dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa suaminya tidak mungkin selingkuh, tapi noda lipstik serta bau parfum wanita lain masih terus membuat dirinya merasa penasaran.

Saking seriusnya mengamati noda lipstik di kemeja suaminya, Ayra sampai tidak menyadari ketika Arland membuka pintu kamar mandi lalu keluar dari dalamnya.

Arland mengerutkan keningnya melihat Ayra menatap serius kemeja yang sedang dipegang olehnya. Karena merasa penasaran dia berjalan mendekat ke arahnya.

"Sayang!" Ayra tersentak kaget mendengar suara Arland refleks menjatuhkan kemeja yang sedang dipegang olehnya ke lantai. Kemudian dengan cepat merubah ekspresi wajahnya sebelum menoleh ke arah Arland.

"Mas, sudah selesai mandinya?" Aretha berusaha tersenyum ke Arland seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa kemeja milik mas kamu jatuhkan begitu saja di atas lantai?" Protes Arland melihat kemeja miliknya tergeletak di lantai.

"Maaf Mas, tadi terkejut mendengar suara Mas jadi tidak sengaja menjatuhkannya." Ayra berjongkok hendak memungut kemeja tersebut, namun Arland sudah lebih dulu memungutnya.

Arland membentangkan kemeja miliknya lalu mengamatinya, dia menyipitkan matanya melihat noda lipstik menempel di sana. Entah sejak kapan noda lipstik tersebut mengotori kemeja miliknya dia tidak mengingatnya. Arland menoleh ke arah Ayra yang sedang menunduk sambil meremas jemarinya.

"Apa kamu berpikir mas selingkuh dengan wanita lain, hanya karena kamu tanpa sengaja melihat noda lipstik di kemeja mas?" Mendengar pertanyaan Arland, Ayra segera menoleh ke arahnya.

"Bukan begitu maksudnya Mas." Jawab Ayra dengan hati-hati takut menyinggung suaminya.

"Tidak baik seorang istri berpikiran buruk tentang suaminya. Lift pribadi Mas sedang diperbaiki sehingga Mas naik lift umum. Kamu kan tahu kalau naik lift umum pasti berdesakan apalagi ketika jam pulang, sehingga ada noda lipstik milik karyawan wanita yang tidak sengaja menempel di kemeja mas." Arland berusaha menjelaskan kepada Ayra tentang noda lipstik di kemeja miliknya.

"Oh." Respon singkat Ayra membuat Arland merasa kecewa.

"Kamu tidak percaya dengan mas?" Tanya Arland menatap fokus ke arah wajah Ayra seolah sedang mengintimidasi.

"Percaya, tentu saja aku percaya dengan apa yang Mas ucapkan." Ayra berusaha tersenyum ke arah Arland, walaupun sebenarnya masih merasa ragu untuk mempercayai penjelasan dari suaminya dia sendiri juga tidak tahu entah kenapa.

"Mas, akan membuktikan bahwa hanya kamu satu-satunya wanita yang mas cintai." Arland merebahkan Ayra dia atas ranjang lalu dia naik ke atasnya.

Ayra terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Arland, dia berusaha untuk duduk namun Arland menahannya.

"Kenapa Sayang?" Bisik Arland tepat di samping telinga istrinya.

"Mas, aku merasa lelah. Bisakah kita melakukannya lain kali?" Ayra berharap Arland akan melepaskannya. Saat ini dia sedang tidak ingin melayani suaminya, noda lipstik di kemeja suaminya masih mengganggu pikirannya. Penjelasan dari Arland sama sekali tidak membuatnya merasa puas.

Arland paling tidak suka dengan namanya penolakan, dia tersulut emosi mendengar ucapan Ayra.

"Apa saja yang kamu lakukan di rumah sehingga merasa kelelahan, bukankah sudah mas sediakan ART untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dan tugasmu hanya melayani mas tidak lebih dari itu." Arland berkata dengan tegas penuh penekanan.

Apa yang diucapkan oleh Arland memang benar adanya, tapi untuk saat ini Ayra sedang tidak ingin melayaninya. Noda lipstik di kemeja Arland masih mengganggu pikirannya.

"Apa karena sudah pria lain yang kamu layani sehingga menolak melayani Mas, apa kamu lupa aku ini suamimu?"

Ayra tampak terkejut matanya membulat sempurna mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Arland. Dia tidak pernah menyangka suaminya bisa berkata hal serendah itu.

"Apa aku serendah itu di mata Mas?" Ayra balik bertanya dengan nada lebih tinggi dibanding sebelumnya dadanya naik turun menahan emosi, merasa tidak terima dengan tuduhan Arland yang ditunjukkan untuknya.

"Ayra, Mas tidak bisa mengawasimu selama 24 jam. Bisa saja kamu bermain api di belakang Mas." Ujar Arland santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Ayra tidak pernah menyangka Arland akan menuduh dirinya seperti itu, hanya karena dia tidak ingin melayaninya. Siapa yang tidak sakit hati dituduh serendah itu oleh orang yang seharusnya melindungi dirinya. Buliran-buliran bening yang sejak tadi mengembun di pelupuk matanya kini perlahan menetes.

Arland yang melihatnya segera mengulurkan tangannya menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipi Ayra.

"Tidak perlu sampai menangis seperti ini, mas hanya ingin kamu menjalankan tugasmu sebagai seorang istri dengan baik." Ayra hanya diam tanpa merespon pikirannya masih kacau.

"Kamu satu-satunya wanita yang mas cintai." Bisik Arland mulai menyentuh Ayra walaupun tidak ada respon darinya.

Setelah menuntaskan hasratnya Arland menggulingkan tub uhnya di samping Ayra. Ayra yang menyadarinya segera memiringkan tub uhnya membelakangi suaminya dengan pandangan kosong, menarik selimut sampai ke dadanya membiarkan bahunya terekspos.

"Tidurlah sudah malam!" Arland memeluk istrinya dengan erat, namun Ayra hanya diam tanpa merespon membuat Arland menghela nafas panjang.

"Beraninya Riska meninggalkan noda lipstik di kemejaku, saat ini aku masih membutuhkannya jika tidak sudah aku singkirkan jauh-jauh." Monolong Arland dalam hati.

Riska merupakan kekasih gelap Arland, sudah beberapa bulan terakhir ini mereka menjalin hubungan. Dia begitu mencintai Arland sehingga berusaha merebutnya dari Ayra, namun tanpa dia sadari ternyata Arland hanya memanfaatkannya saja.

***

Ayra berjalan tanpa arah tujuan hanya mengikuti kemana kakinya melangkah. Dia juga tidak tahu dimana sekarang dirinya berada, ruangan gelap hanya sedikit cahaya penerang sehingga tampak remang-remang tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sekitarnya.

DEG

Ayra tersentak kaget mendengar suara orang mengadu kesakitan. Suara tersebut terdengar begitu keras, dia mengedarkan pandangannya mencari darimana sumber suara berasal. Ketika dia melihat lurus ke depan samar-samar melihat seseorang sedang dipukuli secara bru tal sesekali juga ditendang.

Namun yang membuat Ayra merasa heran, dia merasa tidak asing dengan mereka.

"Sebenarnya mereka siapa, kenapa aku merasa familiar?" Gumam Ayra lirih merasa penasaran.

"Hentikan!" Refleks Ayra berteriak ketika melihat orang yang tadi memukul secara brutal kini menodongkan pistol ke arah pria yang sudah tidak berdaya tergeletak begitu saja di atas lantai.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahasia Suamiku    Bab 82.

    Perpisahan yang Menyayat HatiDi ruang jenazah, Ayra melangkah pelan mendekati brankar tempat suaminya terbujur kaku. Dengan tangan gemetar, ia membuka kain putih yang menutupi wajah Revan sedikit demi sedikit. Hatinya mencelos saat melihat wajah suaminya yang penuh luka memar. Bekas darah yang mulai mengering semakin menegaskan betapa keras penderitaan yang dialaminya sebelum menghembuskan napas terakhir."Mas Revan..." gumamnya, bersamaan dengan buliran air mata yang jatuh tanpa bisa dibendung. Tangannya yang bergetar mengusap lembut wajah suaminya, seolah ingin menghapus jejak luka yang tersisa.Air matanya mengalir semakin deras. Tubuhnya melemah, lalu perlahan merosot ke lantai yang dingin. Dunia seolah berubah gelap. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pertemuan mereka setelah satu bulan justru terjadi dalam keadaan seperti ini—Revan kembali, tetapi tanpa nyawa."Mas, secepat inikah kamu pergi meninggalkan aku dan Zavier? Bukankah kamu bilang ingin membahagiakan kami?" isaknya, s

  • Rahasia Suamiku    Bab 81.

    Pak Revan terdiam mendengar pertanyaan Kyai Syamsudin. Otaknya sibuk mencari jawaban yang tepat."Saya sudah meminta izin kepada istri dan anak saya. Untuk sementara, usaha saya akan diurus oleh Doni, jadi kebutuhan mereka tetap tercukupi," jawabnya mantap.Kyai Syamsudin mengangguk-angguk, memahami penjelasan Pak Revan.Dalam pertemuan itu, Pak Revan menceritakan masa lalunya. Penyesalan menggelayut dalam hatinya, terutama saat nama Reyhan kembali muncul dalam pikirannya, mengingatkan pada dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Kyai Syamsudin menyarankannya untuk bertaubat dengan taubat nasuha.Pak Revan mengikuti saran itu. Dalam hati, ia bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Hari demi hari, ia belajar ilmu agama dari dasar—Tauhid, Fiqih, hingga membaca qiraati sebagai langkah awal sebelum mempelajari Al-Qur'an. Lidahnya terasa kaku saat melafalkan huruf-huruf hijaiyah, tapi ia tak menyerah. Ia sadar, belajar ilmu agama ternyata lebih sulit dibanding mempelajari bisnis.Terkada

  • Rahasia Suamiku    Bab 80.

    Kepergian Pak Revan"Sayang, Mas harus pergi ke luar kota selama satu bulan."Pak Revan baru saja pulang dari kantor ketika ia menyampaikan kabar itu. Ayra yang tengah duduk di sofa langsung terkejut mendengarnya."Kapan Mas pergi?" tanyanya hati-hati.Pak Revan menatap istrinya sekilas, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Sepertinya kamu ingin Mas cepat-cepat pergi?"Ayra terbelalak, tidak menyangka suaminya berpikir seperti itu. Dengan cepat ia menggeleng. "Bukan begitu, Mas. Aku hanya bertanya.""Besok pagi," jawab Pak Revan akhirnya. "Kamu nggak apa-apa 'kan ditinggal di rumah sama Zavier?"Ayra mengangguk pelan. "Nggak apa-apa, Mas."Entah kenapa, jawaban istrinya justru membuat Pak Revan kecewa. Ia berharap Ayra akan mencoba menahannya pergi—setidaknya menunjukkan sedikit rasa enggan. Namun, wanita itu justru menerimanya dengan begitu tenang."Aku saja yang terlalu berharap," batinnya pahit. "Dulu dia bahkan tega meninggalkanku.""Mas!" panggilan Ayra membuyarkan lamunannya.Pak

  • Rahasia Suamiku    Bab 79.

    Kembalinya Masa LaluBeberapa hari telah berlalu. Pak Revan yang mengetahui bahwa istrinya telah suci akhirnya menyunggingkan senyum tipis. Ada kebahagiaan yang menjalar di hatinya—waktunya telah tiba untuk melanjutkan malam pernikahan mereka yang sempat tertunda."Sayang," panggilnya lembut.Ayra menoleh, matanya menatap suaminya dengan ragu. "Ada apa, Mas?""Bolehkah malam ini Mas meminta hak sebagai suami?" tanya Revan, suaranya terdengar dalam, penuh makna.Ayra terdiam. Hatinya bergetar, bukan karena rindu, melainkan karena bayangan masa lalu yang tiba-tiba muncul. Ingatan akan malam itu, ketika pria di hadapannya ini pernah menyakitinya, masih begitu jelas. Meskipun tahun telah berlalu, luka itu belum sepenuhnya sembuh.Menolak? Ayra tak berani. Dia tahu kewajibannya sebagai istri. Lagipula, bukankah menolak ajakan suami tanpa alasan yang sah adalah dosa? Namun, hatinya masih didera ketakutan.Pak Revan menyadari keraguan di mata istrinya. Dengan lembut, dia meraih dagu Ayra, me

  • Rahasia Suamiku    Bab 78.

    Ketakutan yang sejak tadi menghantuinya perlahan mereda ketika Ayra mendengar suara Zavier memanggilnya."Ibu!" seru Zavier, berlari ke arahnya.Seulas senyum tipis terbit di bibir Ayra saat melihat putranya mendekat. "Zavier, kamu sudah pulang?" tanyanya lembut."Sudah, Bu. Tadi di sekolah Zavier diajari lagu 'Kasih Ibu'."Ayra tersenyum. "Coba nyanyikan untuk Ibu, Ibu ingin dengar."Tanpa ragu, Zavier mulai menyanyikan lagu itu dengan suara polosnya. Ayra mendengarkan dengan seksama, hatinya menghangat. Setitik air mata jatuh di pipinya, namun segera ia hapus sebelum putranya menyadarinya."Anak Ibu sekarang sudah pintar nyanyi," pujinya sambil mengusap lembut rambut Zavier.Merasa bangga, Zavier menatap ibunya dengan mata berbinar dan tersenyum lebar."Ayo, ganti pakaian dulu, habis itu makan!" ajak Ayra."Mau sama Ibu!" pinta Zavier manja."Iya, sama Ibu."Ayra menggandeng tangan putranya, membawanya ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah itu, ia segera menyiapkan makan siang u

  • Rahasia Suamiku    Bab 77.

    Pagi itu, Ayra sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Seperti kebiasaannya dulu saat bersama Reyhan, rutinitas ini memberinya ketenangan. Namun, kesadarannya tersentak ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, lalu mengecup lembut kedua pipinya.Tanpa menoleh, Ayra sudah tahu siapa pelakunya."Mas, lepas... susah gerak," pintanya, sedikit memaksa, mencoba melepaskan diri dari pelukan suaminya.Pak Revan akhirnya melepaskan Ayra, lalu melipat kedua tangannya di dada. "Aku heran, apa nggak takut tanganmu lecet gara-gara masak?" tanyanya dengan nada menggoda, tapi ada sindiran di sana."Kalau Mas nggak mau makan, nggak apa-apa. Aku masak buat diri sendiri dan Zavier."Dahi Pak Revan berkerut mendengar jawaban istrinya. "Sayang, kamu mengabaikan suamimu?"Ayra menatapnya sekilas, lalu kembali sibuk dengan masakannya. "Terserah Mas mau mikir apa," ucapnya, sebelum membawa masakannya ke meja makan, meninggalkan suaminya yang hanya bisa mendengus kesal.Pak Revan menyusulnya, duduk be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status