Share

Pertarungan Ego

Bara sedang merenungi nasibnya, saat ponselnya berbunyi. Kusuma Wardhana. Papa Merah.

“Iya, Om. Ada apa?” tanya Bara pelan.

“Om, sudah saya katakan, saya akan menikahi Merah, bila memang Merah bersedia. Bukan karena paksaan,” kata Bara sambil memejamkan matanya.

Hatinya masih perih bila mengingat kesalahannya terhadap Merah. Lebih perih saat mengingat penolakan Merah.

“Om. Maaf, saya tidak bisa melakukan itu tanpa kesadaran penuh dari Merah. Sudah cukup dosa yang saya lakukan terhadap Merah.” Bara mengusap wajahnya dengan pasrah.

Sambungan terputus sepihak. Kusuma Wardhana melempar sumpah serapahnya sebelum menutup telepon. Bara paham akan kemarahan orang tua itu. Tapi Bara juga tak bisa membuat Merah menjadi pengantinnya bila memang Merah tak mau.

Bara tak ingin menambah luka Merah. Sudah cukup tindakan bejatnya kala itu. Bila mengingat reaksi Merah yang langsung histeris saat melihatnya, malah membuat Ba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status