Share

7. mas Farid kesal

Author: Ria Abdullah
last update Huling Na-update: 2024-01-02 08:49:26

Mas Farid nampak terkejut mendengar perkataan wanita berambut panjang itu, meski dia mengenakan pakaian kerja khusus konstruksi tapi cetakan bagian tubuhnya yang terbungkus celana jeans dan sepatu boot membuat dia nampak sangat seksi. Dia menawan dan sungguh menarik.

"Apa? Kau bilang apa?" Suamiku nampak terguncang saat kekasihnya minta putus darinya. Dia segera meraih tangan wanita itu dan membingkai wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Aku belum pernah mencintai orang setulus aku mencintaimu."

"Cih, jangan bohong." Wanita itu mendeci sambil membuang pandangannya ia seakan benci sekali pada suamiku.

"Aku memang mencintai Hafsah, tapi aku lebih mencintaimu, aku tergila-gila padamu dan akan kutinggalkan segalanya lebih bisa bersamamu."

"Oh ya?"

"Ya, aku bersumpah!" ucapnya sambil mengecup jemari Niken.

"Lalu kenapa kok belum juga meninggalkan mereka semua jika kau memang yakin begitu mencintaiku."

"Aku harus menyelesaikan hubungan itu dengan baik-baik agar tidak ada dendam Antara Aku dan Hafsah serta sakit di hati anak-anakku. Lagi pula semua aset-aset ku tersimpan atas nama istriku jadi aku berencana untuk memindahkannya diam-diam agar aku dan kamu punya modal untuk memulai kehidupan kita yang baru."

Ouhhh... Jadi itu rencananya ya? Aku bersumpah tidak akan membuat semua rencana mereka berjalan lancar.

"Kita bercinta setiap hari dan menghabiskan waktu, bagaimana kalau aku hamil sementara kau masih belum berbicara juga dengan istrimu?"

"Aku tetap bisa menikahimu sayang, jangan buat hatiku galau dan syok seperti ini dengan cara kau mengancamku untuk meninggalkanku."

"Aku bisa apa? Lihatlah kita bertemu setiap hari dan menghabiskan waktu lama-lama orang akan mulai curiga dan menyadari ada hubungan di antara kita. apa kau tidak mengerti juga, Mas?"

"Aku akan mengatasi semua itu lagi pula selama ini kita tidak pernah terlihat mencolok. Kau jangan marah Sayang, aku mencintaimu," ujar Mas Farid.

"Cukup mas, aku muak, lebih baik kita putus!"

Wanita itu mendorong suamiku, banyak meninggalkan bangunan ini, tapi tiba-tiba mas Farid menarik tangannya dan memeluknya dengan kencang lalu mendesaknya ke sisi di dinding.

"Tidak kau tidak bisa lepas dariku lebih baik kita mati berdua daripada kau meninggalkanku!"

"Cukup, Mas!"

Mas Farid kembali mencoba meyakinkan wanita itu dengan kembali mencumbunya di bagian lehernya. Dia menyentuh bagian pribadi wanita itu dan membuatnya merintih tidak karuan.

"Hanya aku yang bisa bikin kamu bahagia dan kamu pun yang bisa bikin aku bahagia. Kita tidak boleh berpisah."

"Kalau begitu tegaskan keputusanmu ucap wanita itu sambil kembali mendorong suamiku dengan kasar lalu dia berlari Pergi meninggalkan Mas Farid."

"Siaal!" Mas Faris menendang sebuah ember yang membuatku cukup terkejut.

"Arrhggg!!!" Suamiku meremas rambutnya, lalu meninggalkan tempat itu dengan geram.

Aku yakin situasi perasaan dan pikirannya sedang bingung. Dulu dia bekerja dan bilang kalau dia hidup hanya untuk istri dan anak-anaknya, tapi sekarang dia membisikkan kata-kata cinta pada wanita lain dan bilang hanya ingin bersama dengan niken, menghabiskan sisa hidupnya di dunia.

Ah, munafik. Ternyata rata-rata laki-laki memang munafik.

Aku jadi terpikirkan tentang wanita yang pernah hidup sama di luar sana, tentang wanita yang masih saja terus percaya dan yakin pada kesetiaan suami mereka. Khawatir tentang wanita yang selalu saja merasa bahagia karena diberi perhatian dan kasih sayang tapi di sisi lain mereka malah dikhianati.

Sudah banyak contoh yang terjadi sejauh ini, bahkan orang-orang yang melukai seorang istri tidak lain dan tidak bukan adalah orang terdekatnya. Kadang seorang wanita yang mereka tolong, kadang sahabat terdekat mereka, kadang juga saudara atau bahkan sepupu sendiri yang jadi perebut suami.

Sudah banyak yang terjadi, tidak ada firasat apa-apa tapi seorang wanita tiba-tiba kehilangan pasangan hidupnya yang ternyata terjerat pada pesona dan rayuan wanita lain. Untungnya aku segera menyadari kesalahan suamiku sebelum segala sesuatu menjadi terlambat. Aku harus menyelamatkan keluargaku demi anak-anakku yang tetap ingin bahagia bersama orang tuanya.

Aku ingin menyelamatkan mereka.

*

Pukul 04.00 sore situasi dikonstruksi sudah mulai sepi, Aku sengaja memarkirkan mobilku tepat 20 meter dari jarak tempat itu. Saat aku melihat Niken meninggalkan tempat itu dengan mobilnya aku segera mengikutinya. Mengikutinya menyusuri Jalan hutan yang rindang dan sejuk, serta di sebelah kirinya ada danau yang terhampar luas dan memanjakan pemandangan mata.

Aku mengakui wanita itu cukup cerdas dan cemerlang dalam idenya, dia mendesain hotel yang cukup bagus dan memilihkan tempat yang nyaman bagi para pengunjung dan wisatawan di masa depan. Iya, dia memang pintar, aku mengakuinya.

Aku mengikutinya sejauh 8 KM dan tak lama kemudian mobil wanita itu berhenti, sebelum masuk ke jalan utama yang cukup ramai mobil itu berhenti. Wanita itu keluar tiba-tiba pintunya terbuka dan wanita itu keluar.

Dia datang ke mobilku dan mengetuk pintunya, aku menurunkan kaca dan wanita itu langsung melipat tangan di dada dengan senyum yang penuh kesombongan.

"Ada apa ya ... istri direktur pelaksana mengikutiku?"

Aku hanya tertawa mendengar dia begitu berani menantangku dan tidak ada sungkan-sungkannya sama sekali.

Aku mendorong pintu mobilku lalu keluar dari sana, si wanita itu masih melipat tangan di dada dengan senyum santainya.

"Aku senang berjumpa denganmu di tempat ini."

"Apa kau menguntitku?" tanyanya dengan alis naik sebelah.

Dengan senyum yang masih santai dan tanpa banyak bicara aku langsung meraih rambutnya mencengkeramnya dengan kuat lalu kuhantamkan kepalanya ke atas kap mobil.

Brak!

"Aaaah!" Mungkin teriakan wanita itu menggema ke seluruh hutan, aku tak peduli.

"Beraninya kau meremehkanku!"

Brak! Sekali lagi aku menghantam wajahnya ke kap mobilku. Wanita itu meronta dan berusaha memegangi pergelanganku tapi aku terlampau kuat dan sakit hati untuk membalaskan dendamku.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    96

    Diam diam tanpa kusadari Mas Farid berusaha menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Entah apa yang dirasakan olehnya terhadap wanita yang pernah dicintainya. Lelaki itu mungkin masih menyimpan rasa ataukah dia hanya prihatin tentang apa yang terjadi pada Niken."Mas, tidaklah kita semua menghendaki ini, tapi begitulah alur yang harus dijalani oleh Niken disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayo pergi," ajakku sambil menggenggam tangan suami. "Iya, ayo pergi.""Farid!" Saat kami akan melangkahkan kaki meninggalkan pengadilan tiba-tiba suara familiar itu memanggil kami. Siapa lagi yang akan memanggil seberani itu kalau bukan ibunya Niken. Aku dan suamiku membalikkan badan lalu melihat wanita bergamis coklat itu menatap ke arah mas Farid dengan tatapan tajam dan air mata yang membasahi wajahnya."Kau puas melihat anakku terpuruk dalam kehidupannya? Kau puas melakukan ini padanya kau lupa bahwa apa yang terjadi disebabkan oleh perbuatanmu? Harusnya kau pun dihukum!""Bu, saya minta ma

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    95

    Keesokan hari, Aku terkejut sekali karena pagi-pagi rumah kami sudah ramai, anak-anak mengumpulkan anggota keluarga inti dan mengundang beberapa orang lelaki yang tidak kukenali. Usut punya usut, ternyata mereka adalah petugas KUA dan saksi yang sudah diatur oleh Handi jauh-jauh hari sebelum mas Farid pulang ke rumah. "Papa dan mama bisa menikah hari ini.""Kok bisa? Kapan kamu mengurus berkas?""Aku mah lupa kalau aku ada direktur utama yang punya banyak staf dan mereka bisa lakukan apapun untukku?""Mengejutkan sekali," jawabku, "bahkan Mama belum menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.""Sudah Ma, aku sudah menyiapkan segalanya jadi Mama tinggal menikah saja."Dengan dibantu oleh sepupunya dia membawa mas Farid ke ruang tamu, anggota keluarga kami duduk mengitari karpet besar sementara penghulu sudah ada di tengah tengah kami, diikuti oleh ayahku yang bertindak sebagai wali dan dua orang saksi."Kek, Saya meminta ridho dan restu agar kakek ikhlas menikahkan mama dan papa lagi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    94

    "Aku nggak terima ini ... kalian pasti salah tangkap," desisnya sambil melotot ke arah polisi yang memegangi kedua tangannya. "Bawa saja dia Pak," balasku sambil membenahi posisi Mas Farid di ranjangnya.*Setelah ditangkapnya wanita itu aku dan anakku beserta mas Farid hanya terdiam, kami duduk di sofa dengan segala pemikiran masing-masing. Aku merenung sambil menopang lagu sementara Handi sibuk dengan ponselnya."Jadi, tahu dari mana kalau dia pelakunya?" tanya Mas Farid."Pemuda itu mengaku dia dibayar lima belas juta untuk menabrak Papa, tadinya dia akan kabur tapi ternyata kondisi komplek perumahan ramai karena kebetulan tetangga kita sedang mengadakan syukuran kehamilan istrinya.""Jadi Niken merencanakan untuk mencelakakanku?""Iya, Pa.""Kenapa bisa begitu ya....""Karena dia tidak terima ditinggal Papa.""Astaghfirullah." Mas Farid menggumam sambil mengusap wajahnya dengan keresahan yang terlihat begitu jelas di wajahnya. "Apa yang akan kita lakukan pada wanita itu, Pa?""L

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    93

    "Tidak Nyonya Saya tidak melakukan apapun. Saya sungguh tidak sengaja alih-alih mengerem mobil, saya malah panik dan tak sengaja menginjak pedal gas. Saya minta maaf Bu.""Apa kau mau dipenjara bertahun tahun penjara karena kelalaianmu berkendara?"Pemuda itu mendongak dan makin pucat ketakutan."Kudengar mobil itu adalah mobil sewa harian, aku juga dengar kalau kau berasal dari keluarga menengah ke bawah jadi dari manakah uang untuk menyewa mobil, apa yang kau lakukan dengan mobil, lalu sedang apa kau di komplek perumahan elit tempat tinggal para pengusaha! Apa yang kau lakukan?""Hanya jalan jalan, Bu.""Bukannya Ada petugas keamanan komplek yang akan menanyakan dan memeriksa pengunjung yang datang?""Saat itu security tidak ada, sayang iseng masuk ke perumahan karena saya dengar tempatnya sangat bagus, mewah, berkelas dan elit, tadinya saya mau bikin konten tapi ternyata saya tidak sengaja menabrak mobil suami ibu.""Jadi kau mengebut dalam berkendara sambil memegang ponsel? Maka

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    92

    "Mas Farid!" Aku terjatuh dalam pandangan mata yang sudah gelap dan berkunang kunang, melihat lelaki itu terakhir kali digotong oleh beberapa orang membuatku langsung lemas dan kehilangan kesadaran. *"Bu ... Bu, ibu dengar Bu?" Aku mencoba mengerjakan meski kelopak mata ini terasa begitu berat.Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi hingga aku tiba-tiba terkapar terbaring di kursi ruang tamu."Bu, Alhamdulillah ibu siuman," ujar Mbak Mina pembantuku."Iya, mana Bapak, Mbok?" Dalam keadaan yang masih pusing dan gemetar aku langsung bertanya tentang mas Farid."Sudah dibawa ke rumah sakit Bu.""Dibawa pakai ambulans atau mobil warga?""Mobil tetangga Bu.""Terus apa yang terjadi, Mbok." "Pengendara mobil hitamnya langsung diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi sementara mobilnya Tuan Farid sudah dibawa ke bengkel.""Kalau begitu, saya harus bersiap untuk melihat keadaan bapaknya anak-anak saya," balasku sambil berusaha bangkit, kepalaku masih pusing tapi aku berusaha b

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    91

    Hanya tertawa diri ini setelah memperhatikan sikap Niken yang berusaha menghalalkan segala cara untuk kembali mendapatkan mas Farid.Secara psikologi pria-pria tidak suka dengan wanita semacam itu, karena hal demikian membuat mereka risih dan tidak nyaman. Terlalu dikejar dengan obsesi yang menakutkan membuat pria jadi semakin menjauh dan kebencian di dalam diri mereka akan semakin timbul.Harusnya Niken bersikap lebih bijak dan tenang jika dia memang ingin memenangkan hati Mas Farid, dia harus menunjukkan iktikad baik dan penyesalan mendalam jika ingin mendapatkan pengampunan, lalu pelan-pelan merayu Mas Farid agar kembali ke dalam pelukannya. Sayangnya, wanita itu tidak cukup bijak memperhitungkan langkah. "Aku tidak kuasa menahan rasa geli di hatiku melihat wanita itu tiba-tiba mengaku hamil," ujarku membuka percakapan pada lelaki yang wajahnya dalam keadaan tegang. Kabar tentang kehamilan tentu saja mengguncang pikiran seorang lelaki meski dia pura-pura acuh tak acuh."Jika dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status