Home / Romansa / SAHAM 50 PERSEN / Nikah Dadakan

Share

Nikah Dadakan

Author: Rumi Cr
last update Last Updated: 2025-12-09 14:00:49

Devan membuat keputusan besar dalam hidupnya yakni menikahi Alinka. Pak Narendra terkejut saat putra sulungnya meminta restu. Namun, ketika mendengar sekilas tentang hal yang menimpa Alinka, beliau menjadi iba.

"Kadang kehadiran orang baru, bisa menyembuhkan luka, Nak. Papa mengenalmu, bagaimana kamu sangat bertanggungjawab dengan semua hal yang kamu putuskan. Semoga pernikahanmu dengan Alinka membawamu menemukan kebahagiaan dalam berumah tangga."

Devan tersenyum tipis menanggapi ucapan papanya. Kalau menurutkan keinginan hati, ia lebih memilih Nadia sebagai istrinya, karena hingga saat ini, perasaan cintanya masih untuk adik sahabatnya itu. Namun, keinginannya itu jelaslah tidak mungkin terjadi. Cintanya bertepuk sebelah tangan.

Alinka gadis baik, lemah lembut, dengan masalah yang dihadapi gadis itu, membuat Devan ingin melindunginya. "Cinta bisa tumbuh dengan berjalannya waktu. Yang pasti sangat halal dan dianjurkan untukmu mencintai Alinka saat kalian s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SAHAM 50 PERSEN    Dikabulkan

    "Apakah kamu belum nyaman, kalau aku berada di dekatmu, Dia? Kok, sepertinya setiap saat aku mesti mengingatkanmu bahwa kamu juga istriku. Kamu memiliki hak yang sama seperti Adelia.""Kamu tahu, Yan. Yang kutakutkan dalam hubungan kita bertiga. Aku merasa nyaman, dan akhirnya aku serakah. Kau pasti tidak lupa, sedekat apa kita, dulu ...."Dan, rasa nyaman yang dulu kurasakan, mulai aku rasakan kembali, Yan. Ketika kamu sering berkunjungiku. Kita pergi memeriksakan Twins selayaknya suami-istri pada umumnya."Tapi, aku selalu mengingatkan hatiku. Kamu adalah milik Adelia. Kalian pasangan suami-istri yang sebenarnya. Hadirku hanya pelengkap, dan itu pun, sekarang tak lagi. Alasanku masuk dalam rumah tangga kalian, karena Twins. Sekarang yang menjadi alasan sudah tidak ada lagi.""Baby Rai dan baby Yan bisa menjadi alasan untuk kita tetap bersama, Dia. Kita berikan keluarga yang utuh pada mereka berdua.""Maafkan aku, Yan. Saat aku memintamu

  • SAHAM 50 PERSEN    Yang Kutakutkan

    Diskusi malam di rumah orang tuanya, langsung ditindaklanjuti oleh Bryan keesokan harinya. Berdua Nadia, ia bertandang ke kantor Pak Ilham, pengacara keluarga Narendra. Tentunya Pak Narendra sudah mendiskusikan via telepon maksud kedatangan putra bungsunya ke kantor pengacara handal tersebut.“Baik, Mas Bryan, Mbak Nadia,” ucap Pak Ilham tenang sembari membetulkan kacamata yang bertengger di ujung hidungnya. “Kita nanti akan mengajukan permohonan penetapan anak. Ini, sesuai jalur hukum yang tepat. Mengingat almarhumah Mbak Septi tidak memiliki suami sah, dan identitas ayah biologis bayi-bayi ini tidak diketahui.”Nadia menyimak saksama, sesekali ia melirik ke arah suaminya yang terlihat serius menyimak penjelasan pengacara keluarganya itu. "Apa saja yang perlu kami siapkan, Pak?” tanya Bryan kemudian.“Pertama, surat keterangan kematian Mbak Septi,” jawab Pak Ilham, menunjuk daftar di laptop. “Kedua, surat keterangan dari kelurahan yang menyatakan bahwa ke

  • SAHAM 50 PERSEN    Ini, Takdir ...

    Mati-matian Nadia menahan air matanya yang nyaris tumpah. Sekali lagi, terlintas kenangan saat ia menatap Twins dalam tampilan 4 dimensi ketika pemeriksaan terakhirnya 2 minggu yang lalu.Alinka menggenggam tangan Nadia, seolah paham isi hatinya. Ia pun tahu betapa luka kehilangan bisa menggores dalam. “Bagaimana kabar Raihan dan Rayyan?” tanya Alinka, mengalihkan pembicaraan.“Hari ini, aku telah sempurna sebagai ibu susu untuk mereka berdua, Alin. Sebenarnya kami belum sempat kemari karena selama sepekan ini, konsultasi dengan dokter supaya aku bisa menyusui Raihan dan Rayyan.""Masyaallah, Nay ...."Nadia mengangguk pelan. “Alhamdulillah. Berkat dukungan dokter dan proses induksi laktasi, aku bisa memberi ASI pada baby Rai dan baby Yan. Rasanya seperti mendapat keajaiban.”Alinka tersenyum hangat. “Ini takdir, Nay. Dua malaikat kecil itu, kehilangan Septi, ibu yang mengandungnya. Dan kau, hadir sebagai pengganti ibu mereka." Alinka per

  • SAHAM 50 PERSEN    Muara

    Selepas salat Maghrib, Bryan sudah bersiap menemani Nadia berkunjung ke rumah Devan dan Alinka, sebagaimana janji Nadia pada Alinka sore tadi. Mereka berdua datang khusus untuk melihat keponakan Bryan, cucu perempuan pertama keluarga Narendra. Yang kehadirannya tentu menjadi pelipur lara, atas kembalinya Twins ke haribaan Illahi.Bryan memarkirkan mobil di depan rumah mewah kakaknya, rumah bergaya modern yang dipercantik taman bunga dan ayunan di depan teras. Ada gasebo di dekat air terjun buatan yang nampak cantik oleh cahaya kekuningan dari lampu taman yang dipasang di sepanjang pagar samping rumah.Begitu pintu terbuka, aroma bedak bayi bercampur wangi minyak telon menyambut mereka, menyiratkan kebahagiaan hadirnya princes Devan Narendra dalam istana kakak ipar Nadia tersebut.Devan berdiri di ambang pintu dengan senyum lebar. “Akhirnya kalian datang!” serunya sambil memeluk Bryan. Pria itu, menoleh ke Nadia dengan ekspresi lembut. “Bagaimana kabarmu, N

  • SAHAM 50 PERSEN    Anak Kita

    Nadia segera berkonsultasi dengan dokter kandungannya. Ia menjelaskan niatnya untuk menyusui Raihan dan Rayyan melalui prosedur induksi laktasi. Dokter menjelaskan dengan detail prosedurnya, mengingat Nadia baru saja mengalami persalinan, tubuhnya masih merespons hormon menyusui, yang akan menjadi keuntungan besar dalam proses ini. Ini adalah peluang langka yang tidak dimiliki oleh setiap wanita yang ingin menginduksi laktasi.Dengan dukungan medis yang intensif, resep obat, suplemen, dan bimbingan ahli laktasi serta praktik relaktasi yang gigih, tubuh Nadia mulai kembali menghasilkan ASI. Lima hari pertama menjadi perjalanan emosional dan fisik yang melelahkan. Ia harus memompa ASI setiap dua jam, bahkan di malam hari, demi menstimulasi produksi. Teknik skin-to-skin dengan Raihan dan Rayyan menjadi rutinitas wajib, di mana ia akan memeluk mereka erat ke dadanya, merasakan kehangatan tubuh mereka, dan berharap sentuhan itu bisa memicu hormon oksitosin.Pelukan panj

  • SAHAM 50 PERSEN    Baby Rai–Baby Yan

    Tiga hari setelah dinyatakan kondisinya stabil, dokter memperbolehkan Nadia pulang. Sebagai istri kedua Bryan, sudah sewajarnya ia kembali ke rumah Narendra. Namun, hatinya bersikeras kembali ke rumahnya sendiri, ia teringat kedua putra Septi, Raihan dan Rayyan, yang kini menjadi anak angkatnya.Di kamar VVIP di mana Nadia dirawat, nampak Bryan adu pendapat mengenai rencana istrinya ingin tinggal di rumahnya saat ini. Bryan yang duduk di sofa, menatap penuh kekhawatiran pada Nadia. Rasa yang tak bisa disembunyikan, karena tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada wanitanya itu. “Aku ingin tinggal di rumahku, Yan,” ucap Nadia pelan, suaranya masih sedikit serak. “Nanti barangku biar diambil Mas Sharman. Kamu bisa tenang kembali ke Malang untuk mendampingi Adelia.”Bryan menggeleng, sorot matanya sendu menatap wanita yang sangat ia cintai. “Aku akan menemanimu sampai kesehatanmu pulih, Dia.”Nadia tersenyum tipis. “Aku sudah pulih, Yan. Pulanglah ke Malang, Adelia lebih butuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status