Beranda / Mafia / SIMPANAN MAFIA GANAS / Bab 8. Jalan Kita Terlalu Jauh Berbeda, Satria

Share

Bab 8. Jalan Kita Terlalu Jauh Berbeda, Satria

Penulis: Ananda FJ
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-28 15:33:00

Satu minggu kemudian …..

Disisi lain, Satria bersikeras menolak untuk memulangkan Aruna, Ben Adiwa terpaksa menghukumnya dan meminta bawahannya untuk terus mengawasi Satria.

Malam itu Ben mengunjunginya di kediaman untuk melihat kondisinya.

“Kamu harus patuh, kamu adalah penerus keluarga kita!”

“Kek! Aku tidak bisa melepaskan Aruna! kek! Aku tidak bisa melepaskannya!”

“Jadi kamu ingin wanita itu mati? Kamu tahu betapa berbahayanya situasi di sekitar kita?

Apa kamu masih berpura-pura tidak tahu dengan kecelakaan yang hampir melenyapkan nyawanya?”

Satria terduduk lemas, dia menjatuhkan kedua lututnya untuk meminta pengampunan dari Ben.

“Kek, aku bersedia melindunginya dengan nyawaku!”

“Satria! Kamu adalah penerus Keluarga Adiwa! Lagi pula wanita itu menolak tawaranku! Apa kamu pikir dia mau dan setuju meninggalkan statusnya menikah denganmu? Jika kamu tidak percaya padaku, kamu datanglah padanya dan tanyakan sendiri!”

Ben Adiwa langsung meninggalkan kediaman Satria setelah mengatakan semuanya. Aruna memang pernah menolak tawaran Satria, meski tidak mengatakannya dengan jelas. Satria tahu Aruna tidak akan mau meninggalkan pekerjaannya.

Pada keesokan harinya, Satria sengaja datang secara pribadi bersama pengawalnya ke kantor tempat Aruna bekerja.

Petugas yang berada di kantor sangat terkejut melihat empat mobil datang dan ternyata yang datang adalah ketua mafia.

“Ada apa? Apa kantor kita berurusan dengan mafia itu?”

“Tidak!”

“Jadi kenapa dia datang bersama pengawal?”

“Menurutmu kenapa lagi? Pasti petugas Runa yang membuatnya datang ke sini! Cepat panggil dia!”

Beberapa orang langsung mencari Aruna, tetapi ternyata Aruna tidak ada di dalam kantor. Wanita itu sedang ditugaskan untuk memeriksa lokasi perampokan di sebuah mall.

Satria duduk di kursi tunggu dengan begitu santai. Petugas yang sudah pergi ke dalam untuk memanggil Aruna datang menghadap padanya.

“Di mana calon istriku? Kenapa? Dia menolak bertemu denganku?”

“Maaf, Tuan! Petugas Runa sedang bertugas di lapangan untuk memeriksa lokasi perampokan!”

Satria menarik napas dalam-dalam.

“Dia baru saja pulih dari kecelakaan tapi orang-orang di sini sudah menindasnya dan memintanya untuk ke lapangan? Sungguh keterlaluan! Di mana atasanmu?”

“Saya! Tuan!” Kepala yang bertugas di kantor langsung datang menyapa. Selama ini Satria tidak terlibat dengan komplotan penjahat yang sering muncul di kota. Setiap polisi memeriksa lokasi tidak pernah menemukan anggota Satria terlibat di dalamnya.

“Kamu yang menugaskan Aruna untuk pergi ke lokasi? “

“Bukan! Saya hanya menunjukkan tempat di mana terjadi perampokan. Petugas Runa sendiri yang meminta untuk tangani kasus ini.”

Aruna sedang berada di lokasi untuk memeriksa, saat masuk ke dalam gang sempit tiba-tiba lengannya ditarik oleh seseorang dan dipeluk dari belakang. Aruna langsung mengenalinya ketika mencium aroma tubuh yang akrab, ditambah aroma tembakau begitu kuat.

“Satria….” Aruna memutar tubuhnya dan menatapnya.

Dia melihat kedua mata Satria tergenang air mata. Aruna langsung tersenyum lalu berkata padanya dengan nada bercanda.

“Ketua mafia kenapa bisa cengeng begini?”

“Aruna, ini semua karenamu! Salahmu karena meninggalkanku! Kamu jelas-jelas tahu perasaanku padamu tapi masih memutuskan tetap pergi,”

Satria menyentuh pipinya dan ingin mencium bibirnya tapi Aruna langsung menghindar dan mendahuluinya berjalan pergi. Satria tidak siap berpisah dengan Aruna.

Di tengah jalan, langkah Aruna terhenti lalu kembali menghadap ke arahnya.

“Satria, jalan kita sangat jauh berbeda, aku tidak akan meminta maaf padamu karena ini bukan sebuah kesalahan, kita sudah sama-sama dewasa dan tahu perbedaan ini!”

Aruna berkata dengan tegas. Baginya jalan mereka terlalu jauh berbeda dan tidak mungkin bisa bersatu.

“Oh, aku lupa kamu sudah menikah! Ya Dion adalah putra kalian berdua! Aruna darah di tubuhmu adalah darah Keluarga Adiwa! Jika kamu terluka tidak ada yang bisa menyelamatkanmu! Suatu saat kamu akan tahu ucapan ku ini benar, kamu adalah milikku, Aruna!”

Bibir Aruna bergetar, jadi ini masalah yang sebenarnya. Alasan kenapa dia tidak bisa diselamatkan jika sampai kehabisan darah.

Satria mengepalkan tangannya.

“Aku pasti akan membuatmu bercerai dengan Bayu! Lihat saja, Aruna! Kamu akan menyesal dengan keputusan ini!”

Usai bicara Satria langsung pergi begitu saja.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 14. Dipagut Gairah

    “Aruna, kamu tidak apa-apa?” Tanya Bayu.Aruna menggelengkan kepalanya.“Bagaimana kondisimu belakangan ini?” Tanyanya.“Aku baik-baik saja, hanya kakek yang selalu mendesakku untuk cepat-cepat membuatmu hamil, dia tidak sabar ingin cucu darimu,” jawabnya.Aruna mengingat masalah itu, tujuan Bayu mengikat kontrak memang untuk pendapatkan keturunan. Aruna sangat lelah, tapi kerja sama yang sudah disepakati tidak mungkin dia lupakan begitu saja.Aruna melepaskan seluruh bajunya lalu rebah di meja. Dia membuka kedua pahanya sambil berkata pada Bayu.Bayu sangat merindukannya. Dia melihat tubuh Aruna yang sangat dia inginkan; sudah tidak sabar ingin menjamahnya. Bayu mendekatinya, dia juga melepaskan piyamanya. Pertama-tama dia menyentuh sisi intim Aruna sambil mengelusnya dengan lembut.“Aruna, aku sangat merindukanmu….Hmh,”“Bayu, kamu tahu sebenarnya aku muak dengan semua ini? Keluargamu menganggapku seperti sebuah mesin yang tidak punya hati. Lakukan sekarang, jangan menundanya,” bisi

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 13. Pagi yang Melelahkan

    Keesokan paginya Aruna merasa tulang belulangnya hancur. Baru beberapa hari tinggal dengan Satria, Aruna hanya diberi waktu untuk melayaninya.Pelayan masuk ke dalam kamar untuk mengantarkan sarapan. Melihat kamar Satria berantakan lagi, mereka tidak terkejut. Semua orang di kediaman itu tahu Aruna sangat dicintai oleh Satria, dan hampir setiap kali mereka mendengar suara desahan serta pekikan di balik pintu kamar tersebut.“Nona Runa, ini sarapan Anda,”Aruna bangun sambil menutup tubuhnya yang telanjang dengan selimut, lalu mengangguk dengan lemah.“Ya terimakasih, taruh saja di meja,”Pelayan menaruh nampan di meja. Aruna melihat segelas susu hangat, dia mengambil gelas itu dan meminumnya. Seketika energinya kembali terisi dan tubuhnya tidak terlalu lemah lagi.Aruna teringat dengan momennya dengan pria itu dan dia merasa tidak nyaman. Wajahnya masam dan berkeringat. Tadinya dia ingin menyuap makanan, tapi dia berhenti dan meletakkan kembali sendoknya.Pelayan pikir ada yang sala

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 12. Aku Ingin Melakukannya Siang dan Malam

    Saat berjalan di koridor, Satria sedang berbicara dengan tamunya seketika melihat bayangan Aruna. Pikir Satria, Aruna kabur lagi, Satria berdiri lalu mengikutinya. Sementara itu, Elara juga mengikuti Aruna, langkahnya langsung terhenti lantaran melihat Satria menyusul Aruna di kediaman Dion. Dari kejauhan Elara melihat Satria memeluk Aruna dari belakang, dan menciuminya dengan rakus. Pemandangan di gelap kolidor itu membuat Elara menangis. Elara memalingkan wajah lalu pergi. Aruna di setubuhi lagi di koridor. Gaunnya diangkat, CD-nya dirobek lalu didorong sambil dipeluk dari belakang. Aruna meremas tiang koridor sambil menungging. Buah dadanya diremas dari belakang. “Aah, aahh, Satria, lepaskan aku, ssh, aah, kamu sudah gila, oukh!” “Aruna sayang, ssh, aku selalu menginginkan tubuh ini, ouh, oh, oh, lubangmu lembut dan nikmat, sayang! Aku ingin terus siang dan malam, aahh, aah, ah.” “Satria, mmhh, oooukh, sshh, aaakh!” Cairan Aruna makin banyak dan membuat Satria makin ge

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 11. Aroma Kepuasan di Seprai

    Di pintu Raka melihat pelayan sedang menemani bayi di kereta. Raka tidak sengaja melihat wajah anak itu. “Bayu kecil?” Gumamnya lalu buru-buru menutup mulutnya kembali. “Ti-tidak mungkin bukan? Apa Aruna sudah menipu semua orang? Bayi itu sangat mirip dengan Bayu Adiwangsa!” Raka masuk ke mobilnya, dan berusaha melupakan wajah bayi itu. Tidak lama setelah Raka pergi, Satria keluar dan melihat Dion. Elara juga berdiri disana sambil melipat tangannya. “Kenapa tidak menikah dengan wanita lain saja? Aruna tidak akan memiliki keturunan jika kalian menikah!” Tanyannya. Satria sangat marah mendegarnya. “Elara! Sejak kapan kamu berani ikut campur urusan pribadiku?! Siapapun wanita yang aku pilih itu sama sekali bukan urusanmu!” Tegasnya. *** Disisi lain, Raka langsung menuju kediaman Bayu dan langsung mengajaknya berunding. “Apa Kamu sudah bertemu dengan Aruna? Apa katanya?” Tanya Bayu dengan wajah tidak sabar. Raka menghela nafas lalu menjelaskannya. “Maaf, aku tidak bisa

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 10. Aaaakhhh! Ampun, Satria!

    Tubuh Aruna sudah di bawa ke kediaman Satria, Aruna sadar dia merasa dingin karena tubuhnya tidak mengenakan sehelai benang pun, di bawahnya dia merasakan tekanan cepat dari seseorang yang dia kenal. “Okh, ouh, ouh Satria, ouh!” “Aruna, aku sudah bilang kamu adalah milikku!” Aruna sudah tidak tahan lalu mengangkat bokongnya ke atas. “Aaaahhh, aaahhh, aaahhh!” Cairannya langsung keluar membasahi seprei. Satria menatap penuh kepuasan lalu melumat bibirnya. “Aruna, kamu harus setuju untuk bersamaku!”Bisik Satria di telinga Aruna. Aruna menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa, mengertilah dengan keputusanku,” Aruna menatap dengan wajah memohon. Satria melumat kembali bibirnya dan buah dadanya, Aruna sudah terbiasa di perlakukan dengan liar oleh mafia itu jadi dia juga tidak melawan. “Ah, ah, ah, aku tidak mungkin membiarkanmu pergi Aruna, ah, akh!” Desahnya sambil terus mengayun bokongnya. Aruna menatap bayangan ya di cermin, Satria terus mendorong dengan sangat cepat. “Oooouh

  • SIMPANAN MAFIA GANAS   Bab 9. Kembali ke Pelukan Mafia

    Aruna masih tertegun di posisinya, menghela napas dalam-dalam. Dia ingat seseorang yang datang pas dia dirawat di dalam ruangan medis di kediaman Satria. Pria itu kakek-kakek, beliau bertanya tentang keputusan dan memintanya untuk memilih. Antara sadar dan tidak Aruna menjawabnya bahwa dia tetap kembali ke dunia kepolisian meski Keluarga Adiwa bersedia menerimanya jika meninggalkan jabatan itu. “Ternyata itu bukan mimpi? Dia pasti ketua dari Keluarga Adiwa?” Aruna bertanya pada dirinya sendiri. Aruna berniat untuk meninggalkan kota itu, tetapi dia teringat pada Dion. Jika dia pergi meninggalkan Kota Rajawali, jarak di antara mereka akan menjadi lebih jauh. Aruna terus memikirkan masalah tersebut. Di tengah jalan, dia dihadang oleh sepuluh orang penjahat. Padahal kondisinya baru saja pulih, dan kini ia harus melawan mereka seorang diri. Pinggang Aruna mulai kembali terasa nyeri. Meskipun dalam kondisi yang kurang baik, Aruna berhasil mengalahkan mereka. “Apakah mereka ad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status