Rama baru saja sampai, sebuah kota kecil yang penuh kenangan. Dia ingat tiga tahun lalu sering menghabiskan waktu bersama para wanitanya disini. Namun sekarang berbeda, para wanita itu tidak ada lagi yang berani muncul didepannya setelah Rama memutuskan meninggalkan mereka dan meminta agar jangan pernah menemuinya lagi.
Banyak diantara mereka yang tidak terima dengan perlakuan Rama, terutama Mega. Mega sempat mendatangi kediaman keluarga Rama pada saat itu justru mendapat peringatan keras dari rumah tersebut. Jika dia terus bersikeras maka pihak Rama tidak segan-segan untuk menyeretnya ke jeruji.
Hingga suatu hari Mega datang menemui Azize dirumahnya. Mega sempat mengancam gadis itu apabila dirinya tidak bisa mendapatkan Rama maka dia akan bunuh diri atau Azize juga tidak bisa memilikinya.
Azize tersenyum, namun dihatinya tidak rela jika Rama menikahi Mega. Azize ikhlas walau berat kemudian memutuskan untuk meninggalkan tanah air dan mengikuti program pertukaran
"Jadi selama ini bang Rama belum jadi menikah Abi?" Tanya Azize dengan sembraut sumringah setibanya di rumah mereka. "Hei, sepertinya kamu senang mendengar Rama tidak jadi menikah hah?" Goda Umi Marwa. "Azize jadi teringat waktu Mega datang ke sini Umi, dia mengancam kita semua kalau akan menghancurkan keluarga kita. Bang Rama pasti membenci keluarga kita sekarang dengan sikap yang kita tunjukkan untuknya." "Yaa mau gimana lagi, kamu juga waktu itu udah keburu berangkat, coba aja nggak jadi ke Mesir mungkin kalian sekarang sudah menikah. Lagian belum tentu Rama bersedia menikah dengan Rama." Keluarga itu sempat terdiam sesaat dengan penuturan dan penyesalan yang diungkapkan gadis itu. Namun semua sudah terjadi dan tidak akan bisa dirubah lagi. "Biarlah semua berjalan semestinya, Allah pasti punya rencana yang lebih indah untuk nak Rama, begitu juga denganmu nak, jodoh tidak akan kemana." Sambung Uztadz berikutnya. "Aamiin." Obr
Rama baru saja sampai, sebuah kota kecil yang penuh kenangan. Dia ingat tiga tahun lalu sering menghabiskan waktu bersama para wanitanya disini. Namun sekarang berbeda, para wanita itu tidak ada lagi yang berani muncul didepannya setelah Rama memutuskan meninggalkan mereka dan meminta agar jangan pernah menemuinya lagi.Banyak diantara mereka yang tidak terima dengan perlakuan Rama, terutama Mega. Mega sempat mendatangi kediaman keluarga Rama pada saat itu justru mendapat peringatan keras dari rumah tersebut. Jika dia terus bersikeras maka pihak Rama tidak segan-segan untuk menyeretnya ke jeruji.Hingga suatu hari Mega datang menemui Azize dirumahnya. Mega sempat mengancam gadis itu apabila dirinya tidak bisa mendapatkan Rama maka dia akan bunuh diri atau Azize juga tidak bisa memilikinya.Azize tersenyum, namun dihatinya tidak rela jika Rama menikahi Mega. Azize ikhlas walau berat kemudian memutuskan untuk meninggalkan tanah air dan mengikuti program pertukaran
Tok! Tok! Tok! "Masuk!" Boy pun masuk setelah mendapat perintah untuk masuk. "Ada apa kau kesini sebelum kupanggil?" Pertanyaan yang menekan dan jelas sekali kedatangannya tidak disambut. "Anu bos, aku tidak sengaja mendengar kalau pesantren yang pernah bos dan mendiang datangi dulu kalau pengurusnya adalah seorang uztadzah muda dan sangat cantik. Dan feeling aku jangan-jangan dia adalah wwwa..." Brraakk! Boy yang belum selesai melanjutkan perkataannya tiba-tiba harus membungkam mulutnya karena Rama sepertinya tidak senang dengan berita yang ia sampaikan. Boy tahu semenjak Azize meninggalkannya tiga tahun lalu semenjak itu juga Rama berubah. Perubahannya kali ini sangat diluar nalar. Walau dirinya sudah berhenti dari seluruh hal-hal yang berbaur barang haram dan perempuan, namun membuat Rama berubah menjadi seorang pria yang tempramen. Ditambah lagi semenjak meninggalnya sang Bundo dua tahun yang lalu. Waktu beg
Masih Di Tiga Tahun Yang Lalu.Cuaca sore itu masih terasa terik di kota Padang, Rama berserta keluarga Uztadz Marzuki baru saja tiba di kediaman Rama setelah sebelumnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat di bandara Ketaping Sumatera barat."Apa tidak mampir dulu pak Ustad?" Bundo Maryam yang telah menunggu kedatangan mereka dari pagi menawarkan Uztadz dan keluarganya untuk mampir setelah mengantar Rama dengan mobil jeputan mereka."Terimakasih Bundo Maryam, alangkah baiknya jika kami pulang kerumah dulu." Uztadz pun menolak secara halus."Baiklah Uztadz, saya juga nggak akan memaksa kalau begitu ,oh iya terimakasih banyak atas bimbingannya ya pak Uztadz.""Sama-sama bunda Maryam, tidak perlu begitu, anggap saja nak Rama sambil berlibur. Betulkan Rama.?" Sambil tersenyum ke arah Rama.Beberapa waktu kemudian, hampir satu bulan waktu itu berlalu. Azize dan Rama tidak pernah lagi bertemu, berbagai cara dilakukan Rama agar diri
Seminggu pun sudah berlalu, selama itu juga baik Azize dan Rama tidak pernah bertemu. Keduanya berada di tempat terpisah, Azize sibuk mengajari anak-anak mengaji dan belajar hapalan Al-Qur'an.Sementara di asrama lain Rama dengan merdunya melantunkan ayat suci. Uztadz Marzuki lega akhirnya dia berhasil membuat Rama berubah.Sebelumnya Rama sebenarnya sudah bisa membaca Alqur'an, akan tetapi dia sangat jarang membuka ayat suci tersebut, akhirnya dia pun sempat lupa, sungguh ironis memang, dengan mudah karena pengaruh teman-teman yang nggak jelas itu Rama pun melupakan semua tentang ilmu agama yang ia peroleh dari semenjak kecil.Minggu ketiga selama puasa Ramadan , hampir satu bulan mereka di Blitar dan menjalankan ibadah puasa Ramadan disana, semuanya berencana kembali ke Padang mengingat sebentar lagi adalah idul Fitri.Bundo Maryam sudah tidak sabar menunggu kepulangan mereka. Apalagi mendengar kabar dari Uztadz Marzuki kalau Rama sudah banyak per
Sekembalinya dari pesantren Al-Kautsar Blitar, Rama kembali menelepon boy di Padang."Bos, Mega ngamuk."Tanpa to the poin, saat panggilan tersambung tiba-tiba boy langsung melapor soal Mega."Emang dia ngapain?""Dia mencoba datang ke rumah tapi tidak berhasil masuk.""Lalu Bundo dimana?'"Itu dia bos, kebetulan Bundo lagi ke Batusangkar, sebelumnya beliau berpesan keseluruh penghuni rumah terutama para satpam agar tidak mengizinkan siapapun ke rumah kecuali anggota keluarga.""Lalu?" Rama dengan antusias menyimak laporan Boy."Mega datang ke kontrakan gue bos, dan membanting barang-barang gue."Hahaha.""Loh kok tertawa, apanya yang lucu bos?""Masalah sepele gitu aja nggak tertangani, trus kamu bilang apa sama Mega?""Dia ngotot nanyain bos, gue jawab aja nggak tahu, sudah sebulan ini kita nggak ada urusan dan udah punya job masing-masing, gua jawab aja gitu.""Good, emang lu bisa gue andalin, trus gima