แชร์

Bab 2

ผู้เขียน: Alva_R
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-25 21:55:19

Saat dikampus.

Tidak butuh waktu lama Anna bisa beradaptasi dilingkungan barunya, dia begitu cepat bisa mendapatkan teman, dia sekarang memiliki teman sekampus yaitu Nonavi dan Lais.

Tiga sekawan itu sedang asik nongkrong di kantin.

"Eh hari ini kita ada jadwal mata kuliah Ilmu hukum, dosennya terkenal killer loh," ucap Lais sambil makan keripik kentang.

"Emang siapa dosennya," tanya Anna dengan Antusias

"Miss Ira, dia terkenal killer, pokoknya jangan sampai ada yang telat saat matkul dia, atau jangan sampai ada yang gak ngerjain tugas dari Miss Ira, bisa bahaya," imbuh Lais.

"Trus trus," kali ini Nonavi tak kalah antusias.

"Ya intinya jangan ada yang nyenggol atau ngebantah Miss Ira, senggol sedikit bisa berujung kena hukuman," kata Lais.

"Seperti apa hukumanya," tanya Nonavi yang makin penasaran.

"Poin kalian bisa dikurangin, bahkan ada yang tidak boleh mengikuti matkulnya selama seminggu, ada pula yang pernah disuruh mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Pokoknya seram, ngeliat wajahnya aja udah ngeri. Apalgi kena omelannya, beh siapkan jantung kalian." cerocosnya.

Nonavi dan Anna yang mendengarkan penjabaran dari Lais hanya bisa bergidik ngeri dan menelan saliva.

Bel pun berbunyi tanda para mahasiswa harus masuk ke ruangan masing-masing untuk mengikuti matkul.

Saat semua para mahasiswa sudah duduk dalam ruangan, sosok cantik tapi menyeramkan akhirnya memasuki ruangan dan berdiri didepan. Dia adalah Miss Ira, yang terkenal killer.

"Selamat siang semuanya, keluarkan buku kalian, buka halaman dua puluh tiga, hari ini saya akan menjabarkan materi dihalaman dua puluh tiga tentang, Sumber-sumber hukum, konsep hukum, penggolongan hukum, tentang hak dan kewajiban," terang Miss Ira dengan lantang.

Setelah itu kita akan lanjutkan dengan tanya jawab," imbuh Miss Ira dengan tatapan mautnya.

Miss Ira pun menjelaskan dengan suara yang nyaring layaknya toa masjid, kepada para mahasiswa.

"Apakah paham yang sudah saya jelaskan," tanya Miss Ira dengan suara lantang.

"Paham Bu," jawab serempak para mahasiswa.

Anna yang sempat mengantuk hanya bisa menghela nafas berat.

"Ann, jangan mengantuk Ann, bisa bahaya," bisik Lais menyenggol lengan Anna yang ada disebelahnya.

"Hemm," respon Anna.

Anna berusaha sekuat tenaga menjaga kesadarannya supaya tidak pindah ke alam ghoib eh mimpi.

"Pertanyaan pertama, kosentrasi," ucap Miss Ira dengan tegas.

"Apa itu hukum pidana," Tanya Miss Ira.

"Yang bisa menjawab mendapatkan 5 poin,"katanya dengan pasti.

Nonavi yang terkenal pintar dengan sigap dan cepat mengangkat tangannya.

"Ya, kamu yang pake jilbab pink, silahkan jawab," Miss Ira mempersilahkan Nonavi untuk menjawab pertanyaan darinya.

"Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tindakan yang dilarang atau tidak boleh dilakukan demi kepentingan umum, yang mana jika larangan tersebut dilakukan, pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana," jawab Nonavi Dengan lugas dan fasih.

"Siapa namamu," tanya Miss Ira.

"Saya nonavi Miss," nya tenang.

"Oke 5 poin untukmu,"

"Terimakasih Miss," Jawab Nonavi dengan sumringah.

"Selanjutnya saya akan tunjuk satu mahasiswa yang akan menjawab pertanyaan dari saya,"

"Hei, kamu yang pake kaos corak belang bentol dan yang mengantuk, kalau tidur jangan kuliah, tidur aja dirumah mu," ucap Miss Ira dengan lantang dan tatapan maut yang mematikan bakteri.

Sontak saja seluruh mata tertuju pada Anna yang kaget.

Betapa malunya Anna dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena mengantuk.

"Anjirrr, mampuslah aku," batin Anna.

"Siapa namamu," Tanya Miss Ira nyaring.

"Na na nama saya Anna Bu, eh Miss," jawab Anna dengan gugup.

"Bu Bu, kamu kira aku ibumu hah," murka Miss Ira.

"Mampus kamu Ann," gumam Lais kepada Anna.

"Sekarang jawab pertanyaan ku, Apa itu hukum Internasional,"

Anna yang mendapat pertanyaan tersebut mendadak bingung, harus menjawab apa.

"Ehm itu Miss, anu,"

"Anu-anu yang jelas kalau ngomong, bisa ngomong ga," hardik Miss Ira yang semakin murka.

Anna makin bingung dan gugup.

" Sebagai hukumannya, selama satu minggu ini jangan hadir dimata kuliah ku," ucap Miss Ira dengan lantang.

Anna pun melotot karena kaget mendengar hukuman yang diberikan Miss Ira kepada nya. Dia hanya bisa pasrah.

Suara bel tanda berakhirnya mata kuliah.

Miss Ira meninggalkan ruangan dengan wajah yang masih menyimpan kemarahan.

Mahasiswa pun mulai meninggalkan ruangan juga.

"Kenapa kamu Ann kok bisa ngantuk sih," tanya Nonavi yang heran.

"Gimna, ga ngantuk coba aku tadi malam ga bisa tidur," cerocos Anna dengan kesal.

"Lah kenapa ga bisa tidur," tanya Lais.

"Gara- gara dengar suara Kakakku dikamar sebelah, bikin orang bergidik," imbuh Anna.

Nonavi menatap Anna dengan wajah yang makin penasaran.

"Suara gimana sih, kalau cerita jangan setengah-setengah," omel Lais.

"Kalian kayak ga tahu aja, kakaku kan udah nikah, semalaman yang ku dengar hanya erangan dan desahan dari kamar Kakak ku, aku tuh smpe merinding," jelas Anna.

Lais dan Nonavi yang mendengar ocehan Anna hanya terkekeh.

"Jangan bilang kamu pingin juga Ann ena ena begitu," tebak Lais dengan senyuman nakal.

"Ngawur aja, aku tuh pengen kuliah dulu terus kerja baru nikah," gerutu Anna.

"Yaudah yuk kita pulang," ajak Anna .

Para ladies pun beranjak pulang.

***

Malam harinya jam dua puluh tiga lewat lima puluh menit saat Anna ingin ke kamar Mandi, tanpa sengaja Anna melihat adegan yang tak seharusnya dia liat.

Anna melihat kakak iparnya sedang bercumbu mesra didapur, suara kecupan dan erangan terdengar ditelinga Anna.

Didapur Imam mencium bibir Mafida dengan penuh nafsu. Bahkan Imam mulai meremas benda kenyal milik Mafida.

"Ah massss," desahan berhasil keluar dari bibir Mafida.

Kancing baju Mafida satu demi satu Imam lepaskan lalu penutup bukit kembar pun juga ikut terongok dilantai.

Dengan rakus Imam mulai meremas bukit kembar mafida yang kenyal, lalu ia mulai menciuminya, menjilatinya bahkan meninggalkan jejak merah disana.

Ciuman Imam mulai semakin turun kebawah, dan semua pakaian Mafida berakhir dilantai.

Imam pun sudah menanggalkan seluruh bajunya, kini sepasang suami istri itu akhirnya tidak mengenakan sehelai kain sama sekali.

Mafida dan Imam hanya bisa saling mendesah penuh kenikmatan.

Mereka lupa, bahwasanya Anna tinggal dirumah mereka.

Sedangkan Anna yang melihat adegan itu semua, tiba-tiba tubuh Anna merasakan sensasi yang tak semestinya, Ada desiran aneh yang menghinggapi Anna, seperti ada aliran panas yang perlahan menjalar ketubuhnya.

Gegas Anna akhirnya masuk kembali ke kamarnya lalu ia menutup pintu kamarnya secara perlahan.

Sejak saat itu bayangan adegan Kakak dan suaminya selalu terbayang-bayang dalam ingatannya.

Ada rasa aneh yang menghinggapinya, bahkan Anna sempat melihat alat kelamin suami kakaknya.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (5)
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
Ana lg nonton live show
goodnovel comment avatar
OSERJKY
pasti anna kepingin
goodnovel comment avatar
OSERJKY
lagian itu imam dan mafidah tidak ingat tempat
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • SCANDAL    BAB 3

    Semenjak kejadian Anna yang tanpa sengaja melihat adegan erotis kakaknya, Anna mulai sering curi-curi pandang ke arah kakak iparnya dan kearah bagian celana kakak iparnya. Ada rasa penasaran dalam diri Anna. *** Suatu hari "Mas, mbak Fida kemana, kok tumben udah mau isya belum ada dirumah," tanya Anna saat melihat Imam sedang menonton televisi sendirian. Imam menengok sesaat ke arah Anna sebelum ia akhirnya menjawab pertanyaan dari Anna. "Mbakmu, masih direstonya, katanya pulang agak telat," jawab Imam dengan santai. "Oohhhh, mas Imam lagi nonton apa," tanya Anna penasaran. "Ini lagi nonton film Korea, ga tahu sih judulnya apaan, soalnya asal nonton aja," ujar Imam panjang kali lebar. Dengan langkah cepat Anna duduk disebelah Imam ikut menonton film tersebut. "Gimana kuliah mu Ann," tanya Imam. "Ah aman aja Mas," bohong Anna, padahal aslinya dia dapat hukuman dari Miss Ira. "sudah dapat teman," "sudah donk Mas," Beberapa menit kemudian... Ada adegan yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
  • SCANDAL    BAB 4

    Di Saung Wong Deso milik Mafida.Tepatnya diruang kerja Mafida."El, hari ini kamu handle ya semuanya, awasi kerjaan semuanya, aku mau pulang dulu kepala ku tiba-tiba pusing, yang di cabang biar dihandle Herlis," ujar Mafida yang udah bersiap-siap untuk pulang."Siap bu, tapi apakah ibu tidak apa-apa bawa mobil sendiri," tanya Elisa dengan rasa kwatir."Aku naik taksi aja El, nanti mobilnya suruh anter Pak Wahid kerumah ya," titah Mafida sambil beranjak pergi dari hadapan Elisa. "Siap Bu hati2 ya," jawab Elisa asistennya. "Oke, makasih ya El," ucap Mafida."sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya sebagai asisten ibu," jawab Elisa dengan tersenyum lembut.Mafida akhirnya berlalu meninggalkan Restonya. ***Sesampainya di rumah jam masih menunjukkan jam satu siang, Mafida heran karena melihat motor suaminya ada dirumahnya. Pasalnya ini masih jam kerja. "Loh Mas Imam kok, ada dirumah, tadi kan berangkat kerja. Ini juga masih jam satu siang. Kok tumben sekali Mas Imam pulang tanpa ka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
  • SCANDAL    BAB 5

    Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya. *** Jam delapan malam dihotel Aston.Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
  • SCANDAL    BAB 6

    Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil. Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.Selang satu tahun

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-30
  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-05-01
  • SCANDAL    Bab 9

    Malam semakin larut, tapi Anna heran kakaknya belum ada pulang. Begitu pun Imam yang tak kunjung pulang juga. Akhirnya Anna memutuskan untuk menghubungi kakaknya, namung hingga nada sambung berakhir tak ada tanda-tanda telepon nya dijawab. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat sosok kakak iparnya yang pulang dengan sempoyongan. Lalu Anna pun menghampiri Imam. "Mas dari minum ya?" tanya Anna, karena bau khas orang setelah minum minuman keras tercium sampai hidung Anna. "Kalau iya kenapa?" tanya Imam. "Mas itukan minuman haram, dosa mas minum itu," ujar Anna. Imam tertawa sumbang, saat mendengar ucapan Anna barusan. Sementara itu Anna hanya mengangkat alisnya, tanda bahwa ia sedang heran melihat kakak iparnya saat ini.h "Jika minum-minuman keras itu dosa, lalu yang kita lakukan selama ini itu apa ?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam. "Itu karena mas saja yang tidak bisa menahan diri," jawabnya seakan tidak mau salah. Imam melangkahkan kakinya mende

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-05-04
  • SCANDAL    10

    Imam mengumpat kesal saat deretan notifikasi pengeluaran kartu debitnya. Uang sebesar 5 juta dalam sehari, bahkan belum genap sehari sudah terkuras. Selama ini ia mendapatkan gaji dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 15 juta perbulan. Hanya saja gaji nya ia berikan kepada Mafida hanya sebesar 10 juta setiap bulannya. Uang 10 juta itu untuk membayar cicilan rumah dan keperluan rumah lainnya. Entah itu cukup atau tidak karena selama dua tahun menikah, Mafida tidak pernah berbicara kalau misal kurang. Sedangkan uang yang 5 juta selalu ia sisihkan untuk dirinya sendiri dan terkadang ia tabung. Kini uang yang ia tabung susah payah dalam sekejap terkuras. *** Di Mall pusat perbelanjaan kota Balikpapan. Tiga perempuan cantik pergi ke tempat Spa. Mereka melakukan perawatan tubuh secara bersama-sama. Selesai melakukan perawata

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-05-05

บทล่าสุด

  • SCANDAL    Bab 12

    "Hanan, kamu mau langsung pulang atau gimana?" tanya Fida saat hendak menyeberang kearah Cafe. "Aku ikut," katanya. Kini mereka bertiga telah duduk didalam Cafe dan memesan minuman dan cemilan. "Maaf pak soal tadi, ternyata yang mengikuti saya adalah Hanan, teman saya saat sekolah," kata Fida dengan tersenyum sungkan. "Iya tidak apa-apa?" jawab Rohmat dengan tersenyum tipis. "Aku ? kenapa aku ?" gumam Hanan. "Ihs, nanti ku jelasin," gerutu Fida. "Ibu sudah bawa hasil visumnya ?" tanya Rohmat. "Sudah Pak," lalu Fida menyerahkan satu buah amplop coklat berisi hasil visum dirinya. "Hasil visum? Imam KDRT Fid?" tanya Hanan semakin penasaran. Mafida yang jengkel dengan pertanyaan Hanan dengan cepat ia m

  • SCANDAL    Bab 11

    Pagi ini saat Anna hendak berangkat kekampus, ia melihat isi dompet nya yang hanya sisa uang seratus ribu. Ia menghela nafas panjang. Selama ia tinggal disini kakaknya lah yang selalu mencukupi kebutuhannya, Ibu nya hanya sesekali mengirimi uang padanya, karena resto yang di kampung sudah tidak beroperasi. Dikarenakan sudah sepi pembeli, sedangkan Bu Vita mengandalkan uang dari sewa kontrakan yang ada sepuluh pintu untuk menghidupinnya selama ini. Anna bingung, harus mencari uang dimana. Masak ia harus minta ke kakanya. Sedangkan dirinya gengsi jika harus meminta maaf kepada kakaknya. Toh baginya ia tidak salah, yang salah adalah Imam karena tidak kuat Imannya. Ia pun akhirnya nekat menghubungi Ibunya dan meminta uang padanya. "Assalamualaikum Bu," "Walaikumsalam ndok, ada apa?" tanya Bu Vita. "Bu, bisa kirimi aku uang ?" tanya Anna dengan

  • SCANDAL    10

    Imam mengumpat kesal saat deretan notifikasi pengeluaran kartu debitnya. Uang sebesar 5 juta dalam sehari, bahkan belum genap sehari sudah terkuras. Selama ini ia mendapatkan gaji dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 15 juta perbulan. Hanya saja gaji nya ia berikan kepada Mafida hanya sebesar 10 juta setiap bulannya. Uang 10 juta itu untuk membayar cicilan rumah dan keperluan rumah lainnya. Entah itu cukup atau tidak karena selama dua tahun menikah, Mafida tidak pernah berbicara kalau misal kurang. Sedangkan uang yang 5 juta selalu ia sisihkan untuk dirinya sendiri dan terkadang ia tabung. Kini uang yang ia tabung susah payah dalam sekejap terkuras. *** Di Mall pusat perbelanjaan kota Balikpapan. Tiga perempuan cantik pergi ke tempat Spa. Mereka melakukan perawatan tubuh secara bersama-sama. Selesai melakukan perawata

  • SCANDAL    Bab 9

    Malam semakin larut, tapi Anna heran kakaknya belum ada pulang. Begitu pun Imam yang tak kunjung pulang juga. Akhirnya Anna memutuskan untuk menghubungi kakaknya, namung hingga nada sambung berakhir tak ada tanda-tanda telepon nya dijawab. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat sosok kakak iparnya yang pulang dengan sempoyongan. Lalu Anna pun menghampiri Imam. "Mas dari minum ya?" tanya Anna, karena bau khas orang setelah minum minuman keras tercium sampai hidung Anna. "Kalau iya kenapa?" tanya Imam. "Mas itukan minuman haram, dosa mas minum itu," ujar Anna. Imam tertawa sumbang, saat mendengar ucapan Anna barusan. Sementara itu Anna hanya mengangkat alisnya, tanda bahwa ia sedang heran melihat kakak iparnya saat ini.h "Jika minum-minuman keras itu dosa, lalu yang kita lakukan selama ini itu apa ?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam. "Itu karena mas saja yang tidak bisa menahan diri," jawabnya seakan tidak mau salah. Imam melangkahkan kakinya mende

  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

  • SCANDAL    BAB 6

    Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil. Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.Selang satu tahun

  • SCANDAL    BAB 5

    Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya. *** Jam delapan malam dihotel Aston.Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih

  • SCANDAL    BAB 4

    Di Saung Wong Deso milik Mafida.Tepatnya diruang kerja Mafida."El, hari ini kamu handle ya semuanya, awasi kerjaan semuanya, aku mau pulang dulu kepala ku tiba-tiba pusing, yang di cabang biar dihandle Herlis," ujar Mafida yang udah bersiap-siap untuk pulang."Siap bu, tapi apakah ibu tidak apa-apa bawa mobil sendiri," tanya Elisa dengan rasa kwatir."Aku naik taksi aja El, nanti mobilnya suruh anter Pak Wahid kerumah ya," titah Mafida sambil beranjak pergi dari hadapan Elisa. "Siap Bu hati2 ya," jawab Elisa asistennya. "Oke, makasih ya El," ucap Mafida."sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya sebagai asisten ibu," jawab Elisa dengan tersenyum lembut.Mafida akhirnya berlalu meninggalkan Restonya. ***Sesampainya di rumah jam masih menunjukkan jam satu siang, Mafida heran karena melihat motor suaminya ada dirumahnya. Pasalnya ini masih jam kerja. "Loh Mas Imam kok, ada dirumah, tadi kan berangkat kerja. Ini juga masih jam satu siang. Kok tumben sekali Mas Imam pulang tanpa ka

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status