Seorang laki-laki dengan bahasa tubuhnya yang lemah gemulai dan feminim, terlihat histeris saat melihat seorang wanita masuk ke dalam salon miliknya.
"Hai, Yura? Apa kabar? Sudah lama kamu tidak mampir? Hm, mentang-mentang sudah menjadi selebriti ngetop, somse deh," sapa Min Ho, alias Mimi. Dia termasuk salah satu Hair Stylish yang cukup populer di kalangan aktris dan aktor di Industri hiburan Korea. Bahkan salonnya sudah masuk ke dalam daftar lima salon terbesar di Korea.
Mimi terlihat begitu sumringah menyambut kedatangan Yura.
"Hari ini aku merasa sangat baik. Coba lihat, aku baru saja selesai berbelanja. Nanti malam, aku ada kencan spesial," bisik Yura. Dia tersenyum lebar. Mimi memperhatikan seluruh belanjaan Yura. Banyak sekali memang.
Lalu pandangan Mimi mulai jatuh pada sosok Yura. Sepanjang sejarahnya dia mengenal sosok Yura, Yura itu termasuk dalam salah satu daftar aktris korea yang di bilang sedikit nyeleneh untuk selera fashionnya. Dan dia bukan tipikal wanita yang suka berbelanja seperti wanita-wanita kebanyakan. Yura itu sedikit tomboy. Dia tidak begitu suka memakai rok mini jika bepergian. Dia lebih suka memakai celana jeans sobek serta kaus-kaus model longgar yang melebar bahkan melorot di bagian lingkaran lehernya. Yura itu sepertinya tidak terlalu mementingkan masalah penampilannya di luar. Dia itu cuek. Meski dia tetap harus menjalani perawatan kecantikan, tapi Yura tak pernah mau mengikuti saran Mimi untuk mulai mengubah penampilannya di luar lokasi syuting. Yura bilang, dia hanya mencoba menjadi dirinya sendiri. Itu saja.
"Rambut barumu aneh, Min Ho," ucap Yura cuek. Dia menjatuhkan dirinya ke salah satu kursi empuk yang langsung menghadapkan dirinya pada sebuah kaca besar yang menempel di dinding ruangan.
"Astaga, Yura, sudah berapa kali aku bilang, jangan panggil nama asliku! Namaku Mimi." Mimi terlihat cemberut saat rambut barunya di komentari oleh Yura. Dia bercermin sambil terus memperhatikan model rambut pirang barunya yang bergaya keriting pendek. Gaya rambut yang kini menjadi salah satu trademark di korea. Model rambut dengan ukuran keriting yang kecil yang bisa membuat penampilannya terkesan sedikit messy tapi chic. Mimi sangat suka dengan gaya rambut barunya itu. Yura saja yang tidak mengerti mode. Huh!
"Aku butuh bantuanmu Mimi," Yura terlihat mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Lalu dia memperlihatkan sebuah foto pada Mimi.
"Aku ingin kamu merubah model rambutku persis seperti wanita di foto ini. Harus persis sama." jelas Yura lagi. Lalu dia memperlihatkan beberapa foto yang lainnya.
"Di foto itu kamu terlihat lebih manis dan lebih elegan. Seperti seorang wanita terhormat. Sangat bertolak belakang dengan gaya aslimu, apalagi sifatmu," celetuk Mimi. Dia tertawa.
Yura berdecak kesal. Lihatlah, bahkan di saat orang lain tidak tahu kalau foto itu adalah foto saudara kembarnya tapi sepertinya daya tarik seorang Katrina memang sangat hebat, bahkan hanya dengan melihat fotonya saja orang-orang itu bisa tahu kalau dia adalah seorang wanita baik-baik.
Wanita terhormat?
Cih!
Apa hebatnya dia?
Yura terus menggerutu dalam hati.
"Ya sudah, ayo cuci rambutmu dulu," perintah Mimi kemudian. Mimi meminta salah satu pegawainya untuk mencucikan rambut Yura. Kini, Mimi duduk di kursi di sebelah kursi yang Yura duduki tadi. Dia kembali mengamati foto di dalam ponsel Yura.
Sepertinya Yura baru saja mendapat pemeran tokoh baik dalam film barunya. Makanya dia ingin merubah penampilannya menjadi sama persis dalam foto itu.
Meski perbedaannya terlihat sangat mencolok, antara Yura yang asli dengan Yura yang ada di foto ini. Sepertinya foto ini tidak mencerminkan sosok Yura sedikitpun.
Ah entahlah, tidak usah berfikir aneh-aneh, Mimi! Jelas-jelas di foto itu adalah Yura. Tidak mungkin orang lainkan? Bantah Mimi, membatin.
Dia pun mengenyahkan semua pikiran-pikiran negatifnya.
Rambut Yura sudah selesai di cuci. Mimi pun memulai pekerjaannya. Mimi turun tangan langsung untuk merubah model dan warna rambut Yura.
Yura masih melakukan aktivitasnya di salon saat tiba-tiba ponselnya berdering.
Seo Jun memanggil...
Yura melotot tak percaya. Dia menelan salivanya sendiri. Setelah sekian lama Seo Jun tidak mengabarinya, lalu untuk apa kini dia menelepon?
Yura tidak mau ambil resiko. Dia menonaktifkan ponselnya saat itu juga. Malam ini dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun, termasuk Seo Jun.
Yura sendiri tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan dalam hatinya sekarang.
Seo Jun, Min Hyuk dan Reyhan.
Ke tiga laki-laki itu jelas ada di dalam hatinya sekarang.
Dan Yura tahu persis siapa diantara ke tiganya yang lebih mendominasi. Hanya saja Yura terus mencoba untuk mengingkarinya.
Yura hanya tidak ingin kecewa. Yura hanya ingin bersenang-senang dan menikmati hidupnya saat ini. Dan apapun hal yang bisa membuatnya bahagia akan dia lakukan.
Yang Yura tahu, saat ini dirinya bahagia ketika bersama Reyhan. Hatinya berdebar ketika dia berada di dekat Reyhan. Reyhan itu satu-satunya laki-laki yang sangat sulit dia taklukan. Membuatnya penasaran. Sampai dia merasa dirinya hampir gila karena laki-laki itu.
Yura jadi kembali membayangkan kejadian semalam di apartemen Reyhan.
Saat dia bisa menikmati wajah laki-laki itu dengan sangat lama. Saat dia bisa membelai tubuh laki-laki itu yang bahkan sudah hampir dibuatnya tanpa busana. Yura sangat menyukai aroma tubuh Reyhan. Yura merasa bulu kuduknya berdesir. Dia mulai horny jika sudah membayangkan Reyhan. Bahkan dia baru sadar kalau ternyata Reyhan itu jauh lebih tampan dari Min Hyuk.
Yura jadi tidak sabar menunggu malam tiba. Di mana dirinya akan bersenang-senang bersama Reyhan. Dan di waktu yang bersamaan, Katrina akan datang memergoki mereka. Sungguh kebetulan yang sangat menakjubkan.
Yura sudah mengatur semuanya dengan sempurna.
Nyatanya menjadi seorang sutradara itu sangat mudah. Yura seperti sedang menjalani peran ganda dalam film produksinya sendiri.
Menjadi aktris sekaligus sutradaranya.
Pasti adegan yang terjadi malam nanti itu adalah adegan yang paling di tunggu-tunggu oleh para penontonnya.
Adegan di saat, seorang istri memergoki sendiri suaminya yang sedang berselingkuh.
Pasti akan sangat seru!
Yura jadi teringat dengan percakapannya dengan Katrina di telepon tadi pagi.
*
"Siapa kamu? Dan apa maksud semua foto-foto yang kamu kirimkan padaku?" tanya Katrina di telepon.
"Aku Yura, kita sudah pernah berkenalankan sebelumnya? Maaf ya, tadi aku tidak sengaja salah kirim. Aku pikir aku mengirimnya ke nomor Reyhan, tau-taunya bukan," Yura tersenyum jahat. Dia kembali berakting. Meski aktingnya kali ini terlihat sangat di buat-buat.
"Wanita licik! Jangan ganggu suamiku lagi! Kamu pikir aku bodoh? Jelas-jelas dalam foto itu suamiku sedang tidak sadarkan diri. Kamu pasti yang menjebaknya?"
Yura kembali tertawa.
"Reyhan hanya kelelahan. Jadi dia tertidur duluan. Suamimu itu sangat tangguh di atas ranjang. Semalam, dia sendiri yang membookingku. Bahkan dengan harga yang sangat fantastis. Tapi sebenarnya, Reyhan tidak perlu sampai harus melakukan itu hanya untuk bisa tidur denganku. Seandainya dia tahu aku rela memberikan harga cuma-cuma untuk laki-laki seperti dia. Dan kamu mau tahu, apa yang membuat Reyhan itu tertarik padaku? Bahkan saat pertama kali dia bertemu denganku!"
Katrina tidak menjawab dan Yura semakin dibuatnya senang.
"Karena Reyhan bilang, wajahku sangat mirip dengan wajahmu. Jadi setiap kali melihatku, dia jadi seperti melihatmu."
"Wanita sinting! Kamu pikir aku percaya dengan bualanmu?"
"Makanya datang kesini supaya kamu percaya."
"Astagfirullah," bisik Katrina pelan.
"Bagaimana? Mau datang atau tidak? Aku akan memberikan alamat apartemen Reyhan. Bahkan Reyhan selalu saja menggangguku setiap malam. Malam nanti Reyhan mengajakku untuk dinner di apartemennya. Lalu kami akan bersenang-senang lagi setelah itu. Ah, yasudahlah, aku masih ada pekerjaan. Sampai bertemu nanti malam, Bye..."
Klik!
Teleponpun di putus.
*****
"Oh my gosh, Yura? Kamu terlihat berbeda sekali? Kamu lebih anggun dan lebih cute dengan model rambut barumu itu, kita harus selfie dulu sekarang," Mimi terlihat antusias untuk mengambil gambar bersama Yura. Dia akan langsung menpostingnya di akun instagramnya.
Yura dan Mimi terlihat mengambil beberapa pose sebelum akhirnya Yura berniat untuk pamit.
"Baiklah, terima kasih banyak Mimi. Aku harus pergi sekarang, Soo A, ayo kita pergi bawakan semua barang belanjaanku." perintah Yura saat Soo A asisten barunya, selesai membayar di kasir.
Soo A, terlihat terburu-buru saat membawakan barang-barang belanjaan milik Yura, hingga salah satu kantong belanja itupun terjatuh.
Mimi sigap membantu Soo A memunguti belanjaan-belanjaan baru yang di beli Yura.
"Pakaian apa ini? Semuanya warna hitam?" tanya Mimi penasaran.
"Aku juga tidak tahu, tadi Yura mengajakku ke sebuah toko yang menjual khusus pakaian-pakaian muslimah. Dan dia membeli beberapa pakaian tertutup lengkap dengan kain cadar. Yura itu galak sekali, jadi aku tidak berani bertanya apapun," bisik Soo A, sambil sesekali melirik ke arah Yura yang kini menunggunya di luar.
Mimi terus berpikir. Untuk apa Yura membeli begitu banyak pakaian-pakaian seperti itu?
Apa iya dia berniat masuk islam dan menggunakan cadar, seperti seorang teroris?
Oh astaga!
Ini sangat mustahil!
Mimi jadi bergidik ngeri!
Sejak dulu, Yura itu memang aneh!
*****
Yura baru saja menyuruh Soo A untuk pulang. Yura juga sudah mengancam Soo A untuk tidak mengatakan hal apapun pada Keke. Bisa gagal rencananya jika Keke sampai mendatanginya malam ini.
Yura mulai mengeluarkan satu persatu pakaian-pakaian yang tadi dibelinya. Dia membentangkan pakaian itu dengan ke dua tangannya. Lalu mensejajarkan dengan tubuhnya sambil menghadap cermin.
Oh astaga, Yura?
Pakaian macam apa ini?
Apa iya aku harus keluar dengan pakaian seperti ini malam nanti?
Bukankah ini terlihat sangat konyol?
Seorang Souyura Yeon Jin rela melakukan ini semua hanya demi seorang laki-laki bernama Reyhan?
Sungguh luar biasa laki-laki itu.
Tapi, bukan Yura namanya kalau apa yang dia inginkan tidak terpenuhi.
Kamu yang membuat semua ini jadi terlihat sulit Reyhan. Jadi, jangan salahkan aku ya, jika aku terpaksa melakukan hal ini untuk mendapatkanmu. Ah... Seandainya saja hal ini bisa dipermudah.
Bisik Yura dalam hati.
Dia melempar asal pakaiannya ke atas kasur dan menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Cukup lama Yura terdiam sambil menatap langit-langit apartemennya.
Selama ini, dia tidak pernah diperlakukan selayaknya manusia oleh laki-laki hidung belang itu. Mereka semua kerap memperlakukan Yura seperti seekor binatang. Tanpa kelembutan, tanpa kasih sayang apalagi cinta. Mereka semua hanya menganggap Yura seperti sampah yang kotor.
Yura hanya ingin diperlakukan layaknya seorang wanita diperlakukan baik oleh suaminya. Suami yang baik yang benar-benar mencintai dengan hati tulus. Bukan cinta pura-pura seperti cinta Min Hyuk padanya.
Yura hanya ingin diperlakukan dengan penuh kelembutan kasih sayang dari seorang laki-laki.
Dan Reyhan adalah satu-satunya laki-laki yang dia pikir bisa memperlakukannya demikian. Bahkan Yura sangat iri setiap kali dirinya mendengar percakapan mesra Katrina dan Reyhan setiap malam di telepon. Reyhan yang manja dan begitu perhatian pada istrinya. Yura juga ingin diperlakukan seperti itu. Yura juga ingin berada di posisi Katrina.
Yura ingin merasakan apa yang selama ini Katrina dapatkan dari suaminya. Walau hanya untuk satu malam.
Sepertinya hal itu tidak terlalu egois.
Ya, tentu saja tidak. Hal itu tidak sebanding dengan seluruh penderitaan yang telah Yura alami selama ini. Bahkan Katrina tidak berhak membencinya hanya karena Yura meminjam Reyhan untuk satu malam saja. Katrina tidak berhak untuk marah padanya. Karena wanita itu tidak pernah merasakan apa yang selama ini di alami Yura.
Seandainya wanita itu marah, Yura hanya perlu memintanya untuk bertukar posisi dengannya. Bahkan Yura yakin, wanita itu tidak akan sanggup.
Jadi, Yura tidak akan menyesal atas apa yang akan dia lakukan kepada Katrina malam ini. Tidak. Tidak akan!
Yura baru hendak membenahi seluruh pakaian-pakaiannya yang berserak di atas tempat tidur, saat tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi. Yura pun bergegas dan langsung menyembunyikan seluruh pakaian-pakaian itu ke dalam lemari. Tak lupa dia memakai kembali masker wajahnya, juga mengikat asal rambutnya yang tadi tergerai.
Yura berjalan gontai menuju pintu dan membukanya.
"Reyhan?" ucapnya pelan. Meski dia tidak terlalu kaget. Dia sudah yakin pasti Reyhan akan menemuinya setelah kejadian tadi malam.
"Bisa bicara sebentar?" kalimat itu terdengar sinis. Reyhan menatap lurus-lurus ke arah Yura.
Lihat saja, bahkan di dalam apartemen pun dia masih memakai masker wajah! Dasar wanita aneh! Bisik batin Reyhan. Kali ini dia sudah benar-benar marah pada Yura.
"Bicara saja, aku dengar," jawab Yura cuek.
"Apa yang kamu lakukan tadi malam di apartemenku?"
"Apa? Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya datang untuk meminta bantuan padamu. Kamu ingatkan dengan laki-laki yang pernah menyiksaku waktu itu, Jimmy ling? Ingat tidak?" ucap Yura. Dia kembali bersandiwara lagi.
"Ada apa dengan dia?"
"Ya ampun Reyhan, jadi kamu benar-benar tidak ingat?" ucap Yura dengan bakat aktingnya yang luar biasa.
"Masuklah, kita bicara di dalam," ajak Yura.
"Tidak usah. Di sini saja. Cepat jelaskan apa yang sudah terjadi semalam?" Reyhan kembali mengulang pertanyaannya. Dia sudah tidak sabar.
"Jadi begini, Jimmy Ling membookingku lagi. Aku sangat takut. Itulah sebabnya aku meminta bantuanmu. Aku bingung harus meminta bantuan pada siapa lagi. Karena selama ini cuma kamu satu-satunya orang yang tahu profesiku sebagai wanita panggilan. Dan satu-satunya cara untuk membatalkannya yaitu dengan melakukan pembookingan di hari yang sama tapi dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang telah disanggupi oleh Jimmy Ling. Karena sistem pembookingan itu bisa tergeser bila ada yang membooking dengan harga yang lebih tinggi. Coba kamu cek saja di Ponselmu, pasti bukti transaksinya masih ada. Kamu tenang saja, untuk masalah uang aku akan menggantinya. Percayalah,"
"Lalu, bagaimana aku bisa mabuk? Selama ini aku tidak pernah minum dan aku tidak suka minum,"
"Astaga, Reyhan? Kamu ini seperti anak kecil. Semalam kamu sendiri yang menyuguhkanku segelas minuman cola yang kamu ambil dari dalam kulkasmu sendiri di apartemen. Aku sudah memperingatkanmu, merk cola yang kamu beli itu mengandung alkohol. Tapi kamu tidak percaya. Bahkan kamu baru minum setengah gelas saja kamu langsung pingsan. Aku yang membantumu ke tempat tidur. Lain kali, berhati-hatilah membeli produk minuman di korea, karena hampir 80 % produk minuman yang di jual di sini itu mengandung alkohol,"
Reyhan tidak memungkiri hal itu. Dua hari yang lalu dia memang membeli minuman cola dan beberapa camilan untuk mengisi kulkasnya yang kosong. Tapi dia tidak sempat memperhatikan komposisinya. Dia pikir minuman cola yang di jual di sini sama seperti minuman-minuman bersoda yang di jual di indonesia.
"Jadi? Masih ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Yura santai.
"Tidak. Maaf kalau aku sudah salah paham padamu. Ya sudah, aku kembali dulu ke apartemenku," ucap Reyhan menyesal. Dia jadi tidak enak hati pada Yura.
"No problem. Sudah biasa, wanita sepertiku selalu di anggap tidak baik. Aku sadar diri,"
"Bukan begitu Yura. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu. Sekali lagi, aku minta maaf. Oh ya, aku harap, kamu bisa mempertimbangkan ucapanku, sebaiknya kamu berhenti melakukan pekerjaan itu. Aku bisa membantumu mencari pekerjaan lain yang lebih baik jika memang kamu membutuhkan biaya untuk melunasi semua hutang-hutang ayahmu,"
Yura tersenyum tipis di balik masker wajahnya.
"Seandainya saja aku bisa berhenti. Sudah sejak dulu aku berhenti Reyhan. Hanya saja, aku tidak bisa. Resikonya terlalu besar. Mungkin jika hanya diriku yang akan menanggung akibatnya, itu tidak jadi masalah, tapi ada nyawa lain yang terancam jika aku berhenti. Aku tidak mau orang lain menderita karena aku. Apalagi mereka keluargaku sendiri. Mungkin jika kamu berada di posisiku, kamu pun akan melakukan hal yang sama denganku,"
Reyhan terenyuh mendengar perkataan Yura. Reyhan jadi tidak habis pikir, Ayah macam apa yang tega menjual anak gadinya sendiri. Sungguh biadab!
"Masalah uang bookingan itu tidak usah kamu khawatirkan. Tidak usah di ganti. Baiklah, aku kembali dulu ke apartemenku,"
Yura mengangguk kecil, lalu dia pun menutup pintu apartemennya saat Reyhan sudah berlalu dari hadapannya.
Fiuh!!!
Yura menarik nafas lega. Dia mengelus-elus dadanya dengan satu tangan. Baru kali ini dia akting, tapi hatinya terus berdebar tidak karuan. Sungguh aneh!
Yura melirik jam di dinding apartemennya. Sudah menunjukkan pukul setengah enam sore waktu Busan.
Yura sudah mengirim seorang mata-mata di Bandara untuk menjemput Katrina. Mencari seorang wanita bercadar yang berkeliaran di Bandara korea tentu bukan hal yang sulit. Mata-matanya baru saja memberinya informasi bahwa kedatangan pesawat terakhir dari indonesia yaitu pukul setengah tujuh malam nanti. Itu tandanya Katrina akan sampai di Busan sekitar pukul sembilan malam.
Dan barang pesanannya sampai sekarang belum juga datang. Padahal dia sudah memesan barang itu dari dua hari yang lalu.
Yura terlihat menghubungi seseorang.
"Halo, barang pesanan atas nama Yura yang harus di kirim ke apartemen Haeundae sore ini kenapa belum saya terima? Saya memerlukan barang itu secepatnya,"
"Maaf nona, bisa minta konfirmasi ulang mengenai pemesanan barang yang anda pesan?" sahut sebuah suara dari seberang.
"Aku memesan satu paket obat perangsang pria dengan kualitas terbaik,"
Jangan lupa jejaknya ya say... :)
Semburat cahaya mentari menyembul dari balik jendela yang tak tertutup sempurna oleh gorden. Kelopak mata seorang wanita mengernyit saat titik cahaya itu menembus korneanya. Dia pun membuka matanya. Menguceknya pelan. Dia menatap ke arah samping dimana sang pangeran hatinya seharusnya tertidur di sana. Namun tak ada seorang pun di ranjang itu selain dirinya. Bahkan saat dia menyapu seluruh ruangan kamar sederhana itu, tak juga ditemukannya sosok suami tercintanya. Perlahan tapi pasti, dia pun bangkit dari tempat tidur dengan sedikit kepayahan. Perut buncitnya membuat ruang geraknya mulai terbatasi. Ya, itu semua karena kehamilannya kini sudah memasuki usia tujuh bulan.
Hidayah, memang hanya milik Allah SWT. Maka sejatinya, tak pantas bagi kita mencap seseorang adalah musuh abadi islam hanya karena dirinya seorang kafir atau hanya karena dirinya adalah seorang pendosa. Kita, manusia yang amat lemah ini, tak paham bagaimana skenario perjalanan hidup seseorang. Dan Yura membuktikannya. Cahaya Islam merasuk ke dadanya, bahkan dengan cara yang tak pernah dia sangka-sangka.Yura, yang dulunya adalah seorang pelacur kelas atas, yang bahkan dalam satu malam bisa melakukan zina dengan beberapa pelanggan yang membookingnya.Yura, yang dulunya adalah seorang pendengki yang bahkan dengan tega menghalalkan segala cara hanya untuk menghancurkan rumah tangga saudara kembarnya sendiri.Yura, yang dulunya bahkan tak tahu bagaimana caranya
Yura telah sadar dari koma. Meski kondisinya masih sangat lemah. Seo Jun terus menemani Yura sepanjang hari, bahkan Seo Jun hampir menghabiskan seluruh waktunya di rumah sakit untuk menjaga Yura saat Yura sudah di pindah ke dalam ruang perawatan.Semakin hari kondisi Yura berangsur pulih dan luka operasi di alat kelaminnya pun sudah mengering dan tinggal menunggu proses pemulihan lebih lanjut. Awalnya, Yura sempat terpukul saat mendengar berita bahwa dirinya keguguran, namun berkat semangat dan perhatian yang diberikan pihak keluarga Katrina yang juga telah menjadi keluarganya, kesedihan Yura bisa sedikit terobati, bahkan saat dilihatnya Seo Jun yang terus menerus berada di sisinya, seperti tak mengenal lelah, suaminya itu terus mendampingi Yura memberinya semangat, membuat Yura terharu.Yura sangat bersyukur atas semua ka
Setelah tragedi berdarah itu berlangsung, pihak pemerintahan Korea langsung mencopot jabatan Goh Kun Ling sebagai perdana Menteri di Korea Selatan sebelum terjadinya aksi anarkis warga korea yang geram atas aksi kejam Jimmy yang kini menjadi berita terpanas di Korea. Di mana Jimmy tengah mencemarkan nama baik Korea Selatan di mata dunia dengan memperkosa secara terang-terangan seorang wanita muslim asal Indonesia bernama Katrina Kania Ifana.Wibowo Hadi Sastro Sudiro selaku Bapak Mertua dari Katrina jelas tidak bisa tinggal diam saat mendengar berita itu terkuak ke media. Hadi beserta jajaran pemerintahan Indonesia, langsung mendatangi Korea untuk menuntut pemerintahan Korea yang dianggapnya telah lalai menjaga keselamatan warga negara asing di negaranya.Dan hal ini semakin menjadi pukulan keras untuk pemerintahan Korea,
Jimmy menarik kasar rambut Yura sampai lilitan rambut itu terlepas dari ikatannya. Hingga rambut panjang Yura kini tergerai bebas di balik punggungnya. Wanita itu meringis kesakitan."Ahh.. Lepas, sakit!" teriak wanita be'rok sepan itu yang terlihat kewalahan saat Jimmy menyeret tubuhnya secara paksa."Jimmy, hentikan! Aku yang kamu inginkan! Lepaskan Yura!" teriak seorang wanita bercadar yang kini berdiri di sisi Reyhan. Sementara Reyhan terus mendekap tubuh istrinya yang kian meronta-ronta dengan dekapan yang semakin kuat. Dia tidak akan mungkin melepas Katrina begitu saja. Meski, Reyhan merasa hatinya seolah teriris melihat perlakuan kejam Jimmy pada Yura saat ini. Bahkan Jimmy dengan kasar tengah menampar pipi Yura beberapa kali hingga pipi wanita itu biru lebam. Bahkan hidungnya kini mengeluarkan darah. Reyhan jelas m
Reyhan terperangah hebat saat mendapati kabar dari Pak Satoshi bahwa Katrina telah kabur dari Bandara saat dia baru saja memastikan bahwa Katrina dan Akmal kini sudah berada di dalam pesawat menuju Indonesia. Tapi nyatanya, pesawat itu belum juga berangkat sampai detik ini.Hari sudah gelap. Dan mereka semua belum menemukan titik temu atas masalah yang terjadi.Ini bukan kasus penyekapan pertama yang dilakukan oleh Jimmy Ling. Lima belas tahun lalu, laki-laki itu pun pernah melakukan aksi serupa di sekolahnya dan dengan jumlah tawanan yang lebih banyak dari sekarang. Saat itu pihak kepolisian bertindak gegabah dengan menyepelekan Jimmy yang di anggapnya masih di bawah umur sehingga mudah untuk di kelabui, meski setelahnya aksi pihak kepolisian mendapat kecaman keras karena sudah bertindak gegabah sampai mengakibatkan enam