Share

Bab 06 Keras Kepala

Penulis: Alia Zach
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-31 05:56:39

"Aku, tidak masalah memakai baju-baju ini!" Viona mengambil tumpukan itu lantas membawanya ke walk in closet miliknya.

Di situ baru dia kepikiran kalau selama di sini, ia tak banyak memiliki pakaian.

"Lingerie? Sebanyak ini!" Ia kesal dan meletakkan baju-baju dinas itu sesukanya di rak paling bawah.

Tapi, dia tak punya pilihan. Ini adalah rumah keluarga Russo. 

"Aku punya ide!" Buru-buru Viona masuk ke kamar mandi lantas membersihkan tubuhnya.

Saat malam menjelang, Renzo datang setelah malam larut.

Viona sudah makan malam dan seperti sebelumnya, dia selalu meminta Fez untuk membawakan makananya ke kamar.

"Sudah tidur?" Renzo sengaja membuat suara agar istrinya tidak kaget.

Tak ada jawaban dan lampu kamar dalam keadaan remang-remang.

"Viona?" Dia melangkahkan kaki mendekati ranjang.

Betapa terkejutnya Renzo saat melihat Viona hanya mengenakan pakaian serba transparan itu.

Tangannya menyentuh kaki yang jenjang dan kedinginan.

"Viona? Pakai selimutmu!" 

Tak ada reaksi.

"Sial. Gadis ini benar-benar keras kepala!" Renzo sedang tidak mood untuk bertengkar karena urusan soal persenjataan sudah cukup membuatnya lelah seharian.

"Renzo?" Matanya terbuka. Lantas seperti sedang melihat hantu, Viona buru-buru menutup tubuhnya dengan selimut dan pergi ke sofa terdekat untuk tidur.

"Kenapa pindah?"

Ternyata dia kelupaan tidak mengambil bantal. Ia berlari mengambil sebuah bantal dan menata di bawah kepalanya untuk sandaran. Lalu menutup matanya lagi.

"Apa maksudmu mengenakan pakaian seksi lalu menjauhiku? Hah?" Renzo tak terima.

Dia menarik selimut itu dengan paksa.

"Bukan urusanmu!" Viona kembali mengambilnya dan menutupkan kembali ke tubuhnya.

"Sialan! Bukan begini caranya perbuatan orang yang punya hutang miliaran. Kamu di sini bertugas untuk membuatku senang!" Teriak Renzo seakan membuat seluruh isi ruangan bergetar.

"Jangan paksa aku! Aku tidak mencintaimu! Aku tahu kau juga tak menyukaiku. Tipemu adalah wanita-wanita penggoda lelaki yang tak punya harga diri seperti sepupumu itu!"

"Jangan bawa-bawa Olivia di tengah pertengkaran kita. Dia tak ada hubungannya dengan ini!" Renzo makin menjadi-jadi.

"Oh begitu? Lalu... siapa lagi wanita yang biasa kau tiduri? Saking banyaknya, pasti sudah lupa!" Viona membenarkan posisi tubuhnya dan memejamkan matanya.

"Apa? Kamu bisa tidur di saat kita bertengkar begini? Oh, God!" Renzo kesal dan meremas rambut kepalanya sendiri.

Seumur-umur baru bertemu dengan satu wanita yang sangat sulit ia atur dan taklukkan.

Kalau saat ini ia bersama wanita lain, pasti sudah menyerahkan tubuh mereka dengan senang hati.

"Terserah. Yang jelas, aku memakai baju ini karena kamu tidak memberiku baju ganti yang layak. Dan kurasa baju-baju ini mirip baju pelac*r murahan, wanita kesukaan mafia seperti kalian. WC umum!" Olok Viona.

"Apa kau bilang?" 

Malam itu pertengkaran tak bisa terelakkan lagi. Renzo terpaksa harus menggendong tubuh Viona ke ranjang dan menindihnya.

Tak ada lagi ampun.

"Kupikir mulutmu memang beracun seperti ular!" Mulailah Renzo melakukan agresi pada setiap jengkal tubuh Viona.

Tanpa ampun lagi!

**

Keesokan paginya, Viona terbangun saat matahari sudah cukup tinggi.

Dia kelelahan. Bagian area sensitifnya terasa ngilu dan sakit.

"Aduh!" Saat duduk, ia merasa tidak nyaman.

Baru ia sadari, tubuhnya tak mengenakan sehelai benangpun.

"Astaga! Apa yang terjadi?" 

Dia melihat terdapat noda bercak merah di sprei yang berwarna putih itu.

"Tuhan!" Dia menyesal dan menangis. 

Kehormatannya telah diambil paksa oleh mafia jahat itu!

Tujuannya semalam mengenakan pakaian itu sebenarnya bukan untuk menggoda Renzo. 

"Nona, sudah bangun?" Fez membawakan sarapan pagi untuknya.

Aroma segelas kopi menguar ke seluruh ruangan.

"Aku tidak minum kopi. Aku mau susu!" Viona mulai berulah.

Dirinya tak merasa pernah meminum kopi sejak berada di rumah ini.

"Aku yang minum kopi!" Rupanya Renzo baru selesai memakai baju serta tampir rapi. 

Aroma harum gaya maskulinnya yang khas sudah tercium sepagi ini.

Sementara dirinya masih acak-acakan dengan rambut panjang dan belum mandi.

"Baik, Nona. Apa perlu saya ambilkan susu?" Tanya Fez karena merasa tidak enak, sepagi ini sudah membuat kondisi tidak nyaman.

"Tidak perlu. Aku mau minum air putih saja, terima kasih..." Kepalanya masih terasa berat karena kurang tidur.

"Anda terlihat pucat, Nona. Apa Anda sakit?" Fez tampak khawatir.

"Ah, tidak..." Sebenarnya Viona ingin beranjak dari tempat tidur, hanya saja kedua kakinya terasa kurang nyaman saat digerakkan. 

"Saya siapkan teh herbal kalau begitu untuk menghangatkan tubuh. Permisi dulu!"

Saat hanya tinggal mereka berdua, Renzo tahu pada apa yang sebenarnya terjadi.

Diapun meraih tubuh Viona dan menggendongnya ke kamar mandi. 

"Apa yang kamu lakukan?" 

Saat tangan kekar itu mendekapnya, dia merasa kurang nyaman. Kenangan tentang selamam seperti terulang.

"Bilang saja kalau kamu sulit berjalan! Jangan mempermalukan aku di depan Fez atau ini akan menjadi gosip di seluruh mansion!" Ucap Renzo setelah mendudukkan Viona di kloset.

"Cepat bersihkan dirimu lalu aku akan menggendongmu lagi keluar!"

Pintu kamar mandi ditutup lagi dari luar.

Setelah itu, Viona menangis di dalam kamar mandi sambil menyalakan kran air di wastafel.

Sekian lama dia menunggu, tak kunjung selesai juga istrinya di dalam.

"Viona! Apa kau tertidur di dalam?" Ketuknya berulang kali.

Terpaksa Renzo membuka pintunya lagi tanpa aba-aba.

Yang terlihat justru hal yang tak terduga. Viona terkulai lemas di bathtub dalam kondisi pingsan.

"VIONA!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 89 Hubungan Retak Lagi

    "Apa? Silvano itu jadi..."Viona tak mampu melanjutkan kata-katanya. Hati wanita mana yang tak hancur ketika tahu suaminya yang sebelumnya belum pernah menikah, ternyata telah memiliki seorang anak dengan wanita lain.Ini membuatnya sangat kecewa, meski ia tak pernah mengakui kalau dirinya memiliki rasa pada Renzo."Iya, Renzo belum tahu soal ini karena test DNA dilakukan Papaku secara tersembunyi..." Alfonso menjawab."Kamu pasti bohong!" Viona mengelak dan tak bisa mempercayainya."Buat apa aku bohong untuk hal sepenting ini? Kami para mafia tidak boleh berbohong untuk soal urusan anak!"Viona makin meradang, "berarti kalian boleh bohong soal yang lain?""Tidak begitu juga, Viona..." Alfonso adalah pria dari keluarga mafia yang punya perasaan halus.Ia tahu kalau apa yang ia katakan ini akan menyakiti hatinya."Aku..." Viona tak mampu lagi bagaimana harus menghadapi hal yang menurutnya sama saja dengan pengkhiana

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 88 Viona Tahu

    "Kenapa mengkhawatirkan? Ia sudah dewasa dan pergi dalam keadaan baik-baik saja!" kata Alfonso menjelaskan.Ia paham kalau Viona menanyakannya karena ada suatu hal yang disembuyikan dari Alfonso.Untuk urusan rumah tangga, rasanya dia tak perlu tahu dan turut campur."Iya, sebaiknya mungkin aku kembali ke kamar tidur saja!" ia membawa satu lilin sebagai penuntunnya berjalan pelan-pelan ke kamar tidur.Rupanya, setelah bersusah payah menemukan kamar dengan lilin itu, ia mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari Alex."Ya ampun... aku lupa kalau aku harus mengecek lagi handphone-nya..." ia mengambilnya dari tempat di mana suaminya biasa meletakkan.Aji mumpung ketika suaminya tak berada di rumah, ia bisa menggunakannya sesuka hati."Halo, Alex?"Syukurlah pria itu bisa dihubungi dengan mudah."Viona? Kamu bisa menghubungiku juga akhirnya...""Iya, Alex. Aku..."Alex memotong pembicaraannya, "sementara ini keluarga Ivanov kebingungan karena kehilangan anak Viktoriya... dan... aku ha

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 87 Ayah dan Anak

    "Kita ke mana, Paman Renzo?" tanya Silvano yang merasa bosan karena sepanjang jalan tiba-tiba Renzo jadi diam.Pria itu terus menyusuri jalanan yang mengarah semakin dekat dengan area tempat tinggal Silvano."Kita mau ke pegunungan...""Jangan!" ia mendadak menolak."Kenapa?" Renzo kaget."Aku lebih suka pantai dari pada gunung..." terangnya.Aneh, anak ini punya kesukaan yang sama dengan Renzo semasa kecil."Tapi suasana pantai akan sangat ramai. Sebaiknya... kita tidak ke pantai malam begini!" "Baiklah.. kita ke pegunungan saja kalau begitu! Tapi, jika ada orang yang bertanya tentangku, bilang saja Paman tidak tahu!" ia berjaga-jaga dan masih memiliki kecemasan kalau-kalau bertemu dengan body guard keluarga Ivanov nanti.Ada getaran yang tak biasa ketika ia mengatakan kalau Silvano adalah anaknya. Seolah ini adalah hal yang lumrah dan memang sewajarnya."Apa kamu tahu banyak soal orang bernama Alex itu?" Renzo sebenarnya sangat tidak menyukai pria itu lagi.Meski dulu sempat dikon

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 86 Mencuri Hati Viona

    "Hey. bocah tengil...kembalikan!" teriak Viona mengejarnya sampai ke ujung rumah.Rupanya Silvano akhirnya menyerah.Ia segera menggeletakkan handphone itu ke lantai lalu berlari menjauh."Kenapa dia?" Viona tidak sadar kalau Alex masih belum menutup teleponnya."Halo? Viona?""Alex, maaf ada gangguan tadi..." kata Viona menyambung panggilan."Iya, tidak apa-apa. Ngomong-ngomong siapa yang kamu teriaki bocah tengil tadi? Apakah aku?" tanya Alex."Tentu, bukan kamu... itu adalah... itu keponakan Alfonso yang baru datang. Dia memang sering usil dan mengganguku..." jawab Viona.Mereka berdua terdiam."Kalau aku boleh jujur padamu, aku juga merasa kamu berubah, Viona!" Alex mengakuinya.Perasaan yang selama ini ia pendam, kini ia lega bisa mengungkapkannya."Berubah apa maksud kamu?""Kamu jadi lebih... berpihak pada keluarga Rossi dari pada sebelumnya!"Viona mendadak emosi saat ia dibilang lebih

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 85 Pilih Siapa

    "Bau? Bagiku kamu selalu wangi, Viki..." sahut Alex gemas."Alex! Menjauhlah dariku..." suara Viktoriya terdengar lebih seperti menggoda daripada menyuruh teman prianya itu pergi."Apa aku perlu membantumu mandi?""Ya Tuhan... apa kata mereka nanti kalau tahu aku mandi bersama kamu?" Viktoriya nampak malu-malu dengan godaan pacar berondongnya."Viki... kita sudah dewasa dan sama-sama tahu... aku tidak mandi bersamamu, dalam konteks ini aku hanya memandikanmu..." Alex meralat kalimatnya."Hmmm... itu lebih terdengar seperti kamu memandikan binatang peliharaanmu, Alex..."Wanita yang lebih tua darinya itu berjalan menuju kamar mandi dan sengaja menanggalkan bajunya di depan pintu."Viki... aku harus menggantikan spreimu. Sepertinya sudah kotor dan..." Alex tak mendapati sahutan karena wanita itu sudah masuk ke dalam kamar mandi dan terdengar jelas suara gemericik air.Ia dengan cekatan melepaskan sprei dan menggantinya dengan yang baru.Nampaknya sudah disiapkan oleh pembantu namun belu

  • Ranjau Cinta di Ranjang Mafia   Bab 84 Viona's admirer

    "Memangnya siapa anak ini?" Viona penasaran dan mengamati dari dekat anak kecil yang pintar bicara itu.Baginya, anak ini hanyalah seperti anak pada umumnya.Tak ada tanda-tanda keistimewaan bagi Viona."Doa bukan anak sembarangan, Viona!" Alfonso memberikan clue agar wanita itu mau sejenak berpikir.Masih juga ia belum menemukan apa yang dimaksudkan oleh adik iparnya.Bukan anak sembarangan? Lantas apakah maksudnya anak dari seseorang yang Viona kenal baik?"Kamu mungkin tak akan tahu siapa orang tuanya, tapi keberadaannya benar-benar akan merubah hidupmu!" ucapnya lagi."Apa wajahnya mirip denganmu juga?" tanya Viona setelah mengamati sejenak wajah dan bentuk tulang rahangnya."Ah... jadi kamu mengira anak ini adalah anakku? Sebuah tebakan yang bagus..." Alfonso tertawa terbahak-bahak."Jangan-jangan... ini adalah anak Papamu? Sehingga kamu adalah kakaknya meski kalian pantas sebagai ayah dan anak kalau dilihat dari umur kalian!"Pernyataan Viona layaknya tebakan seorang wartawan."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status