Setiap hari dia memperlakukan diri ini seperti ratu, dia bilang satu satunya cinta di hatinya hanya aku. Dua puluh tahun lebih berumah tangga tak ada yang mencurigakan hingga aku mendapati pengkhianatan. Kupikir hanya aku di hatinya, ternyata di belakangku, wanita lain merintih rintih minta lagi.
Lihat lebih banyak**
Jangan mudah terlena pada suami yang selalu bersikap mesra dan manis. Siapa tahu, mereka menyembunyikan rasa bersalah dengan berusaha mengambil hati istrinya.Seperti suamiku, meski baik padaku diam-diam dia membuat seseorang merintih di dalam kantornya.**Sejak menikah dengan Mas Farid--bertahun tahun lalu-- hari-hariku terasa dipenuhi dengan berkah dan kebahagiaan, setiap hari seperti sebuah hadiah, merasa berkah diberikan suami yang baik serta penuh perhatian, ditambah kami dianugerahi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Mereka tumbuh cerdas dan selalu membawa kebanggaan tersendiri untuk orang tuanya.**Tepat dua puluh tahun anniversary pernikahan, ketika pagi ini aku berdiri di depan figura foto keluarga dengan tatapan bangga dan senyuman lebar di bibirku. Netra ini menatap lengkap pada foto berukuran cukup besar dan menjadi poin utama di ruang keluarga. Di gambar itu, ada aku dan suamiku yang duduk berdampingan dengan ekspresi penuh cinta dan saling genggam tangan sementara anak-anak kami berdiri di sekitar kami. Ada rasa bangga, bahagia, serta haru bahwa aku bertahan dan berhasil membersamai suami meniti perjalanan hidup yang tidak mudah sampai berada di titik yang sekarang, di mana kami telah mapan dan bahagia.Ingin kuucapkan selamat pada diriku sendiri yang telah berhasil jadi istri dan ibu yang setia, juga punya uang suami dan pemberinya semangat saat dia merasa lelah dan jatuh."Apa yang kau pandang?" Lelaki yang selalu santun dan mengucapkan kata-kata lembut itu menghampiriku, dia memelukku dari belakang lalu mengecup di bagian leher kiriku.Postur tubuhnya yang tinggi membuatku seperti boneka kecil di dalam pelukannya tatapan matanya yang selalu melelehkan serta senyum bibirnya yang tersungging hangat, membuatku jadi orang yang beruntung bisa mendapatkan tatapan itu setiap hari."Tidak ada.""Apa kau terpesona pada lelaki tua yang ada di foto itu. Kontras dengan pasangannya yang cantik, bagiku, kau seperti seorang Dewi sementara aku hanya kurcaci yang beruntung," bisiknya."Jangan menggoda begitu." Aku membalikan badan dan menatap matanya sementara dia semakin erat merangkul pinggangku."Aku tidak pernah berhenti mengutarakan cinta karena itulah yang kurasakan setiap kali menatap matamu, aku selalu jatuh cinta, lagi dan lagi."Aku tersipu, hatiku berbunga seperti pucuk yang hendak mekar kemudian dibasahi oleh embun pagi serta gerimis yang lembut, hatiku dilanda cinta yang bergelombang untuknya, untuk suamiku seorang."Pagi-pagi sudah menggoda," ujarku sambil mencubit pinggangnya."Ini adalah waktu yang tepat untuk memulai hari dan mengungkapkan perasaan yang tersimpan. Siapa tahu aku tidak akan bisa mengungkapkan lagi ucapnya sambil mengecap bibirku.Hariku selalu seperti ini, dihujani oleh cinta, kasih sayang dan sapaan yang lembut darinya. Kadang timbul dalam hati keserakahan tersendiri--karena merasa begitu mencintai-- bahwa hanya aku yang boleh memilikinya dan semoga perlakuan manis ini tidak dilakukan pada orang lain.Selalu kutepis ide-ide gila yang kadang terlintas di benakku, anggapan bahwa di luar sana mas Farid akan iseng-iseng ... Tidak! Kamu bagi bibir ini untuk menyebut kata-kata haram itu! Aneh rasanya, meresapi sebuah perasaan aneh yang kadang membuatku tergelitik sendiri. Mana mungkin Mas Farid akan berselingkuh dari istri yang sangat dia cintai. Tidak akan, tidak mungkin.Berulang kali kuucapkan puji syukur kepada Tuhan karena aku adalah istri yang beruntung di dunia mendapatkan dirinya lelaki yang bertanggung jawab lagi penuh cinta padaku.***Pukul 03.00 sore suamiku pulang dari kantornya, dia yang menjabat sebagai direktur eksekutif perencanaan perusahaan nampak sedikit lelah, tapi saat berpapasan dengan ibu lelaki itu selalu tersenyum."Apa kau ikut di pesta nanti malam?""Pesta apa?" Aku yang sedang merangkai bunga bertanya padanya."Pesta tahunan merayakan keberhasilan dan pencapaian kantor.""Aku rasa aku tidak perlu ikut.""Kenapa?""Setiap tahun aku ikut jadi orang-orang akan bosan melihatku," jawabku sambil tertawa."Aku tidak akan pergi tanpa dirimu," ujarnya sambil mendekat, mengangkat bahuku lalu menatapku dengan pandangan mata yang sulit ku gambarkan. Yang jelas itu melelehkan hatiku."Aku tidak pernah bosan untuk menggandengmu karena kau wanita terbaik dalam hidupku.""Aku sudah tua, wajahku keriput dan kulitku sudah tidak secemerlang dulu.""Itulah sisi eksotis dirimu," balasnya berbisik.Kami nyaris saling berciuman andai putra kami tak segera datang."Cie cie ... ayah bunda selalu bikin kami baper," ujar Fikri anak sulung kami."Iya, kak, kayak dunia punya mereka," balas Cindy adiknya."Hei, ayolah, jangan mengganggu suasana indah antara ayah dan bunda, "ujar suamiku balik menggoda anak-anaknya.Putra putriku yang baru pulang les itu lalu beranjak ke kamar mereka sambil berseloroh tentang ayah mereka yang bucin, sementara aku melanjutkan merangkai bunga mawar dan lili untuk kuletakkan di meja ruang tamu.**Malam hari.Kupatut diriku di cermin, menatap diri yang memakai gaun merah dengan rambut di gerai dan anting berlian. Suamiku datang dari latar belakang dan langsung melingkarkan tangannya di pinggangku lalu mengecup pipi ini dari kiri."Kau yang terbaik, aku tak bisa bayangkan bagaimana jadinya aku tanpa dirimu.""Kau berlebihan.""Aku bersumpah," tenggorokannya sendiri aku tertawa sementara Dia segera mengajakku pergi.##Saat tiba di lokasi acara petugas parkir mengambil alih mobil dari depan lebih utama, aku dan suami berjalan masuk jemari tangan kami saling bertautan di mana ia tidak pernah alpa melakukan itu selama puluhan tahun. Selalu, saat kami berada di luar rumah, aku harus berjalan di sekitarnya, memegang tangannya, dan aku tidak boleh lepas dari tatapannya.**Tiba saat acara dibuka suamiku yang merupakan pejabat penting di kantornya disuruh untuk memberikan sambutan dan memberikan presentasi nilai keberhasilan mereka di tahun ini.Sekilas suamiku naik ke panggung, lelaki yang sudah mengenakan tuksedo hitam dan dasi kupu-kupu, serta tatanan rambut yang dibuat sangat rapi membuatnya nampak tampak seperti James Bond. Aku terpesona."... Keberhasilan dan pencapaian kita tahun ini tidak luput dari keberhasilan yang dikerjakan oleh seorang pegawai kami yang cemerlang. Dia arsitek yang hebat, dan hasil karyanya sudah dipuji oleh sejumlah klien kami dalam proyek besar. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Nona Niken Alisia."Tepuk tangan menggemuru di seluruh ruangan, sementara wanita yang disebut itu nampak naik ke panggung, dia begitu anggun dengan gaun berwarna ungu yang belahan kakinya cukup naik hingga ke paha, rambutnya nampak indah, wajahnya cantik dan bibirnya sensual, dia naik, menerima ucapan selamat lalu bersalaman dan melakukan cipikan-cipiki dengan suamiku.Mas Farid nampak bangga berdiri di samping wanita itu dan menyentuh belakang punggungnya dengan hormat."Saya juga berterima kasih untuk mentor saya Tuan Farid Arisandi, tanpa beliau Saya tidak akan bisa menciptakan bangunan yang kokoh dan dihargai, terima kasih Tuan Farid," ujarnya sambil membungkuk penuh hormat.Suamiku menyambutnya dengan senyum bangga.Entah kenapa di antara riuhnya tepuk tangan hanya aku satu-satunya yang merasa ada yang aneh. Entar aku terlalu overthinking ataukah ini memang firasat. Entah kenapa aku merasa wanita itu terlalu akrab pada suamiku.Terbukti, setelah acara sambutan suamiku langsung berbaur dengan teman-temannya dan mengajak wanita itu turut serta, dia memperkenalkannya kepada beberapa kolega dengan bangga. Wanita itu juga menatap suamiku dengan tatapan penuh makna, mereka bertukar pandangan mata dengan gesture yang mencurigakanSuamiku sibuk memperkenalkan wanita itu sementara aku terabaikan di sudut lokasi pesta.Untungnya aku punya beberapa orang yang kukenal sehingga aku agak teralihkan dengan obrolan dan sedikit cemilan. Tak terasa suasana pesta serta kemeriahan yang membuatku lupa sejenak dengan keberadaan suamiku. Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam saat aku mencarinya untuk mengajaknya pulang.Entah kenapa, aku tidak menemukan ya di lobby utama kantor berlantai 5 itu. Lobby yang sudah disulap dan di dekorasi menjadi tempat acara perayaan. Karena aku tahu dia suka menyendiri untuk mencari inspirasi maka aku naik ke lantai dua untuk memeriksa Apakah dia ada di kantornya atau tidak.Aku berjalan perlahan, sementara lampu-lampu koridor memberikan cahaya temaram. Dari kejauhan, dari balikpanel kaca yang diberi garis-garis berwarna putih aku melihat siluet Wanita bergaun ungu sedang bersama dengan seorang pria berjas hitam.Hatiku bergemuruh bukan main, aku berdebar dengan firasat bahwa itu mungkin adalah suamiku. Saat jarak semakin dekat aku sengaja memelankan langkahku, aku bersembunyi dari balik pintu lalu pelan-pelan itu.Suara rintihan terdengar dengan intens, suara desa*** dan lenguhan seakan mereka menikmati sesuatu.Ya, saat aku benar-benar bisa melihat mereka aku terbelalak, mulutku terbuka tapi suaraku, bola mataku nyaris lepas dari rongga mata.Astaghfirullah, tungkaiku nyaris lepas mereka sedang memadu asmara di meja kerja dalam posisi berdiri, si wanita menyadarkan tangannya di meja sementara Mas Farid ada di belakangnya. Lelaki itu sangat menikmati permainannya, menikmati ritme percintaan hingga matanya terpejam. Wanita jalang itu juga mengimbangi suamiku, dia merintih, melenguh, minta ampun dan minta lagi. Mereka bermain dengan ganas sampai wajah dan pakaiannya berantakan."Ayo Mas, lagi Mas!"Ah, menjijikkan!Beberapa detik aku menatap permainan laknat mereka, tiba-tiba wanita bernama Niken itu memergoki diriku memandangi mereka. Kami saling bertatapan, saling memandang dengan tegang. Herannya dia tidak terkejut sama sekali, dia malah tersenyum, tersenyum dengan tarikan bibir yang naik sebelah seakan-akan ia sedang mengejekku, dia melecehkanku.Diam diam tanpa kusadari Mas Farid berusaha menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Entah apa yang dirasakan olehnya terhadap wanita yang pernah dicintainya. Lelaki itu mungkin masih menyimpan rasa ataukah dia hanya prihatin tentang apa yang terjadi pada Niken."Mas, tidaklah kita semua menghendaki ini, tapi begitulah alur yang harus dijalani oleh Niken disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayo pergi," ajakku sambil menggenggam tangan suami. "Iya, ayo pergi.""Farid!" Saat kami akan melangkahkan kaki meninggalkan pengadilan tiba-tiba suara familiar itu memanggil kami. Siapa lagi yang akan memanggil seberani itu kalau bukan ibunya Niken. Aku dan suamiku membalikkan badan lalu melihat wanita bergamis coklat itu menatap ke arah mas Farid dengan tatapan tajam dan air mata yang membasahi wajahnya."Kau puas melihat anakku terpuruk dalam kehidupannya? Kau puas melakukan ini padanya kau lupa bahwa apa yang terjadi disebabkan oleh perbuatanmu? Harusnya kau pun dihukum!""Bu, saya minta ma
Keesokan hari, Aku terkejut sekali karena pagi-pagi rumah kami sudah ramai, anak-anak mengumpulkan anggota keluarga inti dan mengundang beberapa orang lelaki yang tidak kukenali. Usut punya usut, ternyata mereka adalah petugas KUA dan saksi yang sudah diatur oleh Handi jauh-jauh hari sebelum mas Farid pulang ke rumah. "Papa dan mama bisa menikah hari ini.""Kok bisa? Kapan kamu mengurus berkas?""Aku mah lupa kalau aku ada direktur utama yang punya banyak staf dan mereka bisa lakukan apapun untukku?""Mengejutkan sekali," jawabku, "bahkan Mama belum menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.""Sudah Ma, aku sudah menyiapkan segalanya jadi Mama tinggal menikah saja."Dengan dibantu oleh sepupunya dia membawa mas Farid ke ruang tamu, anggota keluarga kami duduk mengitari karpet besar sementara penghulu sudah ada di tengah tengah kami, diikuti oleh ayahku yang bertindak sebagai wali dan dua orang saksi."Kek, Saya meminta ridho dan restu agar kakek ikhlas menikahkan mama dan papa lagi
"Aku nggak terima ini ... kalian pasti salah tangkap," desisnya sambil melotot ke arah polisi yang memegangi kedua tangannya. "Bawa saja dia Pak," balasku sambil membenahi posisi Mas Farid di ranjangnya.*Setelah ditangkapnya wanita itu aku dan anakku beserta mas Farid hanya terdiam, kami duduk di sofa dengan segala pemikiran masing-masing. Aku merenung sambil menopang lagu sementara Handi sibuk dengan ponselnya."Jadi, tahu dari mana kalau dia pelakunya?" tanya Mas Farid."Pemuda itu mengaku dia dibayar lima belas juta untuk menabrak Papa, tadinya dia akan kabur tapi ternyata kondisi komplek perumahan ramai karena kebetulan tetangga kita sedang mengadakan syukuran kehamilan istrinya.""Jadi Niken merencanakan untuk mencelakakanku?""Iya, Pa.""Kenapa bisa begitu ya....""Karena dia tidak terima ditinggal Papa.""Astaghfirullah." Mas Farid menggumam sambil mengusap wajahnya dengan keresahan yang terlihat begitu jelas di wajahnya. "Apa yang akan kita lakukan pada wanita itu, Pa?""L
"Tidak Nyonya Saya tidak melakukan apapun. Saya sungguh tidak sengaja alih-alih mengerem mobil, saya malah panik dan tak sengaja menginjak pedal gas. Saya minta maaf Bu.""Apa kau mau dipenjara bertahun tahun penjara karena kelalaianmu berkendara?"Pemuda itu mendongak dan makin pucat ketakutan."Kudengar mobil itu adalah mobil sewa harian, aku juga dengar kalau kau berasal dari keluarga menengah ke bawah jadi dari manakah uang untuk menyewa mobil, apa yang kau lakukan dengan mobil, lalu sedang apa kau di komplek perumahan elit tempat tinggal para pengusaha! Apa yang kau lakukan?""Hanya jalan jalan, Bu.""Bukannya Ada petugas keamanan komplek yang akan menanyakan dan memeriksa pengunjung yang datang?""Saat itu security tidak ada, sayang iseng masuk ke perumahan karena saya dengar tempatnya sangat bagus, mewah, berkelas dan elit, tadinya saya mau bikin konten tapi ternyata saya tidak sengaja menabrak mobil suami ibu.""Jadi kau mengebut dalam berkendara sambil memegang ponsel? Maka
"Mas Farid!" Aku terjatuh dalam pandangan mata yang sudah gelap dan berkunang kunang, melihat lelaki itu terakhir kali digotong oleh beberapa orang membuatku langsung lemas dan kehilangan kesadaran. *"Bu ... Bu, ibu dengar Bu?" Aku mencoba mengerjakan meski kelopak mata ini terasa begitu berat.Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi hingga aku tiba-tiba terkapar terbaring di kursi ruang tamu."Bu, Alhamdulillah ibu siuman," ujar Mbak Mina pembantuku."Iya, mana Bapak, Mbok?" Dalam keadaan yang masih pusing dan gemetar aku langsung bertanya tentang mas Farid."Sudah dibawa ke rumah sakit Bu.""Dibawa pakai ambulans atau mobil warga?""Mobil tetangga Bu.""Terus apa yang terjadi, Mbok." "Pengendara mobil hitamnya langsung diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi sementara mobilnya Tuan Farid sudah dibawa ke bengkel.""Kalau begitu, saya harus bersiap untuk melihat keadaan bapaknya anak-anak saya," balasku sambil berusaha bangkit, kepalaku masih pusing tapi aku berusaha b
Hanya tertawa diri ini setelah memperhatikan sikap Niken yang berusaha menghalalkan segala cara untuk kembali mendapatkan mas Farid.Secara psikologi pria-pria tidak suka dengan wanita semacam itu, karena hal demikian membuat mereka risih dan tidak nyaman. Terlalu dikejar dengan obsesi yang menakutkan membuat pria jadi semakin menjauh dan kebencian di dalam diri mereka akan semakin timbul.Harusnya Niken bersikap lebih bijak dan tenang jika dia memang ingin memenangkan hati Mas Farid, dia harus menunjukkan iktikad baik dan penyesalan mendalam jika ingin mendapatkan pengampunan, lalu pelan-pelan merayu Mas Farid agar kembali ke dalam pelukannya. Sayangnya, wanita itu tidak cukup bijak memperhitungkan langkah. "Aku tidak kuasa menahan rasa geli di hatiku melihat wanita itu tiba-tiba mengaku hamil," ujarku membuka percakapan pada lelaki yang wajahnya dalam keadaan tegang. Kabar tentang kehamilan tentu saja mengguncang pikiran seorang lelaki meski dia pura-pura acuh tak acuh."Jika dia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen