Share

Perempuan yang sangat menarik

Malam tiba..

Paman mengadakan perjamuan makan malam untuk semua anggota Arkansas dalam menyambut kepulangan Nathan, perjamuan tersebut di adakan di kediaman paman sendiri.

3 tahun sudah berlalu sejak kepergian Nathan ke LA karna mengurus suatu urusan penting.

Jika bertanya tentang perasaan, Rose tidak tahu bagaimana perasaannya pada Nathan. Dia baik dan super perhatian, tapi bagi Rose, Nathan sudah seperti kakaknya.

Malam itu pukul 6.30, satu jam setengah sebelum acara makan malam berlangsung, Rose terbangun dari tidurnya. Ia menatap jam dinding, kemudian beranjak dan pergi ke kamar mandi.

Sebelumnya paman sudah mengatakan akan mengirim Four untuk menjemputnya 30 menit sebelum acara dimulai.

"Huuuuh." Rose menghela nafas kasar sembari bercermin. Wajah yang kurang terurus karna sibuk menyelesaikan misi, untung memiliki body yang mendukung.

Rose keluar dari kamar mandi kemudian bersiap diri. Sekalipun belum pernah, anggota Arkansas melihatnya berdandan ataupun memakai pakaian feminim. Dia sempat berpikir, haruskah memberi mereka sedikit kejutan?

Pintu lemari dibuka selebar - lebarnya, tapi yang terpampang hanya pakaian dengan warna selaras yaitu hitam.

"Mereka pasti bosan melihatku memakai pakaian hitam," gerutu Rose.

Namun tidak bisa dipungkiri, warna kesukaan Rose memang warna hitam. Dia mengambil satu gaun yang terlihat sederhana namun begitu menggoda dengan belahan di paha kirinya.

Dia berpikir kembali tentang gaun seksi itu "Pake sekali - kali mungkin boleh." batinnya.

Dia memilih gaun itu kemudian memakainya, setelah itu menata rapi rambutnya dan memakai lipstik berwarna peach. No make up, no touch up.

Setelah di rasa sudah siap, dia pun pergi. 

Kediaman paman Marco, waktu sudah menunjukan pukul 8 namun Rose tak kunjung datang.

"Rose masih belum datang? Apa terjadi sesuatu padanya?" tanya Nathan pada paman.

"Jangan khawatir, tidak akan terjadi sesuatu yang buruk karna aku sudah mengirim Four untuk menjemputnya."

"Emm.. Begitu kah? Sudah lama sekali, bagaimana penampakan Rose sekarang?" dia bergumam sembari menatap pintu masuk.

Paman melempar tatapan pada Nathan dan juga gadis yang duduk di sebelahnya. Tidak menyangka Nathan pulang membawa seorang gadis dan mengatakan akan menikahinya dalam waktu dekat ini.

Padahal dulu mengejar Rose, kalau Rose tahu, bagaimana kiranya reaksinya?

Pria bernama Twelve menghampiri paman "Paman, Rose sudah datang." ucapnya dengan nada pelan.

Paman langsung berdiri hendak menyambut Rose, diikuti oleh yang lainnya.

Krrek!

Pintu terbuka, Four masuk lebih dulu kemudian di susul Rose "Keponakanku sayang, kau datang sedikit terlambat." sambut paman.

"Paman maaf aku datang terlambat." ucapnya.

Nathan terpana, matanya tak berkedip melihat Rose didepannya "Rose, lama tidak berjumpa." sapa Nathan, menghampiri Rose dan memeluknya seperti saudara.

Tetiba pandangan Rose terhenti pada seorang gadis cantik dibelakang kak Nathan, dia memberikan senyuman manis sembari melambaikan tangan pada Rose.

"Rose, kau sudah dewasa sekarang. Tidak sia - sia aku kembali, walaupun sedikit tapi kau ada perubahan juga. Hehe." ucapnya sembari tersenyum ramah.

"Ah! Em . .. K-kak Nathan apa kabar?" tanyanya sembari mendorong lembut tubuh Nathan, tidak enak pada gadis dibelakang sana.

"Cukup baik. Rose, perkenalkan, dia Ellen, calon istriku."

"Hm?"

"H-hallo." tersenyum pada gadis itu.

"Apa barusan dia mengatakan calon istri? Wanita itu calon istrinya kak Nathan? Huh! Begitulah pria, dulu mengejar siapa, sekarang pulang bawa yang baru." batin Rose. 

"Karna Rose sudah datang, mari mulai makan malamnya." ajak paman.

"Ah ya. Semuanya, maaf membuat kalian menunggu lama." ucapnya, ia membungkuk meminta maaf.

Tak lama paman menghampirinya "Baiklah, ayo duduk. Malam ini untuk menyambut kepulangan Nathan, paman sudah siapkan makan malam yang sangat enak untuk kalian. Nikmatilah."

Paman menyiapkan tempat duduk untuk Rose didekat kak Nathan dan juga Ellen. Sayang sekali kak Lily tidak disini.

Makan malam pun berlangsung, tidak terlalu meriah mengingat Arkansas baru saja dilanda duka.

Ellen ini, dia sangat cantik dan feminim. Pandai berdandan dan berpakaian bagus, apalah Rose dibandingkan dengannya, tak heran kak Nathan bisa mencintainya.

"Ngomong - ngomong, Rose juga akan menikah lho." ucap paman membuat semua orang terkejut.

"Paman!" bisa - bisanya memberitahukannya pada mereka. Mendengar itu mereka langsung bergosip.

"Apa? Rose akan menikah?" mata kak Nathan membela bulat. "Ah! U-untunglah aku pulang tepat waktu, jadi bisa menghadiri pernikahan Rose." ia tergugup.

"Pernikahan karna misi, aku sudah menolaknya tapi paman memaksaku untuk menerimanya." Rose cemberut dengan kedua tangan dilipat didada.

"Ini misi penting, jadi paman percayakan padamu. Paman tahu Rose bisa menyelesaikannya, benar 'kan, Nathan?" melirik Nathan.

"Benar, Rose pasti bisa menyelesaikan misi itu." ucapnya sembari tersenyum lebar.

Tak berapa lama, ditengah keasyikan perbincangan itu, ponsel Rose berbunyi.

Kriiing! Kriiing!

Dia memeriksa siapakah yang menghubunginya dan mendapati nomor asing, "Ah kebetulan sekali." batinnya, mungkin bisa menggunakan alasan itu untuk pergi dari tempat membosankan itu.

"Siapa Rose?" tanya paman.

"Bos." ia beranjak.

"Paman aku baru ingat, ada yang harus aku kerjakan malam ini jadi tidak bisa lama - lama. Aku harus pergi, sampai jumpa." ucapnya kemudian berjalan pergi.

Nathan mengkerutkan dahinya, dia merasa kalau Rose sengaja ingin menghindar darinya. Padahal 3 tahun tidak bertemu, baru bertemu sebentar sudah mau pergi lagi.

Meski begitu Nathan memilih diam dibanding menahannya, tidak enak pada Ellen, calon istrinya.

"Ah anak itu, tidak sopan sekali. Kalian jangan terlalu memikirkannya, ayo nikmati malam ini." ucapnya, disambut seruan para bawahannya. 

Malam hari berjalan dipinggir jalan seorang diri, "apa yang ditakutkan? Aku ini Black Rose yang terkenal. Hmp!" ia menggerutu dalam hatinya.

Nathan ini benar - benar membuat Rose bad mood, padahal sudah ada calon istri, kenapa masih perhatian padanya segala. Sekarang harus kemana? Kembali ke kostan sangat membosankan.

Tiba - tiba..

"Aarrggh! Tidak!"

Suara teriakan seorang wanita mengejutkannya, asal suara sepertinya tidak jauh dari posisi Rose berada, Rose langsung mencarinya tahu.

Tap!

Langkahnya terhenti didepan sebuah gang, dilihatnya seorang gadis yang tengah dilecehkan seorang pria brandal.

"Nona, tolong aku, aku mohon." pinta gadis itu sambil mengulurkan tangan pada Rose.

Pria brandal itu memandang Rose dari bawah ke atas, dan sebaliknya secara berulang kali. Dia kemudian melepaskan tangannya dari gadis itu.

"Gadis cantik, apa mau bergabung? Aku pasti bisa memuaskan kalian." ucapnya dengan tatapan menjijikan.

Rose yang tadinya tidak peduli, mau wanita itu diperkosa ataupun dibunuh dia tidak peduli. Tapi setelah mendengar kalimat menjijikan itu, dia tentu tidak akan tinggal diam.

Dengan raut wajah datar Rose mendekati mereka. Pria itu tampak kegirangan dan memainkan tangannya, iler di ujung bibirnya tak henti menetes saat gadis cantik bertubuh molek mendekatinya.

"Ya benar, gadis cantik. Kemarilah, datang padaku."

"Kau memanggilku?" tanya Rose menunjuk dirinya, masih dengan ekspresi datar.

"Ya betul, aku memanggilmu. Kemari, duduk dipangkuan paman. Atau kau mau dibawah? Atau mau posisi doggy~"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tiga serangan saja sudah membuatnya terkapar tidak berdaya, Rose mendekati pria yang pingsan terlentang itu "Menjijikan!" setelahnya menginjak keras - keras bagian vital pria tersebut.

"Aaaaarghhhh!" teriaknya sangat keras.

Rose menghampiri gadis itu "Apa kau baik - baik saja? Pakai pakaianmu dan pulanglah."

"Hm. Terima kasih Nona. Terima kasih."

Rose menghela nafas kasar.

Sementara di pinggir jalan, terparkir sebuah mobil Lamborgini berwarna hitam. Setelah menyaksikan kejadian itu mobil kembali melaju.

"Hm.. Perempuan yang sangat menarik."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status