Saat dikampus.
Tidak butuh waktu lama Anna bisa beradaptasi dilingkungan barunya, dia begitu cepat bisa mendapatkan teman, dia sekarang memiliki teman sekampus yaitu Nonavi dan Lais. Tiga sekawan itu sedang asik nongkrong di kantin. "Eh hari ini kita ada jadwal mata kuliah Ilmu hukum, dosennya terkenal killer loh," ucap Lais sambil makan keripik kentang. "Emang siapa dosennya," tanya Anna dengan Antusias "Miss Ira, dia terkenal killer, pokoknya jangan sampai ada yang telat saat matkul dia, atau jangan sampai ada yang gak ngerjain tugas dari Miss Ira, bisa bahaya," imbuh Lais. "Trus trus," kali ini Nonavi tak kalah antusias. "Ya intinya jangan ada yang nyenggol atau ngebantah Miss Ira, senggol sedikit bisa berujung kena hukuman," kata Lais. "Seperti apa hukumanya," tanya Nonavi yang makin penasaran. "Poin kalian bisa dikurangin, bahkan ada yang tidak boleh mengikuti matkulnya selama seminggu, ada pula yang pernah disuruh mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Pokoknya seram, ngeliat wajahnya aja udah ngeri. Apalgi kena omelannya, beh siapkan jantung kalian." cerocosnya. Nonavi dan Anna yang mendengarkan penjabaran dari Lais hanya bisa bergidik ngeri dan menelan saliva. Bel pun berbunyi tanda para mahasiswa harus masuk ke ruangan masing-masing untuk mengikuti matkul. Saat semua para mahasiswa sudah duduk dalam ruangan, sosok cantik tapi menyeramkan akhirnya memasuki ruangan dan berdiri didepan. Dia adalah Miss Ira, yang terkenal killer. "Selamat siang semuanya, keluarkan buku kalian, buka halaman dua puluh tiga, hari ini saya akan menjabarkan materi dihalaman dua puluh tiga tentang, Sumber-sumber hukum, konsep hukum, penggolongan hukum, tentang hak dan kewajiban," terang Miss Ira dengan lantang. Setelah itu kita akan lanjutkan dengan tanya jawab," imbuh Miss Ira dengan tatapan mautnya. Miss Ira pun menjelaskan dengan suara yang nyaring layaknya toa masjid, kepada para mahasiswa. "Apakah paham yang sudah saya jelaskan," tanya Miss Ira dengan suara lantang. "Paham Bu," jawab serempak para mahasiswa. Anna yang sempat mengantuk hanya bisa menghela nafas berat. "Ann, jangan mengantuk Ann, bisa bahaya," bisik Lais menyenggol lengan Anna yang ada disebelahnya. "Hemm," respon Anna. Anna berusaha sekuat tenaga menjaga kesadarannya supaya tidak pindah ke alam ghoib eh mimpi. "Pertanyaan pertama, kosentrasi," ucap Miss Ira dengan tegas. "Apa itu hukum pidana," Tanya Miss Ira. "Yang bisa menjawab mendapatkan 5 poin,"katanya dengan pasti. Nonavi yang terkenal pintar dengan sigap dan cepat mengangkat tangannya. "Ya, kamu yang pake jilbab pink, silahkan jawab," Miss Ira mempersilahkan Nonavi untuk menjawab pertanyaan darinya. "Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tindakan yang dilarang atau tidak boleh dilakukan demi kepentingan umum, yang mana jika larangan tersebut dilakukan, pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana," jawab Nonavi Dengan lugas dan fasih. "Siapa namamu," tanya Miss Ira. "Saya nonavi Miss," nya tenang. "Oke 5 poin untukmu," "Terimakasih Miss," Jawab Nonavi dengan sumringah. "Selanjutnya saya akan tunjuk satu mahasiswa yang akan menjawab pertanyaan dari saya," "Hei, kamu yang pake kaos corak belang bentol dan yang mengantuk, kalau tidur jangan kuliah, tidur aja dirumah mu," ucap Miss Ira dengan lantang dan tatapan maut yang mematikan bakteri. Sontak saja seluruh mata tertuju pada Anna yang kaget. Betapa malunya Anna dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena mengantuk. "Anjirrr, mampuslah aku," batin Anna. "Siapa namamu," Tanya Miss Ira nyaring. "Na na nama saya Anna Bu, eh Miss," jawab Anna dengan gugup. "Bu Bu, kamu kira aku ibumu hah," murka Miss Ira. "Mampus kamu Ann," gumam Lais kepada Anna. "Sekarang jawab pertanyaan ku, Apa itu hukum Internasional," Anna yang mendapat pertanyaan tersebut mendadak bingung, harus menjawab apa. "Ehm itu Miss, anu," "Anu-anu yang jelas kalau ngomong, bisa ngomong ga," hardik Miss Ira yang semakin murka. Anna makin bingung dan gugup. " Sebagai hukumannya, selama satu minggu ini jangan hadir dimata kuliah ku," ucap Miss Ira dengan lantang. Anna pun melotot karena kaget mendengar hukuman yang diberikan Miss Ira kepada nya. Dia hanya bisa pasrah. Suara bel tanda berakhirnya mata kuliah. Miss Ira meninggalkan ruangan dengan wajah yang masih menyimpan kemarahan. Mahasiswa pun mulai meninggalkan ruangan juga. "Kenapa kamu Ann kok bisa ngantuk sih," tanya Nonavi yang heran. "Gimna, ga ngantuk coba aku tadi malam ga bisa tidur," cerocos Anna dengan kesal. "Lah kenapa ga bisa tidur," tanya Lais. "Gara- gara dengar suara Kakakku dikamar sebelah, bikin orang bergidik," imbuh Anna. Nonavi menatap Anna dengan wajah yang makin penasaran. "Suara gimana sih, kalau cerita jangan setengah-setengah," omel Lais. "Kalian kayak ga tahu aja, kakaku kan udah nikah, semalaman yang ku dengar hanya erangan dan desahan dari kamar Kakak ku, aku tuh smpe merinding," jelas Anna. Lais dan Nonavi yang mendengar ocehan Anna hanya terkekeh. "Jangan bilang kamu pingin juga Ann ena ena begitu," tebak Lais dengan senyuman nakal. "Ngawur aja, aku tuh pengen kuliah dulu terus kerja baru nikah," gerutu Anna. "Yaudah yuk kita pulang," ajak Anna . Para ladies pun beranjak pulang. *** Malam harinya jam dua puluh tiga lewat lima puluh menit saat Anna ingin ke kamar Mandi, tanpa sengaja Anna melihat adegan yang tak seharusnya dia liat. Anna melihat kakak iparnya sedang bercumbu mesra didapur, suara kecupan dan erangan terdengar ditelinga Anna. Didapur Imam mencium bibir Mafida dengan penuh nafsu. Bahkan Imam mulai meremas benda kenyal milik Mafida. "Ah massss," desahan berhasil keluar dari bibir Mafida. Kancing baju Mafida satu demi satu Imam lepaskan lalu penutup bukit kembar pun juga ikut terongok dilantai. Dengan rakus Imam mulai meremas bukit kembar mafida yang kenyal, lalu ia mulai menciuminya, menjilatinya bahkan meninggalkan jejak merah disana. Ciuman Imam mulai semakin turun kebawah, dan semua pakaian Mafida berakhir dilantai. Imam pun sudah menanggalkan seluruh bajunya, kini sepasang suami istri itu akhirnya tidak mengenakan sehelai kain sama sekali. Mafida dan Imam hanya bisa saling mendesah penuh kenikmatan. Mereka lupa, bahwasanya Anna tinggal dirumah mereka. Sedangkan Anna yang melihat adegan itu semua, tiba-tiba tubuh Anna merasakan sensasi yang tak semestinya, Ada desiran aneh yang menghinggapi Anna, seperti ada aliran panas yang perlahan menjalar ketubuhnya. Gegas Anna akhirnya masuk kembali ke kamarnya lalu ia menutup pintu kamarnya secara perlahan. Sejak saat itu bayangan adegan Kakak dan suaminya selalu terbayang-bayang dalam ingatannya. Ada rasa aneh yang menghinggapinya, bahkan Anna sempat melihat alat kelamin suami kakaknya.Diruangan yang cahayanya temaram, suhu AC uang menyelimuti atmosfer ruangan. Laila melangkah dengan anggun menuju dimana suaminya saat ini berdiri, sedang menatap pemandangan diluar jendela kaca.Tangan Laila melingkar dipinggang suaminya, memeluknya dengan erat lalu membalikkan badan suaminya supaya mengahadapnya.Malam ini Laila dandan begitu cantik dan sexy, ia ingin malam ini menjadi malam indah untuknya dan suaminya.Tatapan mata Laila berkabut."Mas," bisik Laila ditelinga Erik. Lalu mulai mencium bibir Erik lebih dulu. Tapi sayangnya Erik tak ingin bermesraan dengan Laila. Ia seakan tidak berselera ataupun berhasrat untuk bercinta dengan istrinya.Dengan hati-hati Erik melepaskan tangan Laila yang melingkar di lehernya, lalu melepaskan pula tautan bibirnya dengan Laila."Aku harus pergi ada urusan mendesak," elak Erik, lalu mulai beranjak pergi dari hadapan Laila yang menahan malu dan juga hasrat yang telah bangkit. Tangannya mengepal kuat."Kamu mau pergi kemana mas," tanya La
Setelah sukses membuat laporan dikantor polisi, Mafida dan Hanan langsung menuju ke Mall untuk membeli Handphone terbaru.Gedung megah menjulang tinggi, kini terlihat dinetra mata mereka. Dengan langkah santai mereka mulai berjalan masuk kedalam Mall.Hanan selalu berjalan disisi Mafida dengan menaruh kedua tangan nya didalam kantong celananya. Ia takut khilaf menggenggam tangan Mafida."Enaknya beli merk apa ya Nan,""Kamu mau beli yang android atau yang berlogo apel bekas digigit," tanya Hanan balik."Kayak apa aja apel bekas digigit," Mafida terkekeh kecil. Saat dengan Hanan, ia merasa nyaman bisa menjadi dirinya sendiri bahkan ia merasa selalu dilindungi oleh Hanan. Tanpa sadar Mafida memandang wajah Hanan dengan rasa kagum.Seandainya waktu bisa diputar kembali, ia akan lebih memilih Hanan, tapi sayangnya waktu tidak bisa diputar. Toh dulu Hanan masih diLN. Dan gelar barunya saat ini yang baru ia sandang, pasti orang akan menilainya buruk. Dinegara ini gelar janda seakan buruk
Fida sedikit ragu akan rencana Hanan, ia takut jika ini terlalu kejam untuk mereka. Wajahnya kembali sendu, Hanan yang melihat perubahan ekspresi Mafida seakan ikut sedih dengan keadaan Fida saat ini. Tangan Hanan ingin menyentuh tangan Mafida yang ada diatas meja, tapi ia urungkan. Hanan takut, Mafida malah risih dengannya. "Maf, dengarkan aku baik-baik. Jika kamu tidak memberikan mereka pelajaran, aku khawatir nanti akan ada Mafida lain yang mengalaminya. Jika rumah tangga mu tidak bisa terselamatkan setidaknya rumah tangga orang lain bisa terselamatkan," kata Hanan dengan hati-hati dan sorot mata yang tak lepas dari Mafida."Maksudmu,""Aku menyelediki Anna dan saat ini ia sedang menjadi selingkuhan dosennya yang ternyata udah beristri," ujar Hanan dengan menghela nafas berat."Astaghfirullah kenapa Anna jadi seperti itu," Mafida begitu syok, tangannya spontan membekap mulutnya dan matanya yang membulat seketika."Kamu yakin Anna seperti itu Hanan,"Tanpa basa-basi Hanan mengelua
Dihotel Aston, setelah Anna usai mandi dan bersolek. Tak lama Erik datang dengan membawa satu buket bunga untuk Anna."Buket spesial untuk mu yang paling ku cinta," ujar Erik dengan menyerahkan buket mawar tersebut kepada Anna.Dan tentu saja dengan senang hati Anna menerima buket tersebut. Hatinya terenyuh mendapatkan perlakuan yang manis."Terimakasih mas," kata Anna dengan tersenyum lembut lalu meletakkan buket bunga mawar merah ke meja riasnya.Erik terpesona saat melihat penampilan Anna yang begitu cantik, lingerie yang ia belikan ternyata begitu pas ditubuh Anna.Lekuk tubuh indahnya begitu mempesona, siapa aja yang melihatnya saat ini pasti langsung honry.Erik meraih pinggang Anna menempelkannya ditubuhnya begitu erat.Detik berikutnya terjadilah pergumulan panas yang kesekian kalinya. Erik begitu terbuai dengan keindahan diluar, sedangkan Laila semakin mulai curiga dengan tingkah suaminya saat ini. Hanya saja ia belum bisa mendapatkan buktinya.*** Keesokan harinya."Mas in
"Tentu saja aku merindukan mu jalang kecil," ujar Imam dengan senyuman licik.Anna mengambil handuk yang ada didekat bath up nya lalu ia lilitkanke tubuhnya untuk menutupi tubuhnya yang sudah telanj@ng."Kita udah saling tahu tubuh masing-masing, buat apa kamu menutupinya," kata Imam yang semakin mendekatkan langkah nya ke bath up Anna."Pergi dari sini mas, urusan kita udah selesai," ujar Anna lalu ia keluar dari bath up nya dan hendak keluar dari kamar mandi. Sayang nya tangannya dicekal oleh Imam."Mau kemana jalang kecil,""Lepaskan aku mas," Anna berusaha melepaskan tangan nya dari cekalan Imam."Tidak akan sebelum kamu memuaskan ku," sentak Imam, lalu ia mulai mencium Anna dengan paksa dengan rakus. Handuk yang menutupi tubuh Anna, dengan satu tarikan kasar dari Imam handuk tersebut berhasil terlepas dari tubuh Anna.Mata Anna mendelik menyadari tubuhnya sekarang telah telanj@ng. Ia masih berusaha berontak tapi tenaganya tak sebanding dengan lawannya.Imam menyetubuhinya dengan
"Seperti nya teman-teman adikmu perempuan baik-baik kok," sahut Bu Anis yang hendak ke lantai dua. "Kita ga tahu Bu dalam nya hati seseorang. Jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan, bisa jadi kelihatan baik diluar tapi siapa tahu justru sebaliknya," ujar Rohmat dengan tenang. "Iya deh, oh iya tumben kamu pulang sore. biasanya habis magrib baru tiba dirumah," tanya Bu Anis. "Iya Bu, lagi pengen pulang lebih awal aja," jawab Rohmat. "Yasudah ibu mau mandi dulu, keringatan habis ngurusin tanaman," kata Bu Anis dengen berlalu dari hadapan Rohmat. Sepeninggal Bu Anis, Rohmat juga ikut naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Dari jendela kamarnya ia bisa melihat adiknya sedang asik bercanda dengan para sahabatnya. "Yang ku khawatir kan Anna membawa dampak buruk untuk adikku, sepertinya aku harus memisahkan adikku dari Anna, tapi aku bingung harus bagaimana caranya. Masak harus kukasih lihat video Anna yang lagi beradegan panas dengan laki-laki," gumam Rohmat